KISTA OVARIUM
Pembimbing:
Disusun oleh:
Kista Ovarium
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepanitraan Klinik Ilmu
Obstetri dan Gynekologi di RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO
Disusun oleh:
406191054
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Jati Suwantoro, SpOG selaku dokter
pembimbing Obstetri dan Ginekologi di RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan status ujian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar di SMF Obsgyn
RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO terutama kepada dr. Jati Suwantoro, SpOG
atas segala waktu dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis. Penulis
juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan status ujian ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun diharapkan oleh pembaca sekalian. Akhir kata, penulis
berharap semoga status ujian ini bermanfaat untuk berbagai pihak yang telah
membacanya.
ii
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. K
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Kedung Sari , Tembalang
Tanggal Masuk : 17 November 2019
No.CM : 279604
II. ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSWN (17 nov 2019 )dengan keluhan nyeri perut hebat
mendadak dengan VAS 9 . Sakit perut yang dirasakan pasien awal mulanya hilang
timbul di perut kanan bawah, namun semakin hari dirasakan semakin memberat dan
dirasakan diseluruh lapang perut. Keluhan ini dirasakan memberat sejak 2 hari
terakhir. Pasien mengeluhkan sejak 1 minggu terakhir nafsu makannya menurun dan
merasa badannya lemas. Pasien juga mengeluhkan mual dan badan lemes. Pasien
menyangkal adanya penurunan berat badan drastis. Pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok maupun minuman berakohol.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Menstruasi
Menarche usia 13 tahun. Siklus haid biasanya 30 hari dan lamanya haid 6-7 hari
dan menghabiskan hingga 3-4 pembalut sehari. Terdapat nyeri hebat saat menstruasi
yang menjalar sampai pinggang kanan. Riwayat haid lebih banyak dari biasannya
disangkal.
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali dengan suami sekarang, usia saat menikah 17 tahun.
2
Riwayat Obstetri
P3A0
Riwayat Kontrasepsi :
Pasien menggunakan KB sunti 3 bulan selama kurang lebih 1 tahun.
3
Inspeksi: bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
Palpasi: stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :
Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri jantung di ICS V midclavicula line sinistra .
Batas Apek di ICS V Linea axillaris anterior
Auskultasi: bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, sikatrik (-), massa (-), striae (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), teraba massa pada bagian bawah perut, mobile,
batas tegas. hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: timpani
Kulit : turgor kulit baik.
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
Genitalia : Dalam batas normal
- -
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik,
- -
edema tungkai
4
2. Status Ginekologis
Pemeriksaan dalam vagina : tdk dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HBsAg Negatif Ne
5
V. RESUME
Telah diperiksa seorang pasien perempuan atas nama Ny. K P3A0 yang
berusia 46 tahun dengan keluhan nyeri perut mendadak. Nyeri awal mula dirasakan
pada perut kanan bawah yang hilang timbul, namun lama kelamaan semakin
memberat dan dirasakan diseluruh lapang perut. Pasien merache pada usia 13 tahun,
ganti pembalut 3-4x/hari, siklus haid pasien selalu teratur yaitu 30 hari, lama
menstruasi + 7 hari. Pasien mengeluhkan terasa sangat nyeri setia kali menstruasi.
Tidak terdapat gangguan BAK maupun BAB. Pasien menyangkal adanya penurunan
berat badan drastis. Pasien mengeluh mual dan badan terasa lemah.
VII. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana
- Infus RL 20 tpm
Operatif
- Laparoskopi
- Kistektomi
Observasi
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
6
BAB II
7
folikel ini terdapat pada korteks dalam letak yang beraneka ragam dan berbagai tahap
perkembangan. Folikel yang telah matang berisi likuor folikuli yang mengandung
estrogen, dan siap untuk berovulasi. (1,3)
8
Gambar 2.2. Anatomi ovarium
2.1.3. Epidemiologi
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun. Kista Ovarium ditemukan pada
hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Sebagian
besar dari kista ini adalah kista fungsional dan jinak. Teratoma atau kista dermoid
memiliki persentase lebih dari 10% dari semua jenis neoplasma ovarium. Kista
ovarium adalah tumor yang paling umum pada janin dan bayi, dengan prevalensi
mencapai 30%. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30- 54 tahun dan yang
paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih.(2) Di Amerika karsinoma ovarium di
diagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang
spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.(2)
1. Pengobatan infertilitas
9
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua saat
kadar hCG tertinggi.
4. Hypothyroidism
Karena kemiripan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone (TSH)
dan hCG, hipotirodisme dapat menstimulasi pertumbuhan kista ovarii.
5. Gonadotropin maternal
Efek transplasental dari gonadotropin maternal dapat menyebabkan
pembentukan dari kista ovarii neonatal dan fetal.
6. Merokok
Risiko kista ovarii fungsional meningkat dengan merokok; resiko dari
merokok mungkin meningkat seiring dengan penurunan indeks massa
tubuh (IMT).
7. Ligasi tuba
Kista fungsional dihubungkan dengan sterilisasi ligasi tuba.(8)
2.1.5. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.(2)
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang peling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibat perlukaan yang terjadi pada
pembuluh darah ovarium. Pada beberapa kasus dapat juga diisi oleh jaringan
abnormal tubuh seperti rambut dan gigi yang dinamakan kista dermoid.(2)
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada
keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi
untuk melepaskan sel telur. Namun, pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka
sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista.(2)
10
2.1.6. Klasifikasi
a. Kista folikel
Kista folikel merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium
dan biasanya berukuran 3-8 cm. Kista folikel terjadi karena kegagalan ovulasi
folikel de Graaf dan kemudia cairan intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada
beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi akibat pemberian
gonadotropin yang berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Kista ini umumnya
tidak menimbulkan gejala yang spesifik, akan tetapi kista folikel dengan ukuran
yang besar dapat menyebabkan nyeri pelvik, dyspareunia, dan terkadang
menyebabkan perdarahan abnormal uterus.
Dalam keadaan
normal korpus luteum
lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus
luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang
terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah
coklat karena darah tua. Kista korpus luteum dapat tumbuh dengan diameter 3
cm. Terdapat dua jenis kista korpus luteum, yaitu kista granulosa dan kista teka
lutein.
11
Gambar 2.4. Kista korpus luteum
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur
yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut
dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium
dan isinya cairan jernih dan serous.
d. Kista endometrium
12
Gambar 2.5. Kista coklat (kista endometriosis)
1. Kistik:
d. Kista endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid,
13
lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus
tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur.
Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual
intercourse.
e. Kista dermoid
2. Solid:
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
14
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai
jenis.
a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Limfangioma
f. Tumor brenner (1,4,5)
2.1.7 Patofisiologi
Siklus menstruasi rata – rata berlangsung selama 28 hari. Fase pertama pada
siklus ini adalah fase folikular yang ditandai dengan meningkatnya produksi FSH
yang berfungsi untuk pematangan folikel. Folikel matang menghasilkan estrogen
yang menyebabkan terjadinya peningkatan LH dan memicu terjadi ovulasi. Setelah
ovulasi, sisa folikel akan menjadi korpus luteum yang memproduksi progesteron.
Hal ini menghambat produksi FSH dan LH. Seiring dengan degenerasi luteal dan
tidak adanya kehamilan, tingkat progesteron akan menurun, sementara FSH dan LH
meningkat sebelum terjadinya menstruasi berikutnya.
Bentuk – bentuk kista ovarium fungsional dapat terbentuk selama fase – fase
dalam siklus menstruasi tersebut. Kista folikular terjadi di fase folikular yang
disebabkan oleh stimulasi FSH yang berlebihan atau kurangnya kenaikan LH,
sehingga pelepasan ovum tidak terjadi dan folikel akan terus bertumbuh menjad kista.
Kista korpus luteum dapat terjadi apabila terjadi kegagalan terurainya korpus
luteum. Kista teka-lutein disebabkan oleh lutenisasi dan hipertrofi sel pada lapisan
teka interna sebagai respon terhadap stimulasi yang berlebihan dari human chorionic
gonadotropin (hCG).
Kista neoplasma terjadi akibat pertumbuhan abnormal sel – sel ovarium dan
dapat bersifat jinak maupun ganas. Neoplasma maligna dapat berasal dari seluruh tipe
sel dan jaringan pada neoplasma, tetapi yang paling sering berasal dari mesotelium.
15
Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
musinosum.(2)
2.1.9 Diagnosis
a. Anamnesis
Biasanya kista ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama kista
ovarium yang kecil, akan tetapi pada tumor yang mengalami pembesaran pasien
biasanya mengeluhkan adanya benjolan di perut, nyeri pada perut bagian bawah, dan
16
nyeri akan bertambah apabila terjadi torsi pada kista yang bertangkai. Terdapat juga
rasa penuh di perut. Tekanan kista terhadap alat-alat di sekitarnya dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Pasien juga dapat
mengeluh adanya rasa tidak nyaman saat coitus. Pada tumor yang besar dapat terjadi
tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor
ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan
hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi.(1)
b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba pada saat palpasi abdomen. Teraba massa yang
kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong
pada satu sisi. Massa fibroid dan nodul yang teraba pada ligamentum uterosakral
merupakan sebuah keganasan atau endometriosis.
Pada pemeriksaan bimanual, uterus terpisah dari tumor ovarium. Pada
pemeriksaan dalam vagina dapat teraba massa kistik pada adneksa dan parametrium.
Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif. Hal ini menunjukkan ke arah
keganasan.(1)
c. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Laboratorium bukan merupakan tes diagnostik untuk kista ovarii.
Cancer antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran
sel ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml
adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan
karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada
kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.
Laparoskopi
17
ovarium, untuk menilai apakah kista merupakan sebuah keganasan atau tidak,
untuk mendapatkan cairan dari pencucian peritoneal yang kemudian
digunakan untuk pemeriksaan sitologi. Selain untuk diagnosis, laparoskopi
juga dapat digunakan dalam tindakan operatif pengangkatan kista.
USG
Dari gambaran USG dapat terlihat sebagai struktur kistik yang bulat
(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echoic dengan dinding yang
tipis/tegas/licin. Kista dapat berupa kista yang tidak bersepta maupun
bersepta – septa atau multilokuler.
MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,
dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan
CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk
mengidentifikasi organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus
keganasan ovarium.
Parasentesis
Pemeriksaan Beta-HCG
2.1.10 Komplikasi
Perdarahan kista dengan jumlah yang sedikit meyebabkan pembesaran kista,
18
dan hanya menimbulkan gejala yang minimal. Perdarahan dalam jumlah banyak akan
menyebabkan distensi dan nyeri perut mendadak.
Kista yang bertangkai dan mengalami putaran atau torsi akan menimbulkan
rasa nyeri hebat akibat tarikan ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum
parietal. Torsi kista juga dapat menyebabkan robekan pada dinding kista. Selain itu,
robekan dinding kista dapat pula terjadi karena trauma dan coitus. Bila terdapat
perdarahan akibat robekan dinding kista, akan terjadi adanya rasa nyeri yang terus
menerus disertai tanda – tanda akut abdomen.
Infeksi dapat terjadi jika terdapat sumber kuman pathogen pada area sekitar
tumor seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis akut. Perubahan kista dari
jinak menjadi ganas dapat terjadi pada kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma
ovarii musinosum, dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan ada 40% dari
kasus fibroma ovarii, yaitu tumor ovarium disertai dengan ascites dan hidrotoraks. (1,4)
2.1.11 Tatalaksana
19
5cm, dan dapat mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Observasi
selama 2-3 bulan, kemudian dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila besar tumor
bertambah, kemungkinan besar tumor tersebut bersifat neoplastic, dan dapat
dipertimbangkan pengobatan operatif.
Analgetik narkotik dan NSAID dapat digunakan untuk meredakan nyeri.
NSAID digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang, sedangkan
analgetik golongan narkotika digunakan untuk meredakan nyeri hebat.
Pemberian pil kontrasepsi dapat diberikan untuk mencegah perkembangan
kista ovarium fungsional, akan tetapi tidak dapat menghilangkan kista yang sudah
ada.
Banyak pasien dengan kista ovarium simpleks tidak membutuhkan tindakan.
Pada pasien post menopause, dengan kista yang berukuran tetap kurang dari 10 cm
dan CA125 normal perlu dimonitor dengan pemeriksaan USG berkala. Sedangkan
untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk
tidak dilakukan terapi.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan
pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi)
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperiksa.
Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih
besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan
kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi
harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan panda pasien dengan kista
benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi
ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk
fertilitas di masa mendatang.
Jika terdapat keganasan, operasi yang dilakukan adalah histerektomi dan
salpingo-ooforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium sebelahnya harus
20
dipertimbangkan pada wanita postmenopause, perimenopause, dan wanita
premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta
yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium
polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium
kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat
karsinoma ovarium pada keluarga.(1,2,7)
2.1.12 Prognosis
Kista ovarium jinak memiliki prognosis yang baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan
karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama
kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.
21
konsepsi). Endometriosis dijumpai secara kebetulan pada pasangan yang memeriksakan diri
karena kemandulan (Manuaba, 2009). Penaganan endometriosis terdiri atas pencegahan,
pengawasan, terapi hormonal, pembedahan, dan radiasi (Wiknjosastro, 2008).
BAB III
KESIMPULAN
22
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan tumor
ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista
lutein.
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun. Kista Ovarium ditemukan pada
hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Sebagian
besar dari kista ini adalah kista fungsional dan jinak.
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista ovarium seringkali tidak bergejala, terutama pada kista ovarium dengan
ukuran kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan merupakan akibat dari
pertumbuhan, aktifitas hormnal dan akibat komplikasi dari kista ovarium tersebut.
Kista yang besar dapat teraba pada saat palpasi abdomen. Teraba massa yang
kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong
pada satu sisi. Massa fibroid dan nodul yang teraba pada ligamentum uterosakral
merupakan sebuah keganasan atau endometriosis. Pada pemeriksaan bimanual, uterus
terpisah dari tumor ovarium. Pada pemeriksaan dalam vagina dapat teraba massa
kistik pada adneksa dan parametrium.
23
NSAID digunakan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang, sedangkan
analgetik golongan narkotika digunakan untuk meredakan nyeri hebat.
Pemberian pil kontrasepsi dapat diberikan untuk mencegah perkembangan
kista ovarium fungsional, akan tetapi tidak dapat menghilangkan kista yang sudah
ada.
Infertilitas adalah masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah
menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan senggama teratur, tanpa
menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. Pada
prinsipnya masalah yang terkait dengan infertilitas ini dapat dibagi berdasarkan
masalah yang sering dijumpai pada perempuan dan masalah yang ering dijumpai pada
laki-laki.
Kista ovarium yang sering dijumpai pada penderita infertilitas adalah kista
endometrium yang sering dikenal dengan istilah kista coklat. Kista endometriosis
tidak hanya mengganggu fungsi ovulasi, tetapi juga dapat mempengaruhi fungsi
maturasi oosit. Kista endometriosis dengan ukuran >4cm berhubungan dengan
penurunan volume ovarium dan mengurangi densitas folikular pada korteks.
DAFTAR PUSTAKA
24
1. Anwar A, Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.
2. Grabosch SM. Ovarian Cysts. Medscape Reference. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a1. Accessed on 25
January 2019.
6. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange. p. 744-51.
7. Al Zahidy ZA. Causes and Management of Ovarian Cysts. The Egyptian Journal
of Hospital Medicine (January 2018) Vol. 70 (10), Page 1818-1822. Available at:
http://egyptianjournal.xyz/7010_19.pdf. Accessed on 25 January 2019.
8. Grabosch SM. What are the Risk Factors for Ovarian Cysts Formaton?.
Medscape Reference. Available at: https://www.medscape.com/answers/255865-
25770/what-are-the-risk-factors-for-ovarian-cyst-formation. Accessed on 25 January
2019.
25