Anda di halaman 1dari 52

Case Report Session

Noviyanti Hutami Putri 12100117075


Yudha Mahanatha 12100116307

Preseptor:
Taufik Rahman, dr., Sp. OG

SMF OBSTETRI & GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
2018

1
Identitas Pasien
▪ Nama : Ny. H

▪ Usia : 27 tahun

▪ Alamat : Baleendah

▪ Pendidikan : SMA

▪ Agama : Islam

▪ Status : Sudah Menikah

▪ Pekerjaan : Ibu rumah tangga

▪ Masuk RS : 24 April 2018


2
Anamnesis

▪ Keluhan Utama: Pergerakan janin tidak dirasakan.


▪ Anamnesa Khusus:
G2P0A1 merasa hamil 7 bulan datang ke Poliklinik
RSUD Al-Ihsan untuk melakukan control rutin
kehamilannya, namun setelah dilakukan pemeriksaan USG
janin dinyatakan sudah meninggal dalam kandungan. 4 hari
SMRS pasien merasakan gerakan janin jarang dirasakan,
hanya sesekali saja dan keesokannya pasien tidak
merasakan gerakan janin namun pasien tidak terlalu
memperhatikannya.
Pasien juga mengeluhkan sering mengalami mimisan
sejak kecil. Selama kehamilan ini pasien beberapa kali
mengalami mimisan namun tidak sering, terakhir kali
pasien mengalami mimisan sekitar krang lebih 5 hari
SMRS. Darah yang keluar tidak terlalu banyak.
Selama hamil pasien menyangkal pernah terjatuh atau
terbentur pada bagian perutnya, menyangkal memiliki
penyakit darah tinggi, menyangkal mengonsumsi rokok
atau alkohol, menyangkal memiliki kelainan organ
reproduksi, menyangkal memelihara binatang peliharaan
dirumahnya. Selama hamil pasien mengatakan makan
makanan yang bergizi dan rutin konsumsi vitamin selama
kehamilan.
Riwayat Obstetri
▪ Riwayat Marital:
□ Usia menikah: 26th
□ Usia suami: 34th
□ Pernikahan ke: 1
□ Lama menikah: 1th
 Siklus Menstruasi:
 HPHT: Lupa
 Siklus: Teratur, , jumlah darah yang keluar biasa
tidak disertai nyeri haid.
 Menarch: 14th
Riwayat Obstetri
Hamil Tempat Penolong Usia Cara BBL JK Usia Ket
Ke Kehamilan Persalinan

1 Klinik Dokter 7 mgg Kuretase - - - M

2 Hamil
ini
Riwayat Keluarga
□ Orang tua pasien memiliki riwayat obstetri
yang serupa dengan pasien.
1. Still Birth
2. Still Birth
3. Abortus usia kehamilan 2 minggu
4. Abortus usia kehamilan 7 bulan
5. Abortus usia kehamilan 9 bulan karena
terjatuh
6. Hidup sampai usia 5 tahun
7. Lahir spontan premature
8. Lahir spontan mature
Pemeriksaan Fisik

▪ Keadaan umum : Tampak sakit sedang

▪ Kesadaran : CM

▪ TD : 137/90 mmHg

▪ N : 84 kali/menit

▪ R : 20 kali/menit

▪ S : 36,5oC
Status Generalis
Konjungtiva tidak anemis
Kepala
Sklera tidak ikterik

Leher Tidak ada pembesaran KGB

Gerakan simetris

Thoraks Cor : SI S II murni, reguler

Pulmo : VBS kanan=kiri

Abdomen Lihat pemeriksaan obstetrik

Atas : edema -/- CRT < 2s


Ekstremitas
Bawah : edema -/- CRT <2s
Pemeriksaan Obstetrik

▪ Tinggi Fundus : 2 Jari diatas pusat

▪ Lingkar perut : 75 cm

▪ DJJ : Tidak terdeteksi

▪ Palpasi : Ballotement (+)

▪ Pemeriksaan dalam :
□ Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
24/04/18
Test Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI
Bleeding Time 01’ 1-3
Clotting Time 07’ 5-11
Hb 12,1 12,0 -16,0
Ht 8700 3800 – 10600
Eritrosit 3,78 3,6-5,8
Hematokrit 35,6 35-47
Trombosit 295000 150000 -440000
Gol Darah O

MORFOLOGI DARAH TEPI


Eritrosit: Normokrom anisositosis
Leukosit: Sel muda (-)
Trombosit: Tersebar, jumlah cukup
KESAN: ADT dalam batas normal
Test Hasil Nilai Normal

MCV 94,2 80-100


MCH 32,0 26-34
MCHC 34,0 32-36

KIMIA KLINIK
AST (SGOT) 15 10-31
ALT (SGPT) 11 9-36
Ureum 12 10-50
Kreatinin 0,79 0,7 -1,13
Glukosa Darah Sewaktu 75 70-200
Pemeriksaan Penunjang
25/04/18
Test Hasil Normal

HEMOSTASIS

APTT 27,9 27-42detik


Control APTT 27,6 27-42detik
Masa Prothombin 7,6 12-19
Control PT 9,5
INR <1.00
Diagnosa Kerja

▪ G2P0A1 gravida 27-28 mgg + IUFD


Tatalaksana Umum

▪ Baringkan pasien pada posisi yang


nyaman
▪ Terapi cairan: Infus RL
Tatalaksana Khusus
Tanggal Terapi
24/04/18 Drip Oxytocin 10 IU 20gtt/menit

25/04/18 Drip Oxytocin masih dilanjutkan


Sitrosol ¼ tab setiap 4 jam

26/04/18
05:00 Drip Oxytocin 10 IU
Misoprostol
Pasang metrolisa 75-100cc

07.35 Amoxicillin 500mg 3x1


Asam Mefenamat 500mg 3x1
Bledstop 2x1
Timeline
24/04/18
S: G2P0A1 merasa hamil 27-28mgg mengeluh tidak merasakan gerakan janin
sejak 4 hari SMRS
O:
KU; Baik, CM
TD: 134/86, N: 84x/min, R: 20x/min, S: 36,5
TFU: 22cm
DJJ: Tidak terdeteksi
A: G2P0A1 gravida 27-28mgg + IUFD
P:
Infus RL
Drip Oxytocin 10 IU 20gtt/menit
25/04/18
S: Mulas masih jarang, hilang timbul

O:
KU: Baik, CM
TD: 121/74, N: 76x/min, R: 20x/min, S: 36,0
PD: Pembukaan (-)

A: G2P0A1 gravida 27-28mgg + IUFD

P: Drip Oxytocin masih dilanjutkan


Sitrosol ¼ tab setiap 4 jam
26/04/18
S: Mulas muai terasa sering, keluar lender dari jalan lahir
O:
KU: Baik, CM
TD: 121/74, N: 76x/min, R: 20x/min, S: 36,0

• 05.00:PD: Pembukaan 3-4cm


Portio: tipis, kaku
• 0715: Pembukaan lengkap
• 07.17: Lahir bayi secara spontan tidak ada tanda2 kehidupan, JK:
Perempuan
BBL: 770gr, PB: 32cm
TFU: Pertengahan simfisis - pusat

A: P1A1 Partus Prematurus dengan Induksi Persalinan + IUFD


P: Amoxicillin 500mg 3x1
Asam Mefenamat 500mg 3x1
Bledstop 2x1
19
INTRA UTERINE
FETAL DEATH
(IUFD)
21
Definisi
Kematian janin adalah janin yang mati dalam
rahim dengan BB ≥ 500 gram atau kematian janin
dalam rahim pada kehamilan ≥ 20 minggu.

WHO
Insidensi
▪ Dari data the National Vital Statistics Report
tahun 2005 menunjukkan bahwa rata-rata
jumlah kematian janin dalam kandungan terjadi
sekitar 6.2 per 1000 kelahiran
▪ Di Negara berkembang, angka lahir mati ini
telah menurun dari 15-16 per 1000 kelahiran
total pada tahun 1960-an menjadi 7-8 per 1000
kelahiran pada tahun 1990

23
Etiologi
• Penyebab Janin (25-40 %) karena kelainan kromosom,
cacat lahir non-kromosom, hidrops non imun, dan
infeksi (virus, bakteri dan protozoa).
• Penyebab plasenta (25-35%) karena solusio,
perdarahan janin ke Ibu, cedera tali pusat, insufisiensi
plasenta, asfiksia intrapartum, plasenta previa,
transfusi antarkembar, dan korioamnionitis.
• Penyebab Ibu (5-10%) karena, antibodi fosfolipid,
diabetes, penyakit hipertensi, trauma, persalinan
normal, sepsis, asidosis, hipoksia, ruptura uteri,
kehamilan posterm, obat.
• Tidak diketahui penyebabnya (25-35%) .
Etiologi
 Kelainan kromosom  Insufisiensi
 Kelainan kongenital plasenta
 Infeksi  Trauma psikis/fisik
 Diabetes  Perdarahan:
plasenta previa dan
 Gemeli
solusio plasenta
 Anomali organ
reproduksi  Preeklampsia
 Malnutrisi
 Rhesus iso-
imunisasi 25
KLASIFIKASI ABNORMALITAS
KROMOSOM

 GANGGUAN AUTOSOM
Trisomi 21 (sindroma DOWN) : merupakan gangguan
autosom yang paling sering ditemukan. Angka kejdian 1 :
800 kelahiran hidup dan terkait erat dengan usia ibu
 Trisomi 18 (sindroma EDWARD) angka kejadian 1 : 3500
kelahiran. Sindroma ini ditandai dengan :
◦ IUGR
◦ Arteri umbilikalis tunggal
◦ Jari-jari mencengkeram kuat dan saling menumpuk
◦ Kaki datar (“rocker bottom”)
◦ Kurang dari 1% bayi seperti ini yang bertahan hidup
sampai usia 1 tahun
 Trisomi 13 (sindroma PATAU) angka kejadian 1 : 5000
kelahiran. Sindroma ini ditandai dengan :
◦ IUGR
◦ Bibir sumbing
◦ Anomali mata
◦ Polidaktili
◦ Kurang dari 3% yang bertahan hidup sampai usia 3
tahun

 5p. (sindroma cri du chat) : angka kejdian 1:20.000
kelahiran. Sindroma ditandai dengan :
◦ Wajah bulat
◦ Lipatan epikantus
◦ Retardasi mental
◦ Tangisan “nada tinggi” melengking dan monoton
◦ Ketahanan hidup bervariasi
Ganguan Kromosom SEX
 47,XXY (sindroma Klinefelter): gangguan seks kromosom yang
paling sering,angka kejadian 1 : 5000 kelahiran.
◦ Fenotip laki-laki tetapi dengan distribusi adiposa wanita dan
perkembangan payudara.
◦ Rambut pubis dan aksila normal
◦ Rambut wajah jarang.
 45,XO (sindroma Turner ): dengan angka kejadian 1 : 2500 (25%
abortus terjadi akibat kelainan ini)
◦ Fenotipe wanita bertubuh pendek
◦ Leher pendek bersayap
◦ Amenorea primer
◦ Anomali ginjal
◦ Defek jantung (coarctatio aortae)
◦ Infertiliti
▪ 47.XXY :
□ Pria dengan tubuh tinggi
□ Genitalia laki-laki normal
□ Testosteron normal
□ Intelektual terbatas
□ Fertil
KLASIFIKASI GANGGUAN GENETIK

 Dominan autosomal : 70%


◦ Diturunkan dari salah satu orang tua atau mutasi
baru
◦ Contoh : Huntington Korea, Neurofibromatosis,
akrondoplasia, sindroma Marfan
 Resesif autosomal : 20%
◦ Skrining genetik sulit dilakukan oleh karena
banyak mutasi berbeda dapat mengakibatkan
gangguan klinik yang sama
◦ Contoh : Sickle Cell Anemia ( di Afrika) , Kistik
fibroma ( ras kaukasia), Penyakit Tay-Sachs
(yahudi), Talasemia B (mediterania)
 Resesif X : 5%
◦ Distrofia muskular Duchenne, hemofilia
 Dominan X : sangat langka
◦ Ricketsia, hematuria herediter
 Pewarisan multifaktor :
◦ Dapat terisolasi atau menjadi bagian dari
sindroma klinik
 Contoh : Neural Tube Defects , talipes
equinovarus , hidrosepalus , bibir sumbing ,
anomali jantung
Teratogenik

▪ Teratogen adalah setiap faktor atau


bahan yang bisa menyebabkan atau
meningkatkan resiko suatu kelainan
bawaan. Radiasi, obat tertentu dan
racun serta infeksi merupakan
teratogen.
infeksi selama kehamilan

 Sindroma rubella kongenital ditandai dengan


gangguan penglihatan atau pendengaran,
kelainan jantung, keterbelakangan mental dan
cerebral palsy.

 Infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil bisa


menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat
fatal, gangguan pendengaran, ketidakmampuan
belajar, pembesaran hati atau limpa,
keterbelakangan mental dan cerebral palsy.
Infeksi
 Infeksivirus herpes genitalis pada ibu hamil, jika
ditularkan kepada bayinya sebelum atau selama
proses persalinan berlangsung, bisa menyebabkan
kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan
penglihatan atau pendengaran serta kematian

 Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar


air dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan
parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan
kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang
berukuran lebih kecil dari normal, kebutaan, kejang
dan keterbelakangan mental.
Faktor fisik pada rahim

 Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa


menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan
bawaan.
 Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa
mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota
gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan
ginjal yang memperlambat proses pembentukan air
kemih.
 Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin
mengalami gangguan menelan, yang bisa
disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya
anensefalus atau atresia esofagus).
Gizi
 Salah satu zat yang penting untuk
pertumbuhan janin adalah asam folat.
Kekurangan asam folat bisa meningkatkan
resiko terjadinya spina bifida atau kelainan
tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa
terjadi sebelum seorang wanita menyadari
bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia
subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat
minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.
Klasifikasi
• Kematian janin dapat dibagi dalam 4
golongan, yaitu:
• Gol I: kematian sebelum u.k 20 minggu penuh
• Gol II: kematian u.k 20 – 28 minggu
• Gol III : kematian u.k > 28 minggu (late fetal
death)
• Gol IV: kematian yang tidak dapat digolongkan
pada ketiga golongan diatas
Diagnosis
Anamnesis

• Gerakan janin tidak lagi dirasakan atau berkurang


• Perutnya bertambah besar/bertambah kecil 
atau kehamilan tidak seperti biasanya
• Merasa perutnya sering menjadi keras dan
merasakan sakit seperti mau melahirkan
• Penurunan BB
• Perubahan nafsu makan
Pemeriksaan
Fisik

Inspeksi Palpasi
• Tidak terlihat gerakan- • TFU lebih rendah dari
gerakan janin, yang seharusnya tua kehamilan
Auskultasi
biasanya dapat terlihat ; tdak teraba gerakan-
• Dengan doppler tidak
terutama pada ibu yang gerakan janin
terdengar denyut
kurus • Dengan palpasi yang teliti
jantung janin
• Penurunan atau dapat dirasakan adanya
terhentinya peningkatan krepitasi pada tulang
bobot berat badan ibu kepala janin.
Pemeriksaan
Penunjang

• Spalding sign Overlapping tulang kepala


(sutura) janin
• Robert sign Akumulasi gas dalam jantung dan
pembuluh darah besar janin
• Gerhard sign  Adanya hiperekstensi kepala
tulang leher janin
• Nojoks sign Angulasi yang tajam tulang
belakang janin
• Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
• Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi
benda padat.
• Kepala janin terkulai
Grade Maserasi pada IUFD
Grade Maserasi pada IUFD :
▪ Grade 0 (durasi < 8 jam)  kulit kemeraha
‘setengah matang’.
▪ Grade I (durasi > 8 jam)  kulit terdapat bullae
dan mulai mengelupas.
▪ Grade II (durasi 2-7 hari)  kulit mengelupas
luas, efusi cairan serosa di Rongga toraks dan
abdomen
▪ Grade III (durasi >8 hari)  hepar kuning
kecoklatan, efusi cairan keruh, Mungkin terjadi
mumifikasi
• Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan
setelah 2 minggu, umumnya tanpa komplikasi. Persalinan
dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan
dengan oksitosin maupun misoprostol. Tindakan
perabdominam bila janin letak lintang. Induksi persalinan
dapat dikombinasi oksitosin + misoprostol. Hati-hati pada
Penatalaksanaan induksi dengan uterus pascaseksio sesarea ataupun
miomektomi, bahayanya terjadi ruptura uteri.

• Pada kematian janin 24-28 minggu dapat


digunakan, misoprostol secara vaginal (50-
100 μg tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin.
Pada kehamilan di atas 28 minggu dosis
Penatalaksanaan misoprostol 25 μg pervaginam/6jam.
Komplikasi

• Gangguan psikologis ibu dan keluarga


• Infeksi, apabila ketuban masih intak
kemungkinan untuk terjadinya infeksi
sangat kecil, namun bila ketuban sudah
pecah infeksi dapat terjadi terutama oleh
mikroorganisme pembentuk gas seperti
Clostridium welchii.
Komplikasi

Antenatal care yang rutin dan berkala.


1. Memberikan nasehat pada waktu ANC
mengenai keseimbangan diet makanan,
jangan merokok, tidak meminum minuman
beralkohol, obat-obatan dan hati-hati
terhadap infeksi atau bahan-bahan yang
berbahaya.
2.Mendeteksi secara dini faktor-faktor
predisposisi IUFD dan pemberian
pengobatan.
3. Medeteksi gejala awal IUFD atau tanda
fetal distress
HYDROPS
FETALIS

46
Definisi
Hydrops fetalis adalah suatu keadaan
klinis dimana terdapatnya akumulasi cairan
yang berlebih pada kompartemen
extravascular pada fetus -> edema.
Klasifikasi

▪ Immune Hydrops Fetalis (IHF, 12.7%


kasus)
▪ Non Immune Hydrops Fetalis (NIHF,
87,3% kasus)
Klasifikasi Lain
▪ Anemic Hydrops Fetalis
□ Intrauterin Infection
□ Gangguan Hematologi
▪ Non-Anemic Hydrops Fetalis
□ Kelainan Genetik

50
Etiologi

51
TERIMAKASIH

52

Anda mungkin juga menyukai