Anda di halaman 1dari 43

Kunjungan Virtual Perusahaan

PT. Martina Berto Tbk


Hygiene
Kelompok 1
Industry

HIPERKES
07-12 Desember 2020
3
dr. Amirta Puspa Santoso
dr. Elisa Gunawan
dr. Andarini Nurvikasari
dr. Ellyana Oktavia
dr. Angelina Sarah
dr. Elva Djamaludin
dr. Asep Zainuddin Sahir
dr. Eni Soedarwati
dr. Banu Priyatmoko
dr. Felix Setiawan
dr. Bella Cindy Delila
dr. Fitriana Prista Dewi Kusumaningsih
dr. Brian Sepnatius, M.K.M.
dr. Francisca Noveliani
dr. Bunga Kartika Yunus
dr. Isabella Josephine Tarigan
dr. Carlo Prawira Azali
dr. Jessica Raphaela Pranata
dr. Deavy Kurniaty Scorina
0
1 UU Nomor 1 Tahun 1970 mengatur tentang
Keselamatan Kerja dengan higiene sebagai salah
Latar Belakang satu persyaratannya.

Higiene Industri diterapkan untuk menilai faktor-faktor


penyebab penyakit dalam lingkungan kerja sebagai dasar
tindakan korektif kepada lingkungan agar pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya
akibat kerja (Suma’mur, 1999).
5

Setiap perusahaan diharapkan mampu menerapkan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

PT Martina Berto Tbk telah memperoleh sertifikasi Bendera SMK3


Emas dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia.

Bendera Emas merupakan sebuah penghargaan tertinggi dan


bukti pengakuan pemenuhan penerapan peraturan perundangan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). 
Dasar Hukum 6

• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


• UU No. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Inter
nasional No.120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor.
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang Pengend
alian Bahan Kimia Berbahaya.
• Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik
a dan Kimia di Tempat Kerja
• Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Ke
bersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
7

PT. Martina Berto Tbk


Jl. Pulokambing II No.1 , Kawasan Industri Pul
ogadung, Jakarta
SEJARAH KARYAWAN SERTIFIKAT
bagian dari Martha Tilaar Grou Jumlah total K3 ISO 9001, ISO 14001, GMP (GO
p
± 800 orang OD MANUFACTURING PROCESSI
Didirikan pada tahun 1978 oleh Dr. H
C. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernar NG)
d, dan Theresa Harsini Setiady
Filosofi Perusahaan 9

Iman dan Inovatif


I

Jujur J T Tekun

Disiplin D U Ulet
1
0

VISI
“Menjadi perusahaan terkemuka dan kecantikan per
awatan spa di dunia dengan produk berbasis alami d
an tradisional dalam penelitian modern dan pengem
bangan untuk tujuan memberikan nilai tambah kepad
a konsumen dan lain-lain”
MISI 1
Mengembangkan,  memproduksi dan memasarkan prod
uk perawatan kecantikan dan spa yang bernuansa  keti
muran dan alami dengan standar mutu internasional.

2
Menyediakan  layanan yang prima kepada s
emua pelanggan dalam porsi yang seimban
g.

3
Mempertahankan kondisi keuangan y
ang sehat dan pertumbuhan bisnis.

4
Merekrut,  melatih dan mempertahankan ten
aga kerja yang kompeten dan produktif seba
gai  bagian dari aset Perusahaan.
5
Memanfaatkan  metode operasi, sistem dan t
eknologi yang efisien dan efektif di seluruh un
it  dan fungsi usaha.
6
Menerapkan  Good Corporate Governance
secara  konsisten demi kepentingan para pe
mangku kepentingan.

7
Memberikan  tingkat keuntungan yang
wajar kepada para pemegang saham.

8
Mengembangkan pasar kosmetika dan jamu
internasional dengan fokus jangka menengah di
kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek pilihan,
dan fokus jangka panjang di pasar global
ALUR KEGIATAN PRODUKSI
DESAIN PRODUKSI PEMASARAN DISTRIBUSI
Mutu, Keamanan, Keselamatan Kerja, dan CPKB
GUDANG GUDANG DISTRIBUTOR /
MANAJEMEN
Bahan PENIMBANGAN PROSES PENGEMASAN Produk TOKO / SALON

Pengembangan Produk
Pengembangan Bisnis
Baku Jadi
PEMASARAN PENGECER

1 2 3 KONSUMEN

Pengemasan Sekunder
Riset

PENERI- UTAMA UTAMA


UTAMA Pelaksana
MAAN Pelaksana Pelaksana
Utama
Bahan Utama Utama
Pengemasan
Baku Penimbangan Proses
Primer
PRODUK
JADI
PENUNJANG
PENUNJANG PENUNJANG
1.Cleaner
1.Cleaner ruangan 1.Cleaner ruangan
ruangan PT. MARTINA BERTO, TBK
2.Helper 2.Helper
2.Helper ALUR KEGIATAN PRODUKSI KOSMETIKA, JAMU DAN HERBAL
Administrasi Administrasi
Administrasi
3.Helper 3.Helper
3.Helper
Operasional
Operasional
Operasional Berdasarkan GMP (Kosmetik)
ISO 22716
Pengawasan Mutu / Quality Control (QC)
Informasi
Manajemen Manajemen
Manajemen SDM Teknologi,
Pembelian Pembelian
Logistik

PENUNJANG CATATAN
UTAMA SDM 1.1, 2, dan 3 adalah alur pekerjaan utama produksi kosmetika
Pelaksana 1.Pencarian Tenaga Kerja
Utama SDM & 2.Administrasi Karyawan Kontrak 2. adalah jenis pekerjaan pendukung / penunjang
Urusan Umum Urusan Umum yang
3.Tenaga Kebersihan (CS) dapat diborongkan oleh pihak lain.
4.Sekuriti 3. Area PT Martina Berto, Tbk
5.Driver
6.Tenaga Pemeliharaan Kantor 4. Pelaku bisnis “toll manufacturing” dapat menggunakan
7.Tenaga Pengantar Perjanjian Kerja Waktu.
8.Tenaga Pengemas
Add an image Add an image Add an image Add an image Add an image

Foto Kegiatan Produksi


Berita Satu : Profil Singkat PT. Martina Berto
Add an image Add an image Add an image Add an image Add an image
LANDASAN TEORITIS
HIGIENE PERUSAHAAN

Perbedaan antara KESEHATAN KERJA dengan HIGIENE PERUSAHAAN

KESEHATAN KERJA HIGIENE PERUSAHAAN


MANUSIA / LINGKUNGAN KERJA
NAKER MEDIS TEKNIS

Tujuan HIPERKES :
”Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif”
FAKTOR BAHAYA 1
7

FAKTOR FISIKA FAKTOR KIMIA FAKTOR BIOLOGI

• Kebisingan • Jenis bahan kimia • Bakteri


• Pencahayaan • Sifat • Virus
• Iklim kerja • Penyimpanan • Parasit
• Getaran • Serangga
• Radiasi

The Power of PowerPoint - thepopp.com


NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA 1
8
Dasar: Kepmennaker No. Kep. 51/Men/1999

• Iklim kerja :
- Kerja ringan 30 0C
- Kerja sedang 26,7 0C
- Kerja berat 25 0C
• Kebisingan : 85 dbA
• Getaran pada lengan dan tangan : 4 m/det2
• Radiasi frekuensi radio dan gel. mikro
- 6 menit untuk frekuensi 30 - 100 kHz
- Kekuatan medan listrik 614 V/m
- Kekuatan medan magnet 163 A/m
• Radiasi sinar ultra ungu : 0,1 mikro watt/cm2
SANITASI INDUSTRI 1
9

Ruang lingkup sanitasi:


Kebersihan lingkungan kerja
Pengendalian penyakit menular
Penyediaan air bersih
Penyediaan sarana kebersihan perseorangan:
- Kamar mandi
- Kamar ganti
- Tempat pembuangan sampah
- Kantin perusahaan
- Ketatarumahtanggaan
SANITASI INDUSTRI 20

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-


IND/PER/7/2010 Tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good
Manufacturing Practices).

Program sanitasi penting untuk mendukung sistem jaminan keamanan


pangan dan pengendalian mutu yang memenuhi persyaratan konsumen.
LIMBAH INDUSTRI 21

Limbah industri: Produk sisa yang tidak terpakai dalam proses produksi.
Pembuangan limbah yang tidak sesuai prosedur dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.

Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 ps 3 ayat 1, setiap perusahaan harus


memiliki area pengolahan limbah.
LIMBAH INDUSTRI 22

Pembuangan Limbah Domestik dan Industri


• Limbah padat dan limbah cair sebaiknya ditempatkan pada bak sampah tersendiri
yang telah dipilah-pilah berdasarkan jenisnya, apakah bisa didaur ulang, atau bisa
langsung dibakar atau dikubur.

• Limbah cair yang dihasilkan industri harus diolah terlebih dahulu sesuai
spesifikasinya.

• Kontainer tempat menampung limbah yang termasuk kategori B3 tidak boleh bocor,
sampah tidak boleh tercecer pada waktu pengumpulan dan penyimpanan sementara
sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir B3.
HASIL PENGAMATAN
PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

Dasar: Permenakertrans No 5 th 2018 Pasal 62 Ayat 1, tentang pemantauan


dan pengukuran.
PT Martina Berto melakukan pemantauan dan pengukuran faktor fisika, kimi
a, dan ergonomi.
Dilakukan perawatan berkala tentang kebisingan, getaran, dan debu tiap 1
bulan sekali.
Pengujian getaran, debu, udara ambient dilakukan tiap 3 bulan sekali oleh int
ernal.
FAKTOR FISIK
Kebisingan
• Pekerja tidak menggunakan ear plug.
• Pengukuran internal (EMI) dilakukan setiap 3 bulan, dan dari eksternal setiap 6 bulan
sekali.
• HSE akan memberikan warning jika kebisingan melebihi NAB.

Pencahayaan
• Pencahayaan pada tempat produksi sudak cukup baik, karena perusahaan menggunakan
sumber cahaya dari lampu dan sinar matahari.

Iklim/Suhu Kerja
• Suhu di tempat produksi cukup baik berdasarkan pengukuran ISBB.
• Terdapat beberapa ruangan pabrik yang suhunya cukup tinggi.
FAKTOR FISIK
Getaran
• Mesin yang digunakan ada yang menghasilkan getaran dan ada yang tidak.
• Pemeriksaan internal (EMI) dilakukan setiap 3 bulan sekali dan pemeriksaan dari
eksternal dilakukan setiap 6 bulan sekali.
• Sampai saat ini masih masuk Nilai Ambang Batas (NAB).

Radiasi

Alat-alat yang digunakan tidak menimbulkan radiasi


FAKTOR KIMIA

Bahan baku dibeli menggunakan standar RnD.


Perusahaan meminta MSDS, dari MSDS ditetapkan sifat dan kara
kter dari bahan kimia.
Penyimpanan bahan sesuai dengan sifat dan karakter  ada bebe
rapa lemari pendingin.
Semua bahan baku sesuai dengan BPOM sehingga untuk bahan
kimia sudah terstandarisasi dan aman.
FAKTOR BIOLOGI
Mikroba dan Bakteri
• Bahan baku disimpan sesuai sifat dan karakternya untuk menjaga
kestabilan dan manfaat.
• Dilakukan sanitasi atau pembersihan besar di area tertentu, misalnya di
gudang dilakukan pembersihan besar 1 bulan sekali, tujuannya untuk
mengurangi tumbuhnya mikroba maupun bakteri.
• Setiap pergantian pembuatan produk dilakukan sanitasi agar tidak
terjadi kontaminasi atau mixed up dari produk tersebut

Serangga
• Pemantauan tiap 2 minggu sekali sesuai standar dan pest control.
KEBERSIHAN

Ketersediaan Air
Menggunakan air PDAM
Air bersih untuk keperluan domestik
Air Reverse Osmosis (RO) untuk produksi
Air minum menggunakan sistem pengolahan air minum dan sebagian ai
r minum mineral
KEBERSIHAN (lanjutan)

Perlengkapan Fasilitas Higiene


• Penyediaan wastafel di setiap lantai.
• Laundry untuk baju karyawan produksi, pengadaan baju karyawan
produksi setiap tahun.
• Rasio antara rasio jumlah kamar mandi / wc dengan jumlah pegawai
masih memenuhi syarat.
• Pembersihan ruangan min 1x sehari.
• Sterilisasi alat dan mesin dilakukan setiap pergantian proses pembuatan
produk.
KEBERSIHAN (lanjutan)

Higiene SDM
• Pekerja diwajibkan mencuci tangan sebelum bekerja.
• Pekerja menggunakan masker. Ada bagian Rumah Tangga Produksi
yang mengurus masker, baju visitor, dan lain-lain.
• Tersedia laundry untuk baju karyawan produksi, pengadaan baju
karyawan produksi setiap tahun.
PROTOKOL HIGIENE SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Pengukuran suhu pada SDM dan tamu Penyemprotan desinfektan

Desinfeksi area kerja Physical distancing

NAKER TV : Kemnaker Kunjungi PT. Martina Berto


PETUGAS HIGIENE INDUSTRI

Menurut laporan petugas K3 perusahaan, PT Martina Berto Tbk mempunyai petugas higiene yang te
rdiri dari 2 orang.
Dua orang tersebut sudah melakukan training eksternal.
PENGOLAHAN LIMBAH

Pembuangan akhir limbah perusahaan, limbah cair ke WWT


P / STP jika sudah memenuhi persyaratan baru dibuang kelua
r, jika limbah B3 dibuang ke pihak ke-3.
PENGOLAHAN LIMBAH (lanj.)
Bekerja sama dengan vendor yang bersertifikasi untuk
mengelola limbah B3, limbah B3 disimpan di TPS
B3 (Tempat Penyimpanan Sementara) sampai limbah
tersebut diambil oleh vendor.
Padat
Non- B3 Dikelola oleh bagian GE tapi tetap dipantau oleh
departmen HSE. Hanya memisahkan limbah organik
dan non-organik

Domestik (STP) • Dikelola oleh HSE, dilakukan pemantauan dan


Cair pengukuran setiap hari, lalu setiap bulannya dan
dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup.
Industri (WWTP) • Selain dilakukan pengukuran dan pemantauan
internal, dilakukan pemantauan eksternal

Wajib melakukan pemeriksaan limbah cair ke lab


dinas lingkungan hidup
ANALISA MASALAH
 FAKTOR KOMPONEN IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN PERUNDANG-
  BAHAYA UNDANGAN
Gangguan
Kimia Bahan baku Pekerja terkena Administratif /Promotif: • PERMENTRANS
Pernafasan
paparan bahan Pemberian label, MSDS,SOP/WI. 08/Men/VII/2010 dan
Karsinogenik
kimia Bekerjasama dengan vendor yang Nomor 13 tahun 2011
bersertifikasi untuk pengolahan limbah pasal 5
• Keputusan menteri
Medis: tenaga kerja RI no. Kep.
Pemberian APD yang tepat 187/MEN/1999 tentang
(masker/gloves/googles) pengendalian bahan
kimia berbahaya

 FAKTOR KOMPONEN IDENTIFIKASI BAHAYA RESIKO PENGENDALIAN PERUNDANG-UNDANGAN


 
Biologi
Hewan Produk atau bahan Kerusakan Pest Control Rutin
Pengerat
Serangga Pekerja tergigit serangga Dengue Fogging Rutin
 FAKTOR KOMPONEN IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN PERUNDANG-UNDANGAN
  BAHAYA
PAK
Biologi Mikroba Pekerja terkena Administratif /Promotif: PERMENTRANS 08/Men/VII/2010
paparan bakteri • Kebersihan Lingkungan Rutin Besar 1 bulan dan Nomor 13 tahun 2011 pasal 5

sekali
• Cleaning tiap pergantian Produk
• Screening Rutin.

 
Medis:
• Meningkatkan personal hygiene
• Desinfeksi atau dekontaminasi secara

teratur terhadap lantai, dinding, dan


peralatan
Penyakit akibat
Pekerja terpapar • Protokol pencegahan COVID-19 Surat edaran menteri ketenaga
COVID-19/virus
agen/virus COVID-19 • Pemasangan hand sanitizer di beebrapa kerjaan RI No.M/3/HK.04/III/2020

lokasi tentang perlindungan


• Pelaksanaan hand hygiene pekerja/buruh dan kelangsungan
• Penggunaan air-purifier di beberapa usaha dalam rangka pencegahan
ruangan dan penanggulangan COVID-19
SARAN
SARAN

• Untuk mengikuti perkembangan COVID-19, standar hygiene perusahaan sebaik


nya diperbaharui sesuai dengan kebijakan pemerintah yang terbaru

• Bekerjasama dengan FKTP setempat untuk mempermudah contact tracing peke


rja yang tinggal di sekitar PT. Martina Berto

• Mengupayakan sosialisasi berkala mengenai pencegahan COVID-19

• Pengawasan pemakaian APD yang harus diperketat akibat pandemic COVID-19

• Penerapa physical distancing yang harus lebih diperketat dalam lingkungan per
usahaan
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Berdasarkan pemantauan secara online, P.T Martina Berto Tbk sudah baik dalam me
nerapkan prinsip hygienitas industry

• Upaya pengendalian risiko paparan faktor fisika, kimia, dan biologi di P.T Martina Bert
o Tbk sudah dilaksanakan

• Kebersihan umum dan pengolahan limbah sudah dilakukan dengan baik dan sesuai d
engan peraturan yang berlaku

• P.T Martina Berto Tbk sudah menjalankan protocol kesehatan dalam pencegahan CO
VID-19 dengan cukup baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai