Anda di halaman 1dari 41

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. MARTINA BERTO TBK


28 November 2018
KESELAMATAN KERJA

Kelompok III
Ketua : dr. Nina Rahmawati
Wakil Ketua : dr. Sharron Issabel
Pembicara : dr. Indri Pratiwi Tobing
Operator : dr. Arya Pradipa Adrianto Putra
Notulen : dr. Ayudia Mahendra Dewi

Anggota :
dr. Agi Hidjri Tarigan dr. Purry Ayu Ovillia
dr. Umraini dr. Vicky Dhara Wahyuni
dr. Thesa Christi Foreverin dr. Maria Theodora De Rosari Kess
dr. Frans Herrin dr. Abdul Gapur
dr. Faradhia Zauhara dr. Muhammad Philotra Ramadhian
dr. Djati Herlambang dr. Meilia Zainudin
dr. Mery Silvia Harahap dr. Muhammad Afif
dr. Aviriga Septa dr. Viny Rahmapratiwi
dr. Sonia Ayu Islami dr. Shadrina Fitri Ghazani
dr. Mutia Nur Maulida dr. Roy Tanda Anugrah
Sitohang
dr. Marihot Sanggam artua

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA
PERIODE 26 – 1 Desember 2018
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan
kerja (zero accident). Ruang lingkup dari keselamatan dan kesehatan kerja meliputi
pencegahan kecelakaan, pencegahan kebakaran, pencegahan peledakan, pemasangan
jalur evakuasi, pelaksanaan P3K, manajemen APD, pemantauan lingkungan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja, pemantauan penerangan tempat kerja, pemantauan
iklim kerja, pemasanan ventilasi, pelaksanaan sanitasi industri dan pemeriksaan
kesehatan, pelaksanaan ergonomi, K3 angkat angkut, K3 konstruksi, K3 bongkar muat
dan penempatan barang, K3 listrik dan K3 ditempat kerja beresiko tinggi. Semua lingkup
tersebut dibagi menjadi 4 sektor, yaitu keselamatan kerja, higien industri, ergonomi, dan
kesehatan kerja.
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Berbagai macam permasalahan
di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya perhatian dari semua pihak akan
pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan rendahnya
komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat K3
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan ke
perusahaan PT. Martina Berto, tbk. pada tanggal 28 November 2018, merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang industri kosmetik pria dan wanita, berlokasi di Pulo
Gadung, Jakarta Timur. Melalui laporan ini kami, dokter muda Universitas Trisakti
menyampaikan hasil inspeksi secara objektif dan subjektif pada PT. Martina Berto, tbk.
beserta hasil analisa data dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan
SMK3 di perusahaan tersebut.

2
II. Dasar Hukum
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980 tentang
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980 tentang
syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982 tentang
bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga
dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-
angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang pengawasan
instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan
SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL
2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan
nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan teknis petugas K3 ruang
terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan
nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja bekerja
pada ketinggian dengan menggunakan akses tali (rope access).

III. Profil Perusahaan


a. Sejarah perusahaan
PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 oleh Dr
HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini Setiady. Perusahaan ini
berlokasi di Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri Pulogadung. Perusahaan ini
bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan pemasaran serta

3
perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat tradisional. Selain itu,
perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya,
PT Cedefindo, yang merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan kering,
semi-padat, cairan, dan aerosol.
Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri Pulogadung
dengan partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian, mendirikan pabrik keduanya
PT. Sari Ayu Indonesia untuk mendukung distribusin kosmetik. Dari tahun 1988 - 1995
mereka melakukan konsolidasi dari beberapa bisnis yang diperoleh oleh Martha Tilaar Group
menjadi PT. Martina Berto.
 Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga Martha Tilaar.
 Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen perawatan
pribadi. Jaringan ekspornya semakin meluas ke pasar Eropa (Yunani dan Ukraina) dan
Asia (Jepang, Hongkong, dan Taiwan).
 Tahun 2010, meluncurkan toko ritel baru. Martha Tilaar Shop (MTS), di luar
Indonesia untuk meraih pangsa pasar Internasional.

b. Visi dan misi perusahaan


Visi
Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan kecantikan dan
industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui teknologi modern, penelitian
dan pengembangan untuk mengoptimalkan nilai tambah kepada konsumen dan
stakeholder lainnya.

Misi
 Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk perawatan
kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan standar kualitas internasional
untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar dengan portofolio
yang sehat mampu mencapai peringkat tiga besar di setiap segmen di Indonesia.
 Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua pelanggan
dalam proporsi seimbang, termasuk pelanggan konsumen dan perdagangan;
 Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang berkelanjutan;
 Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
produktif sebagai bagian dari aktiva Perusahaan;
 Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan
teknologi di seluruh organisasi dan unit bisnis;
 Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk kepentingan
semua stakeholder;

4
 Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk dia pemegang saham;
 Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan fokus
jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di pasar global
dengan produk yang dipilih dan merek.

c. Jumlah pegawai perusahaan


Jumlah pekerja sebanyak ± 1200 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi 2 shift
utama.

d. Sektor usaha
Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan
pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat
tradisional.
1. Segment A Plus
Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions, Jamu
Garden Martha Tilaar
2. Segment A
Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar
3. Segment B
Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar
4. Segment C
Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona and Martina products have
been sold in Malaysia through direct selling.

e. Jam kerja
Factory : Jam Kerja : 07.30 – 14.30 Shfit I dan Shift II 15.30 – 22.00
Office : Jam Kerja : 08.00 - 16.30

f. Asuransi
Karyawan Tetap Provider Asuransi AVIVA sesuai plafon Karyawan
BPJS Kesehatan : Karyawan Kontrak
Dalam menangani kasus emergensi perusahaan bekerjasama dengan RS Antam, RS
Jayakarta dan RS Persahabatan.

g. Sertifikasi perusahaan
Pada tahun 1996 menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang mendapatkan
sertifikat ISO 9001. Tahun 2000 menjadi satu‐satunya pendiri UN Global Compact dari Asia,
mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi Kosmetika
yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik).

h. Kelembagaan P2K3

5
1. P2K3 di PT. Martina Berto Tbk:
 Implementasi P2K3:
1) No accidents/ tidak ada kecelakaan
2) No harm to people/ tidak ada yang membahayakan orang
3) No damage to the environment/ tidak ada kerusakan lingkungan

6
 Struktur Organisasi:

Total personnel P2K3 ialah sebanyak 56 orang. Total petugas K3 ialah sebanyak
20 orang.

7
 Program Kerja 2015:

IV. Alur Produksi


Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi ini bagian
produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan berdasarkan standar jam orang
yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering). Jam orang adalah jumlah jam
produksi dikali dengan jumlah orang yang diperlukan melaksanakan produksi tersebut. Hal
ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas perusahaan.
Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan baku
menggunakan dokumen PWO (Proccess Work Order). Gudang akan menyiapkan kebutuhan
sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akan diperiksa ulang oleh produksi. Jika semua
bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan tersebut sesuai dengan LPP (Lembar
Petunjuk Proses). Tiap langkah LPP yang telah dilaksanakan kemudian diparaf oleh operator
dan pengawas yang bersangkutan dan setiap penyimpangan, adjusting, atau segala perbaikan
yang tidak tertera di LPP akan dicatat sebagai pedoman pemeriksaan dan penelusuran jika
terjadi kesalahan. Proses pencucian dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap pergantian
batch ataupun pergantian produk dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi terdapat tim dari
QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir proses sebelum pengemasan. QC
akan memeriksa kesesuain spesifikasi produk tersebut dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika telah memenuhi spesifikasi tersebut dapat diteruskan untuk pengemasan
dan jika kurang memenuhi, bagian produksi akan melakukan adjusting. Segala perbaikan
yang dilakukan terhadap produk harus dicatat LPP dan didokumentasikan. Produk ruahan

8
yang telah dinyatakan lulus oleh QC kemudian akan dikemas. Permintaan bahan kemas ke
gudang menggunakan dokumen PCO (Packing Order) dan pengemasan dilakukan
berdasarkan prosedur pengemasan dari R&D yang disebut LPK (Lembar Petunjuk Kemas).
Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk. ada 4
macam yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Masing- masing produksi
tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab secara langsung pada manager
produksi.

Gambar. Alur produksi PT Martina Berto Tbk


V. Landasan Teori
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris
celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan
maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk
memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya
dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat
Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah
keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam
kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi

9
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian
alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan
perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan
pemeliharaan dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha untuk
mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi.
Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja.
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan
dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerja secara
maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Suma’mur pada tahun
1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian dari
keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan
tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu
dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan
guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri
(APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga
mendefinisikan tentang keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai
keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan
kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang

10
menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada
jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti
pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

1. Identifikasi potensi bahaya


Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan
mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang
paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua
kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:

1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang komprehensif
tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab yang
mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko antara lain
adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability Studies) d. What

11
if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g. Critical Incident Analysis
h. Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll Dalam memilih metode yang
digunakan tergantung pada type dan ukuran risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat
kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan penanggulangan
yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri

12
BAB II
PELAKSANAAN

I. Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kunjungan perusahaan ke PT Martina Berto Tbk ini dilakukan pada hari Rabu
tanggal 28 November 2018 pukul 13.30-16.30 WIB

II. Lokasi Pengamatan


PT Martina Berto Plant I, Jalan Pulokambing II N o.1, kawasan Industri
Pulogadung.

III. Dokumen Pengamatan

13
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN


Mesin mesin : Conveyor, videojet, Driling,
Kontruksi : Bangunan sesuai kontruksi Factory
Perseonnel : K 3 Kontruksi
Maintenance : Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perwatan
Data Pesawat Angkat / Lift Lift Barang / Chain Hoist
Barang dan Alat yang
digunakan
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto

14
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat dan Lift barang / traksi Chain Hoist
Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian SI.362/W.26-06/II/K/M/1995 SI.418/W.26-
06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksanaan pemeriksaan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan sekali
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan Bonfiglioli / Elektris – Italy PT.Karya Meta Taruna
No.Serir ASP.8003962 233673007 – 2 FH
Kapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kg
Tahun pembuatan 1993 1993
Kecepatan angkat 11m/dtk 4m/dtk
Tiggi angkat - 6m
Tanggal Pemeriksaan 5 September 2016 5 September 2016

Data Pesawat Angkat Jenis Pesawat Angkut / Lift


Traksi / Lift Barang Barang
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat dan Lift barang / traksi Lift barang / traksi
Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian SI.361/W.26- SI.421/W.26-
06/VIII/K/M/1996 06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksaan pemeriksaan dan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan sekali
pengujian
Data teknis
Merk/buatan Bonfiglioli / Elektris – Italy PT.Karya Meta Taruna
No.Seri ASP.8003961 C.123 No.512374
Kapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kg
Tahun pembuatan 1993 1999

15
Kecepatan angkat 11m/dtk 12m/dtk
Tiggi angkat - -
Tanggal Pemeriksaan 5 September 2016 5 September 2016

Data Pesawat Angkat Jenis Pesawat Angkut Jenis


Chain Hoist Forklift
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat dan Chain Hoist Forklift
Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian SI.260/W.26- SI.03/DTKT/II/K/PL/2002
06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksaan pemeriksaan dan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan sekali
pengujian
Data teknis
Merk/buatan Hitachi, Jepang TCM Jepang
No.Serir A.233673007 N-27 F6 2986
Kapasitas angkut 2.000 kg 2.500 kg
Tahun pembuatan 1999 1996
Kecepatan angkat 4m/dtk -
Tiggi angkat 6m -
Tanggal Pemeriksaan 5 September 2016 5 September 2016

Data Pesawat Angkat Jenis Ketel UAP


Forklift
Data umum
Nama dan alamat Perusahaan PT Martina Berto PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat dan Forklift Ketel Uap
Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I KIP Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur Jakarta Timur
Memenuhi semua Mengendalikan semua

16
perundangan dan peraturan sumber bahaya dan aspek
yang berlaku yang berkaitan lingkungan Operasi
dengan K3 Perusahaan.

Melakukan perbaikan Memberikan pelatihan-


berkelanjut guna pelatihan K3 bagi karyawan
meningkatkan K3 untuk meningkatkan
Perusahaan Budaya K3 Perusahaan.

Mengajak seluruh
Karyawan untuk berperan
serta meningkatkan K3
Perusahaan.
Kebijakan K3 ini akan
ditinjau ukang minimal 1
tahun sekali mengikuti
tinjauan SMK3.

B. BAHAN DAN PROSES KERJA TERKAIT K3

PT. Martina Berto Tbk. Memproduksi banyak jenis produk yang terbagi ke dalam
empat kategori yaitu kosmetika cair, kosmetika kering, kosmetika semi padat, dan obat
tradisional. Kosmetika cair termasuk di dalamnya cairan pembersih muka, pelembab,
toner, alas bedak, body splash cologne, hair spray, dan produk cair lainnya. Kosmetika
kering termasuk di dalamnya eye shadow, blush on, loose powder dan compact powder
dan produk kering lainnya. Kosmetika semi padat termasuk didalamnya lipstik, creamy
foundation, dan lain-lain. Obat tradisional termasuk di dalamnya masker, mangir, lulur,
dan teh herbal.
Dalam produk ini terdapat bahan kimia yang berbahaya jika tidak disesuaikan
dengan nilai ambang batas (NAB). Sebagai contoh dalam produk lipstick dari PT Martha
Tilaar terdapat paraffin dan silica. Kami mengambil beberapa bahan kimia kandungan
dari BIOKOS Age Renew Toner, PAC Make Up Remover, dan Lip Cream Mirabella
Matte Expert

17
Produk Bahan Baku Hasil Pengamatan dan Wawancara

BIOKOS Water, Alcohol, Sorbitol, Propanediol, Pada ketiga produk kita temukan ada
Age Chamomilla Recutita flower, Undaria berbagai bahan kimia, ekstrak
Renew Pinnatifida extract, Tetrasodium tanaman / herbal, dan zat lainnya.
Jika kita ambil contoh zat propylene
Toner EDTA, Sodium Hydroxide, Sodium
carbonate pada produk lip cream
Chloride, Phenoxyethanol, Bisabolol,
sebenarnya bersifat iritatif pada mata,
etc.
maupun kulit. Sodium benzoate pada
PAC Make Up remover sebenarnya
merupakan pengawet yang juga dapat
PAC Make Water, Glycerin, Cyclopentaxyloxane,
menimbulkan efek samping
Up Dimethicone, Isopropyl Myristate,
karsinogenik.
Remover Sodium Benzoate, Sodium
Produk-produk dikatakan telah
Metabisulfite, Simmondsia Chinensis
diproses dengan standar K3 dan SOP
Seed Oil, Tocopheryl Acetate, etc.
perusahaan (data ini tidak didapatkan).
Sehingga pada penggunaan produk ini
Lip Cream Propylene Carbonate, Caprylic
tidak menimbulkan efek samping
Matte Triglyceride, Dimethicone,
tersebut.
Expert Crosspolymer, Silica,
Phenoxyethanol, Decylene Glycol,
Colophenium, Flavor, etc.

18
Proses kerja

Dari hasil pengamatan sudah sesuai dengan yang dijelaskan dari system kerja
perusahaan tersebut.

C. LANDASAN KERJA, SOP KERJA


Perusahaan dalam mencapai komitmen dan tekat dimaksud, Manajemen terus
menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai dengan Kepmenaker 05
tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta ISO 45001 secara konsisten
dan berkesinambungan.

Komitmen Perusahaan Komitmen Pusat K3

19
Menjamin keselamatan dan Menyusun dan memelihara Sistem
Kesehatan Kerja (K3) seluruh Manajemen Keselamatan dan
Landasan
karyawan termasuk orang lain Kesehatan Kerja (SMK3)
kerja, SOP
(Kontraktor,Supplier, Pengunjung berkelanjutan.
kerja
dan Tamu) di tempat kerja.
Membentuk Organisasi / Unit K3
Menjamin pengendalian dampak dalam lingkungan Manajemen
lingkungan operasional. Perusahaan.

Memenuhi semua perundangan Mengidentifikasi dan


dan peraturan yang berlaku yang mengendalikan semua sumber
berkaitan dengan K3. bahaya dan aspek lingkungan
operasi Perusahaan.
Melakukan perbaikan
berkelanjutan guna meningkatkan Memberikan pelatihan-pelatihan
K3 Perusahaan. K3 bagi karyawan untuk
meningkatkan Budaya K3
Perusahaan.

Mengajak seluruh Karyawan untuk


berperan serta meningkatkan K3
Perusahaan.

Kebijakan K3 ini akan ditinjau


ulang minimal 1 tahun sekali
mengikuti tinjauan SMK3.

D. INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik, prasarana kerja lainnya seperti lift, penangkal petir


Sarana
Tangga : untuk pekerja
Genset : 1 Buah berkapasitas 5000 kva
Lift : 8 Lift untuk barang
Maintenance : Reguler setiap minggu

Instalasi listrik

20
1. Jenis instalasi listrik : 3 phase ; 50 Hz ; 380/220 volt
2. Sumber tenaga listrik :
- PLN dengan daya : 1200 KVA
- Untuk 2 motor Diesel : 1200 KVA

Motor Diesel
Data Umum :
1. Nama dan alamat perusahaan/ Gedung : PT.Martina Berto. Jl. Pulo kambing II/1 KIP
Jakarta Timur
2. Jenis pesawat tenaga dan produksi : Motor Diesel Pembangkit Tenaga Listrik
3. Ijin/pengesahan pemakaian : SI.767/W.26-06/XII/K/M/93
4. Jenis pemeriksaan : Berkala/Ulang

Data Teknis :
1. Jenis pesawat tenaga dan produksi : Motor Diesel Pembangkit Tenaga Listrik
2. Nama pabrik pembuat/tahun : Cummins, USA Tahun 1992
3. Nomor seri/type : D 920463122
4. Kapasitas / daya : 750 HP
5. Penggunaan : Back up/Spare power PLN

Lift
Terdapat pesawat angkat (lift barang yang masih dalam keadaan baik.

Instalasi Penyalur Petir


Data Teknis :
1. Jenis/Type : Electrostatic
2. Luas bangunan : 15000M2
3. Tinggi bangunan : 16 m
4. Luas Penampang Hantaran : Coaxcial Cable 50 mm2
5. Tinggi Penerima : kurang lebih 7 m
6. Jumlah penerima : 1 buah
7. Jumlah Hantaran Penyalur : 1 buah
8. Sambungan Ukur/Joint Test : 1 buah
9. Jumlah Elektroda Tanah : 1 buah
10. Tahanan sebaran tanah : < 5 ohm

21
11. Pelaksana pemasang :-

Pada waktu kunjungan tampak semua mesin menyala dan memiliki penerangan yang
baik. PT. Martina Berto juga memiliki Generator Set (Genset)/motor diesel yang berkapasitas
5000 kva yang digunakan jika terjadi pemadaman listrik.
PT. Martina Berto mempunyai prasarana lift pengangkut barang berjumlah 8 buah.
Selama ini, lift tersebut tidak ada masalah dan dirawat secara berkala.
Cuaca yang tidak bisa diprediksi dapat menimbulkan hujan disertai sambaran petir
sehingga PT. Martina Berto sudah mempersiapkan dan membuat instalasi penyalur petir.
Kami sempat menanyakan, namun sumber yang kami tanya tidak mengetahui detail secara
pasti mengenai instalasi penangkal petir.
Dari pengamatan kami di PT. Martina Berto dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
permasalahan mengenai instalasi listrik, instalasi penyalur petir dan lift barang pada
perusahaan tersebut.

E. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA

Konstruksi
PENGAMATAN STANDART
tempat kerja

Akses keluar Akses keluar-masuk ruangan terdiri dari Akses keluar masuk ruangan
masuk satu lobi utama dan satu pintu keluar. aman

Kebersihan dan Kebersihan dan kerapian tata ruang sangat Kebersihan dan kerapian tata
kerapian tata bersih dan rapi pada lantai 2 namun pada ruang tidak berantakan dan
ruang lantai 1 terdapat banyak jirigen yang berisi merintangi akses jalan
bahan kosmetik jadi yang diletakkan
menghalangi jalan.

22
Jaminan Tidak didapatkan informasi akan adanya Terdapat jaminan keselamatan
keselamatan jaminan keselamatan peralatan, bahan, dan peralatan, bahan, dan benda –
peralatan, bahan benda-benda dalam ruangan. benda dalam ruangan
dan benda –
benda di dalam
ruangan

Tanda peringatan Tampak tanda-tanda peringatan pada Sudah sesuai hanya perlu
tempat-tempat tertentu yang merupakan ditambahkan tanda jalur
tempat dengan resiko tinggi. Pada evakuasi di dalam ruang
pengamatan di PT Martina Bertho pada balroom agar semua orang tau
ruang balroom tidak dibuat tanda peringatan kemana jalur titik evakuasi.
dan jalur evakuasi jika terdapat tanda
bahaya pada ruang tersebut.

Penerangan pada Tempat kerja di PT. Martina Bertho terdiri Sudah sesuai, hanya perlu
tempat kerja dari ruangan dan penerangan yang cukup. ditambah penerangan pada
Pada bagian tengah pabrik terbuat dari atap tempat laboratorium agar tidak
transparan sehingga pada siang hari terjadi masalah kecelakaan
penerangan langsung dari sinar matahari. kerja.
Hanya pada ruang laboratorium kurang
penerangan.

Ventilasi Tempat kerja di PT. Martina Bertho tidak Melakukan evaluasi pengujian
memiliki akses ke ruang terbuka tetapi kadar debu dalam ruangan,
tempat kerja telah dilegkapi dengan exhaust apabila hasil sudah baik
internal yang dianggap cukup. Sehingga penggunaan exhaust dapat
dapat mengurangi bahaya debu, uap dan dilanjutkan apabila hasil masih
bahaya lainnya. Filter yang berfungsi terdapat NAB perlu pembuatan
menyaring debu yang mengganggu. ventilasi.

Perhatikan berat jenis debu


yang ada sesuaikan dengan
ventilasi.

F. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PENGAMATAN STANDART

23
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak Memiliki tim penanggulangan kebakaran
dari alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant yang terlatih
oleh karena telah diletakkan pada posisi yang mudah
dilihat dan dicapai juga berwarna merah dan kuning.
(APAR) alat pemadam api ringan telah ditempatkan Memiliki sistem proteksi kebakaran. Dan
pada posisi yang mudah dilihat serta dijangkau terdapat APAR yang pemasanganya sesuai
menggantung pada tembok dan diatas lantai, hampir dengan permenakertrans no. Per-
terdapat pada seluruh koridor. Tabung alat berwarna 04/MEN/1980
merah dan kuning, bentuk dari tabung tersebut tidak
berlubang ataupun cacat. Namun adapun yang belum
sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja dan
transmigrasi tersebut, salah satunya adalah tidak
terdapat adanya lemari atau peti untuk penyimpanan
tabung tersebut. Seperti yang telah kita ketahui
pemasangan dan pemeliharaan dari alat pemadam api
ringan atau APAR telah ditentukan oleh peraturan
menteri tenaga kerja dan transmigrasi, pemasangan
dari alat pemadam ringan /APAR pada PT.

Pemeriksaan berkala pada APPAR dilakukan Pada PT. Martina Berto telah sesuai dengan
pemeriksaan dalam jangka waktu 6 bulan dan 12 peraturan tersebut yang dilakukan
bulan. pemeriksaan setiap 12 bulan diperiksa isi,
pipa, tabung, dll.

Jenis dan lokasi penempatan , Hydrant pada PT. Pekerja pada PT. Martina Berto tbk. Hampir
Martina Berto tbk ini termasuk Hydrant gedung dan seluruhnya telah mengetahui letak dari alat
berdasarkan ukuran pipa termasuk Hydrant kelas II pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant
dengan diameter selang 1,5 inch. Hydrant itu sendiri oleh karena telah diletakkan pada posisi yang
diletakkan pada setiap 1000 m2 berjumlah 1 buah, mudah dilihat dan dicapai juga berwarna
sumber persedian air berasal dari PDAM, sumber merah.
tenaga listrik untuk pompa berasal dari PLN. Selain
dari alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant .
PT Martina Berto tbk, ini juga memiliki alat detektor
asap dan alarm pada setiap ruangannya. Alat detektor

24
asap tersebut berfungsi memberikan peringatan dini
dan melindungi para pekerja dari bahaya kebakaran
sebab sebagian besar bahaya kebakaran berasal dari
asap.

G. ALAT PELINDUNG DIRI


APD PENGAMATAN STANDART

Topi/ Penutup Berbahan kain, Semua tenaga kerja Semua pekerja


Kepala berguna sebagai menggunakan penutup mengunakan tutup
pengaman rambut dan kepala tersebut. kepala
(di
penutup kepala dari
Laboratorium,
bahaya panas, api dan
Quality
mesin juga bahan
Control, ruang
kimia, kemudian agar
produksi)
tidak terjadi
kontaminasi

Helm Berwarna kuning Pekerja yang di tempat Pekerja yang di tempat


berbahan keras, penyimpanan bahan kimia penyimpanan bahan
(di tempat
berguna sebagai menggunakan helm kimia menggunakan
penyimpanan
pelindung kepala dari helm
bahan kimia
benturan, terantuk
yang sudah
atau kejatuhan benda.
jadi)

Jas Berwarna putih Pekerja sebagian besar Pekerja seharusnya


Laboratorium berbahan kain, menggunakan Jas Lab, menggunakan jas Lab
terdapat kancing di namun ada beberapa yang dan mengancingkan jas
(Quality
bagian depan, tidak menggunakan jas, nya, agar seluruh
Control,
dan banyak yang tidak di badannya tertutup jas
Prosessing Untuk melindungi
kancing. dan juga agar tidak
Area) badan dari bahaya
memungkinkan untuk
panas, percikan bahan
terjadinya jas yang
kimia & cairan, agar
terjerat ke mesin.
tidak tergores.

25
Masker Berwarna Putih Pekerja menggunakan Pekerja seharusnya
berbahan kain, dengan masker, namun untuk menggunakan masker
(Quality
tali sebagai pengait, penggunaan masker juga dengan benar, yaitu
Control,
berfungsi untuk belum semua benar menutupi mulut dan
laboratorium,
menyaring cemaran karena ada yang hanya hidung.
Prosessing
bahan kimia dan menutupi mulut.
Area)
cegah terhirupnya
partikel-partikel kecil.

Sarung Berbahan kain, karet, Pekerja sebagian besar Seharusnya pekerja yang
Tangan sebatas pergelangan menggunakan sarung memiliki kontak dengan
tangan, berfungsi tangan yang dapat bahan kimia, ataupun
(Quality
untuk melindungi melindungi dari pajanan panas ataupun mesin
Control,
tangan dari pajanan api, namun sebagian besar harus menggunakan
laboratorium,
api, dan percikan menggunakan sarung sarung tangan sesuai
Prosessing
bahan kimia, tangan karet biasa, sarung standar, termasuk jika
Area)
benturan, luka. tangan juga hanya sebatas ada pekerjaan yang
pergelangan tangan, membutuhkan sarung
padahal ada proses yang tangan panjang.
memasukan bahan lebih
dari sebatas pergelangan
tangan.

Sepatu Sepatu yang Semua pekerja sudah Semua pekerja sudah


digunakan berwarna menggunakan sepatunya. menggunakan sepatunya.
(Quality
merah, berbahan
Control,
kanvas dengan alas
laboratorium,
karet. Berguna untuk
Prosessing
melindungi kaki dari
Area)
bahan kimia, bahaya
panas, dan benturan
juga luka.

26
H. TANGGAP DARURAT DAN EVAKUASI
Sistem di semua ruangan : Fire Alarm, emergency lamp

Jalur evakuasi : Disetiap ruangan sudah dibuat

 roadmap evakuasi
 Petunjuk evakuasi
 Tempat berkumpul
 Petugasnya 20 orang dan 31 petugas security
 Sesuai program tanggap darurat

Kejadian darurat: sesuai prosedur tanggap darurat

Tidak semua ruangan yang kami kunjungi di PT Martina Berto terdapat jalur evakuasi.
Namun, ada beberapa jalur evakuasi yang terdiri dari tangga darurat dan tangga umum,
Untuk tangga darurat, terdapat pintu jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu yang
cukup jelas. Pintu jalur evakuasi terdapat di bagian yang mudah terlihat dan sebagian ada
yang ditemui dalam keadaan terkunci.

Rambu untuk mengarahkan menuju lokasi jalur evakuasi cukup jelas, dan berwarna hijau
disertai dengan penerangan. Namun, ukuran dari rambu ini kurang besar, dan letaknya terlalu
tinggi, sehingga apabila terjadi kebakaran, tanda tersebut dapat tertutupi dengan asap. Selain
itu, tulisan yang terdapat pada rambu ditulis dalam dua Bahasa yaitu : Bahasa inggris dengan
ukuran tulisan yang besar dan Bahasa Indonesia dengan ukuran tulisan yang kecil. Jalur
evakuasinya sendiri terawat dengan baik, terbuka, tidak terdapat benda yang membahayakan
dan menghalangi disekitar area evakuasi, ukutan jalur evakuasi cukup lebar, dan jalur
evakuasi disertai dengan garis kuning sebagai penanda.

27
Jalur Evakuasi lantai 2 PT Martina Berto Tbk

Setiap divisi di PT Martina Berto memiliki tim yang bertanggung jawab dalam keadaan
darurat. Tim ini dilengkapi dengan HT, peralatan p3k, dan absensi pekerja. Tim ini bertugas
untuk menyisir divisi masing- masing untuk keluar dari gedung serta mengevakuasi dokumen
-dokumen penting saat terjadi keadaan darurat dan memastikan tidak ada pekerja yang
tertinggal. Tim ini juga yang bertugas untuk segera mengabsensi pegawai di titik area
evakuasi yang terdapat di luar Gedung. Seluruh tim tanggap darurat rutin diberi pelatihan k3
dan pelatihan keadaan darurat sekali dalam setahun, sedangkan pekerja lainnya dilakukan
pelatihan keadaan darurat secara bergiliran setiap tahunnya. Selain itu tim tanggap darurat
juga dilengkapi dengan telepon interna dan adapula tim yang bertugas untuk melakukan
survey ketahanan bangunan pasca terjadi suatu bencana

Dari sarana dan prasarana untuk sistem kebakaran dan emergency response plan yang
dikelola oleh PT Martina Berto Tbk sudah sesuai dengan sesuai dengan ketentuan K3.
Selain dari sarana dan prasarana, pegawai dari PT Martina Berto Tbk sudah melakukan
pelatihan mengenai pengetahuan mengenai cara-cara pemadaman kebakaran.

Berikut sarana dan prasarana yang disediakan PT Martina Berto Tbk.

28
Sistem Pemadam Ketersediaan Keterangan
Kebakaran

APAR Tersedia di sekeliling Keadaan baik, tidak terikat, mudah


(Alat Pemadam Api
dinding bangunan dijangkau dan dilengkapi dengan kartu
Ringan)
gedung produksi dengan SOP dan kartu peninjauan berkala.
jarak 1 buah alat
pemadam api ringan
(APAR) untuk 5 m2

Hydrant Terdapat hidrant pada Keadaan siap pakai, dilengkapi kartu


gedung produksi, SOP, mudah dijangkau dan kartu
berkeadaan baik. peninjauan berkala
Lantai di sekitarnya telah diberi tanda
supaya tidak diisi barang.

Alarm Kebakaran Tersedia di dinding Alarm digunakan dengan cara


bangunan produksi memecahkan kaca sehingga muncul
dengan jarak 15 meter bunyi peringatan

Detektor Asap Tersedia pada langit- Bila ada asap akan terdapat bunyi
langit di gedung produksi peringatan, namun tidak akan keluar
air secara otomatis.

29
I. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA
PENGAMATAN STANDART

Angka kejadian Menurut PT. Martina Berto Seharusnya pihak pimpinan


kecelakaan kerja Tbk angka kejadian PT Martina Berto
kecelakaan kerja adalah melakukan tahapan-tahapan
(saat ditanyakan ke
nihil sepanjang tahun 2015. untuk mencegah terjadinya
pihak PT. Martina
Menurut mereka, pegawai kecelakaan kerja, yaitu
Berto)
perusahaan taat terhadap melakukan promosi
peraturan yang berkaitan kesehatan, tidak lupa
dengan keselamatan kerja dengan dilakukan juga
sebagai salah satu evaluasi untuk melihat
contohnya yaitu penggunaan apakah promosi kesehatan
alat pelindung diri. sudah berhasil. Dan apabila
memang sedang dilakukan
Kami tidak mendapat data
audit yang sebenarnya
yang menggambarkan
sebaiknya di utarakan angka
tingkat angka kejadian
kejadiannya.
kecelakaan di perusahaan
tersebut.

Angka kejadian Sudah dipasang spanduk Pihak pimpinan PT Martina


kecelakaan kerja dan poster tentang Berto sebaiknya melakukan
keselamatan kerja dan kerja, yaitu melakukan
(setelah dilakukan
peraturan tentang promosi kesehatan, seperti
kunjungan perusahaan)
penggunaan alat pelindung misalnya apa itu apd, dan
diri di setiap bidang untuk apa menggunakannya
perusahaan. dan bagaimana caranya, dan
saat sampai ke tahapan
Masih banyak pegawai yang
evaluasi, benar-benar
belum tepat
dievaluasi apakah ada
menggunakannya maupun
perubahan perilaku dari
tidak menggunakannya,
pegawainya untuk
sehingga memungkinan
mencegah kecelakaan kerja,
resiko terjadinya kecelakaan
seperti misalnya

30
kerja di perusahaan tersebut. penggunaan apd yg baik
dan benar.

J. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA

Berdasarkan data yang kami peroleh dari sumber tulisan laporan kunjungan
sebelumnya, pada tahun 2015 terdapat 9 kasus kecelakaan kerja, berupa tangan pekerja
terkena cutter, dan kecelakaan yang terjadi saat pekerja dalam perjalanan pulang kerumah.
Berdasarkan keterangan dari pihak Human Resource Department P.T Martina Berto, pada
tahun 2018, tidak pernah terjadi kecelakaan kerja (Zero Incident). Jenis kecelakaan kerja
lainnya terjadi, pada tahun 2005, yaitu tumpahnya Alkohol dibagian produksi yang
menyebabkan luka bakar, tapi tidak menyebabkan kematian.

Sebagai upaya pencegahan yang dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak
terjadi lagi, gudang alkohol dipisahkan dari raw material lain dan dibuat lebih terbuka agar
jika terjadi kebocoran tidak langsung membahayakan pekerja.

Adapun potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada P. T Martina Berto

Bagian Potensi Kecelakan Upaya Pencegahan


Produksi
Mixing - Tangan terjepit mesin - Pemakaian sarung tangan
- Pengoperasian boiler - SOP pengunaan APD
- Kelelahan (terutama - Bantalan pijakan kaki yang lunak
pekerja yang berdiri) untuk pekerja yang berdiri dalam
jangka waktu lama saat menjalankan
- Terjadi heat stress mesin
- Setiap ruangan dilengkapi AC dan
karena hawa panas
ventilasi yang baik
yang keluar dari
mesin
- Terkena benda tajam - Penggunaan Sarung tangan yang
tebal yang tidak mudah terpotong
oleh benda tajam
Manufakturing - Korsleting listrik - Pelatihan berkala oleh tim P2K3

31
QC - Tangan terjepit mesin - Mesin dijalankan perlahan
- Terhirup bahan kimia - Ventilasi tempat bekerja yang terbuka
yang berasal dari luas
bedak
Packaging - Tangan terjepit mesin
- Terkena benda tajam Penggunaan Sarung tangan yang tebal
- Terkena api
yang tidak mudah terpotong oleh benda
tajam

Secara umum, sebelum penggunaan APD, segala bentuk potensi kecelakaan kerja
dapat diusahakan untuk diatasi melalui eliminasi, substitusi, rekayasa teknik, dan
pengendalian administratif. Berikut merupakan gambaran umum mengenai pengendalian
administratif yang sudah dilakukan perusahaan ini dalam rangka menekan angka kecelakaan
kerja secara internal :

Bagian SOP APD Pemeriksaan


kesehatan

Mixing √ √ √

Manufakturin √ √ √
g

QC √ √ √

Packaging √ √ √

Data yang kami peroleh dari narasumber bagian HRD perusahaan, Pemeriksaan
Kesehatan rutin dilakukan minimal sekali dalam setiap tahun, bekerja sama dengan R. S
Bella. Selain daripada itu dalam bidang K3, P. T Martina Berto, juga memiliki klinik dengan
tenaga perawat dan dokter yang sudah bersertifikat Hiperkes. Dalam hal evakuasi, korban
kecelakaan kerja, P. T Martina Berto tidak memiliki fasilitas mobil ambulance, tetapi
memiliki kendaraan yang dikhususkan untuk melakukan evakuasi korban kecelakaan kerja
jika dibutuhkan. Rujukan kecelakaan kerja bekerja sama dengan R. S Bella.
Pengamatan di atas didapatkan dari pengamatan langsung di pabrik P.T. Martina
Berto, Tbk. Lantai 2 (bagian produksi), Selain pengamatan langsung, didapatkan juga
keterangan dari staf K3 P.T. Martina Berto, Tbk., serta beberapa staff pabrik.

32
K. PERSONIL KESELAMATAN KERJA

FAKTOR/UNIT PENGAMATAN DASAR PEMECAHAN


KERJA HUKUM MASALAH

Personil 1. Team K3, terdiri dari UU RI No. 13 1. Penyediaan


Keselamatan Kerja 3 orang dokter, 2 Tahun 2003 Ambulance Transpor
orang perawat dan 1 tentang Pasien
orang bidan Ketenagakerjaan
2. Team tanggap 2. UU No. 1
darurat : tahun 1970
- Team
Komunikasi
- Team Evakuasi
- Team P3K
- Team
Transportasi
- Team Keamanan
- Team Pemadam
Kebakaran
3. Dokter Standby pada
jam kerja
4. 53 Karyawan
bersertifikat Ahli K3

33
Umum
5. Tidak memiliki
Ambulance
Transport Pasien

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran


1 Konstruksi Dari segi Undang-undang dasar Ditambahkan
tempat kerja keselamatan no 1 tahun 1970, adanya informasi
konstruksi semuanya undang-undang no 18 keselamatan
sudah baik, namun tahun 1999 tentang jasa peralatan, bahan,
masih belum konstruksi. dan benda-benda
terdapat adanya dalama ruangan.
informasi mengenai
keselamatan
peralatan, bahan, dan
benda-benda dalam
ruangan.

2 Sarana Tidak semua pekerja Permenakertrans No Dilakukannya


penanggulangan dari PT. Martina 4/MEN/tahun 1980 sosialisasi dari
kebakaran Berto tbk. tersebut perusahaan terhadap
mengetahui cara para perkerja
penggunaan alat-alat tentang
penanggulangan penaggulangan
kebakaran, serta kebakaran dan cara
pengecekan APAR penggunaan alat
yang tidak dilakukan pemadam api ringan
secara rutin. (APAR) dan
Hydrant.
Dilakukan
pengecekan APAR
secara rutin setiap 6

34
bulan sekali.
3 Bahan dan Pada kemasan OSHA (Occupational Menurut OSHA
Proses Kerja produk sudah Safty and Health (Occupational
terkait K3 tercantum zat-zat Administration). Safety and Health
kimia yang Section 8. Administration),
digunakan baik setiap bahan kimia
sintetis maupun diwajibkan memiliki
natural. SDS (Safety Data
Efek samping yang
Sheet) untuk
mungkin terjadi juga
mengetahui kadar
telah dicantumkan
toksisitas bahan-
pada kemasan
bahan kimia yang
produk-produk
dipakai.
tersebut. Pada regulasi OSHA
juga dicantumkan
bahwa harus tercatat
konsentrasi dalam
persen bahan-bahan
yang dipakai. Hal
itu yang belum kita
temukan pada
kemasan produk-
produk tersebut
4 Alat pelindung Dari perusahaan Peraturan menteri Perusahaan bersedia
diri tersebut belum tenaga kerja dan menyediakan APD
ditemukan dokumen transmigrasi RI nomor yang sesuai dengan
tertulis (tertulis PER.08/MEN/VII/2010 standard dan hazard
dalam SOP) standar tentang Alat Pelindung yang ada di
APD yang Diri lingkungan tempat
digunakan untuk kerja. Selain itu
masing-masing lebih baik lagi
pekerjaan., belum apabila sebelum
ada penjelasan memulai pekerjaan
(briefing) mengenai diberikan suatu

35
APD briefing singkat
mengenai
pentingnya APD
dan cara
penggunaan APD
yang baik dan benar.
5 Tanggap darurat Secara umum untuk Undang-undang no 18 Posisi rambu-rambu
dan jalur jalur dan rambu tahun 1999 tentang jasa diletakan secara
evakuasi evakuasi di PT. konstruksi teratur agar tetap
Martina berto sudah Undang-undang dasar terlihat pada saat
cukup baik. Hanya no 1 tahun 1970 terjadi kebakaran.
saja, akan lebih baik Undang-undang No 28 Selain itu lebih baik
jika rambu yang tahun 2002 tentang menggunakan kata-
tersedia tidak hanya bangunan gedung. kata “KELUAR”
diletakkan diatas daripada “EXIT”.
pintu atau tempat Tempat berkumpul
yang tinggi karena dikosongkan agar
kemungkinan akan bisa digunakan saat
tertutup asap jika terjadi keadaan
terjadi kebakaran. darurat.
Pada tempat
berkumpul masih
terdapat kendaraan.
6 Personil Personil Peraturan perundangan Masukan untuk
keselamatan Keselamatan kerja UU No. 1 tahun 1970 perusahaan yang
kerja pada persuhaan ini (Pasal 10 ayat 1, 2) terkait dengan
sudah tergolong yang mewajibkan masalah personil
baik, namun belum perusahaan untuk keselamatan kerja
ada data mengenai membentuk P2K ini, yaitu diharapkan
latihan yang bagian personil ini
diadakan oleh lebih sering
personil keselamatan mengadakan
kerja. evaluasi (sidang-
sidang) yang terkait

36
dengan masalah
keselamatan kerja
atau program
keselamatan kerja
dan juga lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan kerja
pada tenaga-tenaga
kerja di perusahaan
tersebut.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT. Martina Berto Tbk dari penilaian
keselamatan kerja sudah berjalan cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang masih
harus diperbaiki lagi. Antara lain:
1. Belum tersedia SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari masing-
masing kegiatan kerja.
2. Tidak dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang
pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja
(safety induction).
3. Dari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah cukup baik, namun akan lebih baiknya
apabila ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda
dalama ruangan.
4. Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara penggunaan
alat-alat penanggulangan kebakaran.

B. SARAN
1. Menyediakan SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari masing-masing
kegiatan kerja.
2. Melakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang
pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan
kerja (safety induction).
3. Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-benda dalam
ruangan.
4. Jadwal rutin pelatihan penggunaan APAR, pengecekan APAR, dan evakuasi.

BAB VI
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan, dimana
diperlukan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

38
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan.
Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat
untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang
mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan
bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja,
tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai
peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

39
LAMPIRAN

40
41

Anda mungkin juga menyukai