Anda di halaman 1dari 18

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2023


UNIVERSITAS HASANUDDIN

KISTA OVARIUM

DISUSUN OLEH :
Siti Afifah
C014202059

RESIDEN PEMBIMBING :
dr. Andi Mey Pratiwi

SUPERVISOR PEMBIMBING :
Dr. dr. Deviana Soraya Riu, Sp.OG, Subsp.K.Fm

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Siti Afifah
Stambuk : C014202059
Judul Lapsus : Kista Ovarium

Adalah benar telah menyelesaikan tugas laporan kasus yang telah disetujui serta telah
dibacakan dihadapan pembimbing dan supervisor dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Juni 2022

Supervisor Pembimbing Residen Pembimbing

Dr. dr. Samrichard Rambulangi, Sp.OG dr. Dwi Arry Wibowo


BAB I
LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. AJ

Usia : 34 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

No. RM : 231800

1.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri perut bawah

Anamnesis terpimpin :

Seorang perempuan berusia 34 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah dialami sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
tidak disertai dengan keluarnya lendir dan darah. Riwayat keputihan ada dengan
warna kekuningan, berbau, tetapi tidak gatal. Riwayat berganti pasangan tidak ada.
Riwayat nyeri saat berhubungan tidak ada. Riwayat perdarahan saat berhubungan
tidak ada. BAK dan BAB kesan normal.

Riwayat Obsetri :
1. Riwayat Haid

– Menarche : 13 tahun

– Lamanya : 7 Hari

– Siklus : ±30 hari, teratur

– Banyaknya : 4 kali/hari mengganti pembalut

– Dismenorea : Ada
2. Riwayat KB

– Tidak ada

Riwayat Penyakit

– Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada

– Riwayat asma dan alergi obat tidak ada

– Riwayat operasi 1 kali tahun 2012 atas indikasi operasi tuba fallopi

1.3 PEMERIKSAAN FISIS

● Tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Nadi : 78 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit

Suhu : 36,5 °C

● Antropometri

Berat badan : 58 kg

Tinggi badan : 160 cm

IMT : 22,6 kg/m2


Status gizi : Gizi baik

● Pemeriksaan Fisis Umum

Sakit sedang / Gizi baik / GCS 15 E4M6V5 (compos mentis)


Kepala : Tidak ada deformitas, rambut sulit dicabut
Wajah : Kesan normal, edema tidak ada

Dada : Simetris kiri dan kanan, pengeluaran cairan tidak ada,


pelebaran sela iga tidak ada
Paru : Vocal fremitus simetris kiri dan kanan, bunyi napas
vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung : Ictus cordis tidak tampak, bunyi jantung I/II murni


regular, bising jantung tidak ada
Perut : Organomegali tidak ada
Ekstremitas : Akral hangat, edema tidak ada

● Pemeriksaan Luar

TFU : tidak teraba

Massa Tumor : tidak ada

Nyeri Tekan : tidak ada

Fluksus : tidak ada

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Pemeriksaan Laboratorium 15/4/2023

Jenis
Ha Nilai Satuan
Pemeriksaa sil Rujukan
n
Darah Rutin
WBC 8,9 4,0 - 10,0 10^9/L
0
RBC 3,7 3,5 – 5,5 10^12/L
1
HBG 11, 11,0 – 17,0 g/dl
0
HCT 37, 37,0 – 54,0 %
0
MCV 90, 80,0 – 100,0 fl
0
MCH 30, 27,0 – 34,0 pg
2
PLT 250 150 - 450 10^9/L

● Pemeriksaan USG : 15/04/23

– Tampak massa mixechoic ukuran 5,1 x 4,3 cm, batas tegas, kesan dari
adnexa kiri

– Tampak massa mixechoic ukuran 4,1 x 3,0 cm, batas tegas, kesan dari
adnexa kanan

1.5 DIAGNOSIS

– Kista ovarium bilateral

1.6 TATALAKSANA

– Rencana operasi kistektomi

– Siapkan darah 4 bag PRC

– Premedikasi :

• Paracetamol 1 gram/intravena

• Ranitidin 50 mg/intravena
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terbentuk ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar ovarium. Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri
belum diketahui. Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang
berisi cairan. Pada wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.

2.2 SIFAT KISTA


1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran
dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam
3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena
tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah
kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.1,4
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena
masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri
pada saat haid.4

2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)


Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala
dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70%
pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer.
Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.1
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut
yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru
dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu
dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak
dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum
diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.1,2
Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel
tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat
ganas. 1

2.3 JENIS KISTA

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu


kista non-neoplastik dan kista neoplastik. 1

Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.1,3

Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi
itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm,
dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone)
normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit
2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi. Dapat multipel dan
bilateral. Biasanya asimtomatik.1

b. Kista korpus lutein

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum
persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan
berwarna merah coklat karena darah tua.1,3

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang
berasal dari sel-sel teka.1,3

Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini
dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,3

c. Kista teka lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung telur, serta terapi hormon.

d. Kista inklusi germinal


Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan
besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan isinya
cairan jernih dan serous.1,3

e. Kista endometrium

Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium.1

Neoplastik jinak

1. Kistik:
a. Kistoma ovari simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.1,3

Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk
mengetahui apakah ada keganasan.1,3

b. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak mencapai
ukuran yang sangat besar, di bandingkan dengan kistadenoma muscinosum.
Pertumbuhan menjadi ganas apabila di temukan pertumbuhan papilifer, proliferasi
dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel. Secara mikroskopik
di golongkan dalam kelompok tumor ganas.1,3

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari
teratoma dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain. Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran
yang amat besar1,3

d. Kista endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan
menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu
rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

e. Kista dermoid

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi
beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua
indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista
terpuntir/ pecah. 1,3

2. Solid:
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini
tidak berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun
semuanya berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada
berbagai jenis.

a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma
g. Tumor brenner

2.4 ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan


hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan

2.5 TANDA DAN GEJALA

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam


waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut.4;

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.6 DIAGNOSIS
a. Anamnesis

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak tumor


ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak nyaman
pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut
terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-
alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan
defekasi. Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi sering.

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus terganggu


atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering. Pasien juga
mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada
tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa
sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor
tersebut mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina
yang abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih
awal.

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,


inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan
penurunan berat badan yang drastis.
b. Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal
jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang
gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks
dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk
fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer
antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel
ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml
adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan
karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada
kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.

b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat tumor.

c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam
rongga perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang
utama untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya
tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis
kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista luteal atau
mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke


dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista
neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan
hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan
pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak
memerlukan kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari
endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen
lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang
penuh.

d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,
dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan

e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus
keganasan ovarium.

f. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

g. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut yaitu
pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas disertai pada
pemeriksaan fisik:

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau mengisi
kavum douglasi
3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

2.7 KOMPLIKASI
Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur - angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal.
Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan nyeri perut
mendadak.

Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan dinding
kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan
pada perut dan coitus. Bila kista hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat
robekan akan segera berkurang. Namun bila terjadi hemoragi yang timbul secara akut,
perdarahan bebas dapat berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan keganasan dapat terjadi
pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii
musinosum dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari kasus
fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.

2.8 PENATALAKSANAAN

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi


dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak
melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil
pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.


Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang berukuran
kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan
terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk
wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak
dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan pada pasien dengan
kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi
harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien dengan kista
benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi
ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk
fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita


postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan
infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan
onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125
lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radiasi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika
seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit
(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2
bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya
setiap tahun sekali.

2.9 PROGNOSIS

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan
sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma
ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien
dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan
hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan
hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid
berkaitan dengan prognosis yang buruk.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011: 13-14

2. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011: 279-92.

3. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.

4. Helm, CW. Medscape: Ovarian Cyst. 19 Maret 2008. Available at :


http://.emedicine.com/med/topic1699.htm

Anda mungkin juga menyukai