Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan
menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi
yang banyak menyerang wanita.1
Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1 Sebagian besar kista tidak
menimbulkan gejala yang nyata, namun sebagian lagi menimbulkan masalah
seperti rasa sakit dan perdarahan. Bahkan kista ovarium yang malignan tidak
menimbulkan gejala pada stadium awal, sehingga sering ditemukan dalam
stadium yang lanjut. Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada
kista ovarium yang terjadi dalam kehamilan adalah peristiwa torsio atau
terpeluntir. Ada beberapa kista yang dapat menjadi ganas, dengan risiko
terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai
menopause1.Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan
merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi.
Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia angka kejadian kista
ovarium di Indonesia mencapai 37,2% dan paling sering terdapat pada wanita
berusia antara 20-50 tahun2. Angka kejadian kista ovarium di Indonesia pada
tahun 2015 sebanyak 23.400 orang dan meninggal sebanyak 13.900 orang.
Angka kematian tertinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awal
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apakah sudah terjadi
metastasis3. Penatalaksanaan kista ovarium didasarkan pada jenis kista
tersebut. Jadi tidak semua kista ovarium ditatalaksana melalui pembedahan,
apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Namun, sebagian besar
memerlukan pembedahan untuk mengangkat kista tersebut.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

II.1 IDENTITAS
Pasien Suami
Nama : Ny. I Nama : Tn. D
Usia : 48 tahun Usia : 54 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Alamat : Parungkuda Alamat : Parungkuda
Status Pernikahan : Menikah Status Pernikahan : Menikah
Pernikahan :1 Pernikahan :1
Lamanya : 20 tahun Lamanya : 20 tahun
MRS : 24/11/2020

II.2 ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan kepada pasien dan keluarga di IGD Kebidanan dan
IRNA 2A RS Kartika Cibadak tanggal 24 November 2020 dan 25 November
2020.
Keluhan Utama : Nyeri di perut kiri bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri perut kiri bawah sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan
nyeri awalnya timbul jika pasien banyak beraktivitas dan hilang dengan
istirahat. Namun tiga tahun terakhir nyeri yang dirasakan semakin terus-
menerus, terasa melilit dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri yang
dirasa kadang menjalar ke pinggang dan kaki yang kadang menyebabkan
sesak dan sulit tidur. Selain itu pasien merasa seperti ada benjolan yang
mengganjal di perut bawah. Benjolan awalnya kecil, namun lama kelamaan
terasa makin membesar. Keluar darah dari kemaluan disangkal namun pasien

2
mengaku haidnya menjadi lebih sedikit dan tidak teratur akhir-akhir ini. Lama
haid 3 hari yang biasanya 7 hari. Haid terakhir tanggal 20 November 2020.
Selain itu, pasien mengaku nyeri saat haid dan berhubungan. Mual dan
muntah disangkal. Gangguan makan dan penurunan berat badan disangkal
pasien. Pasien juga menyangkal riwayat demam. BAB dan BAK (+) normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Keluhan serupa disangkal.
- Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun
asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat anggota memiliki keluhan serupa disangkal. Riwayat anggota
keluarga memiliki penyakit keganasan disangkal.
Riwayat pengobatan
Awalnya pasien rutin berobat ke Puskesmas untuk mengobati nyerinya.
Namun nyeri semakin memberat sehingga pasien ke RS Sekarwangi yang
kemudian dirujuk ke RSUD Syamsudin SH namun tertunda akibat pandemi
sehingga pasien menunda pengobatan. Namun nyeri semakin tidak
tertahankan sehingga pada tgl 6/11/20 pasien datang ke poli bedah RSKC dan
dilakukan CT-scan abdomen, didapatkan curiga adanya massa kista ovarium
kiri sehingga pasien di alihkan ke poli kandungan dr. Renaldy, SpOG
kemudian dilakukan USG didapatkan adanya kista ovarium kiri dan
direncanakan operasi laparotomi tanggal 25 November 2020.
Riwayat menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Siklus menstruasi : 1 tahun ini tidak teratur, sebelumnya teratur 1 bulan
sekali
- Banyaknya : 3 kali ganti pembalut sehari, sebelum muncul keluhan pasien
mengaku 4-5 kali ganti pembalut.
- Lamanya : 3 hari, sebelum muncul keluhan biasanya 7 hari
- Nyeri saat menstruasi : (+)
- Pernah Keluar darah diluar siklus haid : (-).
-

3
Riwayat Kontrasepsi :
- Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
Riwayat Perkawinan
- Pasien telah menikah selama ± 20 tahun, dan ini merupakan pernikahan
pertamanya.
Riwayat Obstetri :
P4-1A0
Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak
Partus Persalinan Persalinan JK BB PB H/M
1999 Rumah Aterm Spontan Bidan - Lk 3000gr Lupa H
2001 RS Posterm Normal Dokter Serotinus Lk 3500gr Lupa M
2002 Rumah Aterm Normal Paraji - Pr 3500gr Lupa H
2009 Puskesmas Aterm Normal Bidan - Lk 3600gr Lupa H

STATUS GENERALIS
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
c. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Frekuensi nadi : 83 x/menit
- Frekuensi napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,6oC
d. Kepala/leher : konjungtiva anemis -/-; ikterik -/-
e. Thorax
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dbn
- Auskultasi: C S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-); P
vesikuler +/+ wheezing -/-, rhonki -/-.
f. Abdomen: supel, bising usus (+) normal, massa (+) regio hipogastric,
konsistensi kenyal, batas tegas, mobile, nyeri tekan (+),
g. Ekstremitas: hangat (+/+)/(+/+) ; edema (-/-)/(-/-)

4
II.3 STATUS GINEKOLOGI
1. Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, diatas tumor pekak
- Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-).
Teraba massa ±10x8 cm di regio hipogastric permukaan licin, dapat
digerakkan, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+).

2. Genital Eksterna :
Inspeksi : perdarahan pervaginam (-)
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Tidak dilakukan

II.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Lab tanggal 24/11/20
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGIr
Hemoglobin 15,7 g/dl 10,5 – 13,5 g/dl
Hematokrit 44,4 % 33,0 – 41,0 %
Jumlah Lekosit 7700/ul 6.000 – 14.500/ul
Jumlah Trombosit 257000/ul 150.000 – 350.000/ul

Masa Perdarahan
Masa Perdarahan 1 MENIT 0 – 3 menit
Masa Pembekuan
Masa Pembekuan 7 MENIT 5-19 menit
HbsAg Kualitatif NON REAKTIF NON REAKTIF
Golongan darah & Rh Faktor
Golongan darah B 2–8%

5
Rh faktor POSITIF -
Glukosa Sewaktu
Glukosa Sewaktu 65 mg/dl 70-180
Rapid Test Covid-19
Covid-19 IgM NON REAKTIF NON REAKTIF
Covid-19 IgG NON REAKTIF NON REAKTIF

Pemeriksaan CT-Scan Abdomen 6/11/20

Interpretasi :
 Tampak lesi hipodense bentuk lobulated di upper hingga lower abdomen
setinggi VL2-VS2, densitas lk 9-11 HU, ukuran AP 12,5 cm x LL 21 cm x
CC 19,6 cm, dengan kalsifikasi pada dinding lesi. Tampak lesi
menyebabkan pendorongan usus ke arah cranial.
Kesan :
 Massa kistik lobulated intraabdomen setinggi VL 2-VS 2, ukuran AP lk.
12,5 cm x LL 21 cm x CC 19,6 cm, dengan kalsifikasi pada dinding lesi,
curiga berasal dari ovarium sinistra.
 Hidronefrosis dextra grade I
 Nefrocalcinosis sinista, ukuran lk 0,45 cm setinggi DIV L1-2
 Tak tampak kelainan hepar, vesica fellea, lien, pankreas, VU, dan uterus
 Tak tampak limfadenopati paraaorta, mesenterica maupun parailiaca
Spondylosis thoracolumbalis.

6
Pemeriksaan USG 11/11/20

Tampak massa dengan struktur hipoekoik intramassa ukuran 110 x 92 mm


kemungkinan kista berasal dari ovarium kiri.
Tidak tampak cairan bebas.

II.5 RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bawah awalnya timbul jika pasien
banyak beraktivitas dan hilang dengan istirahat. Namun tiga tahun terakhir nyeri
yang dirasakan semakin terus-menerus, terasa melilit dan mengganggu aktivitas
sehari-hari. Nyeri yang dirasa kadang menjalar ke pinggang dan kaki yang kadang
menyebabkan sesak dan sulit tidur. Selain itu pasien merasa seperti ada benjolan
yang mengganjal di perut bawah. Benjolan awalnya kecil, namun lama kelamaan
terasa makin membesar. Pasien mengaku haidnya menjadi lebih sedikit dan tidak
teratur akhir-akhir ini. Lama haid 3 hari yang biasanya 7 hari. Haid terakhir
tanggal 20 November 2020. Selain itu, pasien mengaku nyeri saat haid dan
berhubungan. Mual dan muntah disangkal.

II.6 DIAGNOSIS BANDING


Abses ovarium
Salpingitis

7
II.7 DIAGNOSIS KERJA
Kista Ovarium

II.8 PENATALAKSANAAN
Pasien kemudian datang ke IGD Kebidanan membawa SPR tanggal 24/11/20
Kuratif
Medikamentosa :
 Advice dr. Renaldy SpOG :
o Th preop: Ceftriaxon 2gr iv 1 jam preop
Nonmedikamentosa :
 Rencana operasi laparotomi 25/11/20 jam 10.00 WIB

II.9 PROGNOSIS : Dubia ad Bonam

II.10 EDUKASI :
a. Penyakit yang diderita adalah penyakit yang tidak menular dan penyakit
yang lebih baik segera dilakukan tindakan pembedahan.
b. Menjelaskan kepada pasien gejala – gejala kista ovarium

II.11 FOLLOW UP
25/11/2020 :
Instruksi post op dr. Renaldy, SpOG:
 Observasi
 IVFD RL 20 tpm
 Cek Hb post op
 Kateter menetap
 Imobilisasi 1x24 jam
 Th :
o Ceftriaxon 2x1 iv
o Asam tranexamat 3x1 iv
o Analgetik sesuai SpAn

8
S: Nyeri luka post op (+), imobilisasi (-)
O: Kes: CM
Td: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
Rr: 20x/menit
S: 36,4 C
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Thorak:
Paru: SDVes (+/+), Rh (-/-), Whz (-/-)
Cor: BJ I-II (N), M (-), G (-)
Abd: Supel, Luka rembes post op (-), Bu (+) N, nyeri post op (+)
Eks: Akral hangat
Gen : terpasang DC (+)
Hasil lab 25/11/20
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,8 g/dl 10,5 – 13,5 g/dl
Hematokrit 41,8 % 33,0 – 41,0 %
Jumlah Lekosit 22.700/ul 6.000 – 14.500/ul
Jumlah Trombosit 230.000/ul 150.000 – 350.000/ul

A: post laparotomi salpingo oophorectomy sinistra


P : Terapi lanjut
26/11/2020 :
S: Nyeri post op berkurang, perdarahan (-), mobilisasi (+) flatus (+) BAK (+)
O: Kes: CM
Td: 120/80 mmHg
N: 84x/menit
Rr: 20x/menit
S: 36,6 C
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Thorak:
Paru: SDVes (+/+), Rh (-/-), Whz (-/-)
Cor: BJ I-II (N), M (-), G (-)

9
Abd: Supel, Luka rembes post op (-), Bu (+) N, nyeri post op (+)
Eks: Akral hangat
A: post laparotomi salpingo oophorectomy sinistra (H.1)
P : Terapi lanjut sesuai dpjp
27/11/2020 :
S: Nyeri post op berkurang, perdarahan (-), mobilisasi (+), BAK (+)
O: Kes: CM
Td: 110/80 mmHg
N: 80x/menit
Rr: 20x/menit
S: 36,2 C
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Thorak:
Paru: SDVes (+/+), Rh (-/-), Whz (-/-)
Cor: BJ I-II (N), M (-), G (-)
Abd: Supel, Luka rembes post op (-), Bu (+) N, nyeri post op (+) berkurang
Eks: Akral hangat
A: post laparotomi salpingo oophorectomy sinistra (H.2)
P : Konsul dr. Renaldy, SpOG, advice :
 BLPL
 Obat pulang:
o Klindamisin 2x1
o Asam mefenamat 3x1
o Metronidazol 3x1
 Kontrol poli tanggal 4/12/20

10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Tumor Ovarium
III.1 Definisi
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada
tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma
pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada
segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas. Tumor ovarium adalah sebuah
proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari ovarium baik yang bersifat
jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista sebagai tumor
namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu
diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal
yang berisi cairan.Karena secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu
beberapa literatur membedakan antara kista dengan tumor ovarium.

Gambar 1 : Ilustrasi Tumor Ovarium


III.2 Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian di Amerika Serikat, umumnya kista ovarium
ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun
transvaginal dan transrektal.Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause.Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan
10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.

11
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang
pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang
spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

III.3 Anatomi Ovarium


Dibandingkan dengan organ lain, ovarium memiliki ukuran yang bervariatif antar
wanita. Selama tahun tahun usia reproduktif, ukurannnya dapat sekitar 2.5-5 cm
untuk panjangnya, dan 1.5-3 cm untuk luasnya, dan 0.6 hingga 1.5 cm untuk
tebalnya.1 Posisinya juga bervariasi, namun mereka biasanya berlokasi di bagian
atas kavitas pelvic dan sedikit berada dibawah pada dinding lateral pelvis. Indung
telur pada seorang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan
dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika berjalan
menuju ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum
infundibulopelvikum). Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum iatum.
Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Sebagian kecil ovarium berada di dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii.
Pada bagian hilus ini masuk pembuluh darah dan saraf ke ovarium. Fipatan yang
menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan
mesovarium. Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh
epitel selapis kubik-silindrik, disebut epitelium germinativum. Di bawah epitel ini
terdapat tunika albuginea dan di bawahnya ditemukan lapisan tempat folikel-
folikel primordial. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel,
berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian
ovarium terpenting dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang
beraneka ragam, dan jtga dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur
yang dikelilingi oleh satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel
yang matang ini terisi dengan likuor follikuli yang mengandung estrogen, dan siap
untuk berovulasi, Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-
kurangnya 750.000 oogonium. Jurnlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan
degenerasi folikel folikel. Pada umur 6 - 15 tahun ditemukan 439.000, pada 16 -
25 tahun 159.000, antara umur 26 - 35 tahun menurun sampai 59.000, dan antara

12
34 – 45 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah
menghilang7.

Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan
bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran
ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum
menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat
ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi
kasar.
Struktur8
Ovarium dilapisi epitellium germinal (permukaan).Jaringan ikat ovarium disebut
stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam.
Medula
- Terdapat pembuluh darah dan limfe
- Terdapat serat saraf,sel-sel otot polos,dan sel-sel jaringan ikat.

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi


hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum
primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap

13
bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone,
dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan fungsi wanita normal.
Korteks
Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung :
- folikel ovarian,yaitu unit fungsional pada ovarium.
- Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
Terdapat korpus luteum dan albicantes

III.4 Klasifikasi Kista


Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam
tumor kistik dan solid
1. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo-ovarial
iii. Kista tubo-ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
2. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid

14
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

1. Kista Ovarium Non-Neoplastik


a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing
dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.1

b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista.bisa di dapati satu
kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.Dalam
menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi
itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih
dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan
hilang sendiri.1,3 Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel
yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak
mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel
stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat
menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal
meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.1

15
Gambar 3 : Kista Folikel
c. Kista Korpus Lutein
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri
(korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan
menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum
yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai
kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan
ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan
ovarium.1,3

Gambar 4 : Kista Korpus Luteal


d. Kista Teka Lutein
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik
terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh
hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3 Kista granulosa lutein
yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan

16
membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti
jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur,
serta terapi hormon.

Gambar 5 : Kista Teka Lutein


e. Kista Inklusi Germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah
permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau
torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

Gambar 6 : Kista Inklusi Germinal

17
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari
sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang
merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.1

2. Tumor Neoplasia Jinak


2.1 Kistik
Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3

Kistadenoma Ovarii Serosum


Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering
ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa
dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding
dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi
dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista
ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan
keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang
coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma). Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis
kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian. Pada
pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau
torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian

18
besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat
ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma.
Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium
serosum papiliferum, tetapi bukan ganas. Tidak ada gejala klasik yang menyertai
tumor serosa proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan
pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites. Kelainan ekstra
abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada stadium
terminal. 1,2,6 Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari
kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat implantasi
pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis penyakit adalah kurang baik.
Meskipun diagnosis  histopatologis pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak
(histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai
neoplasma ovarium ganas (clinicaly malignant). Terapi pada umumnya adalah
pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung dengan besarnya
kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor
yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan
(frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi.1,3

Gambar : Kista Ovarium Serosum


Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai
tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari
mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada
penderia yang muda. Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan
jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan
bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua  tumor ini merupakan
kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum

19
nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. Kista ini biasanya
mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala (lobulated) dan umumnya
multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung niukosa ini kelihatan biru
dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat
besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor
biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi
perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat
cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning
sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah. Pemeriksaan
mikroskopik: tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak tinggi dan sel-sel
goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan bersifat
odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar,
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada
saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum
rongga perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal
karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan
papiler.1,3

Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3

20
Gambar :Kista Endometroid
Kista Dermoid
Nomenklatur yang tidak konsisten sering membingungkan diskusi mengenai
teratoma. Teratoma berasal dari bahasa yunani yakni teras, artinya monster,
disebutkan pertama kali didalam buku virchow mengenai tumor yang
dipublikasikan di tahun 1863. Kistadermoid merupakan tumor terbanyak (1,0%
dari total tumor ovarium) yang berasal dari sel germinativum. Tumor ini
merupakan tumor jinak sel germinativum dan paling banyak diderita oleh gadis
yang berusia di bawah 20 tahun. Tumor sel germinal ini mencakup 60% kasus
dibandingkan 40% yang berasal dari sel nongerminal untuk kelompok umur yang
telah disebutkan terdahulu.7 Neoplasma yang berasal dari sel germinativum ini
membentuk 15-20% tumor ovarium. Semakin muda usia pasien, semakin tinggi
tumor ini untuk menunjukkan tanda tanda keganasan. Namun, lebih dari 90%
neoplasma sel germinativum ini merupakan teratoma kistik matur jinak. Varian
ganas imatur jarang ditemukan.
Gejala klinis yang paling sering dikeluhan pasien adalah nyeri abdomen akut
(karena adanya ruptur atau torsio), perbesaran abdomen (karena adanya massa
atau asites), demam bila sudah ada infeksi, dan perdarahan pervaginam. Gejala
yang jarang dikeluhkan misalnya, nyeri abdomen, massa atau pembengkakan,
perdarahan uterus abnoral. Gejala bladder atau gangguan saluran pencernaan2.
Walaupun terdapat beberapa jaringan penyusun tumor, tetapi ektodermal
merupakan komponen utama, yang kemudian diikuti dengan mesodermal dan
entodermal. Semakin lengkap unsur penyusun, akan semakin solid konsistensi
tumor ini. Kista dermoid jarang mencapai ukuran yang besar, tetapi kadang-
kadang bercampur dengan kistadenoma ovarii musinosum sehingga diameternya
akan semakin besar. unsur penyusun tumor terdiri dari sel-sel yang telah matur
sehingga kista ini juga disebut sebagai teratoma matur. Kista dermoid mempunyai
dinding berwarna putih dan relatif tebal, berisi cairan kental dan berminyak
karena dinding tumor mengandung banyak kelenjar sebasea dan derivat
ektodermal (sebagian besar adalah rambut). Dalam ukuran kecil, kista dermoid
tidak menimbulkan keluhan apa pun dan penemuan tumor pada umumnyahanya

21
melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Rasa penuh dan berat di dalam perut hanya
dirasakan apabila ukuran tumor cukup besar. Komplikasi kista dermoid dapat
berupa torsi, ruptura, perdarahan, dan transformasi ganas7,
klasifikasi teratoma terdiri dari teratoma kistik matur dan imatur.

Teratoma Kistik Benigna (matur)


Hampir semua neoplasma ini ditandai dengan diffrensiasi ektodermal sel
germinativum totipoten. Tumor yang muncul dari sel totipotent ini kemudian akan
berkembang menjadi ektodermal, mesodermal, dan jaringan endodermal.
Biasanya terjadi pembentukan sebuah kista yang dilapisi oleh epidermis penuh
dengan apendiks adnexa. Sehingga nama umumnya menjadi kista dermoid.
Sebagian besar ditemukan pada perempuan muda sebagai massa ovarium atau
ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan radiografi atau pemindaian
abdomen karena mengandung fokus kalsifikasi yang dihasilkan oleh adanya gigi.
Sekitar 90% nya unilateral, lebih sering terjadi dikanan. Walaupun jarang, massa
kistik ini dapat memiliki garis tengah lebih dari 10 cm. Pada pemotongan, kista
sering terisi oleh sekresi sebasea dan rambut kusut yang apabila dikeluarkan,
memperlihatkan lapisan epidermis yang mengandung rambut.

22
Kadang kadang terdapat tonjolan nodular tempat keluarnya gigi. Kadang kadang
juga terdapat fokus tulang, tulang rawan, sarang epitel bronkus atau saluran cerna,
dan berbagai turunan sel lainnya. Untuk sebab yang belum diketahui, neoplasma
ini terkadang sebabkan infertilitas. Yang lebih serius, pada sekitar 1% kasus
terjadi transformasi keganasan dari salah satu unsur jaringan, biasanya dalam
bentuk karsinoma sel gepeng, juga, atas alasan yang tidak jelas, tumor ini rentan
alami torsio (10% hingga 15% kasus), menimbulkan kegawatdaruratan bedah
akut.
Sebagian besar pasien yang menderita teratoma matur tidak mengeluhkan gejala
apapun. Diketahui bahwa peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi komponen kelenjar sebasea dari tumor ini dan hal ini pula yang
menjelaskan mengapa teratoma matur meningkat ukurannya setelah masa
pubertas dan bertahan di ukuran tersebut setelah menopause. MCT (mature cystic
teratoma) yang bilateral terjadi pada sekitar 10-20% kasus. MCT memiliki ciri
khas pada pemeriksaan USG.
Teratoma Maligna Imatur
Neoplasma ini ditemukan pada usia dini, dengan usia rerata 18 tahun. Tumor ini
jelas berbeda dengan teratoma matur jinak, yaitu lebih sering berukuran besar,
padat atau hampir padat jika dipotong, dan ditandai dengan nekrosis. Walaupun
jarang, salah satu fokus kistik mungkin mengandung sekresi sebasea, rambut, dan
gambaran lain yang mirip dengan yang ditemukan pada teratoma matur. Secara
mikroskopis. Gambaran pembeda adalah adanya daerah diferensiasi ke arah
tulang rawan, tulang, otot, saraf, dan struktur lain yang imatur atau sulit dikenali.
Yang terutama memberikan gambaran buruk adalah fokus diferensiasi neuroepitel

23
karena sebagian besar lesi ini bersifat agresif dan bermetastasis secara luas.
Sebagai upaya untuk memperkirakan prognosis, teratoma imatur dibagi
berdasarkan derajat dan stadium. Tumor derajat 1 stadium 1 sering dapat
disembuhkan dengan terapi yang sesuai, sedangkan tumor yang berada di ujung
sprektum yang berlawanan memiliki prognosis yang jauh lebih buruk.

2.2 Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya
sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional
yang padat.1,6

Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%.
Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim
yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan
paling sering ditemukan pada penderita menopause. Tumor ini mencapai diameter
2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata,
konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat
padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle.

24
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen.
Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii.
Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi
torsi. Pada tumor ini  sering  ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites,
hidrotoraks). 1,2,6

Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya
pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor
ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya
beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna
kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada
tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas,
terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang
dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat. Tumor Brenner tidak menimbulkan
gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih kecil, biasanya ditemukan secara
kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak,
dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan
klinisnya.1,2,6

Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)


Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara
0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atas
hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.

III.5 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium

25
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Faktor resiko
terjadinya kista ovarium.4
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga
akibat abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker
yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.

III.6 Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.1,6
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal
kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna
di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena
itu terbentuk kista di dalam ovarium. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi
normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan
luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat

26
distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2 Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform
mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam
terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista
neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat
berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma
serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor
dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal.Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.
Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2

III.7 Tanda dan Gejala


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4,6

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:


a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

27
Pada stadium lanjut:
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4

III.8 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka
kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium.
Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
- Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding
depannya.
- Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa)
- Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.

28
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah
tumor tersebut bersifat jinak atau ganas.Berikut pemeriksaan yang umum
dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
- Pemeriksaan Beta-HCG Pemeriksaan ini digunakan untuk screening
awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
- Pemeriksaan Darah Lengkap Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat
diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga
dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
- Urinalisis Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan
lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.
- Pemeriksaan Tumor Marker Tumor marker spesifik pada keganasan
ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang
spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus dan
ovarium.
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari
tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan
proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop.

III.9 Penatalaksanaan
Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-2
bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu
atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Apabila
terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang
nyeri NSAID1,2,4

Operasi

29
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan
pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya kista
yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami penurunan berat badan
yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika
telah dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan
kista itu sendiri melalui operasi. Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan
pulang pada hari ke-8 atau ke-9. Indikasi umum operasi pada tumor ovarium
melalui screening USG umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm
baik dengan gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan
patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.1,2,4,6

III.10 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma
sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.1,6
BAB IV
PEMBAHASAN

Laporan kasus ini membahas mengenai kista ovarium pada seorang wanita usia 48
tahun.
A. ANAMNESIS DAN GEJALA
Keluhan Utama : Nyeri di perut kiri bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri perut kiri bawah sejak 10 tahun yang lalu. Keluhan nyeri
awalnya timbul jika pasien banyak beraktivitas dan hilang dengan istirahat.

30
Namun tiga tahun terakhir nyeri yang dirasakan semakin terus-menerus, terasa
melilit dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri yang dirasa kadang menjalar
ke pinggang dan kaki yang kadang menyebabkan sesak dan sulit tidur. Selain itu
pasien merasa seperti ada benjolan yang mengganjal di perut bawah. Benjolan
awalnya kecil, namun lama kelamaan terasa makin membesar. Keluar darah dari
kemaluan disangkal namun pasien mengaku haidnya menjadi lebih sedikit dan
tidak teratur akhir-akhir ini. Lama haid 3 hari yang biasanya 7 hari. Haid terakhir
tanggal 20 November 2020. Selain itu, pasien mengaku nyeri saat haid dan
berhubungan serta BAB tidak lancar. Mual dan muntah disangkal. Gangguan
makan dan penurunan berat badan disangkal pasien. Pasien juga menyangkal
riwayat demam. BAK (+) normal.

Pembahasan : Kista ovarium adalah kantong berisi material cair atau semi cair
yang berasal dari ovarium. Kista ini dapat berkembang di berbagai usia, dari masa
neonates sampai post menopause. Kebanyakan kista ovarium muncul selama bayi
dan remaja, dimana periode aktif hormone terjadi.7
Pada pasien ini, dari anamnesis hanya diperoleh benjolan pada perut sejak 10
tahun yg lalu. Terdapat gejala nyeri perut yang semakin lama semakin memberat
sehingga menganggu aktivitas pasien. Pendekatan diagnosis untuk massa
intraabdomen harus melibatkan lebih dari satu sistem tubuh yaitu sistema
urogenitalia dan sistema digestivus. Secara umum, gejala subjektif tidak begitu
menonjol dan tidak khas, sehingga massa intraabdomen tersebut harus
mempertimbangkan sistem-sistem yang mungkin menjadi asal tumor tersebut.
Pada kasus ini gejala dan tanda yang dialami pasien adalah adanya benjolan di
daerah perut bagian bawah yang semakin lama semakin membesar. Pasien
merasakan perut semakin berat dan keras karena semakin membesarnya kista.
Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dan menstruasi yang tidak teratur.
Pada kista yang sudah membesar dan sampai menekan diafragma, biasanya pasien
juga mengeluh sesak terutama saat sedang duduk, namun hal ini tidak terjadi pada
pasien di kasus ini.
Pada kista yang berukuran besar sering dikeluhkan penurunan nafsu
makan, namun pada pasien ini tidak ditemukan keluhan tersebut. Pada pasien ini

31
tidak ada keluhan buang air kecil atau besar yang biasanya ada karena penekanan
oleh kista pada vesika urinaria dan rectum, Hal ini kemungkinan karena posisi
kista pada abdomen yang tidak menyebabkan penekanan sehingga tidak
menimbulkan keadaan tersebut di atas.

B. PEMERIKSAAN FISIK DAN TANDA


STATUS GENERALIS
h. Keadaan umum : Baik
i. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
j. Tanda vital
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Frekuensi nadi : 83 x/menit
- Frekuensi napas : 20 x/menit
- Suhu : 36,6oC
k. Kepala/leher : konjungtiva anemis -/-; ikterik -/-
l. Thorax
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dbn
- Auskultasi: C S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-); P
vesikuler +/+ wheezing -/-, rhonki -/-.
m. Abdomen: supel, bising usus (+) normal, massa (+) regio hipogastric,
konsistensi kenyal, batas tegas, mobile, nyeri tekan (+),
n. Ekstremitas: hangat (+/+)/(+/+) ; edema (-/-)/(-/-)
II.3 STATUS GINEKOLOGI
3. Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, diatas tumor pekak
- Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-).
Teraba massa ±10x8 cm di regio hipogastric permukaan licin, dapat
digerakkan, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+).

32
4. Genital Eksterna :
Inspeksi : perdarahan pervaginam (-)
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Tidak dilakukan

Pembahasan :
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien untuk menentukan diagnosis kista
dalam hal ini adalah pemeriksaan abdomen. Dari pemeriksaan abdomen teraba
massa dengan konsistensi padat kenyal pada perut region hipogastric hingga iliaka
sinistra dengan ukuran ± 10 x 8 cm, permukaan licin, berbatas tegas, dapat
digerakkan, terdapat nyeri tekan (+). Dari pemeriksaan fisik ini kecurigaan
terhadap kista ovarium semakin besar. Tidak didapatkan tanda-tanda peradangan
pada pasien seperti suhu badan tinggi.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat dibuat beberapa
diferensial diagnosis yaitu tumor-tumor abdomen yang termasuk system
digestivus maupun system urinarius.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab tanggal 24/11/20
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15,7 g/dl 10,5 – 13,5 g/dl
Hematokrit 44,4 % 33,0 – 41,0 %
Jumlah Lekosit 7700/ul 6.000 – 14.500/ul
Jumlah Trombosit 257000/ul 150.000 – 350.000/ul

Masa Perdarahan

33
Masa Perdarahan 1 MENIT 0 – 3 menit
Masa Pembekuan
Masa Pembekuan 7 MENIT 5-19 menit
HbsAg Kualitatif NON REAKTIF NON REAKTIF
Golongan darah & Rh Faktor
Golongan darah B 2–8%
Rh faktor POSITIF -
Glukosa Sewaktu
Glukosa Sewaktu 65 mg/dl 70-180
Rapid Test Covid-19
Covid-19 IgM NON REAKTIF NON REAKTIF
Covid-19 IgG NON REAKTIF NON REAKTIF

Pembahasan : hasil laboratorium dalam batas normal. Tidak ada peningkatan


leukosit yang mengarah pada infeksi. Dari hasil lab belum dapat ditentukan
kemungkinan diagnosis pasien.

Pemeriksaan CT-Scan Abdomen 6/11/20

34
Interpretasi :
 Tampak lesi hipodense bentuk lobulated di upper hingga lower abdomen
setinggi VL2-VS2, densitas lk 9-11 HU, ukuran AP 12,5 cm x LL 21 cm x
CC 19,6 cm, dengan kalsifikasi pada dinding lesi. Tampak lesi
menyebabkan pendorongan usus ke arah cranial.
Kesan :
 Massa kistik lobulated intraabdomen setinggi VL 2-VS 2, ukuran AP lk.
12,5 cm x LL 21 cm x CC 19,6 cm, dengan kalsifikasi pada dinding lesi,
curiga berasal dari ovarium sinistra.
 Hidronefrosis dextra grade I
 Nefrocalcinosis sinista, ukuran lk 0,45 cm setinggi DIV L1-2
 Tak tampak kelainan hepar, vesica fellea, lien, pankreas, VU, dan uterus
 Tak tampak limfadenopati paraaorta, mesenterica maupun parailiaca
Spondylosis thoracolumbalis.

Pemeriksaan USG 11/11/20

35
Tampak massa dengan struktur hipoekoik intramassa ukuran 110 x 92 mm
kemungkinan kista berasal dari ovarium kiri.
Tidak tampak cairan bebas

Pembahasan : Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam kasus ini adalah


pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan CT scan yang menunjukkan kesan kista
ovarium kiri. Untuk menemukan asal dari tumor pada pasien ini, selain dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan USG. Pada pemeriksaan USG, ditemukan massa hipoecoic ukuran
110 x 92 mm. Maka diagnosis kerja pada pasien ini adalah kista ovarium.
Saat ditemukan adanya massa kistik di ovarium, langkah selanjutnya adalah
menentukan apakah kista tersebut jinak atau ganas. Dari tanda dan gejala pada
pasien, sulit ditentukan secara pasti kista tersebut jinak atau ganas. munculnya
massa pelvis pada masa premenopause harus dipikirkan apakah ganas atau tidak,
karena resiko keganasan pada wanita premenopause hanya 1,5% dan meningkat
menjadi 45% di masa post menopause, tetapi ukuran massa pada pasien ini >10cm
dimana resiko keganasan menurun jika ukuran masssa juga kecil (<10cm).8
Dari tampakan klinis pasien dimana keadaaan umum baik, tidak didapatkan gejala
yang mengganggu dari system lain misalnya gangguan BAB, BAK, sesak ataupun
penuran berat badan dan nafsu makan,mengarahkan massa tersebut jinak, tetapi
hal tersebut tidak menyingkirkan adanya keganasan dimana diperlukan investigasi
lebih lanjut pada pasien ini.
Kecurigaan keganasan pada massa adnexa dapat dievaluasi dengan suatu
system yaitu Relative Malignancy index. Penghitungannya dapat dilihat pada
table di bawah ini:

36
System RMI ini dapat menolong memprediksi seorang pasien mengidap
keganasan yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Pada pasien ini, RMI tidak
dapat dihitung dikarenakan belum ada data mengenai pemeriksaan CA125.
Nilai batas maksimal CA 125 terukur di darah adalah 35 U/ml. Marker ini
sangat berguna untuk memonitoring wanita dalam terapi kanker ovarium, tetapi
sangat sedikit memberikan informasi untuk tujuan diagnostic. Terdapat berbagai
kondisi yang dapat meningkatkan CA 125, baik karena keganasan ataupun bukan
keganasan.8
Pada pasien dilakukan tindakan laparotomi salpingo oophorectomy
sinistra. Massa yang didapatkan ketika operasi harus dilakukan pemeriksaan
tambahan yakni pemeriksaan PA. Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebagai
penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak atau ganas, dengan
mengambil contoh jaringan secara langsung. Hal ini dilakukan setelah tindakan
operasi dengan hasil sebagai berikut :
Makroskopik : sepotong jaringan bentuk kantong sudah terbelah ukuran 13x8x6
cm coklat. Pada potongan berisi cairan berwarna kehitaman. Tidak dijumpai tuba.
Mikroskopik : sedian regio ovarium sinistra berbentuk kista berlapis epitel kuboid
selapis, inti terletak dibasal dengan sel goblet. Dinding terdiri dari jaringan ikat,

37
tulang rawan, dan padat sel sel hemosiderofag. Tidak dijumpai tanda ganas pada
sediaan ini.
Kesan : mix cysadenoma musinosum dengan kista endometriosis ovarium
sinistra
Pembahasan : Kistadenoma Ovarii Musinosum : Asal tumor ini belum diketahui
dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma
atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium. Biasanya kista ini sering
kali diabaikan hingga ukurannya membesar dan sebabkan pasien ileus karena
obstruksi usus.

D. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa : Th preop: Ceftriaxon 2gr iv 1 jam preop
Nonmedikamentosa : Rencana operasi laparotomi 25/11/20 jam 10.00 WIB

Penatalaksanaan kista ovarium terdiri dari tindakan operatif dan non operatif.
Penatalaskanaan awal pada pasien adalah pemberian antibiotik dan persiapan
pasien operasi, selain itu pasien juga direncanakan dilakukan tindakan operatif.
Indikasi tindakan bedah yaitu kista yang tidak menghilang dalam beberapa
kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang
ditemukan pada wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan rasa nyeri
luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Pada pasien ini tindakan operatif juga
dipertimbangkan atas dasar keberadaan kista ini sudah mengganggu pasien yakni
adanya rasa tidak nyaman pada perut dan nyeri hilang timbul dan dari segi ukuran,
kista ini berukuran besar sehingga jika tidak dilakukan pengangkatan, massa kista
tersebut akan mendesak organ sekitarnya dan semakin mengganggu pasien.

38
BAB V
KESIMPULAN

Kista ovarium merupakan suatu bentuk tumor pada ovarium yang memiliki
berbagai jenis, baik dari jenis neoplastik maupun non neoplastik.Kista tersebut
dapat tumbuh pada masa apapun dalam kehidupan wanita, termasuk pada masa
post menopause. Temuan klinis berupa massa intraabdomen perlu
dipertimabangkan system-sistem yang mungkin enjadi asal tumor tersebut
sehingga dibutukan pendekatan diagnosis yang baik, baik dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang. Penatalaksanaan pasien dengan kista ovarii
pada masa post menopause ini sudah tepat, yakni dengan tindakan operatif
dikarenakan massa tumor yang besar dan keberadaaan tumor yang sudah
menimbulkan gejala pada pasien. Temuan kista pada pasien ini dimana pasien
dalam masa post menopause, harus dipikirkan kemungkinan adanya keganasan
sehingga jaringan kista pada temuan intraoperatif sebaiknya di periksa
jaringannya melalui pemeriksaan histopatologi.

39
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin


A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999:
13-14
2. Fajriyah.dkk, 2014. Hubungan Antara Usia dan Paritas Ibu Dengan
Kejadian Kista Ovarium di RSUD ’45 Kuningan Periode 01-Januari – 30
November Tahun 2014. Cirebon : Akbid Muhammadiyah Cirebon.
3. Kemkes, 2015. Kista Ovarium artikel perbandingan didunia kesehatan.
Diakses Desember 2020
4. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
5. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
6. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
7. Medscape Reference, Ovarian
Cysthttp://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last
Update August 19, 2013. Accessed on Desember 2, 2020.
8. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
9. Jim Baum. Ovarian Pathology. Illustrated Review of obgyn sonography.
Tersedia dalam http://prosono.ieasysite.com/2.2_gyn_pathology_ovary.pdf
10. Giede. Ovarian cyst in Post-menopausal Women: when to worry. Tersedia
dalam http://www.stacommunications.com/journals/cme/2007/12-
December%202007/021-Case%20In-Ovarian%20Cysts.pdf

40

Anda mungkin juga menyukai