Anda di halaman 1dari 35

INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT (ISPA)

By. dr. Reni F


DEFINISI
• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
merupakan penyakit yang sering dijumpai
dengan manifestasi ringan sampai berat.
• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran
pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan
singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah
• ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA
berat, dapat menjadi pneumonia.
SISTEM RESPIRASI
ANATOMI TENGGOROKAN
(THROAT ANATOMY)
PARU-PARU
Types of Respiratory Infections
• Influenzae (Flu)
• Pharyngitis • Bronchitis
• Otitis Externa • Bronchiliolitis
• Otitis Media • Pneumonia (infection
in alveoli)
• Sinusitis
• Laryngitis

Laryngotracheobronchitis (croup disease)


EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan
terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun.
• Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan
meningkatnya umur.
• Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif
sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan.
Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok
dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per
kapita lebih rendah.
EPIDEMIOLOGI
• Karakteristik responden pneumonia serupa
dengan karakteristik responden ISPA, kecuali
pada kelompok umur ≥55 tahun (>3%) pneumonia
lebih tinggi.
• Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi
pada laki-laki dan satu setengah kali lebih
banyak di perdesaan dibandingkan di perkotaan.

• Pneumonia cenderung lebih tinggi pada


kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat
pengeluaran RT per kapita lebih rendah.
Gejala & Tanda Umum
• Batuk
• Filek
• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri tenggorokan • Retraksi intercostal
• Nafas cepat & dalam • Gambaran paru
abnormal
• Pemeriksaan darah
abnormal
KLASIFIKASI ISPA
• Di atas 5 th :
• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh
adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing)..
• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh
batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia
KLASIFIKASI ISPA
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit
yaitu :
•Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas
(pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak
menangis atau meronta, menyusui/habis menyusui).
•Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk
usia 0 - < 2 bulan adalah 60 x/menit, 2 -12 bulan adalah 50 x/menit
atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 x/menit atau lebih.
•• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
PNEUMONIA
DEFINISI PNEUMONIA
• Pneumonia adalah inflamasi yang
mengenai parenkim paru

• Sebagian besar disebabkan oleh


mikroorganisme (virus/bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain
Pembagian Berdasarkan Lokasi

• Pneumonia Lobaris

• Pneumonia Interstitial

• Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia)


Tempat Terjadinya..
• Pneumonia-masyarakat (community-
acquired pneumonia), bila infeksinya
terjadi di masyarakat

• Pneumonia-RS atau pneumonia


nosokomial (hospital-acquired
pneumonia).
Faktor resiko yang meningkatkan insiden
pneumonia

• · Umur < 2 bulan


• · Laki-laki
• · Gizi kurang
• · Berat badan lahir rendah
• · Tidak mendapat ASI memadai
• · Polusi udara
• · Kepadatan tempat tinggal
• · Imunisasi yang tidak memadai
• · Membedong anak (menyelimuti berlebihan)
• · Defisiensi vitamin A
• Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor
resiko terjadinya ISPA yaitu :
– faktor lingkungan
– faktor individu anak
– serta faktor perilaku.
• 1. Faktor lingkungan
– a. Pencemaran udara dalam rumah
– b. Ventilasi rumah
– c. Kepadatan hunian rumah
• 2. Faktor individu anak
– a. Umur anak
– b. Berat badan lahir
– c. Status gizi
– d. Vitamin A
– e. Status Imunisasi
• 3. Faktor perilaku
Pengaruh Usia
Usia pasien merupakan faktor yang
memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak

Terutama dalam spektrum


o Etiologi
o Gambaran klinis
o Strategi pengobatan
Etiologi
Neonatus dan bayi kecil
o Streptokokus grup B
o Bakteri gram negatif seperti E. Colli,
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp
o Chlamydia trachomatis

Bayi yang lebih besar dan anak balita


o Streptococcus pneumoniae
o Haemophillus influenzae tipe B
o Staphylococcus aureus
Viral Pneumonia
Penyebab utama pneumonia di negara maju

Etiologi virus tersering :


o Respiratory Syncytial Virus (RSV)
o Rhinovirus
o Virus Parainfluenzae
Secara klinis, umumnya pneumonia bakteri
sulit dibedakan dengan pneumonia virus.
Patofisiologi
Kuman masuk ke Mekanisme pertahanan
saluran napas atas terganggu

Terbentuk sekret
serous/virulen

Sekret berlebih turun


Inflamasi ke alveoli
Gejala Infeksi Umum
• Demam
• Sakit kepala
• Gelisah
• Malaise
• Penurunan napsu makan
• Keluhan gastrointestinal seperti mual,
muntah, atau diare
Gejala Gangguan Respiratori
• Batuk
• Sesak napas
• Retraksi dada
• Takipnea
• Napas cuping hidung
• Merintih
• Sianosis
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
• Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-
anak yang berhubungan dengan proses
langsung/persalinan

• Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan


sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui
aspirasi mekonium, cairan amnion, atau
dari serviks ibu.
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil
Serangan apnea
Sianosis
Merintih
Napas cuping hidung
Takipnea
Letargi, muntah
Tidak mau minum
Takikardi atau bradikardi
Retraksi subkosta
Demam
Pneumonia Pada Neonatus dan
Bayi Kecil

• Angka mortalitas sangat tinggi di negara


maju, yaitu dilaporkan 20-50%
• Angka kematian di Indonesia dan di
negara berkembang lainnya diduga lebih
tinggi
Faktor resiko yang meningkatkan angka
kematian pneumonia

• · Umur < 2 bulan


• · Tingkat sosial ekonomi rendah
• · Gizi kurang
• · Berat badan lahir rendah
• · Tingkat pendidikan ibu yang rendah
• · Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah
• · Kepadatan tempat tinggal
• · Imunisasi yang tidak memadai
• · Menderita penyakit kronis
Diagnosis
Predikator paling kuat pneumonia adalah
demam, sianosis, dan lebih dari satu
gejala respiratori sebagai berikut :
o Takipnea
o Batuk, filek
o Napas cuping hidung
o Retraksi
o Ronki
o Suara napas melemah
Klasifikasi Takipnea

Usia Frekuensi
< 2 bulan ≥ 60 x/mnt
2 – 12 bulan ≥ 50 x/mnt
1 – 5 tahun ≥ 40 x/mnt
5-12 tahun ≥ 30 x/mnt
Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana
Untuk Pelayanan Kesehatan Primer
Bayi berusia dibawah 2 bulan
Pneumonia
o Bila ada napas cepat atau sesak napas
o Harus dirawat dan diberikan antibiotik
 
Bukan pneumonia
o Tidak ada napas cepat atau sesak napas
o Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
pengobatan simptomatis
Tatalaksana
• Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap
adalah pengobatan kausal dengan
antibiotika yang sesuai, serta tindakan
suportif
• Antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman
empiris, yaitu kemungkinan etiologi
penyebab dengan mempertimbangkan usia
dan keadaan klinis pasien serta faktor
epidemiologis
• Keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda
keluhan dini pneumonia dan kapan mencari pertolongan
dan rujukan pada sistem pelayanan kesehatan
• Dalam penanganan ISPA tingkat keluarga
keseluruhannya dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu:
– perawatan penunjang oleh ibu balita
– tindakan yang segera dan pengamatan tentang perkembangan
penyakit balita
– pencarian pertolongan pada pelayanan kesehatan
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai