Anda di halaman 1dari 26

CASE REPORT

CHRONIC MYELOID LEUKEMIA

\
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

• STANDAR KOMPETENSI 2 :
• Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. M • Masuk RS : 03 April 2018


• Jenis kelamin : Laki-laki • Bangsa : Indonesia

• Usia : 47 tahun • Agama : Islam


• Alamat : Ganggang Baku, Desa Bajiminasa. • Status : Menikah
• No. RM : 154396 • Ruangan : Perawatan Interna

• Jenis pembayaran : BPJS


ANAMNESIS

• Keluhan utama : Nyeri dada

• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri dada sejak ± 1 minggu SMRS. Nyeri kepala
dirasakan muncul ketika batuk. Keluhan batuk berdahak dirasakan sejak 1 minggu SMRS disertai dengan
sesak. Demam tidak ada, riwayat demam ada, riwayat batuk darah tidak ada. Riwayat sesak sebelumnya
tidak ada. BAB biasa, BAK lancar.

• Riwayat Penyakit Dahulu : 1 minggu sebelum masuk RS pasien sempat dirawat di salah satu klinik
dengan keluhan demam dan nyeri dada. Pasien didiagnosa dengan DBD dan Demam Typhoid.

• Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien menyangkal adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti
kencing manis, hipertensi, ataupun asma.
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalisata
• Keadaan umum lemah/ Gizi kurang/ sadar

• Status Vital
• Tekanan darah : 90/60 mm/Hg
• Nadi : 89 x/menit
• RR : 18 x/menit
• Suhu : 36,5o C
• STATUS LOKALIS
• Regio Kepala : Conjungtiva anemis (+/+), ikterus (-),
• Thorax
 Inspeksi : pergerakan dada simetris kiri dan kanan.
 Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-).
 Perkusi : sonor di kedua hemithorax.
 Auskultasi : BP vesikuler, Rh+/+ , Wh -/-
• Palpasi:
• Regio Abdomen
• Hati : Tidak teraba
• Inspeksi : Perut tampak datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal • Lien : Teraba Schuffner IV
• Perkusi : Pekak di area abdomen • Ginjal : Tidak teraba
sebelah kiri. • Massa : Tidak ada
• Nyeri tekan : Tidak ada

• Regio ekstremitas : teraba hangat, udeme


tidak ada
EKG

• Kesan : ST depresi di
lead V1-V 1V
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hasil pemeriksaan Darah Rutin 3/4/2018 :

Hematologi Nilai Rujukan Hasil

L : 12-16
Hemoglobin 4,9 gr%
P : 12-14

Eritrosit L : 4,5 juta – 6,0 juta; P : 4,0 juta – 5,5 juta 1.010.000/mm3

Leukosit 4000-10.000 241.000/mm3

Trombosit 150.000-400.000 23.000/mm3

Hematokrit 37,0-48,0 10,8%

LED L : 0-10; P : 0-15 >110 mm/jam

GDS <200 176 mg/dl

Ureum 10-50 44 mg/dl

Creatinin L : <1,3 P : <1,1 0,75 mg/dl


• Hasil pemeriksaan Apusan Darah Tepi 4/4/2018 :
• Hb : 4,9 gr%
• WBC : 241.000/mm3
• Eritrosit : 1.01 juta/mm3
• Trombosit : 66.000/mm3
• MCV : 106,9 fl
• MCH : 48,5 pg
• Eritrosit : Normositik normokrom, anisositosis, ovalosit (+),
benda inklusi (-), normoblast (++)
• Leukosit : Jumlah sangat meningkat, ditemukan semua tahap
maturase seri myeloid, myeloblast 6 %
• Trombosit : Jumlah menurun, morfologi normal

• Kesan : Suspek Chronic Myelogenous Leukemia (CML)


• Saran : Konsul Ahli Hematologi, Aspirasi Sumsum
Tulang
TREATMENT

• IVFD RL 20 tpm
• Dexamethasone 5 mg/8 jam/IV
• Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
• Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
• GG/CTM/Ambroxol 3x1
• Transfusi PRC 2 bag
• Edukasi rujuk ke Makassar untuk kemoterapi
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• Istilah leukemia Virchow (1874) -> “darah putih” : penyakit neoplastik yang ditandai
dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik.

• Chronic Myeloid Leukemia (CML) : penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan


peningkatan proliferasi dari seri sel granulosit tanpa disertai gangguan diferensiasi.
ETIOLOGI

• Radiasi
• Faktor Leukemogenik
• Herediter
• Virus
EPIDEMIOLOGI

• Penyakit ini mencakup sekitar 15% leukimia dan dapat terjadi pada semua usia.
• Rasio laki-laki : perempuan (1,4 : 1).
• Paling sering terjadi antara usia 40 dan 60 tahun.
KLASIFIKASI

• Leukemia mieloid kronik, Ph positif (CML, Ph+)


• Leukimia mieloid kronik, Ph negatif (CML, Ph-)
• Leukemia mieloid kronik juvenile
• Leukemia eosinofilik
• Leukemia mielomonositik kronik (CMML)
PATOFISIOLOGI
Translokasi gen Philadelphia BCR-ABL Ditemukan granulosit di
9 dan 22 Chromosom onkogen berbagai stadium

Peningkatan
Granulositosis neutrofil /
leukositosis
Mempengaruhi Gen baru akan mentranskripsikan
transduksi sinyal melalui chimeric RNA sehingga terbentuk
tyrosine kinase ke inti sel chimeric protein (protein 210 kd) Peningkatan hematopoiesis
ekstramedullar Splenomegali

Peningkatan Peningkatan
Peningkatan metabolisme Keringat malam
proloferasi sel-sel proliferasi
myeloid dan granulosit yang tubuh
penurunan abnormal
apoptosis Menekan Penurunan eritrosit Anemia
eritropoiesis
Akumulasi sel – sel
dalam sumsum Peningakatan
Peningkatan
tulang proliferasi
trombosit Trombositosis
megakariosit
Sel leukemia
mengalami infiltrasi ke
organ Teraba massa di
kuadran kiri atas
abdomen
Splenomegali
Fullness of
Mendesak lambung
abdomen
FASE CML

• FASE KRONIK sel blast (<15%)


• FASE AKSELERASI (sel blast 15-30%)
• Hb
• Trombosit
• Sel blast

• FASE KRISIS BLAS (sel blast >30%)


• Sel blast di sumsung tulang dan darah
• Hb
• Trombosit
• Resiko infeksi dan perdarahan
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah Tepi
• Aspirasi Sumsum Tulang
• Karyotipe
• PCR
TERAPI

• Fase kronik :
• Busulpan (Myleran), dosis : 0,1 – 0,2 mg/kgBB/hari.
• Hydroxiurea, dosis : 500 mg – 2000 mg
• Inhibitor tirosin kinase
• Interferon alfa

• Fase akselerasi dan krisis blas :


• inhibitor tirosin kinase imatinib dosis 600mg atau 800mg, dasatinib atau nilotinib

• Transplantasi sumsum tulang : memberikan harapan penyembuhan jangka panjang


terutama untuk penderita yang berumur <40 tahun.
KOMPLIKASI

1. Masalah metabolik
2. Hiperleukositosis
3. Priapismus
4. Leukemia Meningeal
5. Myelofibrosis
PROGNOSIS

• Fase kronis awal adalah gangguan yang dapat berlangsung selama beberapa tahun. CML
yang tidak diobati akan menyebabkan krisis blastic. Tanpa terapi yang efektif, angka
ketahanan hidup fase kronis, akselerasi dan blastik masing-masing 2,5-5 tahun, kurang dari
1,5 tahun dan 3-6 bulan.

• DUBIA AD MALAM
KESIMPULAN

• Pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa pasien didiagnosa dengan CML dan dalam fase
kronis. Hal ini disimpulkan dari anmanesis, pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang.
Pasien datang dengan keluhan sesak dan batuk serta riwayat dirawat di klinik dengan DBD
dan demam typhoid yang menandakan adanya infeksi. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
konjungtiva pucat dan pada palpasi abdomen teraba lien membesar hingga schufner IV.
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin ditemukan anemia, leukositosis, dan
trombositopeni. Pada ADT ditemukan jumlah leukosit yang sangat meningkat, ditemukan
semua tahap maturase seri myeloid, dan myeloblast 6 %.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai