PENYELENGGARA
PT. PATRARIJAYA
Yogyakarta, 18 April 2022
DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 3
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................................................... 4
1.4 Dasar Hukum............................................................................................................................. 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN.......................................................................................................6
2.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................................................6
2.1.2 Profil Perusahaan...................................................................................................................... 8
2.2 Temuan Hasil Observasi........................................................................................................... 9
2.2.1 Temuan Positif............................................................................................................................ 9
2.2.2 Temuan Negatif.......................................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................ 11
ANALISA............................................................................................................................................ 11
3.1 Temuan Positif......................................................................................................................... 11
3.2 Temuan Negatif....................................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................. 21
4.2 Kesimpulan.............................................................................................................................. 21
4.3 Saran....................................................................................................................................... 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki
terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu
kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan
peralatan, pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurang
memadai.
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja
harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah
keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh
seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai
bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Sebagai calon ahli K3 umum salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa K3 (PJK3) dengan cara
pembelajaran tentang peraturan perundangan yang terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta obvervasi penerapannya dalam perusahaan. Hasil observasi
yang dilakukan dilapangan selanjutnya dituangkan pada laporan ini.
Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat,
selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai suatu tingkat
produktivitas yang tinggi dimana aspek pentingnya adalah upaya keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk Penegakkan Kelembagaan K3, upaya kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan kerja.
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka atau tertutup, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja melakukan pekerjaan atau yang sering dimasuki tenaga kerja
3
untuk keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau sumber – sumber bahaya.
(Kepmenaker no 187 / MEN / 1999 pasal 1 huruf i ). Bahan kimia berbahaya adalah bahan
kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika
dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
( Kepmenaker no 187 / MEN / 1999 pasal 1 huruf a ).
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon Ahli K3
dapat bertindak secara profesional didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang
bernilai dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang
menjadi lingkup tanggung jawabnya
5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 26 Juli
1994, Perusahaan ini bergerak pada bidang pengolahan kulit yaitu mengolah kulit mentah
sampai menjadi kulit yang nantinya siap diolah untuk proses lagi menjadi barang
setengah jadi dan juga barang yang sudah jadi. Perusahaan ini didirikan oleh 3 orang
yaitu Bapak Subiyono, Bapak Diyono Hening Sasmito dan Ibu Defalikh Tantowiyah
dengan nama awal yaitu PT. Adi Surya Abadi dengan modal berjalan Rp. 600.000.000,-
dan jumlah karyawan 6 orang. Pada saat itu PT. Adi Surya Abadi tidak mempunyai
rumah produksi sendiri namun hanya menyewa gedung di lingkungan industri kecil
sebagai kantor dan menyewa di CV. Bengawan Solo apabila mengadakan proses
produksi. Kapasitas produksi awal pada saat itu adalah 5000 squarefeets per bulan.
Ketika nama awal PT. Adi Surya Abadi diajukan untuk pengesahan ke Departemen
Kehakiman, nama tersebut sudah ada yang memakai. Sedangkan menurut aturan tidak
boleh ada nama perusahaan yang sama. Maka disarankan oleh Departemen
Kehakiman untuk menggunakan nama lain. Kemudian nama tersebut diubah menjadi
PT. Adi Satria Abadi dan akhirnya disahkan untuk menjadi nama resmi perusahaan
tersebut.
Dari awal didirikan sampai dengan bulan Desember 1994 merupakan masa – masa
persiapan untuk menghubungi suplier – suplier kulit mentah untuk mendapatkan bahan
baku, menghubungi suplier obat – obatan dan bahan baku, serta mencari pabrik –
pabrik yang kurang aktif untuk diajak bekerjasama dibidang proses. Dalam hubungan
perusahaan dan suplier, pemilik pabrik, dan lain – lain, perusahaan berharap dapat
menjalin hubungan yang saling menguntungkan untuk jangka waktu yang lama, maka
hubungan itu pada prinsipnya harus saling menguntungkan antara kedua belah pihak,
supaya hubungan menjadi kekal dan menjadi pelanggan yang baik.
Pada awalnya untuk tempat proses perusahaan ini bekerjasama dengan CV.
Bengawan Solo yang beralamat di Pucang Sawit, Jebres, Solo, yang kebetulan pabrik
tersebut masih punya sisa kapasitas. Kemudian pada tahun 1996 mulai menjalin
kerjasama dengan PT. Bromosaktri yang beralamatkan di Jalan Lowanu no. 62
Yogyakarta. Kemudian mulai pertengahan tahun 1996 juga “menumpang” pada CV.
Sinar Obor Jalan Numbak Anyar Yogyakarta. Mulai akhir tahun 1997 menjalin
kerjasama dengan CV. Sinar Surya di Tempuran, Magelang, dengan konsekuensi
hubungan kerjasama dengan CV. Bengawan Solo dan CV. Sinar Obor tidak
6
dilanjutkan.
Seiring waktu yang terus bergulir, dengan pengalaman teknis penyamakan kulit
yang cukup lama dan relasi yang cukup banyak serta didukung hubungan baik dengan
suplier chemical maupun suplier bahan baku (pikel). Banyak teman – teman Bapak
Subiyono yang menawari produk mereka supaya dipakai oleh PT. Adi Satria Abadi
untuk berproduksi dengan pembayaran dibelakang, karena mereka tahu kemampuan
teknis dari Bapak Subiyono. Dengan bermodalkan kepercayaan tersebut, ditambah
dengan pembeli yang juga teman – teman Bapak Subiyono, akhirnya berkembanglah
PT. Adi Satria Abadi dari kapasitas 5000 squarefeets per bulan menjadi 30.000
squarefeets per bulan (tahun 1995), kemudian menjadi 70.000 squarefeets per bulan
(tahun 1996), kemudian secara drastis naik menjadi 250.000 squarefeets per bulan
(tahun 1997) karena berkembang dan bekerjasama dengan PT. Sinar Surya Magelang.
Untuk hasil produksi, pada tahun 1997 perusahaan mulai merasakan adanya kulit –
kulit yang sobek, karena terlalu banyak proses dan banyak terdapatnya kutu, sehingga
mengakibatkan penurunan jumlah dan susah untuk dijual. Maka kemudian muncul ide
untuk mendirikan pabrik sarung tangan, sasarannya untuk memanfaatkan kulit – kulit
tersebut agar dapat terjual. Pabrik sarung tangan ini sifatnya sebagai pelengakap
pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan sarung tangan. Sehingga pada tahun
tersebut didirikanlah divisi sarung tangan dengan kapasitas 50.000 pcs/bulan.
Pada tahun 1998, PT. Adi Satria Abadi bekerjasama dengan PT. Pupita Abadi
Semarang dan berhasil mendongkrak produktivitas menjadi 300.000 squarefeets per
bulan. Tahun 1999 produksi mencapai 350.000 squarefeets per bulan dan 50.000 pcs
gloves. Pada tahun 2000 produksi 400.000 squarefeets per bulan, gloves 50.000
pcs/bulan, hal ini bertahan sampai 2003, pada tahun 2003 PT. Adi Satria Abadi sudah
menempati lokasi pabrik sendiri untuk divisi penyamakan kulit yaitu di Kawasan Industri
Kulit Banyakan, Piyungan, dengan sudah mempunyai pabrik sendiri beserta mesin –
mesinnya, maka tahun 2004 produksi kulit meningkat lagi menjadi 500.000 squarefeets
per bulan sedangkan produksi sarung tangan tetap 50.000 pcs/bulan. Rencana untuk
tahun 2005 target produksi sebesar 600.000 squarefeets per bulan dan glove tetap
50.000 pcs/bulan.
Jumlah karyawan terakhir di divisi kulit sebanyak 209 orang. Sampai saat ini
pelanggan PT. Adi Satria Abadi tersebar di berbagai negara yaitu Italy, Korea, Jepang,
China, Malaysia. Selain itu di dalam negeri konsumen PT. Adi Satria Abadi adalah
pabrik sarung tangan yang melakukan ekspor.
7
2.1.2 Profil Perusahaan
Berikut ini merupakan profil singkat perusahaan dari PT. Adi Satria Abadi
Nama Perusahaan : PT. Adi Satria Abadi
Bentuk : Perseroan Terbatas
Ijin Usaha : SIUP, Ijin Gangguan, TDP, Akte Notaris
Pimpinan : Subiyono
Tahun Berdiri : 1994
Lokasi Perusahaan
a. Dusun : Banyakan
b. Desa : Sitimulyo
c. Kecamatan : Piyungan
d. Kabupaten : Bantul
e. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah Karyawan : 209 orang (divisi penyamakan kulit)
Sektor : Leather and Leathergoods Manufacturing
Sistem Penggajian : Upah bulanan, minimal UMP
Aspek Produksi
a. Bahan baku : Pikel domba, pikel kambing
b. Asal bahan : Lokal. Impor
c. Kualitas bahan: Kwalitet I / IV / V / VI / VII / R
8
2.2 Temuan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan positif maupun temuan
negatif, sebagai berikut:
2.2.1 Temuan Positif
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Sudah dilengkapi dengan Ruang Klinik
b. Ada Dokter penanggung jawab pelayanan Kesehatan dan petugas paramedis
c. Jalan akses antar bangunan bersih
d. Ventilasi dan pencahayaan ruang produksi memadai
e. Dilengkapi exhaust fan dan penerangan cukup
f. Sudah terpasang tanda arah evakuasi
g. Akses keluar masuk cukup luas
h. Kolam IPAL dilengkapi papan informasi
i. Terpasang rambung peringatan licin
j. Terpasang pagar proteksi
k. Box panel dilengkapi inspection card
l. Jumlah APAR sudah cukup
m. Terdapat Assembly point
n. Terdapat rambu dan informasi K3
o. Instalasi IPAL dengan output air baik
p. Ada tempat penyimpanan limbah B3 sementara yang berijin
q. Penempatan box panel listrik baik
r. Terdapat ruang laktasi
s. Memiliki toilet yg cukup
t. Terdapat ruangan HSSE
u. Terdapat P3K setiap ruang
v. Pemberian extrafooding
w. Tersedia IPAL
x. Tersedia APD
y. Terdapat penangkal petir
10
BAB III
ANALISA
Berdasarkan hasil observasi lapangan, maka dilakukan analisa seperti ditampilkan pada tabel berikut:
11
5 Sudah dilengkapi Menjaga konsistensi UU No. 1 Tahun
exhaust fan sebagai kebersihan ventilasi 1970, Pasal 3
sirkulasi udara, dan udara, merawat Permenakertrans
penerangan yang pencahayaan buatan No. 01 Tahun
cukup agar bisa 1980, Pasal 5 Ayat
dipergunakan 3 Tentang Tempat
maksimal kerja harus
memiliki ventilasi
Membuat ceklist
pembersihan dan
pemeliharaan exhaust
fan
12
9 Telah terpasang rambu Menyediakan instalasi Permen no 12 tahun
peringatan “Licin” sebelum secondary 2015 , pasal 5 ayat 1
memasuki Ruang Kerja containment untuk kegiatan
Dyeing dan Tanning tumpahan air dari perencanaan,
drum dyeing dan drum pemasangan,
tainning. penggunaan dan
pemeliharaan
Memperbaiki system pemanfaatan listrik
drainase
Melakukan inspeksi
instalasi listrik.
Bisa menyediakan
sepatu boot didepan
ruang kerja Dyeing &
Tanning
13
13 Terdapat Assembly point Tetap menjaga UU No. 1 Tahun
atau tempat berkumpul kebersihan di area 1970, Pasal 3
dan tempatnya cukup Assemby point ayat 1 point d
terbuka memberi jalan
Tidak boleh ada yang untk
menghalangi menyelamatkan
assymbly point diri pada waktu
kebakaran.
Menambah tempat
titik kumpul mengingat Permen PUPR
luasnya area kerja No 14 Tahun
yang tersebar 2017 Pasal 28
agarmemudahkan Ayat 1 Huruf E
apabila terjadi
halyangtidak
diinginkan
14 Terdapat rambu-rambu Melakukan UU No 1 Tahun 1970
himbauan dan informasi pembaharuan Pasal 14, tentang
terkait K3 yang tersebar informasi secara Kewajiban Pengurus
di seluruh area kerja berkala sesuai Memasang lembar
SOP sudah terpasang di peraturan yang
setiap ruangan berlaku UU No. 1 Thn 1970,
memasang instruksi
Rambu-rambu kerja.
ditempel ditempat Memasang spanduk
yang mudah dilihat pembinaan/
oleh pegawai/ tamu sosialisasi K3
14
19 Memiliki toilet yang cukup Pembersihan toilet Permenaker no 05
bersih disetiap unitnya secara berkala th 2018 pasal 33
dengan jumlah 22 Toilet
Belum ada kartu
gantung/ ceklist
pembersihan toilet
15
25 Tersedia Tempat APD Agar selalu Undang-Undang
menyediakan APD Nomor 1 Tahun
dengan lengkap 1970
ditempat kerja Pasal 3 ayat (1)
Pekerja diwajibkan butir f.
selalu menggunakan
APD lengkap
26 Pemasangan tanda bahaya Dilakukan pengecekan • Pasal 14 UU no 1
di sistem Power Plan dan pemeliharaan tahun 1970
kelistrikan setiap 6
bulan sekali
No. Lokasi Temuan Temuan Negatif Potensi Bahaya Perbaikan dan Peraturan Perundangan
Rekomendasi
Kesehatan Kerja
1 kamar mandi Kebersihan toilet Timbul Dilakukan PERMENAKER NO
tidak dilakukan Penyakit pembersihan 5 TAHUN 2018
pada keseluruhan Akibat Kerja toilet secara pasal 34
Toilet dikarenakan berkala ,serta di
penggunaan beri penaggung
toilet yang jawab area
kurang bersih
Lantai toilet
licin
2 Kotak P3K Pertolongan Agar melengkapi PERMENAKERTRA
sudah berlogo pertama pada kotak P3K sesuai NS No.
hijau tetapi karyawan yang dengan 15 Tahun 2008
isinya masih mengalami persyaratan. tentang
belum lengkap kecelakaan tidak Pertolongan
dapat dilakukan Pertama Pada
dengan cepat Kecelakaan di
karna isi kotak Tempat Kerja Bab
P3K tidak sesuai III yang membahas
dengan terkait Fasilitas
ketentuan P3K di tempat kerja
16
dan lebih rinci
dibahas pada Pasal
10 serta ketentuan
terkait isi kotak P3K
tercantum dalam
Lampiran II..
3 - Ruang produksi Pekerja berdiri Menyebabkan Mengubah PERMENAKER
dalam jangka kaki sakit, posisi kerja NO 5 TAHUN
waktu yang lama pembengkaka secara 2018 pasal 23
n kaki, teratur,agar Ayat 2
varises, lebih
kelelahan otot ergonomis
umum, nyeri
pinggang
serta
kekakuan
pada leher
dan bahu
4 Tidak disediakan area Makanan jadi Disediakan kantin Surat Edaran
makan dan tenaga tidak higienis dan atau area khusus Menteri Tenaga
kerja makan diruang beresiko untuk makan dan Kerja dan
bekerja saat istirahat. terkontaminasi beristirahat Transmigrasi No.
bahan kimia, SE. 01/Men/1979
sehingga tentang Pengadaan
beresiko Kantin dan Ruang
menyebabkan Makan
resiko penyakit
akibat kerja.
Lingkungan Kerja
1 - Ruang dying Ruangan Dying Tenaga Sesuai aturan PERMENAKER
- Ruang IPAL terdapat genangan kerja dapat Lantai harus NO 5 TAHUN
air dan tabung kayu terpeleset datar tidak licin, 2018 pasal 30
dengan jalan untuk saat bekerja. mudah
lewat tidak diberi dibersihkan,
pembatas dapat dan
membahayakan. dibersihkan
Ruangan IPAL secara teratur
terdapat genangan
air berbahaya Dibuatkan
karena pengolahan saluran khusus
limbah bisa jadi air agar tidak
limbah yang tumpah langsung
Pintu keluar tercecer ke
Ruangan Dying lantai
tidak rata dan ada
genangan
berbahaya
Tabung pencucian
kulit seharusnya
ditutup pada saat
melaksanakan
pencucian air limbah
tercecer keluar.
17
2 - Kamar Mandi
Tidak ada tanda Berpengaruh Dilakukan PERMENAKER
antara penempatan pada pemisahan NO 5 TAHUN
toilet laki-laki atau kenyamanan antara Toilet 2018 pasal 34
perempuan saat bekerja laki-laki dan ayat (3)
yang bisa perempuan dan
berdampak diberi tanda
ke psikologi jelas pada pintu
pekerja
18
3 Karyawan Tidak Dapat Penggunakan PERMENAKER
- Ruang Produksi Menggunakan APD menimbulkan baju kerja yang NO 5 TAHUN
Saat Bekerja, potensi adanya sesuai 2018 pasal 8
seperti sarung alergi atau faktor fisika Pasal
tangan, Alas Kaki, penyakit akibat Penggunaan 21 faktor kimia
dan baju kerja tidak kerja melalui APD yang menggunakan
sesuai lingkungan inhalasi, ingesti sesuai APD yang sesuai
kerja (Area dan absorbs
berdebu) dari bahan
kimia ditempat
kerja.
19
1 - Gudang Bahan Kimia Pekerja tidak Timbul Pengadaan KepMenNaker
memakai APD Penyakit APD Khusus No.187 thn 1999
Khusus saat Akibat Kerja untuk di Pasal 2, Pasal 3
didalam gudang dikarenakan tempat dan Pasal 4
Bahan Kimia tidak gudang
Terdapat bahan menggunakan bahan kimia
kimia (obat untuk APD Khusus Pengendalian
proses dying) wadah Bahan
yang terbuka dan kimia yang
tidak berlabel terbuka
dengan
wadah yang
Tidak ada
bisa ditutup
pelabelan jenis
seperti
bahan berbahaya
kantung obat
(LBKB/MSDS)
serta
pelabelan
Dilakukan
Pembuatan
LBKB/MSDS
20
BAB IV
PENUTUP
4.2 Kesimpulan
Secara umum PT Adi Satria Abadi telah menerapkan dasar-dasar K3 Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja Dan Bahan Beracun Berbahaya pada perusahaan, namun dari hasil
observasi lapangan secara virtual terlihat bahwa masih banyak aspek K3 Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja Dan Bahan Beracun Berbahaya yang perlu diperbaiki disamping inisiatif
pemenuhan standar K3 yang telah dilakukan pada perusahaan, seperti kepemilikan Izin
Lingkungan, Proper Biru, pengelolaan limbah B3, pemeriksaan kesehatan pegawai dan jaminan
kesehatan, serta pemeriksaan berkala pada peralatan mekanik dan pesawat uap. Namum perlu
adanya peningkatan khususnya terkait lingkungan kerja, 5S, penanganan bahan beracun dan
berbahaya, keamanan area kerja, kompetensi tenaga kerja, dan perawatan fisik peralatan.
4.3 Saran
Temuan negatif dapat ditindaklanjuti dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik
lagi dan sesuai peraturan perundang-undangan K3. Perusahaan agar melakukan pengawasan
lebih mendalam dan lebih teliti terhadap peralatan mekanik dan pesawat uap, serta menjaga
kebersihan lingkungan dan mengelola limbah B3 padat sesuai peraturan yang berlaku.
Mengacu pada hal-hal tersebut, rincian rekomendasi yang sebaiknya dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
21
22