Anda di halaman 1dari 28

CASE REPORT

NEOPLASMA OVARIUM KISTIK

Oleh:
Nadiya Marisa

2265050123

Pembimbing :
dr. Irfan Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PERIODE 13 MARET – 27 MEI 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan case report dengan
topik “Fibroma Ovarium” sebagai salah satu pemenuhan tugas KepaniteraanKlinik
Ilmu Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong. Penulis
menyadari bahwa berkat bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing serta para
dokter pengajar, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan referat ini.Maka dari
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Irfan, Sp.OG selaku pembimbing
referat yang telah memberikan waktu, arahan, nasihat, dan saran sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan case report ini. Penulis menyadaribahwa referat ini
masih memiliki banyak kekurangan dari segi isi, susunan bahasa, maupun
sistematika penulisan case report ini, dikarenakan kekurangan dari penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa yang
akan datang.

Cibinong, April 2023

Nadiya Marisa
DAFTAR ISI

BAB I 4
IDENTITAS PASIEN 4
BAB II 12
TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 DEFINISI 12
2.2 ETIOLOGI 13
2.3 SIFAT 14
2.4 JENIS 15
2. 5 ETIOLOGI 19
2.6 PATOFISIOLOGI 19
2.7 TANDA DAN GEJALA 20
2.8 DIAGNOSIS 21
2.9 KOMPLIKASI 23
2.10 PENATALAKSANAAN 24
2.11 PROGNOSIS 25
BAB III 26
ANALISA KASUS 26
3.1 Anamnesa 26
3.2 Pemeriksaan Fisik 26
3.3 Assesment 27
3.4 Planning 27
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
IDENTITAS PASIEN

1. Nama: Ny.D
2. Usia: 33 Tahun
3. No. RM: 11316850
4. Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
5. Alamat: Jl. SBAR I Blok A3 No.5 Bukit Az-Zikra RT.002/RW 01
6. Status Perkawinan: Menikah
7. Agama: Islam
8. Tanggal Masuk: Minggu, 19 Maret 2023

• Anamnesis
Autoanamnesis : Senin, 20 Maret 2023
Keluhan Utama: Terdapat benjolan diperut bagian bawah
Keluhan Tambahan: Benjolan semakin membesar

Pasien datang ke POLI RSUD CIBINONG dengan keluhan terdpaat benjolan


di perut bagian bawah sejak 1 tahun SMRS. Pasien juga mengeluhkan benjolan kian
membesar. Keluhan nyeri tenguk, penglihatan buram, mual dan muntah disangkal oleh
pasien. Pasien mengatakan sudah melakukan pemeriksaan di RS lain dan di rujuk ke
RSUD CIBINONG.

• Riwayat Haid
Haid pertama umur: 14 Tahun
Siklus Haid: Tidak teratur , siklus 8 minggu
Lamanya: 5-7 Hari
Banyaknya: 2-3 kali ganti pembalut
Sakit saat haid: tidak ada keluhan
Minum obat: tidak ada konsumsi obat-obatan
HPHT: -

• Riwayat pernikahan
Pasien menikah 1 kali
Lama pernikahan saat ini 5 tahun

• Riwayat kehamilan persalinan / nifas yang lalu


1. Kehamilan sebelumnya: G1P0A0
2. Jumlah anak hidup: 0
3. Umur anak terkecil: 0
• Riwayat penyakit dahulu
No. Kelainan berdasarkan sistem Keterangan
1. SSP Disangkal
2. Kardiovaskuler Disangkal
3. Traktus Respiratorius Disangkal
4. Traktus Gastrointestinal Disangkal
5. Traktus Urogenital Disangkal
6. Hematologi Disangkal
7. Imunologi/Metabolik Disangkal
8. Lainnya… Disangkal

• Riwayat Operasi
Tidak pernah dilakukan operasi sebelumnya

• Riwayat KB
Pasien tidak melakukan program KB

• Riwayat yang berhubungan / sosial


1. Pasien tidak merokok dan tidak minum-minuman beralkohol
2. Riwayat minum jamu-jamuan disangkal
3. Riwayat minum obat jangka lama disangkal
• Pemeriksaan umum / status generalis
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi: 90x/menit
Pernafasan: 20x/menit
Suhu: 36oC
Saturasi: 99%
Tinggi Badan: 152 cm
Berat Badan: 70 kg

Kepala
Bentuk: Normocephali
Mata: Konjuntiva anemis -/-, Skelra ikterik -/-, Cekung -/-
Mulut: Bibir kering (-)
Gigi: Gigi lubang (-), karies (-)
THT: Liang telinga lapang, korpus alienum (-)
Leher: KGB tidak membesar

Jantung
Inspeksi: Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V Linea midclavicularis sinistra
Perkusi: Batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru:
Inspeksi: Dinding dada simetris kanan-kiri, retraksi iga –
Palpasi: Vokal fremitus simetris kanan-kiri
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen:
Inspeksi: Perut tampak membuncit, sikatrik (+)
Auskultasi: Bising usus sulit dinilai, DJJ (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-), TFU tidak teraba
Perkusi: Dull, nyeri ketok (-)

Ekstremitas
Superior: Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-
Inferior: Akal hangat, CRT <2 detik, edema -/-
• Pemeriksaan Ginekologi
Vaginal Touche :
Portio : Sebesar jempol tangan, licin,
Uterus : Sebesar telur ayam.
Teraba massa kistik mobilitas cukup

• Pemeriksaan laboratorium
o 19/03/2023
Hematologi
Hemoglobin 13.9 gr/dL
Leukosit 14410 / uL
Trombosit 326000 / uL
Hematokrit 41.0 %

o 20/03/2023
Hematologi
Hemoglobin 13.4 gr/dL
Leukosit 21870 / uL
Trombosit 292000 / uL
Hematokrit 39.6 %

Hasil USG :
Uterus 4,6x4,1x3,7 cm
Adnexa: massa hipoechoic > 11x11x10 cm, neovascularisasi(-)
Hasil CT Scan

Kesan : ~MSCT Scan abdomen sampai pelvis menunjukkan :~Lesi isodens


inhomogen batas tegas tepi reguler berukuran lk 14,2 x 23,5 x 20,5 cm didaerah
abdomen tengah yang ke anterior berbatasan dengan dinding abdomen keposterior
berbatasan dengan vasculer ke inferior meluas ke rongga pelvis mendesak usus-
usus kelateral kiri dan kanan, post kontras scanning tidak tampak enhancement ec
massa ovarium DD/ mesentrial mass~Ascites minimal di rongga
pelvis~Hepatomegali ~Kolelithiasis ~Scanning limpa, pankreas, ginjal kanan dan
kiri, vesika urinaria, uterus dan rektum tidak tampak kelainan.~.~Terima kasih atas
kepercayaan teman sejawat.

• Diagnosis masuk:
P0A1 Neoplasma Ovarium Kistik dd/ mesentrial mass
• Penatalaksanaan
o Terapi operatif: Salfingoovorektomi dextra (SOD)

Hasil Pengambilan Jaringan

o Obat-obatan :
§ Post operatif:
• Infus RL : D5% (1:1) 32 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj. Ketoroloac 30 mg/8 jam
• Inj. As. Tranexamat 500 mg/ 8 jam
• Inj. Omeprazole 1 amp/ 12 jam
• Cek H2TL ulang 4 jam post operasi
§ Terapi pulang
• Cefixime 2x200mg
• As. Mefenamat 3x500mg
• Prognosis
Ad Vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanastionam: dubia ad bonam
• Follow Up

Tgl Follow Up
19/03/23 S : Datang dari poli mengeluhkan adanya benjolan di perut bagian bawah
O : KU : TSR N : 88 x/mnt
Kes : CM RR : 20 x/mnt
S : 36,6 ℃ SpO2 : 99 %
TD : 130/90 mmHg
Mammae : bengkak (-), nyeri (-), ASI (-)
Abdomen : Perut tampak mmebuncit (+), Perkusi: Dull, Nyeri ketuk (-)
Genitalia : DBN
A/ P0A1 Neoplasma Ovarium
P/ Laparotomi explorasi -> PA

Tgl Follow Up

20/03/23 S : Nyeri bekas Operasi


O : KU : TSS N : 77 x/mnt
Kes : CM RR : 20 x/mnt
S : 36,5 ℃ SpO2 : 99%
TD : 126/60 mmHg
Mammae : bengkak (-), nyeri (-), ASI (-)
Abdomen : Nyeri luka operasi, GV : Luka Intak
A/ P0A1 post Salpingooovorektomi dextra (SOD) a/i Neoplasma Ovarium Solid
P/
- Pasang DC urine
- Observasi KU dan TTV
- Inf RL : Dextr 5% (1:1) 32 tpm.
-Inj Ceftriaxone 1 gr /12 jam
-Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam.
-Inj As tranexamat 500 mg/ 8 jam.
-Inj Omeprtazple 1 amp/ 12 jam.
-Cek H2TL ulang 4 jam post operasi
Tgl Follow Up

21/08/22 S : Perdarahan sedikit , nyeri bekas luka operasi sedikit


O : KU : TSR N : 89x/mnt
Kes : CM RR : 19 x/mnt
S : 36℃ SpO2 : 99%
TD : 120/80 mmHg
Mammae : bengkak (-), nyeri (-), ASI (-)
Abdomen : Nyeri luka operasi, GV : Luka Intak
A/ P0A1 post Salpingooovorektomi dextra (SOD) a/i Neoplasma Ovarium Solid
P/
- Pasang DC urine
- Observasi KU dan TTV
- Inf RL : Dextr 5% (1:1) 32 tpm.
- Inj Ceftriaxone 1 gr /12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam.
- Inj As tranexamat 500 mg/ 8 jam.
- Inj Omeprtazple 1 amp/ 12 jam.
- Monitor perdarahan

Tgl Follow Up

22/08/22 S : Tidak ada keluhan


O : KU : Baik N : 82x/mnt
Kes : CM RR : 20 x/mnt
S : 36℃ SpO2 : 99%
TD : 125/72 mmHg
Mammae : bengkak (-), nyeri (-), ASI (-)
Abdomen : Nyeri luka operasi, GV : Luka Intak
A/ P0A1 post Salpingooovorektomi dextra (SOD) a/i Neoplasma Ovarium Solid
P/
- Lepas Infus dan DC urine
- Terapi oral lanjut
- R/ BLPL
- Kontrol poli
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

NEOPLASMA OVARIUM KISTIK

2.1 DEFINISI

Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terbentuk ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari lapisan terluar
ovarium. Kista ovarium merupakan keadaan dimana terdapat benjolan yang berisi cairan,
nanah atau jaringan padat pada ovarium atau indung telur, sedangkan ovarium sendiri
merupakan dua buah kelenjar berukuran kecil berada pada kedua sisi kanan dan kiri uterus,
memproduksi hormon untuk fungsi tubuh dan berisi sel telur yang akan dikeluarkan saat
ovulasi. 1

Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak normal yang berbentuk seperti kantung
yang bisa tumbuh dimanapun dalam tubuh. Kista ovarium biasanya berupa kantung yang tidak
bersifat kanker yang berisi zat gas, cair, atau solid. Dinding luar kantung menyerupai sebuah
kapsul. Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan.
Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut sehingga
menimbulkan sesak nafas. 1
2.2 ETIOLOGI

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,


hipofsis dan ovarium. Faktor penyebab terjadinya kista antara lain yaitu adanya penumpukan
lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat
dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan
faktor genetik. 1

Penyebab dari kista ovarium belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor pendukung
antara lain :

1. Gangguan Hormon

Kelebihan atau peningkatan hormon progesteron dan esterogen dapat memicu


terjadinya kista ovarium. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
esterogen dan progesteron yaitu pil KB atau IUD (Intrauterine Device) dapat
menurunkan resiko terbentuknya kista ovarium. 1

2. Faktor Genetik

Di dalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yaitu disebut dengan gen
protoonkogen. Protoonkogen dapat bereaksi akibat dari paparan karsinogen
(lingkungan, makanan, kimia), polusi dan paparan radiasi. 1

3. Pengobatan Infertilitas

Pasien yang diobati dengan gonadotropin atau agen induksi ovulasi lainnya dapat
mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium. 1
4. Hipotiroid

Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormon tiroid yang dapat


menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH merupakan faktor yang
memfasilitasi perkembangan kista ovarium folikel. 1

5. Faktor Usia

Kista ovarium jinak terjadi pada wanita kelompok usia reproduktif. Pada wanita yang
memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko memiliki kista ovarium
ganas. Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium dapat menjadi tidak
aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita menopause yang
rendah. 1

6. Faktor Lingkungan

Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberikan


andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi. Perubahan
gaya hidup juga mempengaruhi pola makan yaitu konsumsi tinggi lemak dan rendah
serat, merokok, konsumsi alkohol, zat tambahan pada makanan, terpapar polusi asap
rokok atau zat berbahaya lainnya, stress dan kurang aktivitas atau olahraga memicu
terjadinya suatu penyakit. 1

2.3 SIFAT

1. Kista Fisiologis

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan
gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi
dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan
keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.1
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih
mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada saat haid.1

2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian
yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan
keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium
lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di
Indonesia belum diketahui dengan pasti.1

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang
agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan
saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan
pengangkatan melalui proses laparoskopi.1

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan
ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak
kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan
pasti penyebab perubahan sifat tersebut.1

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal
dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal
memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 1

2.4 JENIS

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista
non-neoplastik dan kista neoplastik. 2

Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 ½cm.
Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi
itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat
di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri. 2

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi FSH ( folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi. Dapat multipel dan bilateral.
Biasanya asimtomatik. 2

b. Kista korpus lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum
persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan
berwarna merah coklat karena darah tua. 2

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal
dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri.
Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus
luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium. 2

c. Kista teka lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung telur, serta terapi hormon. 2

d.Kista inklusi germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan
besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan isinya
cairan jernih dan serous. 2

e. Kista endometrium

Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium. 2

Neoplastik jinak

1. Kistik:

a. Kistoma ovari simpleks


Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serous dan berwarna kuning. 2
Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan. 2

b. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak mencapai ukuran
yang sangat besar, di bandingkan dengan kistadenoma muscinosum. Pertumbuhan
menjadi ganas apabila di temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel. Secara mikroskopik di golongkan
dalam kelompok tumor ganas. 2

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari teratoma
dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.
Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran yang amat
besar. 2

d. Kista endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse. 2

e. Kista dermoid

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi
beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua
indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista
terpuntir/ pecah. 2

2. Solid:

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna.
Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis. 2
a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma
g. Tumor brenner
2. 5 FAKTOR RESIKO

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan


hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari
folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.1

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan

2.6 PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graaf. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula
akan membesar kemudian secara bertahap akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.1,2
Kista neoplastik dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial.
Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah
kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti
terlihat dalam sonogram.1,2

2.7 TANDA DAN GEJALA

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam


waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.1

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut.1;

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
2.8 DIAGNOSIS
a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor


ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak nyaman
pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut
terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-
alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.
Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi
berkemih menjadi sering. 1

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus terganggu


atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering. Pasien juga
mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada
tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak.
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang
abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal. 1

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism, inferilitas,
aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat
badan yang drastis. 1

b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan
ascites yang pasif. 1
c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125
(CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium normal dan
karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125
ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium.
Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien
sehat. 1,3
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat
tumor. 1,3
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk
kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya tipis, satu
cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista
seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln
juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam
lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma
benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,
paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan pemeriksaan
morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal
untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti
ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh. 1,3
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini biasanya
tidak diperlukan. 1,3
e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik
bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi
organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan ovarium. 1,3
f. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.5
g. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu pada
anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik.

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi.
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

2.9 KOMPLIKASI
Ada tiga komplikasi klasik kista ovarium yang biasanya muncul di unit gawat
darurat:

Ruptur Perdarahan Torsi

Kegawatdaruratan ginekologi kelima yang paling umum adalah torsio ovarium,


yang didefinisikan sebagai terpuntirnya sebagian atau seluruh pembuluh ovarium yang
mengakibatkan obstruksi aliran darah ke ovarium. Diagnosis dibuat secara klinis
dengan bantuan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan pencitraan
dan dikonfirmasi dengan laparoskopi diagnostik. Bukti terbaru mendukung pendekatan
konservatif selama laparoskopi diagnostik, dan distorsi ovarium dengan atau tanpa
kistektomi direkomendasikan untuk menjaga kesuburan. Kista ovarium juga bisa pecah
atau berdarah, dengan sebagian besar bersifat fisiologis. Sebagian besar kasus tidak
rumit dengan gejala ringan hingga sedang, dan kasus dengan tanda vital stabil dapat
ditangani dengan harapan. Kadang-kadang, hal ini dapat diperumit oleh kehilangan
darah yang signifikan yang mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, evakuasi bedah, dan transfusi darah. 1

2.10 PENATALAKSANAAN
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5
cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang. 6

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil
pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperiksa. 6

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.


Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran
kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan
terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk
wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak
dilakukan terapi. 1,6

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar
10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien dengan kista
benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus
dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien dengan kista benigna
yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium
dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di
masa mendatang. 1,6
Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun
yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma
ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk
endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi
diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml
dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga. 1,6

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya
setiap tahun sekali. 1,6

2.11 PROGNOSIS

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena
karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan
pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal
dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1
BAB III

ANALISA KASUS

3.1 Anamnesa
Kasus:
Pasien datang ke POLI RSUD CIBINONG dengan keluhan terdapat benjolan
di perut bagian bawah sejak 1 tahun SMRS. Sebelumnya pasien sudah pergi berobat ke
RS lain lalu dirujuk ke RSUD CIBINONG karena curiga keganasan. Pasien juga
mengeluhkan haid tidak teratur, benjolan kian membesar dan rasa sesak. Keluhan nyeri
saat berhubungan, penurunan berat badan, dan gangguan miksi dan defekasi di sangkal.
Teori:
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor
ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Pada
tumor yang besar memberikan manifestasi klinis berupa perut bagian bawah ada
benjolan yang kian membesar, rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah,
gangguan haid, rasa sesak dan gangguan miksi dan defekasi. Pasien juga mengeluhkan
nyeri saat berhubungan intim.

3.2 Pemeriksaan Fisik


Kasus:
● Auskultasi : Bising usus sulit dinilai
● Perkusi : Dull, Nyeri ketok (-)
● Palpasi Abdomen :
○ Teraba besar, tidak berbenjol-benjol, lunak dan mobile
○ Nyeri (-)

Teori:
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks
dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk
fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif ditandai dengan
bising usus sulit terdengar
3.3 Assesment
Kasus:
Diagnosa Kerja : P0A1, Neoplasma Ovarium Kistik dd/ mesenterial mass
Teori:
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu pada
anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik.

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm

2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi.

3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

3.4 Planning
Kasus:
Terapi operatif: Salfingoovorektomi dextra (SOD)

Teori:
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor.Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak
membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause,
kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman
untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.
Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap
aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar
10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benign yang tidak dapat diangkat
dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien
yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ovarian Cyst - StatPearls - NCBI Bookshelf [Internet]. [dikutip 16 Mei 2023].


Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560541/
2. Lobo RA, Gershenson DM, Lentz GM VF. Comprehensive Gynecology. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2017.
3. Eskander R, Berman M, Keder L. Evaluation and management of adnexal masses.
Obstet Gynecol. 1 November 2016;128(5):e210–26.
4. Ovarian cyst - NHS [Internet]. [dikutip 16 Mei 2023]. Tersedia pada:
https://www.nhs.uk/conditions/ovarian-cyst/
5. Galatis D, Kiriakopoulos N, Komiotis I, Benekos C, Micha G, Kalopita K, et al.
Paracentesis of an Ovarian Cyst During Second-Trimester Pregnancy. Cureus
[Internet]. 16 November 2021 [dikutip 23 Mei 2023];13(11). Tersedia pada:
/pmc/articles/PMC8674457/
6. Biaye B, Raiga J, Diallo M, Jafer R, Diouf AA, Benoit B, et al. Management of
Ovarian Cystic Tumor: Diagnosis, Management, and Its Follow-Up-Case Presentation
of Three Patients and Literature Review. Open J Obstet Gynecol [Internet]. 25
Desember 2019 [dikutip 23 Mei 2023];10(1):25–40. Tersedia pada:
http://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=97561

Anda mungkin juga menyukai