Anda di halaman 1dari 29

KOREKSI NATRIUM PADA

GANGGUAN ELEKTROLIT NATRIUM


- JONATHAN-
406152015

Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Loekmono Hadi, Kudus

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA - 2017
Natrium
• Merupakan zat kation terlarut utama di ekstraseluler

• Berperan dalam menghasilkan potensial aksi pada jaringan saraf dan


jantung

• Berperan mengatur osmolalitas pada volume ekstraseluler

• Metabolisme oleh RAA System di Ginjal


Fisiologi
• Cairan Tubuh Terdiri dari Elektrolit dan Air

• Terbagi Atas Ekstraselular dan Intraselular


Fisiologi (cont’d)
• Na+ Merupakan kation terbanyak dalam cairan ekstrasel (60 meq/KgBB)

• 90% Tekanan osmotic ditentukan oleh garam Na+ dalam bentuk NaCl dan
NaHCO3)

• Perubahan tekanan osmotic menggambarkan perubahan konsentrasi


Natrium

• Sumber  Diet

• Eksresi  Saluran Cerna, Ginjal, Kulit

• Jumlah Pertukaran 48-144 meq/L


Nilai Rujukan
• serum bayi : 134-150 mmol/L –

• serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L

• urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam

• cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L

• feses : kurang dari 10 mmol/hari


Hiponatremia
• Definisi  kadar Na+ Plasma <135 mmol/L

• Merupakan gangguan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit yang


paling sering ditemukan

• Terjadi pada 15-20% perawatan kegawat daruratan di RS

• Terjadi pada 20% pasien kritis


Etiologi
• Overhydration pada Cairan Extraselular

• Hipoosmotik  Berkeringat berlebihan; Aktivitas Fisik Berkepanjangan

• Gangguan fungsi tubulus dan glomerulus ginjal

• Addison’s Disease

• Pseudohipernatremia  Dislipidemia, Hiperproteinemia; Hiperglikemia


pada pemberian mannitol dan glisin
Klasifikasi
• Berdasarkan berat nilai Biokimiawi
 Ringan  130-135 mmol/L

 Sedang  125-129 mmol/L

 Berat  < 125 mmol/L

• Berdasarkan Waktu Terjadinya


 Akut  <48 jam

 Kronik  > 48 jam

• Berdasarkan Gejala
 Gejala sedang

 Gejala berat
Jenis-jenis Hiponatremia dan
Penyebabnya
Hiponatremia hipovolemik Hiponatremia hipervolemik Hiponatremia euvolemik

Pendarahan Congestive heart failure SIADH (Syndrome of


inappropriate antidiuretic
hormone secretion

Edema luka bakar Sindroma nefrotik

Peritonitis Sirrhosis hepatis

TURP Pseudohiponatremia
Manifestasi Klinis
Manifestasi Akut SSP berhubungan dengan Overhydration
Anamnesis
• Tidak menimbulkan gejala pada keluhan ringan

• Gejala berhubungan dengan disfungsi susunan saraf pusat  Mual;


Muntah; Sakit kepala dan Perubahan Status Mental; Muskuloskeletal
Pemeriksaan Fisik
• Perubahan Kepribadian

• Hipotermia

• Penurunan Reflex

• Pernafasan Cheyne-Stokes

• Pseudobulbar Palsy

• Akral Dingin dan Basah

• Tremor

• Gangguan Saraf Sensorik


Pemeriksaan Penunjang
• Natrium Serum

• Osmolalitas Serum menurun

• Natrium pada Urin

• Fungsi Ginjal  BUN, Creatinine, Uric Acid

• Glukosa Darah  Peningkatan Glukosa 100mg/dL Menurunkan2,4 meq/L)

• Fungsi Tiroid
Diagnosis Banding
Hipervolemia Euvolemia Hipovolemia
Hiponatremia Hiponatremia Hiponatremia
Total Body Water Meningkat Meningkat Menurun

Total Body Meningkat Tetap Menurun


Sodium
CES Sangat Meningkat Menurun
Meningkat
Edema + - -

Etiologi CHF; CKD; SIADH; Diuresis,


Sirosis Hipotiroid;Hipoad Addison’s;
renal; Diuretik Hipoaldosterone;
Thiazid; Muntah, Diare,
Intoksikasi Air Combustio,
Obstruksi Sal.
Cerna
Tatalaksana
• Perhatikan  Cepat lambatnya onset penyakit; Derajat, durasi serta Gejala

• Treat the underlying disease

• Jika asimptomatik  Infus Na+ kecepatan < 0,5 meq/L/ Jam

• Hiponatremia Akut
 1,5-2mEq/L/Jam s/d Gejala Menurun atau sampai Konsentrasi Na+ Serum di atas
118 mEq/L
 Peningkatan kadar Na+ harus <12 mEq/L dalam 24 jam dan kurang dari 18 mEq/L
dalam 48 jam  Mencegah demielinisasi osmotic
 Saline Hipertonik 3% diberikan secara IV dengan 1-2mL/KgBB/Jam ditambah loop
diuretik (furosemide)
Tatalaksana (cont’d)
• Hiponatremia Kronik Simptomatik
 Gejala Berat  Tidak lebih dari 10-12 mEq/L dalam 24 jam pertama; dan Kurang
dari 4 mEq/L pada hari berikutnya
 Gejala Ringan Sedang  Koreksi 0.5 mEq/L/jam s/d target terapi tercapai

• Hipervolemia Hiponatremia & Euvolemia Hiponatremia (SIADH) 


Restriksi cairan 1000-1500mL/ 24 jam
Hipernatremia
• kadar Na+ serum > 147 mEq/L

• Kelebihan kadar Na+ pada Tubuh

• Asupan Air bebas yang terbatas

• Kehilangan cairan dalam tubuh

• Peningkatan Osmolalitas Serum


Etiologi
• Kehilangan Air Murni 
 Asupan <
 IWL  Demam; Ventilasi Mekanik dan Takikardi  Kehilangan cairan melalui
Pernafasan
 Kehilangan dari Ginjal  Diabetes Insipidus (Primer dan Sekunder);
Hiperkalsemia, Hipokalemia

• Defisit air dan Kelebihan deposit natrium


 Kehilangan Ekstrarenal  Kulit (combustion, hyperhidrosis), Saluran perncernaan
( GE e.c rotavirus, Diare Osmotik e.c laktulosa dan muntah)
 Kehilangan dari Ginjal  Loop diuretik., diuresis Osmotik (Hiperglikemia,
mannitol, diet tinggi protein, proses katabolisme jaringan)

• Cushing’s Syndrome

• Post Kejang atau olahraga berat


Patofisiologi
• Kelebihan relative Na+ terhadap air di ECF

• Kekurangan cairan

• Hipernatremia  Dehidrasi Sel Menyusut  Air di ekstraksi ke luar Sel


Patofisiologi
Clinical S&S
• Berhubungan dengan Dehidrasi Selular

• Tanda Gejala sel serebral

• Tanda Akut  Letargi, Kelemahan, Kejang dan Koma

• Jika > 48 Jam  Hipernatremia Kronik Asimptomatik

• Gejala Akut juga berhubungan dengan peningkatan volume darah  Edema


Paru & Peripheral  Gejala Berkurangnya volume darah  hipotensi,
takikardi, turgor pada kulit
Pemeriksaan Penunjang
• Na+ Serum > 147 mEq/L; Jika > 150 mEq/L  Dehidrasi; Jika > 170 mEq/L
e.c DI

• Berat jenis urin meningkat; menurun pada DI

• Pemeriksaan ADH

• CT & MRI melihat tarikan pada vena duramater dan sinus  ICH 
Peningkatan Kadar Natrium
Terapi
• Prinsip Terapi  Treat the underlying disease

• Tujuan Terapi  menghentikan kehilangan cairan yang sedang terjadi

• Tentukan deficit cairan


 Estimasi Total Body Water
 Kalkulasi Free Water Deficit

• Cairan diberikan secara oral

• Pemberian cairan IV Hipotonik  D5; NaCl 0,2% atau ½ NS


Komplikasi
• Kejang

• Retardasi Mental

• Otak mengecil  Risiko Perdarahan

• Kongesti Vena  Trombosis


Rujukan
• 1. ERBP. Panduan Praktik Klinis Diagnosis dan Tatalaksana Hiponatremia.
Indonesia. 2015

• 2. Rosen’s Emergency Medicine. Electrolyte Disorder. Download via


Clinicalkey.com at Universitas Tarumanagara. 2016

• 3. Y. Rismawati, F. Ira. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium,


Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Download at
http://jurnal/fk.unand.ac.id. 2012

• 4. Rusdiana. Metabolisme Mineral. 2017

• 5. A Idrus, Salim S, et all. Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di


Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam. Jakarta. 2015
Thanks =)

@jonathanjo2

“Jazz is about How, Not About What”- Bill Evans

Anda mungkin juga menyukai