Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. ADI SATRIA ABADI
BIDANG K3 KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN
BERACUN BERBAHAYA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

1. Fernandes Asido Panjaitan


2. Afrida Fazira Melian
3. Myta Hartanti
4. Rivaldi trianata
5. Rizki Ma’arif
6. Suhaimah Fadillah
7. Wanda Candra Nugraha

PENYELENGGARA
PT. PATRARIJAYA
Yogyakarta, 18 April 2022
DAFTAR ISI

............................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 3
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup.......................................................................................................................... 4
1.4 Dasar Hukum............................................................................................................................. 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN.......................................................................................................6
2.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...........................................................................................6
2.1.2 Profil Perusahaan...................................................................................................................... 8
2.2 Temuan Hasil Observasi........................................................................................................... 9
2.2.1 Temuan Positif............................................................................................................................ 9
2.2.2 Temuan Negatif.......................................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................ 11
ANALISA............................................................................................................................................ 11
3.1 Temuan Positif......................................................................................................................... 11
3.2 Temuan Negatif....................................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................. 21
4.2 Kesimpulan.............................................................................................................................. 21
4.3 Saran....................................................................................................................................... 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki
terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu
kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan
peralatan, pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurang
memadai.

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek
kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja
harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah
keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh
seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai
bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.

Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja mempersyaratkan


bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional. Tujuan K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan, dalam hal ini termasuk
kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK) dan meningkatkan produktifitas
kesehatan. Perlindungan tenaga kerja merupakan upaya agar tenaga kerja selalu dalam
keadaan sehat, selamat, aman, dan sejahtera sehingga pada akhirnya menciptakan suatu
tingkat produktifitas yang tinggi.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan


pasal 23 menyebutkan bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Kerja. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan swasta di tempat kerja adalah klinik di tempat kerja (perusahaan). Untuk
mewujudkan kesehatan pekerja yang baik, maka perusahaan diharapkan dapat
menyediakan sarana kesehatan kerja dasar di wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan
fungsinya klinik perusahaan dilengkapi dengan ketenagaan, obat, peralatan dan prasarana
pendukung lainnya.

Sebagai calon ahli K3 umum salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa K3 (PJK3) dengan cara
pembelajaran tentang peraturan perundangan yang terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta obvervasi penerapannya dalam perusahaan. Hasil observasi
yang dilakukan dilapangan selanjutnya dituangkan pada laporan ini.

Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat,
selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai suatu tingkat
produktivitas yang tinggi dimana aspek pentingnya adalah upaya keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk Penegakkan Kelembagaan K3, upaya kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan kerja.

Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka atau tertutup, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja melakukan pekerjaan atau yang sering dimasuki tenaga kerja
3
untuk keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau sumber – sumber bahaya.
(Kepmenaker no 187 / MEN / 1999 pasal 1 huruf i ). Bahan kimia berbahaya adalah bahan
kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia dan atau fisika
dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
( Kepmenaker no 187 / MEN / 1999 pasal 1 huruf a ).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya PKL ini adalah:
1. Membekali calon AK3 dalam praktik nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan
keselamatan kerja, yang meliputi:
 Keadaan dan fasilitas tenaga kerja: keadaan mesin, alat kerja, instalasi listrik, serta peralatan
lainnya;
 Penanganan bahan kimia berbahaya;
 Proses produksi/proses kerja;
 Sifat pekerjaan dan lingkungan kerja;

2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon Ahli K3
dapat bertindak secara profesional didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang
bernilai dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang
menjadi lingkup tanggung jawabnya

1.3 Ruang Lingkup


1. Bidang Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
2. Bidang Pengawasan K3 Lingkungan Kerja
3. Bidang Pengawasan K3 Bahan Beracun dan Berbahaya

1.4 Dasar Hukum


Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Beracun dan Berbahaya
1. Dasar Hukum Pengawasan K3 Kesehatan Kerja
• Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3
(tiga) dan pasal 8 (delapan).
• Undang-undang No.3 Tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO
No.120 mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor.
• Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
• Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1993, tentang penyelenggaran
program jamsostek
• Keputusan Presiden RI Nomor 22 tahun 1993, Tentang Penyakit yang
timbul karena hubungan kerja
• Permenaker No.02/Men/1980, Tentang pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
• Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
4
• Permenaker, trans dan koperasi, Nomor Per-01/Men/1976, tentang
kewajiban latihan hyperkes bagi dokter perusahaan
• Permenaker nomor Per-01/Men/1998, Tentang penyelenggaraan
pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan manfat lebih baik
dari paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar jaminan social tenaga
kerja
• Permenakertrans No.Per.03/Men/1982, Tentang pelayanan kesehatan
kerja
• Permenakertrans no.15/MEN/VIII/2008 tentang P3K
• Permenakertrans, Nomor Per-01/Men/1979, Tentang kewajiban latihan
hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga
para medis perusahaan
• Permenakertrans No. Per.01/Men/1981, Tentang kewajiban melapor
penyakit akibat kerja
• Kepmenaker Nomor 333 tahun 1989, tentang diagnosa dan pelaporan
penyakit akibat kerja
• KEP.68/MEN/IV/2004 Tentang Pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja
• Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.07/BW/1997, Tentang pengujian
hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 22/DJPPK/V/2008 Tentang Penunjukan Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
• Surat Edaran Dirjen Binawas no. SE.86/BW/1989, Tentang perusahaan
catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja

2. Dasar Hukum Lingkungan Kerja

• PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Peraturan


• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
• Surat Edaran Menaker No.SE.01/Men/1979, Tentang pengadaan kantin
dan ruang makan

3. Dasar Hukum Bahan Beracun dan Berbahaya

• PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3


• Peraturan Pemerintah RI 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
• Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 69 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan
• Kepmenaker nomor 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja

5
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


2.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan yang didirikan pada tanggal 26 Juli
1994, Perusahaan ini bergerak pada bidang pengolahan kulit yaitu mengolah kulit mentah
sampai menjadi kulit yang nantinya siap diolah untuk proses lagi menjadi barang
setengah jadi dan juga barang yang sudah jadi. Perusahaan ini didirikan oleh 3 orang
yaitu Bapak Subiyono, Bapak Diyono Hening Sasmito dan Ibu Defalikh Tantowiyah
dengan nama awal yaitu PT. Adi Surya Abadi dengan modal berjalan Rp. 600.000.000,-
dan jumlah karyawan 6 orang. Pada saat itu PT. Adi Surya Abadi tidak mempunyai
rumah produksi sendiri namun hanya menyewa gedung di lingkungan industri kecil
sebagai kantor dan menyewa di CV. Bengawan Solo apabila mengadakan proses
produksi. Kapasitas produksi awal pada saat itu adalah 5000 squarefeets per bulan.
Ketika nama awal PT. Adi Surya Abadi diajukan untuk pengesahan ke Departemen
Kehakiman, nama tersebut sudah ada yang memakai. Sedangkan menurut aturan tidak
boleh ada nama perusahaan yang sama. Maka disarankan oleh Departemen
Kehakiman untuk menggunakan nama lain. Kemudian nama tersebut diubah menjadi
PT. Adi Satria Abadi dan akhirnya disahkan untuk menjadi nama resmi perusahaan
tersebut.
Dari awal didirikan sampai dengan bulan Desember 1994 merupakan masa – masa
persiapan untuk menghubungi suplier – suplier kulit mentah untuk mendapatkan bahan
baku, menghubungi suplier obat – obatan dan bahan baku, serta mencari pabrik –
pabrik yang kurang aktif untuk diajak bekerjasama dibidang proses. Dalam hubungan
perusahaan dan suplier, pemilik pabrik, dan lain – lain, perusahaan berharap dapat
menjalin hubungan yang saling menguntungkan untuk jangka waktu yang lama, maka
hubungan itu pada prinsipnya harus saling menguntungkan antara kedua belah pihak,
supaya hubungan menjadi kekal dan menjadi pelanggan yang baik.
Pada awalnya untuk tempat proses perusahaan ini bekerjasama dengan CV.
Bengawan Solo yang beralamat di Pucang Sawit, Jebres, Solo, yang kebetulan pabrik
tersebut masih punya sisa kapasitas. Kemudian pada tahun 1996 mulai menjalin
kerjasama dengan PT. Bromosaktri yang beralamatkan di Jalan Lowanu no. 62
Yogyakarta. Kemudian mulai pertengahan tahun 1996 juga “menumpang” pada CV.
Sinar Obor Jalan Numbak Anyar Yogyakarta. Mulai akhir tahun 1997 menjalin
kerjasama dengan CV. Sinar Surya di Tempuran, Magelang, dengan konsekuensi
hubungan kerjasama dengan CV. Bengawan Solo dan CV. Sinar Obor tidak
6
dilanjutkan.
Seiring waktu yang terus bergulir, dengan pengalaman teknis penyamakan kulit
yang cukup lama dan relasi yang cukup banyak serta didukung hubungan baik dengan
suplier chemical maupun suplier bahan baku (pikel). Banyak teman – teman Bapak
Subiyono yang menawari produk mereka supaya dipakai oleh PT. Adi Satria Abadi
untuk berproduksi dengan pembayaran dibelakang, karena mereka tahu kemampuan
teknis dari Bapak Subiyono. Dengan bermodalkan kepercayaan tersebut, ditambah
dengan pembeli yang juga teman – teman Bapak Subiyono, akhirnya berkembanglah
PT. Adi Satria Abadi dari kapasitas 5000 squarefeets per bulan menjadi 30.000
squarefeets per bulan (tahun 1995), kemudian menjadi 70.000 squarefeets per bulan
(tahun 1996), kemudian secara drastis naik menjadi 250.000 squarefeets per bulan
(tahun 1997) karena berkembang dan bekerjasama dengan PT. Sinar Surya Magelang.
Untuk hasil produksi, pada tahun 1997 perusahaan mulai merasakan adanya kulit –
kulit yang sobek, karena terlalu banyak proses dan banyak terdapatnya kutu, sehingga
mengakibatkan penurunan jumlah dan susah untuk dijual. Maka kemudian muncul ide
untuk mendirikan pabrik sarung tangan, sasarannya untuk memanfaatkan kulit – kulit
tersebut agar dapat terjual. Pabrik sarung tangan ini sifatnya sebagai pelengakap
pabrik kulit yang memproduksi kulit bahan sarung tangan. Sehingga pada tahun
tersebut didirikanlah divisi sarung tangan dengan kapasitas 50.000 pcs/bulan.
Pada tahun 1998, PT. Adi Satria Abadi bekerjasama dengan PT. Pupita Abadi
Semarang dan berhasil mendongkrak produktivitas menjadi 300.000 squarefeets per
bulan. Tahun 1999 produksi mencapai 350.000 squarefeets per bulan dan 50.000 pcs
gloves. Pada tahun 2000 produksi 400.000 squarefeets per bulan, gloves 50.000
pcs/bulan, hal ini bertahan sampai 2003, pada tahun 2003 PT. Adi Satria Abadi sudah
menempati lokasi pabrik sendiri untuk divisi penyamakan kulit yaitu di Kawasan Industri
Kulit Banyakan, Piyungan, dengan sudah mempunyai pabrik sendiri beserta mesin –
mesinnya, maka tahun 2004 produksi kulit meningkat lagi menjadi 500.000 squarefeets
per bulan sedangkan produksi sarung tangan tetap 50.000 pcs/bulan. Rencana untuk
tahun 2005 target produksi sebesar 600.000 squarefeets per bulan dan glove tetap
50.000 pcs/bulan.
Jumlah karyawan terakhir di divisi kulit sebanyak 209 orang. Sampai saat ini
pelanggan PT. Adi Satria Abadi tersebar di berbagai negara yaitu Italy, Korea, Jepang,
China, Malaysia. Selain itu di dalam negeri konsumen PT. Adi Satria Abadi adalah
pabrik sarung tangan yang melakukan ekspor.

7
2.1.2 Profil Perusahaan
Berikut ini merupakan profil singkat perusahaan dari PT. Adi Satria Abadi
Nama Perusahaan : PT. Adi Satria Abadi
Bentuk : Perseroan Terbatas
Ijin Usaha : SIUP, Ijin Gangguan, TDP, Akte Notaris
Pimpinan : Subiyono
Tahun Berdiri : 1994
Lokasi Perusahaan
a. Dusun : Banyakan
b. Desa : Sitimulyo
c. Kecamatan : Piyungan
d. Kabupaten : Bantul
e. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Jumlah Karyawan : 209 orang (divisi penyamakan kulit)
Sektor : Leather and Leathergoods Manufacturing
Sistem Penggajian : Upah bulanan, minimal UMP
Aspek Produksi
a. Bahan baku : Pikel domba, pikel kambing
b. Asal bahan : Lokal. Impor
c. Kualitas bahan: Kwalitet I / IV / V / VI / VII / R

2.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan


Visi : Mendirikan perusahaan kecil tapi sehat
Misi :
1. Mengembangkan kemampuan teknologi perkulitan
2. Menjaga kualitas dengan menggunakan motto “Kepuasan
Pelanggan Adalah Budaya Kami”
3. Menerapkan prinsip karyawan partner kerja, bukan asset
perusahaan
Tujuan :
1. Memenuhi kebutuhan kulit sarung tangan dan barang jadi
sarung tangan ekspor dan dalam negeri.
2. Membuka dan menyediakan lapangan kerja, sehingga
mengurangi tingkat pengangguran
3. Meningkatkan devisa negara dari sektor non migas

8
2.2 Temuan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan positif maupun temuan
negatif, sebagai berikut:
2.2.1 Temuan Positif
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Sudah dilengkapi dengan Ruang Klinik
b. Ada Dokter penanggung jawab pelayanan Kesehatan dan petugas paramedis
c. Jalan akses antar bangunan bersih
d. Ventilasi dan pencahayaan ruang produksi memadai
e. Dilengkapi exhaust fan dan penerangan cukup
f. Sudah terpasang tanda arah evakuasi
g. Akses keluar masuk cukup luas
h. Kolam IPAL dilengkapi papan informasi
i. Terpasang rambung peringatan licin
j. Terpasang pagar proteksi
k. Box panel dilengkapi inspection card
l. Jumlah APAR sudah cukup
m. Terdapat Assembly point
n. Terdapat rambu dan informasi K3
o. Instalasi IPAL dengan output air baik
p. Ada tempat penyimpanan limbah B3 sementara yang berijin
q. Penempatan box panel listrik baik
r. Terdapat ruang laktasi
s. Memiliki toilet yg cukup
t. Terdapat ruangan HSSE
u. Terdapat P3K setiap ruang
v. Pemberian extrafooding
w. Tersedia IPAL
x. Tersedia APD
y. Terdapat penangkal petir

2.2.2 Temuan Negatif


Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Bahan Beracun dan Berbahaya
a. Kebersihan toilet tidak dilakukan secara menyeluruh
b. Kotak P3K berlogo hijau tetapi belum lengkap
c. Pekerja berdiri dalam waktu yang lama
d. Tidak disediakan area makan
e. Ruangan Dying terdapat genangan air, dan tabung kayu dengan jalan untuk lewat tidak
diberi pembatas
f. Belum ada petunjuk dan batas parkir kendaraan
g. Tidak menggunakan APD lengkap saat bekerja
h. Tempat sampah sudah sesuai tetapi tidak dilengkapi dengan penutup
i. Tidak ada tulisan keterangan APAR
j. Tabung Pencucian kulit tidak tertutup
k. Akses keluar masuk Pabrik kurang memadai
l. Terdapat bahan kimia tidak berlabel
m. Dinding pembatas pengelolaan limbah cukup rendah
n. Water heater belum dilakukan reksa uji
9
o. Ada beberapa bahan kimia yang diletakkan diluar, didekat tempat makan
p. Ahli K3 kimia dan kelistrikan belum ada
q. Belum dilakukan reksa uji pengkal petir

10
BAB III

ANALISA

3.1 Temuan Positif

Berdasarkan hasil observasi lapangan, maka dilakukan analisa seperti ditampilkan pada tabel berikut:

No Kondisi Temuan Rekomendasi Peraturan


1 Pabrik Sudah dilengkapi  Tetap menjaga Permenaker No 03
dengan Ruang Klinik kebersihan dan fungsi Tahun 1982 Tentang
ruangan, Pelayanan kesehatan
mengoptimalkanPemeri kerja.
ksaan awal, rutin
maupun khusus bagi
tenaga kerja.
 Ditambah kartu
gantung pemeriksaan
rutin kebersihan
ruangan
2 Sudah ada Dokter Perusahaan agar Permenakertrans No. 3
penanggung jawab mendaftarkan Dokter Tahun 1982 Pasal 1
pelayanan Kesehatan dan Penanggungjawab Point E.
petugas paramedis. Dan untuk mendapatkan
selalu Stanby setiap hari Surat Keputusan
diruang klinik Penunjukkan (SKP)
dari Dirjen
Binwasnaker.

3 Jalan akses di antara  Mempertahankan No. PER.01/MEN/1980


bangunan bersih dan tidak kondisi Tentang Tempat Kerja
ada benda/material yang housekeeping yang dan Alat-alat Kerja
menghalangi jalan akses. baik disekitar jalan pada
akses Pasal 5
 Bisa ditambah
rambu/tanda untuk
pejalan kaki
4 Ventilasi ruang dan  Membuat line akses Permenakertrans
pencahaan alami pada jalan, merapikan No. 01 Tahun
ruang produksi sudah material produksi. 1980, Pasal 5 :
memadai.  Ayat (1) tempat
 Membuat ceklist/ kartu kerja harus
gantung pembersihan dilengkapi sarana
ruangan keluar masuk
yang aman
 Ayat (2) Area
kerja dilengkapi
dengan
penerangan yang
cukup.

11
5 Sudah dilengkapi  Menjaga konsistensi  UU No. 1 Tahun
exhaust fan sebagai kebersihan ventilasi 1970, Pasal 3
sirkulasi udara, dan udara, merawat  Permenakertrans
penerangan yang pencahayaan buatan No. 01 Tahun
cukup agar bisa 1980, Pasal 5 Ayat
dipergunakan 3 Tentang Tempat
maksimal kerja harus
memiliki ventilasi
 Membuat ceklist
pembersihan dan
pemeliharaan exhaust
fan

6 Sudah terpasang tanda  Memastikan  UU No. 1 Tahun


Arah Evakuasi kebersihan 1970, Pasal 14 point
evacuation sign dan b. tentang
berupaya Pengurus Wajib
memperjelas memasang semua
informasi evacuation gambar
Sign keselamatan kerja
yang diwajibkan dan
 Ditambah titik-titik semua bahan
lokasi tanda arah pembinaan
evakuasi
 Permen. PUPR No.
14 Tahun 2017,
Pasal 24 ayat 1
tentang persyaratan
kemudahan
bangunan dan
gedung,
 Permenaker 186
Tahun 1999 pasal 2
ayat 2 huruf b.
Penyedia sarana
deteksi, alarm
pemadam
kebakaran dan
sarana evakuasi

7 Akses keluar masuk cukup  Tetap dijaga Permenakertrans No.


luas kebersihan dari 01 Tahun 1980, Pasal
akses keluar 5 ayat 1 Setiap tempat
masuknya kerja harus dilengkapi
dengan sarana untuk
 Dilengkapi tanda keperluan keluar
arah akses keluar masuk dengan aman
masuk
8 Kolam IPAL dilengkapi  Kebersihan, UU No 1 Tahun 1970
papan informasi, terdapat monitoring hasil Pasal 14 tentang
laporan hasil pengujian limbah tetap dijaga. memasang semua
limbah, Akses jalan di area gambar keselamatan
IPAL sudah baik  Update tanda-tanda kerja
keterangan kolam
IPAL (kedalam 8
meter bukan 4 meter)

12
9 Telah terpasang rambu  Menyediakan instalasi Permen no 12 tahun
peringatan “Licin” sebelum secondary 2015 , pasal 5 ayat 1
memasuki Ruang Kerja containment untuk kegiatan
Dyeing dan Tanning tumpahan air dari perencanaan,
drum dyeing dan drum pemasangan,
tainning. penggunaan dan
pemeliharaan
 Memperbaiki system pemanfaatan listrik
drainase
 Melakukan inspeksi
instalasi listrik.
 Bisa menyediakan
sepatu boot didepan
ruang kerja Dyeing &
Tanning

10 Telah dipasang pagar  Pertahankan Permenakertrans No.


proteksi antara jalan akses kerbersihan area 01 Tahun 1980,
kerja/ jalan inspeksi kerja.  Pasal 5 ayat 1 :
dengan area kerja drum Tempat kerja harus
miling.  Lakukan inspeksi dilengkapi sarana
potreksi dan keluar masuk yang
housekeeping secara aman
berkala.  Pasal 6 :
Pelaksanaan
 Agar dipasang pagar kebersihan dan
proteksi diseluruh kerapihan di area
ruang kerja yang kerja
terdapat alat kerja
mekanik

11 Kompresor dilengkapi  Membersihkan bagian Permenaker No. 12


dengan panel yang memiliki yang berkarat pada Tahun 2015 :
inspection service card guna box/ menggatinya  Pasal 2 : Pengusaha
mengetahui keadaan dari / pengurus wajib
kompresor.  Kunci box panel melaksanakan K3
disimpan oleh PIC Listrik di tempat
panel, dan box harus Kerja
dalam keadaan
 Pasal 4, ayat 1 :
terkunci.
pelaksanaan
 Melengkapi dengan persyaratan K3 listrik
tagging dan meliputi,
perambuan. perencanaa,
pemasangan ,
penggunaa,
perubahan,
pemeliharaan
Pemeriksaan dan
pengujian
12 Penempatan Apar dan label  Kebersihan dan  UU No. 1 Tahun
informasi sudah terpasang pemeriksaan kondisi 1970, Pasal 3
dilengkapi dengan kartu APAR tetap dijaga
pemeriksaan dan APAR  Permenaker No
sudah dilengkapi dengan  Lakukan simulasi PER.04/MEN/1980,
label cara penggunaan dan pemadam kebakaran/ pasal 11 tentang
inspection card simulasi tanggap pemeliharaan APAR
darurat
 Kepmenaker No.
Jumlah Apar sudah cukup 186 Thn 1999
yaitu 22 buah

13
13 Terdapat Assembly point  Tetap menjaga  UU No. 1 Tahun
atau tempat berkumpul kebersihan di area 1970, Pasal 3
dan tempatnya cukup Assemby point ayat 1 point d
terbuka memberi jalan
 Tidak boleh ada yang untk
menghalangi menyelamatkan
assymbly point diri pada waktu
kebakaran.
 Menambah tempat
titik kumpul mengingat  Permen PUPR
luasnya area kerja No 14 Tahun
yang tersebar 2017 Pasal 28
agarmemudahkan Ayat 1 Huruf E
apabila terjadi
halyangtidak
diinginkan
14 Terdapat rambu-rambu  Melakukan  UU No 1 Tahun 1970
himbauan dan informasi pembaharuan Pasal 14, tentang
terkait K3 yang tersebar informasi secara Kewajiban Pengurus
di seluruh area kerja berkala sesuai Memasang lembar
SOP sudah terpasang di peraturan yang
setiap ruangan berlaku  UU No. 1 Thn 1970,
memasang instruksi
 Rambu-rambu kerja.
ditempel ditempat  Memasang spanduk
yang mudah dilihat pembinaan/
oleh pegawai/ tamu sosialisasi K3

15 Intalasi IPAL dengan Memeriksa secara Kepmenaker No.


output air yang aman berkala output IPAL KEP.187/MEN/1999
dengan adanya ikan tentang Pengendalian
hidup sebagai indikator Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat
Kerja Pasal 17

16 Sudah adanya secondary Konsistensi dan Kepmenaker No.


containment pada tempat penyeragaman KEP.187/MEN/1999
penyimpanan B3 pelaksanaan Pasal 3

Sudah memiliki ijin terkait


Tempat Pembuangan
Sementara

17 Penempatan box panel Penambahan sign Permen no 12 tahun


listrik yang benar bahaya listrik 2015 tentang K3
Listrik di Tempat
Kerja Pasal 3
Menambahkan pagar
pembatas area panel

18 Terdapat ruang laktasi  Penambahan fasilitas Permenkes no 15


untuk ibu menyusui sterilisasi alat dan th 2013 tentang
tempat cuci tangan Tata Cara
Penyediaan
 Belum ada kartu Fasilitas Khusus
gantung/ ceklist Menyusui Dan/Atau
pembersihan ruangan Memerah Air Susu
Ibu
 Penambahan Lemari
Es untuk menimpan asi

14
19 Memiliki toilet yang cukup  Pembersihan toilet Permenaker no 05
bersih disetiap unitnya secara berkala th 2018 pasal 33
dengan jumlah 22 Toilet
 Belum ada kartu
gantung/ ceklist
pembersihan toilet

20 Sudah terdapat ruangan  Konsistensi UU no 01 th 1970


HSE dan dilaksanakan pelaksanaan meeting pasal 9 point 3
meeting bulanan setiap 1 bulanan
bulan satu kali sehingga
dapat berdiskusi dan  Agar dibuat notulensi,
mengidentifikasi bahaya di dokumentasi pada
lingkungan kerja setiap pertemuan
21 Adanya ventilasi dan Pemeriksaan secara Permenaker no 05
exhaust untuk sirkulasi berkala kondisi ventilasi th 2018 pasal 41
udara di area kerja disertai ceklist

22 Terdapat kotak P3K dan Ceklist pemeriksaan Permenakertrans


SOP yang terpasang kelengkapan kotak P3K no.15/MEN/VIII/2008
disetiap ruang kerja secara rutin dan tentang P3K
pembaharuan SOP jika
terjadi perubahan SOP

23 Pemberian extrafooding Dilakukan secara Permenakertrans


berupa susu/ jamu kepada konsisten, bias No.Per.03/Men/1982,
pegawai ditambahkan vitamin jika Tentang pelayanan
diperlukan kesehatan kerja

Tersedia IPAL, Terdapat Agar selalu konsisten  Keputusan Menteri


24 papan neraca limbah B3, menjaga mutu air yang Tenaga Kerja
Terdapat TPS Limbah B3, akan dikeluarkan dari Nomor :
Terdapat informasi titik hasil limbah. KEP.187/MEN/1999
pengambilan sample
tentang
pengendalian bahan
kimia berbahaya di
tempat kerja
 Permenaker
No.3/Men/1986
tentang syarat K3
ditempat yang
mengelola pestisida
 Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun
2001 Tentang
Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan
Beracun

15
25 Tersedia Tempat APD  Agar selalu  Undang-Undang
menyediakan APD Nomor 1 Tahun
dengan lengkap 1970
ditempat kerja  Pasal 3 ayat (1)
 Pekerja diwajibkan butir f.
selalu menggunakan
APD lengkap
26 Pemasangan tanda bahaya  Dilakukan pengecekan • Pasal 14 UU no 1
di sistem Power Plan dan pemeliharaan tahun 1970
kelistrikan setiap 6
bulan sekali

3.2 Temuan Negatif


Berdasarkan hasil observasi lapangan, maka dilakukan analisa seperti ditampilkan pada tabel berikut:

No. Lokasi Temuan Temuan Negatif Potensi Bahaya Perbaikan dan Peraturan Perundangan
Rekomendasi
Kesehatan Kerja
1 kamar mandi Kebersihan toilet Timbul Dilakukan PERMENAKER NO
tidak dilakukan Penyakit pembersihan 5 TAHUN 2018
pada keseluruhan Akibat Kerja toilet secara pasal 34
Toilet dikarenakan berkala ,serta di
penggunaan beri penaggung
toilet yang jawab area
kurang bersih

Lantai toilet
licin
2 Kotak P3K Pertolongan Agar melengkapi PERMENAKERTRA
sudah berlogo pertama pada kotak P3K sesuai NS No.
hijau tetapi karyawan yang dengan 15 Tahun 2008
isinya masih mengalami persyaratan. tentang
belum lengkap kecelakaan tidak Pertolongan
dapat dilakukan Pertama Pada
dengan cepat Kecelakaan di
karna isi kotak Tempat Kerja Bab
P3K tidak sesuai III yang membahas
dengan terkait Fasilitas
ketentuan P3K di tempat kerja

16
dan lebih rinci
dibahas pada Pasal
10 serta ketentuan
terkait isi kotak P3K
tercantum dalam
Lampiran II..
3 - Ruang produksi Pekerja berdiri Menyebabkan Mengubah PERMENAKER
dalam jangka kaki sakit, posisi kerja NO 5 TAHUN
waktu yang lama pembengkaka secara 2018 pasal 23
n kaki, teratur,agar Ayat 2
varises, lebih
kelelahan otot ergonomis
umum, nyeri
pinggang
serta
kekakuan
pada leher
dan bahu
4 Tidak disediakan area Makanan jadi Disediakan kantin Surat Edaran
makan dan tenaga tidak higienis dan atau area khusus Menteri Tenaga
kerja makan diruang beresiko untuk makan dan Kerja dan
bekerja saat istirahat. terkontaminasi beristirahat Transmigrasi No.
bahan kimia, SE. 01/Men/1979
sehingga tentang Pengadaan
beresiko Kantin dan Ruang
menyebabkan Makan
resiko penyakit
akibat kerja.

Lingkungan Kerja
1 - Ruang dying Ruangan Dying Tenaga Sesuai aturan PERMENAKER
- Ruang IPAL terdapat genangan kerja dapat Lantai harus NO 5 TAHUN
air dan tabung kayu terpeleset datar tidak licin, 2018 pasal 30
dengan jalan untuk saat bekerja. mudah
lewat tidak diberi dibersihkan,
pembatas dapat dan
membahayakan. dibersihkan
Ruangan IPAL secara teratur
terdapat genangan
air berbahaya Dibuatkan
karena pengolahan saluran khusus
limbah bisa jadi air agar tidak
limbah yang tumpah langsung
Pintu keluar tercecer ke
Ruangan Dying lantai
tidak rata dan ada
genangan
berbahaya
Tabung pencucian
kulit seharusnya
ditutup pada saat
melaksanakan
pencucian air limbah
tercecer keluar.

17
2 - Kamar Mandi
Tidak ada tanda Berpengaruh Dilakukan PERMENAKER
antara penempatan pada pemisahan NO 5 TAHUN
toilet laki-laki atau kenyamanan antara Toilet 2018 pasal 34
perempuan saat bekerja laki-laki dan ayat (3)
yang bisa perempuan dan
berdampak diberi tanda
ke psikologi jelas pada pintu
pekerja

18
3 Karyawan Tidak Dapat Penggunakan PERMENAKER
- Ruang Produksi Menggunakan APD menimbulkan baju kerja yang NO 5 TAHUN
Saat Bekerja, potensi adanya sesuai 2018 pasal 8
seperti sarung alergi atau faktor fisika Pasal
tangan, Alas Kaki, penyakit akibat Penggunaan 21 faktor kimia
dan baju kerja tidak kerja melalui APD yang menggunakan
sesuai lingkungan inhalasi, ingesti sesuai APD yang sesuai
kerja (Area dan absorbs
berdebu) dari bahan
kimia ditempat
kerja.

4 - Tempat sampah Tempat sampah sudahDapat Diberikan petutup PERMENAKER NO


sesuai dengan menimbukan sesuai aturan 5 TAHUN 2018
terdapat 3 tempat penyakit melalui PASAL 37 AYAT 2
Pembuangan udara karena bau
(Organik,anorganik,b3)sampah yang
Tetapi tidak dilengkapitidak memiliki
dengan penutup dan penutup
label tidak terlihat jelas

5 Beberapa drum Dapat Dipercepat PERMENAKER


Bagian luar pabrik bahan kimia menimbulkan proses NO 5 TAHUN
disimpan diluar kecelakaan renovasi 2018 pasal 44
tempat kerja akibat Ruangan ayat 2 bahan
penyimpanan, menaruh Penyimpanan harus disimpan di
karena tempat barang di karena bahan gudang dan diberi
penyimpanan tidak sembarangan Kimia harus label jelas
cukup tempat atau di dipindah di
area kerja. ruangan
Menit : 20.03 terpisah

6 tidak ada sticker  Jika terjadi  Setiap titik PER.04/MEN/


APAR diluar pabrik keterangan alat kebakaran APAR harus di 1980 Tentang
pemadam api orang awam beri tanda atau Syarat-syarat
Menit : 6.26 tidak keterangan Pemasangan
mengetahui APAR.
dan
titik Apar dan
posisis APAR Pemeliharaan
pada suatu Alat Pemadam
bangunan Api Ringan

7 - Halaman pabrik Akses Keluar masuk Pekerja dapat Melakukan PERMENAKER


Pabrik kurang tergelincir perbaikan NO 5 TAHUN
memadai, jalan licin sehingga bisa akses keluar 2018 pasal 32
dan banyak menyebabkan masuk Pabrik
genangan air kecelakaan
kerja

Bahan Beracun dan Berbahaya

19
1 - Gudang Bahan Kimia  Pekerja tidak Timbul  Pengadaan KepMenNaker
memakai APD Penyakit APD Khusus No.187 thn 1999
Khusus saat Akibat Kerja untuk di Pasal 2, Pasal 3
didalam gudang dikarenakan tempat dan Pasal 4
Bahan Kimia tidak gudang
 Terdapat bahan menggunakan bahan kimia
kimia (obat untuk APD Khusus Pengendalian
proses dying) wadah Bahan
yang terbuka dan kimia yang
tidak berlabel terbuka
dengan
wadah yang
 Tidak ada
bisa ditutup
pelabelan jenis
seperti
bahan berbahaya
kantung obat
(LBKB/MSDS)
serta
pelabelan
 Dilakukan
Pembuatan
LBKB/MSDS

2 Ruang IPAL Dinding Potensi Bahaya Pemasangan KEP-51/


Pembatas Pekerja jatuh Pagar MENLH/10/1995
untuk ke kolam Pembatas TENTANG BAKU
Pengelolaan Pengelolaan disekeliling MUTU LIMBAH
Limbah Cair Air Limbah Pengelolaan CAIR BAGI
terlalu rendah Limbah Cair KEGIATAN
INDUSTRI Pasal
1, Pasal 2 dan
Pasal 6

3 Gudang bahan kimia - Bahan Timbul penyakit - Tempat Peraturan


kimia akibat bahan makan Pemerintah RI 74
berada kimia yg terpisah Tahun 2001 (pasal
diluar tercampur - Memperluas 11)
bahkan kedalam gudang
didekat makanan atau
tempat minuman
makan
pegawai

20
BAB IV
PENUTUP

4.2 Kesimpulan

Secara umum PT Adi Satria Abadi telah menerapkan dasar-dasar K3 Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja Dan Bahan Beracun Berbahaya pada perusahaan, namun dari hasil
observasi lapangan secara virtual terlihat bahwa masih banyak aspek K3 Kesehatan Kerja,
Lingkungan Kerja Dan Bahan Beracun Berbahaya yang perlu diperbaiki disamping inisiatif
pemenuhan standar K3 yang telah dilakukan pada perusahaan, seperti kepemilikan Izin
Lingkungan, Proper Biru, pengelolaan limbah B3, pemeriksaan kesehatan pegawai dan jaminan
kesehatan, serta pemeriksaan berkala pada peralatan mekanik dan pesawat uap. Namum perlu
adanya peningkatan khususnya terkait lingkungan kerja, 5S, penanganan bahan beracun dan
berbahaya, keamanan area kerja, kompetensi tenaga kerja, dan perawatan fisik peralatan.

4.3 Saran

Temuan negatif dapat ditindaklanjuti dengan peningkatan kesadaran K3 yang lebih baik
lagi dan sesuai peraturan perundang-undangan K3. Perusahaan agar melakukan pengawasan
lebih mendalam dan lebih teliti terhadap peralatan mekanik dan pesawat uap, serta menjaga
kebersihan lingkungan dan mengelola limbah B3 padat sesuai peraturan yang berlaku.
Mengacu pada hal-hal tersebut, rincian rekomendasi yang sebaiknya dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

1. Melakukan pelatihan dan sertifikasi terhadap operator Central Power Plant;


2. Mengakomodir penyediaan APD bagi pekerja, termasuk bagi pekerjaan yang tidak
rutin dilakukan;
3. Menambahkan pagar pengaman pada peralatan lift dan area mesin proses;
4. Melakukan perawatan terhadap peralatan agar kondisi fisik dan informasi pada
peralatan dapat dilihat dengan baik;
5. Menambahkan tagging (LOTO) pada peralatan operasi pabrik yang sifatnya
buka/tutup dan on/off;
6. Menjaga exhaust fan selalu dalam kondisi prima karena memegang peran penting
menjaga kelambapan lokasi kerja
7. Melakukan pembersihan rutin terutama pada sarana MCK, tempat istirahat dan
tempat makan pekerja
8. Mohon untuk melengkapi kotak P3K sesuai dengan persyaratan.
9. Agar Mengubah posisi kerja secara teratur,agar lebih ergonomis.
10. Disediakan kantin atau area khusus untuk makan dan beristirahat
11. Mohon untuk disediakan petunjuk dan batas parkir kendaraan Menambahkan
pembatas untuk area drum
12. Penggunakan baju kerja yang sesuai, dan penggunaan APD yang sesuai
13. Tempat sampah dan 3 tempat pembuangan (Organik, anorganik, B3) dilengkapi
dengan penutup dan label tidak terlihat jelas
14. Mempercepat proses renovasi ruangan penyimpanan karena bahan kimia harus
dipidahkan di ruangan sendiri
15. Melakukan perbaikan akses keluar masuk Pabrik
16. Pengadaan APD Khusus untuk di tempat gudang bahan kimia
17. Pengendalian wadah bahan kimia yang terbuka dengan wadah yang bisa ditutup
seperti kantung obat serta pelabelan
18. Dilakukan pembuatan LBKB/MSDS
19. Pemasangan pagar pembatas disekeliling pengelolaan limbah cair

21
22

Anda mungkin juga menyukai