Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK)

TATALAKSANA KASUS
RSUD dr. H. MARSIDI JUDONO
KABUPATEN BELITUNG

KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)

 Kondisi dekompensasi metabolik akibat defisiensi insulin


Pengertian absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes
melitus yang serius.

 Faktor risiko : diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang tidak terkontrol


 Faktor pencetus : pasien baru terdiagnosis diabetes, infeksi,
tidak minum obat, tidak suntik insulin, sindrom coroner akut,
Anamnesis stroke, stress berat, kondisi volume overload.
 Gejala: mual, muntah, lemas, anoreksia, nyeri perut, diare,
poliuria, polidipsia, gangguan kesadaran, penurunan berat
badan.

 Tanda vital: takikardia, febris, nafas cepat dan dalam /


Kussmaul, hipotensi.
Pemeriksaan
 Kesadaran menurun.
Fisik
 Nafas bau aseton.
 Turgor turun, mata cekung, mukosa kering.

Pemeriksaan cito : gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin, keton


darah dan / atau keton urin, urin rutin, analisis gas darah, EKG
Pemantauan :
 Gula darah berkala
 Darah perifer lengkap
Pemeriksaan  Ureum, kreatinin serum
Penunjang  Ketonemia dan / atau ketonuria per hari (sampai KAD teratasi)
 Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam
 AGD bila pH <7 setiap 6 jam sampai pH 7,1 selanjutnya setiap
hari sampai stabil
 EKG, bila diperlukan
 Foto toraks PA, bila diperlukan

Kriteria 1. Kadar glukosa > 250 mg/dl


Diagnosis 2. pH <7,35
3. HCO3 rendah (HCO3 < 18 mmol/L)
4. Anion gap meningkat
5. Ketonemia dan/ atau ketonuria

Diagnosis Ketoasidosis diabetikum (KAD)


Kerja

Ketosis diabetik, hiperglikemia hiperosmolar non ketotik I


hyperglycemic hyperosmolar state, ensefalopati uremikum, asidosis
Diagnosis uremikum, minum alkohol, ketosis alkoholik, ketosis hipoglikemia,
Banding ketosis starvasi, asidosis laktat, asidosis hiperkloremik, kelebihan
salisilat, drug-induced acidosis, ensefalopati karena infeksi, trauma
kapitis.

Terapi Akses IV 2 jalur, salah satunya dicabang dengan threeway :


I. Cairan :
 NaCl 0,9% diberikan 1000 cc (2 kolf) pada ½ jam
pertama dan 500 cc pada ½ jam berikutnya, lalu 1000 cc
pada jam kedua, 500 cc pada jam ketiga dan keempat, dan
250 cc pada jam kelima, selanjutnya sesuai kebutuhan.
Jika Na+ serum tinggi  ganti cairan dengan NaCI 0,45%
 Jika GD < 200 mg/dL  ganti cairan dengan
Dextrose 5%
II. Insulin
Pada rehidrasi jam kedua bolus insulin short acting 10 unit,
lanjut drip 50 unit dalam 48 cc NaCl 0,9% (syringe pump)
dengan kecepatan 5 cc/jam
Cek GD/jam
Jika GD < 200 mg/dL : turunkan kecepatan menjadi 2,5 cc/jam
Jika GD stabil dalam rentang 200-300 mg/dL dalam 12 jam dan
pasien dapat makan, pertahankan kecepatan insulin 1-2 unit/jam
disertai dengan insulin dosis koreksi (sliding scale) sebelum
makan
Stop insulin jika KAD teratasi, lanjut pemberian insulin fixed
dose basal bolus sesuai kebutuhan

III. Kalium
 Cek Kalium per 6 jam, Koreksi KCL dalam 200 cc NaCl
0,9% habis dalam 4 Jam
 Jika kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit :
< 3,5 mmol/L  KCI 40 mEq
3,0 – 4,5  KCI 20 mEq
4,5 – 5,5  KCI 10 mEq
> 5,5  Tidak diberikan
IV. Bikarbonat
Jika pH < 7,0 : berikan drip 100 meq natrium bikarbonat
(meylon) dalam 200 cc NS habis dalam 4 jam
Jika pH 7,0 – 7,1 : berikan drip 50 meq natrium bikarbonat
(meylon) dalam 100 cc NS habis dalam 2 jam
Jika pH > 7,1 : drip natrium bikarbonat tidak diberikan

Tata laksana umum :


 Terapi oksigen bila PO2 < 80 mmHg
 Antibiotika adekuat
 Tatalaksana faktor pencetus
Pemantauan :
 Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan,
temperatur setiap jam,
 Kesadaran setiap jam,
 Keadaan hidrasi (turgor, lidah) setiap jam,
 Produksi urin setiap jam, balans cairan,
 Cairan infus yang masuk setiap jam.
 Pemantauan laboratorik (lihat pemeriksaan penunjang)

Prognosis Dubia

Tingkat I
Evidens

Tingkat A
Rekomendasi

Penelaah Kritis SMF Penyakit Dalam

Indikator Klinis
Medis

Kepustakaan 1. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary


DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan
Praktik Klinis. Jakarta: Interna Publishing. 2015
2. Nasution SA, Santoso M, Rachman A, Muhadi M.
Buku Panduan Clinical Pathway. Jakarta: Interna Publishing.
2015
3. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015
4. PERKENI. Terapi Insulin pada Krisis
Hiperglikemia. 2015

Anda mungkin juga menyukai