Disusun Oleh :
Dahru Almas Kinangga
2015730025
Dokter Pembimbing :
dr. Futiha Arabia, Sp. OG(K)
Assalammu’alaikum wrwb,
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa karena atas segala limpahan rahmat dankarunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan
laporan
laporankasus ini khususnya kepada dr. Futiha Arabia, Sp. OG(K) selaku pembimbing.
Kami sangat menyadari dalam proses penulisan laporan kasus ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun metode penulisan. Namun demikian, kami
telah mengupayakan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Kami dengan rendah
hati dan dengan tanganterbuka menerima segala bentuk masukan, sarandanusulan
gunamenyempurnakan
laporankasus ini.
Kami berharapsemoga laporankasus inidapat bermanfaat bagisiapapun yang membacanya.
Wassalammu’alaikum wrwb.
Penulis
I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
• Nama : Ny. M
• Usia : 25 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Bunikasih, Cianjur
• Tanggalmasuk RS : 5 /6/2023 pukul 20.00 WIB
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD kebidanan RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan keluar air-air dari
jalan lahir sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku sedang hamil anak pertama usia 39-40 minggu diantar keluarga
ke IGD Kebidanan RSUD Sayang Cianjur pada pukul 02.30 WIB dini hari. Pasien
dirujuk dari bidan dekat rumahnya atas indikasi ketuban pecah dini dan kontraksi
lemah.Pasien mengaku mulas-mulas sejak pukul 20.00 WIB, Selang 2 jam: keluar
air-air jernih dari jalan lahir dengan kuantitas banyak secara tiba-tiba (mengalir ke
kakinya dan basah hingga menembus celana dalam).
Keluhan nyeri kepala, pandangan kabur dan nyeri uluh hati disangkal. Pasien juga
ingin melakukan persalinan sesar karena mengaku takut dan khawatir untuk
menjalankan persalinan normal
Mengganti celana dalam sehari 2 kali atau lebih dan hygine baik
Riwayat Obstetri
H. Riwayat Perkawinan
Sekarang merupakan pernikahan pasien yang pertama yang sudah berlangsung
selama 8 bulan, pasien menikah pada Oktober 2022 pada saat usianya 24 tahun.
I. Riwayat Haid
• Menarche : Usia 12 tahun
• Lamahaid : 7 hari
• Siklushaid : ±28 hari
• Jumlah darah : Normal (3-4x ganti pembalut perhari)
• Gangguan haid : Dismenorea (-) menoragia (-) metroragia (-)
• HPHT : 5/9/2022
J. Riwayat Persalinan
Pemeriksaan Umum
o Keadaan Umum : Baik, tampak sakit sedang
o Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
o Tekanan Darah : 130/80 mmHg
o Suhu : 36.5 °C
o Pernapasan : 24x/menit
o Nadi : 81x/menit
o SpO2 : 99%
Status Gizi
o BB : 52 kg
o TB : 145 cm
o IMT : 24.7 kg/m2
Pemeriksaan Fisik Generalis
o Kepala : Normocephal
o Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Refleks cahaya langsung
(+/+), Refleks cahayatidaklangsung (+/+)
o Leher : Pembesaran KGB (-/-), Pembesaran tiroid (-/-)
o Thorax : Normochest
o Payudara : Simetris
o Paru-Paru
- Inspeksi : Dinding dada simetris
- Palpasi : Vocal fremitus simetris
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi: Vesicular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
o Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Batas Atas : ICS 2 Parasternal dextra
Batas Kanan : ICS 4 Parasternal dextra
Batas Kiri : ICS 5 Midklavikula sinistra
- Auskultasi: Bunyi jantung I/II, regular, Gallop (-), Murmur (-)
o Abdomen
- Inspeksi : Perut tampakmembesar, linea nigra (-) tandaperadangan (-)
- Auskultasi: DJJ (139x/menit), Bisingusus (+) dalambatas normal 16x/menit.
- Palpasi : TFU : 33 cm
- Perkusi : Timpani
o Ekstremitas Atas : Akral hangat (+/+), Edema (-/-), dan CRT ≤ 2 detik
o Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+/+), Edema (-/-), dan CRT ≤ 2 detik
Pemeriksaan Luar
Abdomen
Inspeksi : Perut tampakmembesar, linea nigra (-) tandaperadangan (-)
Auskultasi : DJJ 139x/menit, bisingusus (+) normal
Palpasi : TFU : 33 cm
Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan dalam: V/V tidak ada kelainan, portio tebal-lunak, Ø 2-3 cm
IV. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Rutin
MCHC 34 33-37 %
Differential
Absolut
L. RESUME
Ny. T 25 tahun dirujuk ke IGD Kebidanan RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan
keluar air-air jernih dari jalan lahir dengan kuantitas banyak secara tiba-tiba. Pasien
masih merasakan adanya pergerakan pada janin saat itu. Empat jam pasca keluarnya
air-air dari vagina, dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan meconium (+).
Demam (-), gerakan janin (+), mulas (+).
Pasien rutin ANC, tekanan darah selalu DBN dan tidak ada kelainan pada USG. TTP:
12 Juni 2023. Rencana tindakan akan dilakukan terminasi segera namun karena
kontraksi lemah maka dilakukan augmentasi oxytocin tetapi gagal. Akhirnya pasien
diindikasi persalinan perabdominam. Selain itu, keluarga dan pasien juga ingin
melakukan persalinan SC karena mengaku takut dan khawatir untuk menjalankan
persalinan normal. Pasien mengaku sehari-hari sesekali mengantarkan jualannya ke
tetangga dan mengaku lelah
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: TTV 120/80 mmHg. suhu: 36,6oC, RR: 20
kali/menit, HR : 81 kali/menit
DASAR DIAGNOSIS
G1P0A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
mengaku saat ini merupakan kehamilan yang pertama, belum
pernah melahirkan dan keguguran
Mekonium
Sectio Caesarea
VIII. DIAGNOSIS AKHIR
G1P0A0 Gravida 39-40 minggu, KPD Mekonial, gagal augmentasi
IX. FOLLOW UP
POD 1 POD 2
S Nyeri luka post operasi (+) Nyeri luka post operasi (+) pasien su
dah bisa jalan ke toilet sendiri (+)
O KU: Baik, KU: Baik
Kes: CM Kes: CM
TD: 120/78 mmHg TD: 126/80 mmHg
HR : 70 x/menit HR : 89 x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
T: 36,6°C T: 36,6°C
A P1A0 post SC a/i gagal augment P1A0 post SC a/i gagal augmentasi +
asi + KPD KPD
P Observasi TTV - Observasi TTV
Edukasi mobilisasi Mengganti verban
Ketorolac 2 x 30 mg IV Ketorolac 2 x 30 mg IV
Cefotaxime 2 x 1 gram IV (H-1) - Cefotaxime 2 x 1 gram IV (H-2)
Metronidazole 2 x 500 mg IV (H - Metronidazole 2 x 500 mg IV (H-2)
-1)
- Rencana pulang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Partus Lama
a. Definisi
karena ukuran janin yang besar dan letaknya yang tidak lazim. Partus
persalinan terjadi.
b. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Partus Lama
penurunan kepala untuk menekan serviks tersebut. Pada saat yang sama
terjadi edema pada serviks sehingga akan lebih sulit terjadi dilatasi
secarea.
1) Disproporsi Sefalopelvik
Merupakan kondisi dimana jika kepala bayi lebih besar dari pelvis,
janin besar, atau kombinasi antara bayi besar dan pelvis sempit.
4) Primigraviditas
batas normal sebelah atas pada 20 jam. Sedangkan fase aktif pada
serviks masih keras, dan menutup maka sering terjadi periode laten
yang lama, hal ini dikarenakan oleh ukuran Pintu Atas Panggul
partus lama.
dengan ibu ketuban utuh dilihat dari lama persalinan dan cara
lama.
kemacetan.
2. Ketuban Pecah Dini (KPD)
a. Definisi
solusio plasenta.
faktor yaitu:
1) Usia
adalah umur 20-35 tahun. Dibawah atau diatas usia tersebut akan
2) Sosial ekonomi
Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak
telah melahirkan lebih dari lima kali. Wanita yang telah melahirkan
4) Anemia
pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak
berlebihan
d. Diagnosis
akan membiarkan ibu dan janin mempunyai risiko infeksi yang akan
1. Anamnesa
tiba – tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan perlu juga
teratur atau belum ada, serta belum ada pengeluaran lender darah.
2. Inspeksi
Dilakukan pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya
cairan vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah ketuban masih
akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada
fornik anterior.
1) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
konsentrasi, bau dan pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini
Sekret vagina ibu hamil pH: 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
(tes pakis) dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
f. Penatalaksanaan
antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara pasti dapat menurunkan
kehamilan 30-32 minggu yang tidak ada infeksi intraamnion. Sediaan terdiri
PENEGAKAN DIAGNOSIS
USG
Hanya untuk melihat indeks cairan amnion
Pemeriksaan lab
Tes fern
Distensi uterus
Pasien G1A0P0 datang ke IGD dengan keluhan keluar air-air jernih dari jalan lahir
secara tiba-tiba (mengalir ke kakinya dan basah hingga menembus celana dalam) 5
jam SMRS. Usia kehamilan 39-40 minggu, TP pasien 25 Juni 2022
Pada pemeriksaan dalam ditemukan meconium (cairan hijau kental)
Wanita nulipara yang melaporkan kelelahan kerja -> risiko tinggi KPD
Jumlah jam kerja berhubungan dengan KPD pada wanita nulipara yang
bekerja
Quesionnaire: jumlah jam kerja/minggu dan sumber kelelahan kerja
Postur (berdiri >3 jam/hari)
Mesin industri
Tenaga fisik
Tekanan mental
Stres lingkungan
Hasil:
KPD -> wanita dengan jam kerja/minggu: 40 jam (9%)
Risiko 2x lipat -> mesin industri
Risiko hampir 2x lipat pada sumber kelelahan kerja yang lain
MOLA HIDATIDOSA
proliferasitrofoblas abnormal.
WHO membagi menjadi 2 katagori Molar danNon-molar, dibedakandengan
klinis dan hasil PA, molahidatidosa berhubungan dengan gangguan pertumbuhan
plasenta sedangkan invasive mola berhungan dengan gangguan atau rusaknya
dinding uterus.
Molar Lession
Hydatiform Mole
Complete
Partial
Invasive Mole
Nonmolar Lession
Choriocarcinoma
1.2. Epidemiologi
• Mola hidatidosa paling sering terjadi padawanita usia <20 tahun atau >35 tahun.
• Asia Tenggara dan Jepang memiliki insiden mola tertinggi 2 dari
1000 kehamilan dengan tingkat koriokarsinoma (ganas) lebih tinggi 3-9 per
40.000 kehamilan
PTG dan 7.5 kali lipat untuk kehamilan > usia 40 tahun
4) Riwayat abortus
Riwayat abortus meningkatkan risiko kehamilan mola hidatidosa 3x lipat
1.4 Patogenesis
Ada beberapa teori yang menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas.
Normalnya setelah terjadinya konsepsi maka hasil konsepsi akan berjalan dan
membelah sampai dengan terbentuk blastocyst di hari ke5-7, blastocyst tersebut akan
bernidasi dan implantasi di endometrium, blastocyst mengandung sel trophoblast yang
merupakan cikal bakalplasenta. Ketika trophoblast menempel pada uterus terjadi
pertumbuhan trophoblast di uterus dengan adanya vaskularisasi yang baik dan
pertumbuhan janin yang baik. Pada kasus molaterjadi proliferasisel trophoblast yang
menghasilkancairan-cairanyang disebut
korionik
Proliferasi Difus Bervariasi, fokal
trofoblastik
Janin Tidak ada Sering dijumpai
keganasan
sitotrofoblas.
Massa mengisi rongga uterus dan dapat cukup besar untuk menyerupai
kehamilan. Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua
untuk menambatkan hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang
sedang berkembang dapat berpenetrasike tempat implantasi. Miometrium
dapatterlibat, begitu pula dengan vena walaupun jarang terjadi. Ruptur
uterus dengan
tenggulitua ataukecoklatan.
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan
seharusnya.
e. Keluarjaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
j. Perdarahantidak teratur.
k. Penurunan berat badanyang berlebihan.
1.6 Manifestasi Klinik
Mola hidatidosa adalah tumor plasenta yang terbentuk saat telah
terjadikehamilan. Untuk beberapa alasan yang belum jelas, embrio mati dalam
uterus, tetapi plasenta tetap berkembang. Padatahap awalpenyakit, manifestasi yang
terjadi sulit dibedakan dengan manifestasi yang terjadi pada kehamilan normal.
Abnormalitas genetik yang
abortus.
Kadar β – hCG darah atau urine akan sangat positif (sangat meningkat
saat dibandingkan dengan kadarnya pada kehamilan yang normal). Pada kehamilan
mola, kadar β – hCG serum masih sangat tinggi dalam seratus hari setelah
menstruasi terakhir, ketika kadarnya seharusnya telah mengalami penurunan.
Walaupun demikian, nilai ini juga harus dievaluasi dengan cermat, karena kadar
yang sangat
tinggi juga dapat dikaitkan dengan gestasi multipel dengan lebih dari satuplasenta.
Kadar hCG awal mungkin relatif pada pasien yang mengalami mola sebagian
tirotoksikosis.
d. Foto rontgen abdomen : tidak terlihat tulang - tulang janin (pada kehamilan 3 - 4
bulan).
e. Ultrasonografi : Snowstorm Appereancedan Honeycomb Appereance
dikaitkan dengan mola komplit, sedangkangambaran mola
parsialakanterlihatstruktur janin
dan gambarannyabervariasi.
f. Foto thoraks : pada mola ada gambaran emboli udara apakah curiga adanya
metastasis.
g. Diagnosis yang paling tepat bilakita telahmelihat gelembung molanya. Tetapi bila
kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat karena
pengeluaran gelembung umumnya disertai perdarahan yang banyak dan keadaan
umumpasien menurun.
Mola Parsial
1.9 Penatalaksanaan
Terapimola hidatidosa ada 3 tahapanyaitu:
a. Perbaikan keadaan umum
Perbaikan keadaanumumpadapasien mola hidatidosa, yaitu :
1) Koreksi dehidrasi
2) Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr % ataukurang)
3) Bila ada gejala preeklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati
sesuai dengan protokol penanganan dibagian obstetrik dan ginekologi
6) Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat
dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda - tanda
metastasis maka pasien harus dievaluasi dan
dimulaipemberiankemoterapi.
1.10 Komplikasi
Komplikasipada mola hidatidosameliputi :
a. Perdarahan hebat.
b. Anemia.
c. Syokhipovolemik.
d. Infeksi sekunder.
e. Perforasi uterus.
f. Keganasan (PTG).
DAFTAR PUSTAKA
trophoblastic-disease?amp=true
7. Pengurus besar POGI, Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi,
bagian 1, Balai penerbit FKUI, 2003, hal 70-71.