Pembimbing:
dr. Masra Lena Siregar, Sp.PD
BAB I: PENDAHULUAN
ANATOMI SALURAN CERNA
Definisi
• Perdarahan Saluran Makan Bagian Bawah (PSMBB) atau
Lower Gastrointestinal Bleeding (LGIB) merupakan
perdarahan yang berasal dari bagian distal Ligamentum
Treitz
Pasha SF, Shergill A, Acosta RD,
Chandrasekhara V, Chathadi KV, Early D, et
al. The Role of Endoscopy in the Patient with
Lower GI Bleeding. Gastrointestinal
Endoscopy. 2014
KARAKTERISTIK KLINIK
• Hematochezia • Melena • Fecal Occult Bleeding
• Etiologi
• Faktor risiko
• Umur >60 tahun
• Diabetes Mellitus
• Hipertensi Fitzgerald JF. Lii L. Ischemic Colitis. Clinical Colon Rectal
• Peripheral Vascular Disease Surgery. 2015
HEMOROID
• Definisi
• Gejala Klinik
• Nyeri
• Sulit buang air besar
• Dubur terasa panas
• Adanya benjolan di dubur
• Perdarahan melalui dubur
• Gejala Klinik
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Resusitasi
• Medikamentosa
• Endoskopi Terapeutik
• Endoksopi Intervensional
• Surgikal
Keluhan Utama :
BAB berdarah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengaku BAB berdarah sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengaku darah yang keluar sekitar 10-20 cc di setiap akhir BAB. BAB
konsistensi lunak. Pasien mengaku nyeri saat BAB. Pasien merupakan rujukan
dari salah seorang spesialis penyakit dalam dengan keluhan BAB berwarna
merah segar. Riwayat hipertensi sejak 2010, namun terkontrol. Riwayat DM
disangkal. Riwayat minum obat penambah darah disangkal. Pasien juga
mengeluhkan batuk sesekali tapi tidak berdahak. Sesak napas tidak dikeluhkan
oleh pasien.
Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kulit : Pucat (-) Ikterus (-)
Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Normotia, dbn
Hidung : Sekret (-), dbn
Mulut : Sianosis (-), dbn
Leher : Pembesaran KGB (-) TVJ R-2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Inspeksi : Simetris, Retraksi (-), bentuk dada normal, iga gambang (+)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronkovesikuler, Rhonki (-/+) basah kasar di 1/3 bawah paru
kiri, Wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi ictus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal, tidak ada pembesaran
Auskultasi : BJ I> BJ II reguler, bising (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Palpasi :Nyeri tekan (-), pembesaran organ setempat (-), turgor kulit
kembali cepat
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik normal
Rectal Tusae:
Hemorrhoid teraba di anus, sfingter ani menjepit kuat, dinding licin, ampula kolaps,
prolaps teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Hemoglobin : 11,9 (14,0-17,0 g/dl)
Hematokrit : 33 (53-63%)
HBsAg : Negatif
Eritrosit : 3,8 (4,4 – 5,8 106/mm3)
Anti HCV : Negatif
Leukosit : 11,7 (5 - 10,5 103/mm3)
GDS : 125 (<200 mg/dl)
Trombosit : 456 (150-450 103/mm3)
Ureum : 27 (13-43 mg/dl)
MCV : 86 (80-100 fL)
Creatinin : 1,23 (0,67-1,17 mg/dl)
MCH : 31 (27-31 pg)
Natrium : 143 (132-146 mmol/L)
MCHC : 36 (32-36%)
Kalium : 3,8 (3,7-5,4 mmol/L)
Eosinofil :7 (0-6%)
Clorida : 105 (98-106 mmol/L)
Basofil :1 (0-2%)
PT : 12,4 (11,5-15,5)
Neutrofil batang :0 (2-6%)
APTT : 32,8 (26-37)
Neutrofil segmen : 71 (50-70%)
Limfosit : 16 (20-40%)
Monosit :5 (2-8%)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Colonoscopy • EKG
DIAGNOSA
Hematochezia ec dd:
1. Hemorrhoid interna
2. CA recti
3. Polip recti
4. Diverticulosis
TATALAKSANA
1. Bedrest
2. Diet MII 1700 kkal/hari
3. IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
4. Kalnex
5. Anti hemorrhoid supp II 2x1
6. Salofalk 3x500 mg
PLANNING
1. Darah rutin
2. MDT, PT/APTT
3. EKG
4. Kolonoskopi
BAB IV: ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Anamnesis: Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 2 minggu lalu SMRS.
Darah yang keluar sekitar 10-20 cc di setiap akhir BAB. Konsistensi BAB lunak dan
pasien mengeluh nyeri setiap kali BAB. Selain itu pasien mengaku bahwa setiap kali
BAB terasa adanya benjolan di bagian anus. Riwayat hipertensi terkontrol (+) dan DM
(-).
Teori: Salah satu manifestasi klinis PSMBB ialah terdapat adanya perdarahan atau
hematochezia yang berwarna merah segar. Sumber perdarahan ini dapat berasal dari
anus, rektum atau kolon bagian kiri.
ANALISA KASUS
Pemeriksaan Fisik:
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 74 x/menit, irreguler, kuat angkat, T/V cukup
RR : 18x/menit
T : 36,5oC
Rectal Tusae:
Hemorrhoid teraba di anus, sfingter ani menjepit kuat, dinding licin, ampula kolaps,
prolaps teraba
Teori: Terabanya benjolan di anus menandakan adanya pelebaran dari vena hemoroidalis di daerah anorektal. Gejala
klinis hemoroid dibagi berdasarkan jenis antara lain hemoroid internal prolaps dan keluarnya mucus, perdarahan, rasa
tak nyaman dan gatal.Hemoroid eksternal memiliki gelaja klinis yaitu rasa terbakar, nyeri ( jika mengalami trombosis),
dan gatal. Pada pasien ini juga ditemukan keluhan nyeri saat BAB dan sering terasa adanya benjolan yang keluar
spontan.
ANALISA KASUS
Faktor risiko yang dapat menyebabkan hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang air besar yang
sulit, pola buang air besar yang salah seperti menggunakan jamban duduk terlalu lama, peningkatan
tekanan intra abdomen karena tumor, kurang makan makanan berserat, usia tua dan konstipasi. Riwayat
kebiasaan sosial pasien menggunakan jamban duduk serta jarang memakan sayur-sayuran.
Tatalaksana hemoroid terdiri atas tatalaksana nonfarmakologis, farmakologis dan tindakan minimal
invasive. Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai dengan
derajat III. Penatalaksaan bedah ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan hemoroid eksterna
Penatalaksaan non farmakologis berupa perbaikan pola hidup, pola makan dan minum, perbaiki pola dan
cara defekasi. Perbaikan pola defikasi disebut dengan bowel management program (BMP) terdiri dari diet,
cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air. Perbaikan defekasi dianjurkan
menggunakan posisi jongkok sewaktu defekasi.
ANALISA KASUS
Terapi farmakologis yang digunakan dapat berupa obat yang memperbaiki defekasi, obat simtomatik, obat
menghentikan perdarahan, obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroid. Obat yang digunakan
untuk memperbaiki defekasi yaitu suplemen serat dan pelicin tinja. Suplemen serat yang digunakan
seperti psyllium atau ishpagula husk. Obat ini berkerja sebagai laxative yang memperbesar volume tinja
dan meningkatkan peristaltic.
Obat pencahar yang dapat digunakan antara lain seperti natrium dioktil sulfosuksinat (laxadine), dulcolax
dan microlax. Obat ini bekerja sebagai anionic surfactant, merangsang sekresi usus halus, dan
menigkatkan penyerapan cairan ke dalam tinja. Dosis obat yang digunakan adalah 300 mg per hari. Pada
pasien ini diberikan berupa anti hemorrhoid, dulcolax dan mucofalk.
Selain itu pasien juga diberikan asam traneksamat yaitu anti fibrinolitik yang digunakan pada pasien untuk
mengatasi perdarahan. Asam traneksamat merupakan turunan lisin yang menghambat aktivitas
fibrinolisis dengan meghambat aktivasi plasminogen serta meningkatkan fungsi platelet sehingga
perdarahan dapat berhenti.
BAB V: KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah (PSMBB) atau Lower Gastrointestinal Bleeding (LGIB)u
mumnya didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal dari usus distal (di sebelah bawah) ligamentum
Treitz.
• Pasien dengan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya datang berobat dengan keluhan
darah segar sewaktu buang air besar.
• Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah
anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni
melibatkan beberapa unsurberupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.
• Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis antara lain hemoroid internal prolaps dan
keluarnya mucus, perdarahan, rasa tak nyaman dan gatal.
• Tatalaksana pada hemoroid terdiri atas terapi non farmakologis, terapi farmakologis dan tindakan
minimal invasif.
THANK YOU