Anda di halaman 1dari 37

CSS Luka Bakar

{ Presentan : Zulfian Firdaus 12100117022

Preseptor : H. Deddy Kurniawan, dr., SpB


Anatomi kulit
Histologi kulit
Secara umum kulit terdiri dari:
 Epidermis, yang merupakan jaringan selular
superfisial.
 Dermis, yang merupakan deep connective tissue
layer.

EPIDERMIS
Secara umum dari superfisial ke dalam terdiri dari:
 Stratum corneum.
 Stratum lucidum (terutama pada kulit yang tebal).
 Stratum granulosum.
 Stratum spinosum.
 Stratum basale.
DERMIS
Secara umum pada lapisan dermis terdapat struktur :
 Hair follicle. Struktur ini biasanya miring ke salah satu sisi.
 Arrector muscle of hair. Kontraksi dari struktur ini menyebabkan
berdirinya rambut.
 Sebaceous glands. Struktur ini berfungsi mensekresikan minyak ke
permukaan kulit.
 Sweat glands. Struktur ini berfungsi dalam termoregulasi panas
dengan cara evaporasi keringat keluar permukaan kulit.
 Collagen & Elastic fibers. Fiber ini berfungsi untuk skin tone dan
juga berperan untuk memperkeras dan memperkuat kulit.

Berdasarkan struktur jaringan, dermis terbagi ke dalam dua


daerah :
 papillary region,
 reticullar region.
Fungsi kulit
 Proteksi,
 Absorpsi
 Ekskresi
 Persepsi
 Pengaturan Panas
 Pembentukan Melanosit
 Keratinisasi
 Metabolisme Vitamin D
Luka bakar
{ Clinical Science
Definisi

Kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh


peningkatan panas, electricity, radioactivity, korosif
kimia yang merubah protein di dalam sel-sel kulit.
Dan dapat mengganggu homeostasis, rusaknya
barrier untuk proteksi pada microbial, dan
terganggunya fungsi termoregulator pada kulit.
Epidemiologi
 Burn injuries are among the most devastating
of all injuries and a major global public health
crisis

 Burns are the fourth most common type of


trauma worldwide, following traffic accidents,
falls, and interpersonal violence

 Approximately 90 percent of burns occur in


low- to middle-income countries
Etiologi
1. Thermal
 Scald burns
 Karena tersiram air panas (kopi, soup, air mendidih).
 Biasanya sering terjadi pada warga sipil.
 Flame burns
 Diistilahkan dengan kebakaran rumah.
 Luka bakar yang biasanya tidak terkena pada seluruh tubuh, karena masih ada
bagian yang terlindungi oleh pakaian / celana.
 Flash burns
 Sering terjadi ; oleh ledakan dari natural gas, propane, butane, petroleum
distillates, alcohol, dan cairan lainnya yang mudah terbakar.
 Biasanya luka bakar tidak terkena pada seluruh tubuh karena terlindungi oleh
pakaian.
 Contact burns
 Tubuh kita (kulit) kontak dengan logam panas, plastic panas, glass panas, batu
bara.
 Penyebaran / luas permukaan yang terkena terbatas
 Contoh ; pada saat memasak terkena panic yang panas, kompor, oven.
 Banyak terjadi pada orang-orang industry / ibu rumah tangga, pengendara sepeda
motor yang terkena kenalpot motor.
2. Non thermal
 Kimia injury

 Kontak langsung dengan substance yang toxic pada kulit,


respiratory tract, system pencernaan. Bahan kimia ; acid,
alkali, organic agent.
 Electric burns
 Karena konduksi electric ke tubuh, jaringan tubuh menjadi
panas, pada permukaan menjadi panas.
 Radioactive injury
 Terlalu sering terkena radioactive dapat mengakibatkan
injury.
Burns severity
Dibagi berdasarkan Total Body Surface Area (TBSA) ;
 Size (ukuran).

Dinilai berdasarkan luas dari permukaan / area tubuh, dengan


menggunakan perhitungan “Role of Nine” dan “Lund-Bowder method”.
KLASIFIKASI
Shallow burns
 Epidermis burn (1st degree)
 hanya epidermis
 tidak blister –tapi kemudian menjadi erytemathous karena dermis vasodilatasi
dan quite painfull
 lebih dari 2-3 hari erytema dan nyeri menjadi berkurang
 hari ke 4 mengakibatkan injury epitelum desquamates
 contoh :sunburn

 Superfsial partial – thickness (2 And degree)


 Lapisan atas dari dermis
 Karakteristik yang membentuk blister dengan kumpulan cairan pada campuran
 epidermis dan dermis
 Blister tidak terjadi sempai beberapa jam setelah injury tetapi telihat setelah 12-24
jam
 Ketika blisternya diangkat lukanya menjadi berwarna pink dan basah, kemudian
jika dikipas diatas mejadi sakit. Luka menjadi hypersensitive
 Jarang menyebabkan hypertropic scarring, pigmenya berbeda dr sekeliling kulit
lainnya
Deep Burn
 deep partial – THICKNESS (2 Bd degree)
 lapisan reticular dari dermis
 ada blister
 tapi permukaan luka biasanya menjadi mottled pink dan white colour, segera setelah
injury karena variasi suplai darah ke dermis (area white sedikit sampai tidak ada aliran
darah, area pink beberapa aliran darah)
 complain lebih ketidaknyamanan dari pada nyeri
 ketika ditekan pada burn menjadi capillary refill occurs slowly/absent
 hari ke2 menjadi luka – putih dan kering
 heal 3-9 minggu

 Full –Thickness (3rd-degree)


 Seluruh lapisan dremis
 Dapat menyembuhkan oleh wound contracture, / epithhelization from the wound
margin, skin grafting
 Terlihat menjadi putih, cerry red atau black
 Bisa memiliki / tidak deep blister
 Bisa menjadi kasar atau keras, tegas.
 Clinical appearance menyerupai deep partial
 Mottled, rarely blanch on pressure, kering, putih
 Beberapa full karena air mendidih dan terlihat merah menjadi biasanya suka disamakan
dengan superficial partion tapi beda penekan luka tidak pucat
 Biasanya electrical burn, contac burn
d. 4th degree
Tidak hanya lapisan kulit tapi juga sebcutan fat tapi struktur
didalamnya
Terlihat angus
Mengalami destruksi jaringan
Patofisiologi
 Respon Cardiovaskular dan Sistemik terhadap Luka
Bakar
Respon Selular terhadap Luka Bakar
Diagnosis
1) Assesment
 Mekanisme Injury
 Burn yang terjadi pada ruangan yang tertutup, biasanya menghasilkan inhalasi
injury.
 Ledakan dapat menyebabkan barometric injury dari paru-paru dan juga
menyebabkan blunt trauma.

 Associated Injuries
 Mungkin dapat terjadi pada korban yang terbakar karena ledakan, meloncat atau
jatuh fractures, abdominal organ injury, pulmonary contusion, and
pneumothorax.

 Umur Pasien
 Pemilihan management juga dipengaruhi oleh umur pasien.

 Status Kesehatan
 Status kesehatan pasien juga harus dilihat seperti alergi, pengobatan,
hypertension, dan diabetes mellitus. Karena dapat mempengaruhi management
yang akan dilakukan.
2) Pemeriksaan Fisik
Airway
• Merupakan prioritas utama.
• Supraglottic tissue edema dapat terjadi setelah 12 jam pertama akibatnya merusak jalan
napas dengan cepat
• Larynx melindungi supraglottic dari thermal injury secara langsung tetapi tidak pada injury
akibat inhalasi gas beracun.
• Physical sign : - Hoarseness
- Stridor
- Facial burn
- Singed facial hair
- Adanya carbonaceous sputum

Breathing
• Evaluasi untuk
• Effort
• Kedalaman respirasi
• Ausculasi suara napas
• Circumferential deep burn of the thorax terhambatnya inspirasi diharuskan untuk
escharotomies pada anterior axillary lines bilateral.
• Carboxyhemoglobin levels
> 10 % : mengindikasikan inhalasi injury (pada nonsmoker).
> 30 % : berhubungan dengan perubahan mental status.
> 60 % : harapan hidup kecil.
Circulation
• Dinilai untuk mengetahui adanya shock (cepat, lemah atau tidak ada
denyutnya) dan perfusi jaringan.
• Tanda-tanda kerusakan pada central perfusion : cyanosis, agitasi, reduced
mentation.
• Perpindahan intravascular volume ke interstitial compartment, ditambah
dengan exudative dan evaporative water loss dari burn injuri  sirkulasi
volume darah secara cepat.
3) Remove all clothing and jewelry
• Melepaskan semua pakaian
• Untuk mencegah terjadinya kebaran yang berlanjut dari bahan melted synthetic
atau kimia.
• Untuk menilai sejauh mana permukaan tubuh yang terbakar.
• Melepaskan perhiasan (khususnya cincin) untuk mencegah injury yang
dihasilkan dari peningkatan tissue edema.

4) Depth of Burn
First-degree burn
Second-degree burn : Superficial partial-thickness
Deep partial-thickness
Full-thickness : Third-degree
Fourth-degree

5)Percentage of BSA estimation


Small areas : palmar dari tangan pasien = 1 % BSA (body surface area).
Large area : Rule of Nine
Tatalaksana
Emergency Care
1. Resusitasi
 Oksigen
 Diberikan 100 % oksigen pada pasien inhalasi injuri.
 Intravenous access
 Untuk semua pasien dengan BSA > 20 % membutuhkan
intravenous fluid.
 Fluid
 Diberikan secara intravena kepada semua pasien dengan BSA
> 20 %.
  permeabilitas kapiler edema dan evaporative looses.
 Evaporative cooling heat loss dan hipotermia.
 Acute metabolic acidosis biasanya terjadi secara sekunder
akibat tidak mencukupinya fluid resusitasi.
 Resusitasi formula
 A foley catheter
 Digunakan untuk memonitor produksi urin tiap jam sebagai indek
dari adequate tissue perfusion.
 Untuk meminimalisir edema, dengan cara menurunkan intravena
hydrasi jika urin output > 1,5 ml/kg per jam.
 Nasogastric tube
 Dilakukan pada pasien dengan nusea, vomiting, dan abdominal
distensi.
2) Monitor

3) Laboratory exam
 Meliputi :

 Baseline complete blood cell count


 Electrolytes and renal indices
 Beta-HCG (pada wanita)
 Arterial carboxyhemoglobin
 Arterial blood gas
 Urinalysis
4) Moist dressing
 Digunakan untuk partial-thickness burn mengurangi rasa askit akibat
paparan udara.
 Cool water dapat digunakan pada small-partial-thickness burns yang
dapat mengurangi rasa sakit tapi harus dihindari pada pasien dengan
major burns (> 25 % BSA) dan khususnya pada bayi hipotermia.

5) Analgesia
 Dapat diberikan secara IV line setiap 1-2 jam sekali untuk mengatur rasa
sakit tapi dalam dosis yang kecil untuk mencegah terjadinya hipotensi,
oversedasi, respiratory depression.

6)Early irrigation dan debridement


 Dapat dilakukan dengan menggunakan normal saline dan alat-alat yang
steril untuk membersihkan semua lapisan epidermal yang lepas.
 Setelah itu dapat dilanjutkan dengan pemberian topical antimicrobial
agent dan steril dressing.
 Debridement diindikasikan untuk mencegah terjadinya infeksi.
7) Topical antimicrobial agent
 Organisme yang umum sebagai komplikasi terhadap luka bakar = staphylococcus aureus,
pseudomonas aeruginosa, enterococcus species, enterobacteriaceae, group A streptococci,dan
Candida albicans.

 Silver sulfadiazine
 Biasanya paling umum digunakan karena tidak iritasi dan efek samping yang sedikit.
 Ini merupakan suatu cream  dimana untuk membantu meminimalisir evaporative water dan heat loss.
 Kontraindikasi  untuk pasien dengan glukosa 6-phosphatase deficiency.
 Mafenide acetate
 Memiliki efek lebih baik terhadap gram negative (P. aurigenosa) dan anaerobic.
 Dapat terjadi metabolic acidosis dengan cara menghambat carbonic anhydrase.
 Polymyxin B sulfate
 Biasa digunakan pada facial burn dan tidak menimbulkan discolor skin yang kadang-kadang terjadi pada
silver sulfadiazine.
 Tetanus prophylaxis
 Dapat diberikan sebagai tetanus toxoid, o,5 mL, i.m., jika dosis awal diberikan lebih dari 5 tahun sebelum
injury.
 Jika immunisasi status tidak diketahui :tetanus immunoglobulin (hyper-te), 250-500 unit, i.m.
 Stress ulcer prophylaxis
 Contoh : H2 blockers, antacids atau omeprazole.
Wound management
 Pada luka bakar derajat I & II diharapkan regenerasi spontan dari epitel,
maka yang terpenting adalah menjaga kebersihan luka atau mencegah
infeksi. Pada luka bakar derajat II yang terpenting adalah membuang
jaringan mati, menutup lukka dengan tandur kulit atau grafting skin
disamping pencegahan infeksi.

 Luka bakar akibat panas api yang tidak kotor tidak perlu dibersihkan.
Bulla dibiarkan utuh, cairan didalamnya disedot atau insisi. Bila tertahan
oleh bahan kimia maka luka dicuci dengan air bersih sebersih-bersihnya.
Hindarkan pemakai heksaklorofen karena bahan ini akan diserap melalui
luka sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan dapat
menimbulkan gejala neurologis.

 Pada luka bakar derajat III yang melingkari anggota gerak terdapat
bahaya penekanan (efek turniket) oleh eskar yang kurang elastis.
Konstriksi ini akan menimbulkan statis aliran vena dan bila edema
berkembang lebih jauh dapat terjadi gangguan sirkulasi arteri.
Early Excision & Grafing
(E&G)
 Dilakukan untuk luka bakar yang dalam (deep partial-thickness & full
thickness burn), eschar diangkat dengan surgical dan lukanya ditutup
dengan tehnik grafting. Dengan kecenderungan untuk membuang
eschar secepatnya maka luka terbuka yang dihasilkan sangat peka
terhadap infeksi, juga penguapan air dan kehilangan energi menjdai
berlebihan, oleh karena itu penutupan luka dengan tehnik grafting
sangat diperlukan. Tetapi sering mendapatkan kesulitan dalam
mendapatkan autograf pada luka bakar luas.

 Eksisi eschar sebaiknya sedini mungkin mumgkin sebelum eschar


banyak ditumbuhi bakteri. Kalau pasien telah melampaui masa kritis
dalam fase akut, biasanya pada hari ke 2-5 pasca injury. Tetapi ada juga
bisa waktu yang baik untuk melakukan E&G dalam 3-7 hari sampai
optimalnya 10 hari setelah injury. Penutupan luka dapat
dikerjakanlangsung setelah eksisi atau beberapa hari kemudian setelah
pendarahan atau hematoma tidak akan menghambat skin graft.
 Technical consideration
 dilakukan eksisi dengan >10% TBSA.
 Dalam pelaksanaanya dibutuhkan monitoring yang baik, perawatan
yang baik, terapi fisik, dukungan nutrisi, aneshthesi dan dokter 24
jam.
 Prosedur eksisi dapat dilakukan setelah pasien stabil, biasanya
dalam 1 minggu injury dan lukanya harus cepat ditutup sebelum
terjadi infeksi.
 Prosedur yang bisa dilakukan :
a. tangential (sequential) excision
b. fascial excision
 Early Reconstruction
 E&G, penutupan luka sebelum respon inflammasi terjadi
maksimal pada localizd intense cutaneous dan subsequentiy
systemic.
 Pengerjaan prosedur dengan hati-hati menurunkan resiko.
 Grafting harus menghindari joint, dan grafting dilakukan
secara transvers.
 Thick STSG (>0,0015inch) terlihat lebih bgus dari thin graft
(<0,010inch)
 Skin Grafting
 merupakan proses penutupan luka secara sederhana.
 Area yang luka dan luruh sebelumnya telah di excise surgical,
dan diberi wound dress setiap hari hingga siap dilakukan skin
graft
 Mengambil skin graft dengan menggunakan pisau biasanya
dipaha tapi bisa juga pada tempat lain.
 Prioritaskan skin graft ini dilakukan pada tempat-tempat vital
dahulu seperti di kelopak mata, wajah, skull, leher, tangan dan
genital.
 Kriteria early excision & skin grafting :
 Kasus deep burn injury yang diperkirakan akan mengalami
penyembuhan lebih dari 3 minggu
 Kondisi fisik memungkinkan untuk menjalani operasi besar
 Tidak ada masalah dengan proses pembekuan darah
 Tersedia donor yang cukup untuk menutup luka permukaan
yang terbuka (raw surface)

 Tujuan Skin Graft :


 hentikan evaporative heat loss
 agar proses penyembuhan diupayakan sesuai waktu
komplikasi
 Hipotensi
 Biasanya pada pasien dengan burn > 15%, jika terus-menerus bisa terjadi
renal failure. Diterapi dengan menggunakan resusitasi cairan melalui IV
line
 Infeksi
 Bisa terjadi pada permukaan burn injury yang sudah nekrosis  barier
kulit hilang  bisa terjadi infeksi local  karena jaringan barier ikut
dirusak  bisa terjadi septicemia
 Biasanya infeksi coagulase positif Staphylococcus dan Pseudomonas
aeroginosa.
 Bisa juga terjadi akibat alat-alat bantu yang tidak steril, contoh pada
penggunaan kateter yang tidak steril bisa sebabkan infeksi di daerah
urinary, dan bisa terjadi pada alat bantu napas.
 Bronchopneumonia
 Bisa terrjadi pada pasien dengan burn di wajah, leher atau dada
 Ataupun adanya inhalasi flame atau fumes  bisa merusak epitel 
terjadi infeksi sal. Pernapasan.
Komplikasi
 Renal failure
 Bisa terjadi akibat hipotensi yang lama
 Hypoproteinemia
Hilangnya protein ini bisa diakibatkan :
 adanya protein hilang dari permukaan luka bakar
 pningkatan aktivitas katabolisme
 kurangnya nutrisi
 Evaporative water & thermal loss
 Pada luka baker  ada kehilangan air dan panas dari
permukaan yang terbakar  sebabkan hypothermia dan
dehidrasi.
Daftar pustaka
1. Junquira LC, Carneiro J, Kelley RO.1997.
Histologi Dasar edisi ke-8.
2. McCance and Huether Pathophysiology the
Biologic Basis for Diseases in Children and
Adult, 5th edition.
3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin
FKUI Edisi Kelima Tahun 2007
4. Schwartz SI. 1999. Principles of Surgery 6th ed.
United States. McGraw-Hill
Terimakasih
{

Anda mungkin juga menyukai