Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM
Pembimbing : dr. Jati SpOG(K)

Coass : Ni Nyoman Luxzi Harini


Identitas pasien
• Nama : Ny. K
• Tanggal lahir : 20 November 1973
• Usia : 46 tahun
• Alamat : Kedung Sari , Tembalang
• Status : Menikah 1 kali saat usia 17 tahun
• Pendidikan terakhir : SMP
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• No. RM : 279xxx
• Ruang : Nakula 1
Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.00 WIB di Nakula 1.

Keluhan Utama

◦ Nyeri perut mendadak

Keluhan Tambahan

◦ Mual

◦ Badan terasa lemas


Riwayat penyakit sekarang
◦ Pasien datang ke IGD RSWN (17 nov 2019 )dengan keluhan nyeri perut hebat mendadak dengan VAS 9 .
Sakit perut yang dirasakan pasien awal mulanya hilang timbul di perut kanan bawah, namun semakin
hari dirasakan semakin memberat dan dirasakan diseluruh lapang perut. Keluhan ini dirasakan memberat
sejak 2 hari terakhir. Pasien mengeluhkan sejak 1 minggu terakhir nafsu makannya menurun dan merasa
badannya lemas. Pasien juga mengeluhkan mual.
Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan

◦ Menarche : 13 tahun ◦ Menikah 1 kali tahun 1990


◦ Lama haid : 6-7 hari ◦ Umur pasien saat menikah : 17 tahun
◦ Siklus haid : 30 hari ◦ Usia pernikahan : 29 tahun
◦ Disminore (+)
◦ 1 hari mengganti pembalut 3-4 kali ◦ Riwayat KB : pasien menggunakan KB suntik
3 bulan selama kurang lebih 1 tahun
Riwayat obstetri

No Tahun partus Tempat Umur hamil Jenis Penolong Penyulit Jenis Keadaan
partus persalinan persalinan kelamin/BBL anak
1 1992 Bidan 38 mgg spontan Bidan - Laki-laki/ 3500 sehat
gram
2 1995 Bidan 39 mgg Spontan Bidan - Perempuan/290 sehat
0 gram
3 2007 RSWN 38 mgg Spontan Dokter - Laki-laki/ 2500 sehat
gram
RIWAYAT GINEKOLOGI RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

◦ Kista (-) o Hipertensi : (+)


◦ Mioma (-) o Diabetes Melitus : disangkal
◦ reproduksi baik o Asma : disangkal
o Hepatitis : disangkal
o Penyakit Jantung : disangkal
o Penyakit Kelamin : disangkal
o Alergi : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA RIWAYAT ALERGI

Hipertensi : disangkal ◦ Tidak memliki alergi teradap makanan,


Diabetes Melitus. : disangkal minuman dan obat-obatan

Asma : disangkal
Hepatitis : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Kelamin : disangkal
Alergi : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Umum : Baik
 Status Gizi
Kesadaran : Komposmentis
a. Tinggi Badan : 145 cm
Tanda-tanda Vital
b. Berat Badan : 60 kg
Tekanan darah : 163/90
c. BMI :28,5 (Overweight)
Nadi : 83x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
Status Generalis
Kepala : Normochepaly, CA +/+
Thorak
Inspeksi :
Simetris pada statis dan dinamis
Kelainan pada system respirasi, thorak dan vertebra (-/-)
Jenis pernafasan : thorako-abdominal (+)
Frekuensi nafas : 20x/menit
Palpasi : nyeri tekan (-), bengkak (-), vokal fremitus (+) normal, simetris (+)
Perkusi : timpani seluruh lapang paru, kecuali pada area jantung (redup)
Paru-paru
Suara dasar : bronkovesikuler (+)
Suara tambahan : rhonki basah (-/-), rhonki kering (-/-) wheezing
Jantung
Inspeksi : ictus kordis tampak
Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat, apex impuls ictus tidak teraba melebar, tidak ada thrill di sela iga 2,3,4
linea parasternalis kiri.
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, suara tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar (+), dinding abdomen tampak simetris (+), sikatrik (-), striae (+) , bekas operasi
sepanjang 10 cm terdapat secret (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal, bising pembuluh darah a.renalis, aorta abdominalis (-)
Perkusi : timpani seluruh abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Status Obstetri
VT : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah
HEMATOLOGI Hasil Satuan Nilai Normal
g/dl
Hemoglobin 13,0 11,7 – 15,5
%
Hematokrit 39,10 35-47
/Ul
Jumlah leukosit 26,6 3,6-11,0
Jumlah trombosit 177 Ml 150- 400

SGOT 42 U/L  0-35

SGPT 35 U/L  0-35

Ureum 28,6 mg/dL 17,-0 - 43,0

Creatinin 1,2 mg/dL 0,5-0,8

Na+ 139,0 mmol/L 135,0-147,0

K+ 4,90 mmol/L 3,50-5,0

Calcium 1,38 mmol/L 1,00-1,15

HBsAg Negatif   Negatif


Resume
◦ Telah diperiksa seorang pasien perempuan atas nama Ny. K P3A0 yang berusia 46 tahun dengan keluhan
nyeri perut mendadak. Nyeri awal mula dirasakan pada perut kanan bawah yang hilang timbul, namun
lama kelamaan semakin memberat dan dirasakan diseluruh lapang perut. Pasien merache pada usia 13
tahun, ganti pembalut 3-4x/hari, siklus haid pasien selalu teratur yaitu 30 hari, lama menstruasi + 7 hari.
Pasien mengeluhkan terasa sangat nyeri setia kali menstruasi. Tidak terdapat gangguan BAK maupun
BAB. Pasien menyangkal adanya penurunan berat badan drastis. Pasien mengeluh mual dan badan terasa
lemah.
Diagnosis
Diagnosis kerja :
• P3A0 usia 49 tahun
• Mioma uteri dan kista cokelat dextra et sinistra
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
• Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang beisi cairan, yang tumbuh di indung
telur.

• Cairan ini bisa berupa air, darah , nanah, atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi.

• Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Epidemiologi
◦ Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif.
◦ Jarang sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.
◦ Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post
menopause.
◦ Sebagian besar dari kista ini adalah kista fungsional dan jinak.
◦ Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang pada wanita
postmenopause.
◦ Secara umum, tidak ada persebaran umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.
Etiologi
◦ Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus,
hipofisis, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.
◦ Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe
kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang peling banyak
ditemukan.
- Kista folikel
Kista ovarium non- - Kista korpus luteum
neoplastik - Kista inklusi germinal
- Kista endometrium

klasifikasi

1. Kistik : kistoma ovari simpleks, kistadenoma ovarii


serosum, kistaadenoma ovarii musinosum, kista endodermoid,
Kista ovarium kista dermoid
neoplastik jinak
2. Solid : fibroma, leiomyoma, fibroadenoma, papilloma,
limfangioma, tumor brenner
Kista ovarium
◦ seringkali tidak bergejala, terutama pada kista ovarium dengan ukuran kecil.
◦ Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan merupakan akibat dari pertumbuhan, aktifitas hormonal
dan akibat komplikasi dari kista ovarium tersebut.
◦ Gejala yang terjadi karena pertumbuhan kista ovarium menyebabkan adanya benjolan pada perut bagian
bawah. Kista yang membesar juga dapat menekan kandung kemih dan menyebabkan terjadinya
gangguan berkemih.
Diagnosis
◦ Anamnesis
◦ Laparoskopi
◦ USG
Tatalaksana
◦ Pada kista ovarium non neoplastik umumnya tidak dibutuhkan adanya tindakan operatif.
◦ Kista ovarium non neoplastic biasanya besarnya tidak melebihi 5cm, dan dapat mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang.
◦ Observasi selama 2-3 bulan, kemudian dilakukan pemeriksaan ulang. Apabila besar tumor bertambah,
kemungkinan besar tumor tersebut bersifat neoplastic, dan dapat dipertimbangkan pengobatan operatif.
◦ Analgetik narkotik dan NSAID dapat digunakan untuk meredakan nyeri. NSAID digunakan untuk
meredakan nyeri ringan sampai sedang, sedangkan analgetik golongan narkotika digunakan untuk
meredakan nyeri hebat.
◦ Pemberian pil kontrasepsi dapat diberikan untuk mencegah perkembangan kista ovarium fungsional,
akan tetapi tidak dapat menghilangkan kista yang sudah ada.
Kista endometriosis
◦ Endometrioma / kista endometriosis adalah endometriosis yang berlokasi di ovarium.
◦ Kista coklat ovarium adalah salah satu jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi
dalam bidang obstetri dan ginekologi.
◦ Salah satu dari kista coklat yang paling memberikan dampak klinis adalah kista endometriosis atau
sering disebut endometrioma.
◦ Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar
kavum uteri.
◦ Jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium atau pun di luar uterus. Endometriosis lebih sering
ditemukan pada wanita pada umur muda, dan wanita yang tidak mempunyai banyak anak.
Etiologi
1. Teori Implantasi dan Regurgitasi : Adanya darah haid yang dapat mengalir dari kavum uteri melalui
tuba Falopii, tetapi tidak dapat menerangkan terjadinya endometriosis diluar pelvis.
2. Teori Metaplasia : terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang ber- ubah menjadi endometrium.
Perubahan tersebut terjadi akibat iritasi dan infeksi atau pengaruh hormonal pada epitel coelom.
3. Teori Hormonal : Rendahnya kadar FSH (fo- licle stimulating hormone), LH (luteinizing hormone),
dan estradiol (E2) dapat meng- hilangkan endometriosis. Pemberian steroid seks juga dapat menekan
sekresi FSH, LH, dan E2. Pendapat yang sudah lama dianut ini mengemukakan bahwa pertumbuhan
endometriosis sangat tergantung pada kadar estrogen dalam tubuh, tetapi akhir-akhir ini mulai
diperdebatkan.
4. Teori Imunologik : secara embrio- logik, sel epitel yang membungkus perito- neum parietal dan
permukaan ovarium me- miliki asal yang sama; oleh karena itu sel- sel endometriosis akan sejenis
dengan mesotel. Telah diketahui bahwa CA-125 merupakan suatu antigen permukaan sel yang semula
diduga khas untuk ovarium.
Manifestasi klinik
◦ Gejala klinis endometriosis terjadi karena pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sehingga terjadi
siklus menstruasi.
◦ Gejala klinis endometriosis dalam bentuk :
◦ dismenorea (nyeri abdomen/perut sesuai dengan waktu menstruasi),
◦ disparunia (nyeri saat hubungan seksual),
◦ nyeri saat defekasi (pada endometriosis dinding rektosigmoid),
◦ menoragia (perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea atau hipermenorea),
◦ infertilitas (gangguan saluran tuba falopii sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa dan tempat
konsepsi).
Diagnosis
◦ Endometriosis pada ovarium akan me- nyebabkan terjadinya kista endometriosis.
◦ Bila ukuran kista endometriosis tersebut sudah >5 cm, sering menimbulkan gejala penekanan.
◦ Gejala-gejala lain yang mengarah pada endometriosis ialah infertilitas, nyeri pelvis, nyeri senggama,
nyeri perut merata, nyeri suprapubik, disuria, hematuria, benjolan pada perut bawah, serta gangguan
miksi dan defekasi.
◦ Pada pemeriksaan dalam kadang didapatkan benjolan-bejolan di kavum Douglasi, dan daerah
ligamentum sakro- uterina yang sangat nyeri pada penekanan.
◦ Uterus biasanya sulit digerakkan.
◦ Jika terdapat kista, di parametrium dapat teraba adanya massa kistik yang terasa nyeri bila disentuh.
◦ Pemeriksaan laparoskopi sangat diper- lukan untuk diagnosis pasti endometriosis agar dapat
menyingkirkan diagnosis banding antara radang pelvis dan keganasan di daerah pelvis.
◦ USG transvaginal yang telah dikenal akurasinya, hanya sedikit mem- bantu dalam menemukan massa
kistik di daerah parametrium dengan gambaran sonolusen (hipoekhoik) dengan ekho dasar kuat tanpa
gambaran yang spesifik untuk endometriosis.
Tatalaksana
◦ Pengobatan simptomatik
◦ Kontrasepsi oral
◦ GnRHa
◦ Pembedahan
Terimakasih
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai