Anda di halaman 1dari 25

Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan

Pelayanan Kesehatan Kerja pada


PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
Semarang
2 November 2018

KELOMPOK 2
Disusun Oleh :
dr. Ankaa Lindung Segara
dr. Caleria Ajeng Givita
dr. Dyah Anugrah Kirana
dr. Juan Kusuma Dias Pratana
dr. Mohammad Arief Adiatma
dr. Ragabi Reza Nektara
dr. Ridwan
dr. Rio Firmansyah
dr. Raja Faisal Manganju Sitorus
dr. Setia Purwanti
dr. Suciyati

Pelatihan Hiperkes Dan Keselamatan Kerja


Bagi Dokter Perusahaan
Semarang, 29 Oktober – 3 November 2018

1
DAFTAR ISI

2
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kerja merupakan asset perusahaan yang harus diberi perlindungan
terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengingat ancaman
bahaya potensial yang berhubungan dengan kerja. Untuk dapat selalu
meningkatkan produktivitas yang tinggi, sangat tergantung kepada manajemen
yang diterapkan dan kualitas dari pekerja. Kualitas pekerja dapat dipengaruhi oleh
salah satunya yaitu dengan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, karena kecelakaan kerja langsung menyangkut masalah produktivitas, oleh
sebab itu pencegahan kecelakaan kerja merupakan persoalan yang tidak dapat
diabaikan.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap
aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui peraturan perundangan.
Peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah
satu upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,
peledakan, kebakaran, dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja.
(Silaban, 2008:35).
Karena setiap kecelakaan tentu ada penyebabnya dan dengan mengetahui
penyebab suatu kecelakaan dapat dicegah sebelum terjadi. Pada hakekatnya
kecelakaan akibat kerja itu dapat diramalkan, sehingga dapat dicegah dan ditekan
angka kesakitannya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Secara umum faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan terjadinya
kecelakaan adalah faktor manusia atau pekerja, faktor mesin atau alat dan
lingkungan kerja yang mana ketiga faktor tersebut dapat dikendalikan oleh suatu
sistem manajemen. Semakin banyak perusahaan menggunakan mesin-mesin,
penambahan instalasi-instalasi modern, serta bahan-bahan berbahaya lainnya,
selain mempermudah proses produksi, tetapi juga menambah jumlah dan ragam
sumber bahaya di tempat kerja. Ini dapat menimbulkan lingkungan kerja yang
kurang memenuhi syarat keamanan, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya,
serta meningkatkan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah tersebut di

3
atas akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat
keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
Sehingga dianggap perlu untuk meningkatkan kualitas dan kedisiplinan untuk
melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. (Achmadi,
1990:21).
Masalah lemahnya manajemen K3 yang ada di perusahaan dan industri
merupakan cikal bakal terjadinya kecelakaan akibat kerja. Disebabkan karena
perusahaan tidak menyediakan alat-alat pengaman yang seringkali dianggap
sebagai suatu yang tidak perlu dan/atau kurang alat kerja atau alat produksi yang
digunakan dalam keadaan tidak baik atau tidak layak pakai. Karena itulah
penyebab utama kecelakaan adalah adanya ketimpangan pada sistem
manajemen (Mendikbud, 1995:22)
Mengingat pentingnya kesehatan para pekerja yang akan meningkatkan
produktivitas kerja secara optimal, maka perlu diadakan upaya perlindungan
tenaga kerja berupa penyelenggaraan pelayanan kesehatan di perusahaan. 3 Di
mana pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI No.03/MEN/1982 yang di dalamnya termuat juga tujuan
daripada pelayanan kesehatan yaitu untuk memberikan bantuan kepada tenaga
kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, melindungi tenaga kerja
terhadap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan, meningkatkan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja, pengobatan,
dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
Oleh karena hal tersebut di atas maka upaya tindakan promotif preventif
kuratif dan rehabilitatif pada suatu diagnosis penyakit akibat kerja merupakan
faktor yang sangat penting peranannya dalam meningkatkan perlindungan dan
derajat kesehatan tenaga kerja.

B. Tujuan

1) Untuk mengetahui dan menganalisis program kesehatan kerja di PT.


Sidomuncul Semarang
2) Untuk mengetahui dan menganalisis upaya pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang sudah dilakukan PT. Sidomuncul Semarang

4
3) Untuk mengetahui dan menganalisis fasilitas dan personil yang menangani
pelayanan kesehatan kerja di PT. Sidomuncul Semarang

C. Ruang Lingkup

1) Program Kesehatan Kerja


2) Upaya Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
3) Fasilitas dan Personil Yang Menangani Pelayanan Kesehatan Kerja

D. Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan
usaha demitercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
maka ada beberapa landasan yang digunakan oleh perusahaan, sebagai
berikut :
1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1818);
2) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
3) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan;
5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis
Perusahaan;
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.02/Men/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja;
7) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

5
BAB II
KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk bermula dari sebuah industri
rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan
dibantu oleh tiga orang karyawan. Seiring banyaknya permintaan terhadap kemasan
jamu yang lebih praktis, makan pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana
dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl.
Mlaten Trenggulun. Produk pertama dan andalan dari SidoMuncul adalah Jamu Tolak
Angin. Produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat
sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat.
Adanya peningkatan permintaan dari masyarakat, di tahun 1984 pabrik
dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang. Untuk
mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik
yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama
pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-
10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs.
Wisnu Kaltim. Pabrik baru tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Indonesia pada 11 November 2000. Saat di resmikan, Sido Muncul
mendapat dua sertifikat, yaitu cara Pembuatan Obat Tradisional (CPOT) dan cara
pembuatan obat yang baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat inilah yang
menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu yang berstandar farmasi.
Pabrik yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta KM 28, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang ini berdiri menempati lahan seluas kurang lebih 35 hektar,
terletak diantara desa Bergas Kidul dan desa Diwak dan juga 2 kelurahan yaitu
Keluahan Ngempon dan kelurahan Karang Jati. Pabrik ini memiliki kurang lebih 2598
karyawan dengan rincian 1221 karyawan pria dan 1377 karyawan wanita dengan jam
kerja 40 jam/ minggu.

6
VISI & MISI

Visi :
Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada masyarakat dan
lingkungan

Misi :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional
2. Mengembangkan research, penelitian yang berhubungan dengan
pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan alami.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membina kesehatan
melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami dan pengobatan
secara tradisional.
4. Iku tmendorong pemerintah /instansi resmi agar lebih berperan dalam
pengembangan pengobatan tradisional.
5. Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang intensif
6. Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan
7. Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.

B. HASIL TEMUAN
Poliklinik perusahaan berukuran cukup luas, terdiri dari berapa ruangan
bersekat, terletak pada gedung produksi dan sempat berpindah lokasi untuk
memenuhi syarat luas dan bentuk ruangan yang lebih representatif. Poliklinik
melayani karyawan perusahaan 24/7 hari setiap minggunya, dikelola oleh 2 dokter
perusahaan yang bergantian jadwal jaga 3 jam setiap harinya, 2 perawat, 2 bidan dan
1 orang admin yang seluruhnya sudah mendapatkan pelatihan hiperkes, bekerja
setiap harinya melayani kurang lebih 2598 karyawan pabrik dengan sistem shift/8 jam.
Kondisi klinik, sarana dan prasarana :
 Ruang tunggu yang menjadi satu dengan ruang pendaftaran dan ruang tempat
penyimpana catatan medis. Ruang tunggu dapat menapug kuran lebih 15-20
orang. Pada dinding ruang tunggu terdapat beberapa poster yang berisi
edukasi medis pada karyawan.
 Ruang pemeriksaan yang terdiri dari meja anamnesi dan didalamnya terdapat
ruang pemeriksaan dokter umum dan ruang pemeriksaan dokter gigi.
7
 Ruang obat yang berisi lemari berisi beerapa obat yang terletak dibagian depan
dari ruang pendaftaran dan ruang tunggu.
 Alat pemeriksaan
 Ruang Tindakan
 Pojok ASI
 Ruang catatan medis yang menjadi satu dengan ruang tunggu pasien dan
ruang pendaftaran
 Kamar mandi
 Bed pemeriksaan
 Kursi pemeriksaan dokter gigi
 Alat pengukur tinggi badan dan berat badan
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
 Tabung Oksigen
 Poster dan Leaflet tentang kesehatan
 Pada dinding depan ruang periksa terdapat kebijakan perusahaan, SIP dokter,
sertifikat pelatihan dokter dan jenis program layanan yang dijalankan poliklinik
perusahaan

Dengan besarnya jumlah karyawan yang terlibat dalam segala kegiatannya dan juga
mengingat potensi bahaya yang cukup besar maka perlu adanya upaya-upaya untuk
mencegah timbulnya penyakit akibat kerjadan penyakit umum, serta upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan karyawan. Untuk itu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk menyelenggarakan beberapa usaha pelayanan kesehatan. yang dilakukan
oleh poliklinik perusahaan meliputi :

1. Kegiatan Promotif
 Pendidikan dan penyuluhan sering digalakkan oleh poliklinik
perusahaan berdasarkan kebutuhan karyawan, beberapa diantaranya:
1) Penyuluhan ASI/ menyusui
2) Penyuluhan KB
3) Penyuluhan HIV/AIDS
4) Penyuluhan CA cervix

8
5) Penyuluhan PHBS dan cuci tangan
6) Penyuluhan kesehatn kehamilan
 Perusahaan telah memasang beberapa poster untuk melakukan
promosi kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan
perusahaannya.
 Melakukan kegiatan olahraga setiap pagi hari pada beberapa unit kerja,
dan masih diusahakan untuk bisa olah raga secara serentak.
 Perbaikan gizi pekerja, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul,
Tbk menyediakan ekstra food berupa susu tambahan unuk pekerja di
bagian ekstraksi yang sering bersentuhan langsung dengan bahn kimia
berupa alkohol.
 Perusahaan juga menggalakkan pelatihan P3K pada seluruh
karyawannya yang dimulai dengan pelatihan intensif pada setiap
kepala unit bagian.

2. Preventif
a. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, maupun khusus pada
karyawan
1) Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemeriksaan ini dilakukan perusahaan pada saat rekrutmen
karyawan baru. Untuk pemeriksaan yang dilakukan pada saat
rekrutmen untuk semua calon karyawan, dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada karyawan. Apabila ada kelainan yang perlu
dikonsulkan, maka dokter perusahaan akan merekomendasikan
untuk dilakuka pemeriksaan penunjang. Perusahaan tidak
mewajibkan calon karyawannya untuk memiliki hasil cek laboratorium
saat dilakukan recruitment.

2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala


Pemeriksaan fisik berkala dilakukan kepada seluruh karyawan PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk 2 kali dalam satu
tahun. Pemerksaan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.

9
Apabila ada keadaan karyawan yang memerlukan pemeriksaan
penunjang lebih lanjut, poliklinik perusahaan telah bekerjasama
dengan BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan ntuk merujuk
pasien ke Rumah Sakit. Pemeriksaan rontgen juga dilakukan berkala
pada karyawan pada unit tertentu.

3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus


Pemeriksaan khusus dilakukan hanya pada karyawan pada bagian
khusus saja. Diantaranya; pemeriksaan rontgen hanya dilakukan
pada pekerja yang terpapar dengan debu proses pada bagian
ekstraksi. Selain denan pemriksaan khusus, karawan juga dibekali
dengan APD berupa masker catridge.Sedangkan pemeriksaan
audimetri yang seharusnya dilakukan pada bagian dengan keisingan
tinggi, belum dilakukan. Pada karyawan hanya diberikan ear plug
sebagai pencegahan PAK.

4) Pemeriksaan Kesehatan Akhir


Pemeriksaan kesehatan akhir ini dilakukan untuk karyawan yang
menjelang masa pensiun. Pemeriksaan dilakukan 3 (tiga) bulan
sebelum karyawan tersebut pensiun. Jenis pemeriksaan yang
dilakukan berupa anamnesis dan juga pemeriksaan fisik, apabila
diperlukan dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan tidak
adanya PAK saat karyawan telahpensiun dari pekerjaannya.

3. Kuratif
Pelayanan kesehatan kuratif di PT Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk Meliputi:
a. Pelayanan kesehatan oleh poliklinik perusahaan 24 jam dalam 7 hari :

1) Melayani tenaga kerja yang sakit ditempat kerja baik poliklinik


dokter umum maupun dokter gigi
2) Melayani konsultasi kesehatan
3) Melayani suntik KB, pelepasan dan pemasanan implan

10
4) Melayani ANC bagi tenaga kerja
5) Melayani pelatihan P3K untuk seluruh karyawan perusahaan
b. Perbandingan jumlah tenaga medis dan paramedis yang kurang dengan
jumlah tenaga kerja.
c. Pelayanan PPPK :
1) Melayani kecelakaan kerja ringan
d. Pelayanan rujukan
Melakukan rujukan untuk kasus penyakit berat dan kasus kecelakaan
kerja dengan rumah saki tsekitar.
e. Cakupan dan pelaporan kasus

Poliklinik memiliki target cakupan pelayanan dalam program kerjanya,


namun data target dan cakupan merupakan dokumen rahasia
perusahaan yang tidak boleh disebarluaskan. Poliklinik selalu melakukan
rekapitulasi berupa 10 penyakit dengan insidensi tertinggi, dan selalu
melakukan pelaporan pada dinas kesehatan setempat, namun polilinik
menolak memerikan data secara detail.

4. Rehabilitatif
Pelayanan rehabilitasi kesehatan yang bertujuan untuk membantu
pekerja dalam mengembalikan rasa percaya diri dan menghindari kecemasan
setelah mengalami kecelakaan kerja maupun penakit akibat kerja.
Pelayanan yang diberikan oleh klinik perusahaan diantaranya adalah:

a. Merekomendasikan rumah sakit rujukan sebagai tempat rehabilitasi


b. Memonitor proses rehabilitasi secara berahap, mulai dari tahap awal
hingga melakukan pendampingan secara intens kepada karyawan yang
selesai masa sakitnya dan masuk dalam tahap pemulihan
c. Rekomendasi penempatan tenagakerja pasca rehabilitasi berdasarkan
hasil pemeriksaan kapasitas kerja, kemudian menempatkan karyawan
sesuai denan kapasitas kerja selama masa rehabilitasi bertahap sesuai
dengan kapasitas kerjanya
d. Melakukan konseling kepada enaga kerja selama proses rehabilitasi
sehingga maksimal kembali fungsi tubuh dan mentalnya

11
b. Identifikasi dan pengukuran potensi resiko kesehatan (fisika, kimia,
biologi, psikososial, ergonomi)

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbktelah


melakukan kajian identifikasi dan pengukuran potensi resiko
kesehatan. Pada beberapa ruangan (penyimpanan bahan baku, ruang
packing, laboratorium dan poliklinik) setiap ruangan telah dipasang
tabel data faktor resiko bahaya yang ada dan disertai dengan upaya
untuk penanggulangannya, dilengkapi dengan APD yang wajib
dikenakan oleh setiap karyawan yang bekerja di dalam ruangan,
terdapat juga simbol simbol, tanda keterangan detail yang
memberikan ketrangan keadaan lingkungan tempat kerja sehingga
ruangan tersebut aman dan sehat untuk karyawan yang bekerja pada
ruangan tersebut.
Kemudian PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk
juga memasang poster mengenai cara/ posisi bekerja yang benar
sesuai dengan ergonomi tubuh. Namun dalam praktiknya masih telihat
bebrapa pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan ergonomi
misalnya:
1. Pada bagian packing tolak angin terlihat beberapa karyawan yang
duduk dengan berjongkok tidak memakai kursi yang didesain pendek
dengan sandaran punggung.
2. Pada bagian packing kuku bima ener-g terlihat cara mengangkat
barang yang kurang ergonomis yang hampir dilakkan oleh sebagian
besar karyawan.
3. Pada bagian packing kuku bima ener-g terlihat kursi karyawan yang
tidak memiliki sandaran pinggang yang digunakan tentunya dalam shift
yang panjang ang dapt memicu tejadinya PAK

c. Surveilance penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, dan penyakit


umum yang dominan dikalangan pekerja seharusnya terdata dengan

12
baik pada catatan medis klinik dan dilakukan pelaporan pada dinas
kesehatan setempat, namun pihak perusahaan tidak berkenan untuk
menyampaikan detail cakupan dan target insiden kejadian.

BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Program Kesehatan Kerja

Keterangan/
Teori Temuan
Pemecahan Masalah

Peraturan Menteri Tenaga


Kerja dan Transmigrasi RI
No. Per03/MEN/1982
tantang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
pasal 2 huruf (a).

Pemeriksaan kesehatan
yang dilaksanakan di PT
Indofood juga telah sesuai
dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per
02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam
PT. Sidomuncul telah Belum sesuai.
Penyelenggaraan
melakukan pemeriksaan awal Sebaiknya dilakukan
Keselamatan Kerja”.
sebelum karyawan mulai juga pemeriksaan
bekerja berupa anamnesis penunjang berupa,

13
dan pemeriksaan fisik laboratorium rutin,
2. Pemeriksaan Awal
lengkap tanpa dilakukan Foto Rongent Paru
Dilaksanakan sebelum
pemeriksaan penunjang (bilamana mungkin),
bekerja meliputi
serta pemeriksaan
pemeriksaan fisik lengkap,
lain yang dianggap
laboratorium rutin, Foto
perlu.
Rongent Paru (bilamana
mungkin), serta
pemeriksaan lain yang
dianggap perlu.

3. Pemeriksaan Berkala PT. Sidomuncul melakukan Belum sesuai.


Sekurang-kurangnya pemeriksaan berkala setiap 6 Sebaiknya dilakukan
dilakukan satu tahun sekali, bulan sekali kepada seluruh juga pemeriksaan
meliputi foto thorak, karyawan berupa anamnesis penunjang berupa,
pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan fisik laboratorium rutin,
dan lab rutin serta lengkap. Foto Rongent Paru
pemeriksaan lain yang (bilamana mungkin),
dianggap perlu. serta pemeriksaan
lain yang dianggap
perlu.

14
4. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusus Belum sesuai.
dilakukan hanya pada Sebaiknya juga
karyawan pada bagian dilakukan
khusus saja. Diantaranya pemeriksaan
pemeriksaan rontgen hanya audimetri pada bagian
dilakukan pada pekerja yang dengan tingkat
terpapar dengan debu proses kebisingan tinggi.
pada bagian ekstraksi. Selain
dengan pemeriksaan khusus,
karyawan juga dibekali
dengan APD berupa masker
catridge. Sedangkan
pemeriksaan audimetri yang
seharusnya dilakukan pada
bagian dengan tingkat
kebisingan tinggi, belum
dilakukan.

5. Pemeriksaan Akhir PT. Sidomuncul melakukan Belum sesuai.


pemeriksaan pada karyawan Sebaiknya dilakukan
yang akan pensiun berupa juga pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan penunjang berupa,
fisik lengkap. laboratorium rutin,
Foto Rongent Paru
(bilamana mungkin),
serta pemeriksaan
lain yang dianggap
perlu.

15
6. Program penyuluhan PT. Sidomuncul memiliki Sesuai
(Peraturan Menteri Tenaga beberapa program pelatihan
Kerja dan Transmigrasi RI dan penyuluhan:
No. Per-
- Pelatihan Pemadaman
03/MEN/1982tentang
kebakaran
Pelayanan Kesehatan
- Pelatihan K3
Tenaga Kerja pasal 2 huruf
- Pelatihan P3K
(h) bunyinya: “Pendidikan
- Pelatihan CPOB/ CPOTB
Kesehatan untuk tenaga
- Penyuluhan ASI
kerja dan latihan untuk
- Penyuluhan KB
petugas Pertolongan
- Penyuluhan Safety Driving
Pertama Pada
- Penyuluhan HIV/AIDS
Kecelakaan”.
- Penyuluhan Kanker Serviks
- Penyuluhan PHBS dan gizi

7. Fasilitas sarana olahraga ????? ?????

Sesuai
8. Program Rehabilitasi Klinik perusahaan melayani
usaha rehabilitasi akibat
kecelakaan maupun PAK
dengan merujuk ke RS
rujukan yang sesuai dan
melakukan monitoring
terhadap pekerja.
Sesuai
9. Laporan berkala tentang Klinik perusahaan akan
pelayanan kerja mencatat seluruh karyawan
yang memeriksakan
kesehatan maupun kasus
kecelakaan kerja.

16
B. Upaya Pecegahan Kecelakaan dan PAK yang sudah dilakukan

17
1. Posisi Kerja Pada unit pengemasan Belum sesuai.
ditemukan karyawan yang Karena tempat duduk
tidak bekerja dalam posisi yang disediakan
yang ergonomis. Karyawan seharusnya memiliki
melakukan pengemasan sandaran tempat
dalam posisi berdiri dan duduk, sehingga
posisi duduk yang kurang karyawan dapat
baik. duduk dengan posisi
yang lebih ergonomis
dan sebaiknya
dilakukan rotasi
antara pekerja yang
duduk dengan berdiri.
2. Beban Kerja
PT. Sidomuncul Sesuai
menerapkan sistem 5 hari
kerja dengan jam kerja 8
jam/hari atau 40 jam/
minggu. Pada bagian
produksi tertentu dibagi
dalam 2 shift atau longshift.
Pada bagian tertentu juga
diterapkan 6 hari kerja atau
40 jam dalam seminggu

18
3. Pembinaan dan
PT. Sidomuncul telah Sudah sesuai.
pengawasan terhadap
melakukan pelatihan K3 Namun lebih baik
lingkungan kerja yang
terhadap karyawan baru. apabila dilakukan
dapat menyebabkan
Setiap unit memiliki Panitia pelatihan K3 secara
Penyakit Akibat Kerja
Pembina Keselamatan dan berkala agar budaya
(PAK)
Kesehatan Kerja (P2K3) K3 lebih terbentuk.
yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan K3 di
unit kerjanya.
4. Penyediaan Air Minum
PT. Sidomuncul Sesuai
menyediakan air minum di
setiap unit.

5. Penyediaan dan ????? ?????


kebersihan makanan

19
6. Perlengkapan APD PT. Sidomuncul telah Sudah sesuai.
sebagai lini terakhir dalam menyediakan APD yang Namun perlu untuk
pengendalian faktor disesuaikan dengan beban ditingkatkan
bahaya dilingkungan kerja kerja. Seperti pelindung mengenai pelatihan
kepala, masker, baju dan sosialisasi
(Peraturan Menteri Tenaga
pelindung, boots. mengenai cara dan
Kerja dan Transmigrasi
prosedur
No. 01/MEN/1981 pasal
penggunaan APD
4 ayat 3,
tersebut kepada
Peraturan Mentri Tenaga
pekerja. Sehingga
Kerja dan Transmigrasi RI
dapat meningkatkan
No. Per
kesadaran karyawan
03/MEN/1982 tantang
dalam penggunaan
Pelayanan Kesehatan
APD.
Tenaga Kerja pasal 2 huruf
(f),
Peraturan Mentri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
No.
01/MEN/1981 pasal 5 ayat
2)

7. Poster keselamatan dan Di beberapa tempat sudah Sesuai


kesehatan kerja terdapat poster K3.
Contohnya seperti di
Poliklinik Perusahaan
terdapat poster
keselamatan tenaga
kesehatan pekerjaan saat
menangani pasien.

20
C. Fasilitas dan Personil yang menangani pelayanan kesehatan kerja

Teori Temuan Keterangan/


Pemecahan Masalah

21
1. Ketersediaan poliklinik
Terdapat satu poliklinik di PT. Sesuai
(Penyediaan poliklinik
Sidomuncul (Ruang tunggu
di perusahaan sudah
pasien, Ruang dokter, Ruang
sesuai dengan
pemeriksaan, Ruang
Peraturan
Konsultasi, Ruang farmasi,
Mentri Tenaga Kerja Tempat cuci tangan). Terdapat
dan Transmigrasi RI pula ruang laktasi diluar
No. Per-03/MEN/1982 poliklinik.
tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga
Kerja

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik
Indonesia No: Per-
15/MEN/viii/2008
Tentang

Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja pasal 9)

Arah membuka pintu poliklinik Belum sesuai karena


2. Bangunan poliklinik
kearah dalam ruangan. seharusnya arah pintu
terbuka keluar agar
memudahkan
evakuasi saat terjadi
bencana

22
- Sesuai
3. Sarana prasarana di Pada poliklinik PT. Sidomuncul
poliklinik sudah terdapat alat
pemeriksaan yang lengkap
untuk memenuhi pemeriksaan
fisik dasar.
4. Jumlah dokter hiperkes
PT. Sidomuncul memiliki klinik Belum sesuai karena
berdasarkan
perusahaan yang terdiri dari 2 jumlah dokter yang
Permenaker No 03
dokter perusahaan dan 4 seharusnya berjumlah
tahun 1982 tentang
paramedis (2 bidan dan 2 12 orang hanya 2.
pelayanan kesehatan
perawat).
tenaga kerja disebutkan
bahwa perusahan yang
mempunyai tenaga
kerja 100-200 orang
harus mempunyai 1
orang dokter yang
praktek 3 hari sekali
dan 1 orang teaga
paramedis

23
Dokter dan tenaga Dokter perusahaan di PT.
Sesuai
paramedis sudah Sidomuncul sudah mengikuti
mengikuti pelatihan pelatihan Higiene Perusahaan
hiperkes dan Kesehatan dan Keselamatan
keselamatan kerja Kerja.

Peraturan Menteri
Tenaga Kerja
Transmigrasi dan
Koperasi No. Per-
01/MEN/1976 tentang
Kewajiban Latihan
Hiperkes bagi Dokter
Perusahaan
Peraturan Mentri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per-
01/MEN/1979 tentang
Kewajiban Latihan

Higiene Perusahaan,
Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja bagi
Tenaga

Paramedis
Perusahaan)

24
DAFTAR PUSTAKA

Gerry Silaban. (2008). Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha atau
pengurus yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Medan: USU Press.
Achmadi, UF. (1990). Analisis Resiko Kecelakaan Kerja, Studi Kasus Industri XDi
Cakung Jakarta. Jakarta, LPUI.
Mendikbud RI. (1995). Peranan Departemen P&K Dalam Upaya Memasyarakatkan
dan Membudayakan K3. Majalah K3 Edisi No. 4.

25

Anda mungkin juga menyukai