PLAN
DAFTAR ISI :
1. PENDAHULUAN ……………………………………………………
2. TUJUAN ……………………………………………………
3. KOMITMEN ……………………………………………………
4. PROGRAM ……………………………………………………
4.1 INDUKSI dan KARTU TANDA PEKERJA ……………………………………
4.2 APD ( ALAT PELINDUNG DIRI ) …………………………………....
4.3 PENANGANAN MATERIAL & BAHAN BERBAHAYA ………………………………...
4.4 PEMERIKSAAN / INSPEKSI ……………………………………
4.5 MANAJEMEN RESIKO ……………………………………
4.6 AKSES, MARKA DAN RAMBU KESELAMATAN ……………………………………
4.7 5R ( RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN ) ……………………………………
4.8 SAFETY MEETING ……………………………………
4.9 LAPORAN PROGRAM KERJA ……………………………………
5. PENGENDALIAN RESIKO ……………………………………………………
5.1 AKTIFITAS KERJA PANAS ……………………………………
5.2 AKTIFITAS KERJA DI KETINGGIAN ……………………………………
5.3 AKTIFITAS KERJA KELISTRIKAN ……………………………………
5.4 AKTIFITAS KERJA PENGECATAN ……………………………………
5.5 AKTIFITAS KERJA ANGKAT-ANGKUT ……………………………………
5.6 AKTIFITAS POSISI KERJA / ERGONOMI ……………………………………
6. RESPON TANGGAP DARURAT ……………………………………………………
6.1 PERTOLONGAN PERTAMA ……………………………………
6.2 EVAKUASI ……………………………………
7. INFORMASI ……………………………………………………
7.1 DAMKAR ……………………………………
7.2 RUMAH SAKIT ……………………………………
8. WORKSHOP PLAN ……………………………………………………
1. PENDAHULUAN.
Tujuan dari “PLAN” ini adalah agar pekerja yang secara langsung
menghadapi resiko kecelakaan di area kerja sadar peran mereka dalam kondisi
selama waktu kerja. rencana ini dimaksudkan untuk menyediakan dasar dan
meng-koordinasikan tindakan perlindungan atau pencegahan kecelakaan kerja
baik dari kesalahan tindakan manusia atapun kondisi lingkungan yang beresiko
sebelum, selama, dan setelah aktifitas pekerjaan di area kerja serta fungsi
lainnya yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan individu-nya.
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas
dari pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan,
keamanan dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada
akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja.
Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Dasar Hukum K3
K3 ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja:
Misi
1. Menciptakan Lingkungan Kerja yang aman bagi karyawan, pihak yang
terkait dan asset perusahaan.
2. Turut serta dalam menjalankan aktivitas perusahaan yang ramah
lingkungan.
3. Membangun leadership dan Acountability dalam hal LK3 bagi seluruh
SDM di PT. RAJA JAYA TEKNIK.
Dengan ini kami dari Tim K3 PT. RAJA JAYA TEKNIK akan melanjutkan
usahanya untuk memastikan seluruh pekerja memahami peranan mereka di
dalam usaha untuk menyediakan/memberikan suatu tempat dan tindakan kerja
yang aman. kami akan meng-implementasikan pelatihan yang cukup bagi
setiap pekerja baru maupun lama didalam melakukan pekerjaan yang aman
serta memberikan pemahaman keselamatan dan pelatihan kepada pekerja
secara bertahap dan berkelanjutan.
Karena kami ada untuk mendukung yang dibutuhkan perusahaan demi
tercapainya keberhasilan perusahaan dari segi kualitas, sumber daya manusia
yang kompeten dan lingkungan yang sehat mengikuti standar yang berlaku
agar seluruh asset perusahaan dapat terjaga dengan baik.
4. PROGRAM.
Program berikut dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja,
Penyebab Kecelakaan :
1. Unsafe Action : Tindakan Membahayakan
2. Unsafe Condition : Kondisi Membahayakan
3. Factor X : Faktor diluar kemampuan manusia.
Selamat datang di PT. RAJA JAYA TEKNIK. Saat ini anda berada di area PT. RAJA
JAYA TEKNIK . Sebelum anda memulai kunjungan atau pekerjaan di area kerja kami, maka sesuai dengan
UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, sebagai bentuk komitmen tentang keselamatan kerja
serta kepedulian kami terhadap keselamatan para tamu dan pekeja, Kami mohon perhatian anda untuk
mengikuti dan memahami penjelasan K3 melalui induksi keselamatan ini ;
- Semua pekerjaan harus memiliki dan menggunakan selalu tanda pengenal Kartu Tanda Pekerja (ID
CARD) / Tamu (VISITOR) selama di area PT. RAJA JAYA TEKNIK.
- Patuhi aturan PT. RAJA JAYA TEKNIK, seperti rambu-rambu yang terpasang maupun petunjuk yang
diberikan oleh petugas K3 ataupun SPV.
- Dilarang merokok di area kerja, kecuali pada tempat khusus yang telah ditentukan.
- Dilarang mengambil gambar tanpa izin dari SPV PT. RAJA JAYA TEKNIK.
- Setiap barang yang keluar atau masuk area PT. RAJA JAYA TEKNIK harus dilengkapi surat izin keluar
dan masuk.
- Gunakan APD ( Alat Pelindung Diri ) minimum seperti Helm keselamatan, Sepatu Keselamatan, dll.
PT. RAJA JAYA TEKNIK sangat memperhatikan keselamatan maupun dalam pencegahan kejadian
bencana seperti kebakaran, oleh karena itu kami lengkapi fasilitas keselamatan, seperti :
- APAR
- Kotak P3K
- Jalur evakuasi
- Area A berlokasi di AREA PARKIR gedung kantor PT. RAJA JAYA TEKNIK
- Area B berlokasi di akses masuk area produksi PT. RAJA JAYA TEKNIK , tepatnya di PINTU AKSES
PRODUKSI.
Jika terjadi keadaan darurat dan perintah evakuasi, maka berkumpulah pada titik berkumpul terdekat yang
tidak terdapat potensi bahaya yang mungkin timbul.
- Ketika anda melihat adanya kebakaran, segera laporkan kepada petugas K3, SPV AREA atau personil
kami yang dekat dengan titik api, agar segera di padamkan dengan APAR yang telah tersedia di sekitar
area produksi.
Jika terjadi gempa bumi, berikut ini ada beberapa tindakan yang harus dilakukan :
Jika mendengar sirine atau perintah evakuasi, maka perhatikanlah arah evakuasi menuju titik kumpul,
berjalan lebih cepat dan jangan bertindak panik untuk menuju akses keluar terdekat melewati tangga
darurat, atau tangga biasa.
Jika sudah berada di titik kumpul, dengarkan penjelasan petugas K3 kami dengan tertib dan tanpa panik.
Tugas kami adalah melakukan pengecekkan jumlah pekerja dan tamu yang sudah berkumpul di titik
kumpul.
Jangan kembali kedalam gedung atau area membahayakan, sebelum ada bantuan dari pihak terkait dan
informasi lebih lanjut dari personil petugas kami.
Semoga informasi ini dapat diterima dan menambah pemahaman kewaspadaan anda, sehingga seluruh
pekerjaan dapat dilakukan dengan aman, nyaman dan tidak menimbulkan dampak dalam bekerja yang
merugikan,
Demikian induksi keselamatan yang kami sampaikan, mohon kerjasama dan untuk perhatiannya kami
ucapkan terima kasih .
Ttd.
Petugas K3
PT. RAJA JAYA TEKNIK .
Contoh Kartu Tanda Pekerja PT. RAJA JAYA TEKNIK :
Photo
4x3
DIVISI/JABATAN :
NIK :
…………………………
Nama Lengkap
DEFINISI APD
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat
pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya
untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung
diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat
kerja
Permenakertrans No.Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida
harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu
lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka
dan pelindung pernafasan.
Jari tangan, lengan : Sarung tangan plastic atau karet berlengan panjang
Betis tungkai, mata : Sepatu yang konduktif
kaki
Cairan dan bahan Kepala : Topi plastik/ karet
kimia Mata : Googles
Muka : Penutup dari plastic
Alat pernapasan : Respirator khusus
Jari, tangan, lengan : Sarung tangan plastik
Tubuh : Pakaian plastik/ karet
Betis, tungkai : Pelindung khusus dari plastik/ karet
Mata kaki, kaki : Sepatu karet
Penyinaran radioaktif Jari, tangan, lengan : Sarung tangan karet dilapisi timah hitam
a. A.P. Kepala
d. A.P. Pernafasan
e. A.P. Tangan
f. A.P. Kaki
g. Pakaian Pelindung
h. Safety Belt
Sumbat Telinga
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu
saja,sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak
terganggu.
Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,
kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri
Bahan sumbat telinga ; Karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin,
kapas,yang disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak,karena bisa
menyesuaikan bentuk dengan lobang telinga.
Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, Ada kebocoran dapat
mengurangi atenuasi + 15 dB
Dari lilin : bisa lilin murni,dilapisi kertas, kapas
Kelemahan: Kurang nyaman dan lekas kotor, dari kapas: daya atenuasi
paling kecil antara 2 –12 dB.
Tutup telinga ada beberapa jenis ;
Atenuasinya pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45
dB),untuk frekuensi biasa 25-30 dB, untuk keadaan khusus dapat
dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat
atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran
suara melalui tulang masih ada.
8 jam 90
6 jam 92
4 jam 95
2 jam 100
1 jam 105
30 menit 110
15 menit 115
“Harus diingat bahwa memakai sarung tangan ketika bekerja pada mesin
pengebor, mesin pengepres dan mesin berputar lainnya yang dapat
menyebabkan tertariknya sarung tangan ke-mesin adalah berbahaya”, maka
dari itu pastikan sarung tangan yang di gunakan sesuai dengan aktifitas dan
resikonya.
Sarung tangan juga sangat membantu pada pengerjaan yang berkaitan
dengan benda kerja yang panas, tajam ataupun benda kerja yang licin.
Sarung tangan juga dipergunakan sebagai isolator untuk pengerjaan listrik.
ada beberapa jenis bahan untuk sol sepatu pelindung seperti berikut ;
1. Karet, Sol sepatu jenis ini lebih kuat dan lentur dibandingkan bahan yang
lain. Biasanya di bagian samping sol sepatu ditambahkan jahitan. Sol sepatu
karet tidak memiliki batasan usia pakai. Kelemahannya adalah lebih licin dan
lebih berat.
2. PU (Polyurethane), Sol sepatu PU tahan terhadap minyak (oil resistant), anti
slip dan lebih ringan. Kekurangan pada sol sepatu jenis ini adalah
mempunyai usia pakai (expire date) yang terbatas. Jika sepatu tidak
digunakan dalam jangka waktu lama, maka sol sepatu PU akan mudah
hancur dengan sendirinya.
3. TPR (Thermo Plastic Rubber). Sol sepatu dengan bahan ini adalah
campuran dari plastik dan karet. Keunggulannya adalah lebih ringan dan
lebih kesat jika dipakai di tempat yang basah. Kelemahannya adalah kurang
elastis.
4. PVC (Polyvinyl Chloride), Lebih banyak bahan plastik dan lebih sedikit
bahan karet pada campurannya. Keunggulan sol sepatu jenis ini adalah
lebih ringan dan keras. Kelemahannya adalah licin dan kurang elastis.
g. Pakaian Pelindung
Pakaian kerja bukan hanya perlengkapan k3 proyek, Baju kerja, rompi
atau jaket keselamatan yang dipakai oleh para pekerja didesain khusus, tidak
hanya sebagai pelindung tubuh dari debu, hawa panas/dingin, atau serpihan
material tajam yang berada di area kerja. pakaian pelindung dilengkapi
dengan illuminator/reflector, suatu bahan yang berpendar bila terkena
cahaya, karenanya, orang yang memakai pakaian tersebut mudah untuk
dilihat terlebih saat minim cahaya atau malam hari.
Pada umumnya pakaian yang patut dipakai ketika bekerja adalah baju
kerja yang dalam keadaan rapi dan baik. Bagian pakaian yang sobek dapat
menyebabkan tersangkutnya pada bagian-bagian mesin yang bergerak.
Menggunakan dasi samahalnya dengan menggunakan pakaian sobek yang
dapat mengakibatkan tersangkutnya pada mesin yang berputar. Melipat
lengan baju adalah salah satu cara menghindarkan tersangkutnya lengan
baju atau lebih baik lengan baju dibuat pendek diatas siku.
Bukanlah tanpa ada alasan kenapa baju pelindung harus digunakan oleh
para pekerja. Pakaian tersebut memiliki peranan yang sangat diperlukan
dalam hal keselamatan kerja di lapangan/area kerja dan juga sebagai
identitas perusahaan.
Pelindung tubuh Kerja panas (APRON) Pelindung tubuh Kerja Sandblasting &
Pengecatan
4.3 PENANGANAN MATERIAL DAN BAHAN BERBAHAYA
Definisi
Mengangkat/menurunkan (lifting/lowering)
Mendorong/menarik (push/pull)
Memutar (twisting)
Membawa (carrying)
Menahan (holding)
Tujuan
1.Mamahami cara-cara pemindahan material sesuai dengan metode
penyimpanan, berat, tinggi dan posisinya.
2.Dapat menggunakan teknik yang paling memadai sesuai dengan berat
material.
3.Dapat memeriksa material yang diangkat dari bahaya yang dapat timbul.
Identifikasi Risiko
Aktivitas MMH yang mungkin berbahaya bagi keselamatan dan
kesehatan pekerja harus diidentifikasi. Beberapa cara paling efektif untuk
mengidentifikasi risiko terkait MMH adalah:
Penilaian Risiko
Begitu seluruh aktivitas MMH yang berisiko sudah diidentifikasi, kita harus
melakukan penilaian dan menemukan faktor-faktor yang memengaruhi
risiko. berikut aspek-aspek yang dapat menjadi acuan saat melakukan
penilaian risiko yang berhubungan dengan MMH:
a. Rekayasa Teknik
Memodifikasi objek kerja
Anda mungkin perlu mengubah bentuk objek berukuran besar menjadi
lebih kecil agar lebih mudah disimpan, dikemas, atau dipindahkan.
Memodifikasi tata letak tempat kerja dan stasiun kerja
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan jangkauan atau posisi tubuh
membungkuk dan menyediakan permukaan kerja pada ketinggian yang
tepat.
Menggunakan alat bantu mekanik
Alat bantu mekanik yang digunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan
MMH yang banyak dilakukan di tempat kerja.
Memodifikasi tugas/aktivitas
Misalnya, dari menarik objek menjadi mendorong objek. Pada prinsipnya,
tenaga yang dikeluarkan untuk menarik objek lebih besar daripada
mendorong objek. Untuk mengurangi beban saat mendorong objek,
pekerja juga dapat memperbaiki landasan/permukaan kerja, memberikan
roda tambahan pada landasan objek kerja atau menggunakan peralatan,
seperti hand lift, container, dll.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
Faktor lingkungan kerja, seperti suhu, pencahayaan, kebisingan, getaran,
ventilasi, dll. harus sesuai dengan standar yang diperkenankan.
b. Pengendalian Administratif
Memberikan alternatif tugas-tugas berat diganti dengan tugas-tugas
ringan
▪ pengertian Powerzone
Grafik di atas menggambarkan zona angkat yang aman dan bobot yang
sesuai di zona tersebut. Kawasan hijau merupakan zona terbaik yang
sering disebut sebagai zona kekuatan. Zona merah adalah zona angkat
dan tidak tepat di atas bahu dan di bawah tinggi lutut. Selain itu, semakin
jauh seorang pekerja menjangkau dari tubuh, semakin rendah berat yang
ditangani dengan aman (zona kuning). kita bisa melihat mengapa 35
pound menjadi standar industri kesehatan dan rekomendasi bagus untuk
semua lingkungan aktifitas pengangkatan.
Batasan beban
Batasan Angkat Secara Legal (Legal Limitations),dalam rangka
menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya
suatu batasan angkat untuk pekerja.Pada bagian ini akan dijelaskan
beberapa batasan angkat secara legal dari berbagai Negara bagian benua
Australia yang digunakan untuk pabrik dan system bisnis manufaktur
lainnya. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara
internasional. Adapun variabelnya adalah sebagai berikut :
Pria dibawah usia 16th, maksimum angkat adalah 14 kg
Pria usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 18 kg
Pria usia lebih dari 18th, tidak ada batasan angkat
Wanita usia diantara 16th dan 18th, maksimum angkat 11 kg
Wanita usia lebih dari 18th, maksimum angkat adalah 16 kg
Benda dalam bentuk gas pada kondisi temperatur dan tekanan udara
normal sekitar 20 – 30oC & 1 atm (14.7 psia) dengan sifat fisik lower
flammable limit sama atau kurang dari 13%, Contoh Gas bertekanan:
gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder.
Syarat penyimpanan:
disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub .
Dalam kegiatan industri sangat beraneka ragam bahan yang mudah
terbakar yang digunakan mulai dari yang sifatnya sebagai sumber bahan
bakar utama aktifitas proses produksi sampai dengan sumber bahan
bakar utama fasilitas pendukung pada proses produksi.
Tidak ada sumber nyala api; aktifitas merokok secara bebas, percikan
api atau aktifitas pengelasan yang diperbolehkan di tempat
penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
Menyimpan di lokasi sejuk, bukan di luar di bawah sinar matahari
langsung.
Penyimpanan harus di tempat terbuka atau berventilasi baik.
Peralatan pemadam kebakaran harus mudah di akses di sekitar area
penyimpanan.
1. Conveyor
Conveyor atau Konveyor digunakan untuk mengantarkan material atau
bahan dari 2 titik tempat kerja yang tetap. Conveyor biasanya digunakan di
operasional produksi yang terus-menerus atau produksi massal. Terdapat
beberapa jenis conveyor yaitu conveyor roller, conveyor roda dan conveyor
sabuk. Keputusan untuk menggunakan Conveyor harus dipertimbangkan
dengan baik dan hati-hati karena biaya pemasangan conveyor cukup tinggi
dan juga kurang fleksibel.
W = Kx60 xB
L
dimana: T= J N=M
L L
Contoh ;
13. Prinsip Bobot mari : yaitu minimumkan perbandingan bobot mati peralatan
yang bergerak terhadap beban muatan.
14. Prinsip Pemanfaatan : rencanakan untuk penggunaaan peralatan dan
tenaga
ketja secara optimum.
15. Prinsip Perawatan : rencanakan perawatan pencegahan dan perbaikan
terjadwal untuk peralatan pemindah.
16. Prinsip Keusangan : ganti cara dan peralatan pemindahan yang kuno jika
peralatan dan metode yang lebih efisien akan memperbaiki operasi.
17. Prinsip Kontrol : gunakan kegiatan pemindahan bahan untuk memperbaiki
pengendalian produksi, pengendalian persediaan dan pemindahan
lainnya.
18. Prinsip Kapasitas ; penggunaan peralatan pemindahan untuk membantu
mencapai kapasitas produksi penuh.
19. Prinsip Daya guna : tentukan efisiensi kinerja pemindahan dalam batasan
biaya riap satuan yang dipindah.
20. Prinsip Keamanan : yaitu membuat metode dan peralatan pemindahan
yang aman.
b. Tujuan
Tujuan utama prosedur ini adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
alat mesin atau peralatan yang digunakan sebelum diperiksa orang yang
ber-kompeten dan tidak ditemukan kondisi alat kerja yang tidak aman dan
rusak, program pemeliharaan harus menetapkan jenis dan frekuensi
pemeriksaan berkala terhadap alat dan peralatan.
c. Ruang Lingkup
Semua peralatan bergerak maupun tetap.
d. Prosedur.
d.1. Jadwal pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan harus mengatur jadwal pemeliharaan, harian,
bulanan, dan tahunan. Jadwal pemeliharaan di jelaskan pada rencana
pemeliharaan, fungsi ini akan mengelola semua peralatan dan alat di
kantor maupun di lokasi proyek.
d.2. Pelaksanaan
Memeriksa semua peralatan, mesin, listrik, tempat/area kerja, Hand
and Power toolos, jika ditemukan adanya barang cacat / tidak layak harus
dilaporkan kepada fungsi pemeliharaan untuk di tindak lanjuti . setiap
kerusakan yang membutuhkan perbaikan maka Salinan permintaan
perbaikan disampaikan kepada fungsi pemeliharaan.
d.3. Rekaman
Membuat log book masing-masing peralatan, Semua hasil pemeriksaan
harus diperbaharui di dafter masing-masing untuk lebih mudah di tindak
lanjuti.
1) Alat berat dan peralatan lainnya disertai tindakan pencegahan
keselamatan operasi dan prosedur pemeliharaan dari pabrik pembuat ,
hal ini harus berada di tempat kerja dan sosialisasikan, disusun ke
format yang mudah di pahami.
2) Hasil pemeriksaan wajib di rekam termasuk ketersediaan sertifikat
peralatan.
3) Manual Book Peralatan harus selalu tersedia .
e. Lampiran
- Rencana pemeriksaan peralatan, mesin-mesin dan alat kerja.
- Formulir permintaan perbaikan peralatan.
- Check list pemeriksaan alat.
- Dokumentasi.
STATUS
NO ITEM JUMLAH KETERANGAN
LAYAK TDK LAYAK LAIN-LAIN
APK UMUM
SARUNG TANGAN KATUN
KACA MATA BENING
HELM
MASKER DEBU
EAR MUFF
1 EAR PLUG
SEPATU STEEL TOE
SEPATU BOOT KARET
SARUNG TANGAN KARET
VEST/ROMPI
BAJU KERJA LENGAN PANJANG
APK PANAS
SARUNG TANGAN KULIT
WELDING CAP
FACE SHIELD
KACA MATA HITAM
2
MASKER ASAP & DEBU
APRON
FIRE BLANKET / COVER SHEET
APAR
APK KETINGGIAN
FULL BODY HARNESS
3 LIFELINE
SAFETY NET / JARING
No. Dok :
Tanggal :
Tools Inspection
Tools / Equipment
No Status Description
Machine Electrical Lifting Scaffold etc
PEMERIKSAAN APAR
Mgu Mgu Mgu Mgu
BULAN: TAHUN: 1 2 3 4
PIN
CORONG
SELANG
TUAS
TABUNG
PENGUKUR TEKANAN
KETERANGAN
PEMERIKSAAN APAR
Mgu Mgu Mgu Mgu
BULAN: TAHUN: 1 2 3 4
PIN
CORONG
SELANG
TUAS
TABUNG
PENGUKUR TEKANAN
KETERANGAN
PEMERIKSAAN APAR
Mgu Mgu Mgu Mgu
BULAN: TAHUN: 1 2 3 4
PIN
CORONG
SELANG
TUAS
TABUNG
PENGUKUR TEKANAN
KETERANGAN
4. Pemeriksaan / Inspeksi Alat Angkat-Angkut serta
Alat bantu Angkat-Angkut.
PEMERIKSAAN & PERAWATAN BERKALA HOIST CRANE
No. Dok :
Jenis Crane:
Type Hoist :
Tanggal :
URAIAN PEKERJAAN TYPE KESIMPULAN KETERANGAN
A. ELECTRIC HOIST
Electric Part Inspection
- Periksa Motor Current Supply A
- Periksa Carbon Brush And Contactor B
- Periksa Cable Condition And Connection
- Periksa Tahanan Gulungan Motor C
- Periksa Terminal Condition
- Periksa Limit Switch A
Mechanical Inspection
- Periksa Motor Equipment Condition
- Periksa Brake Equipment
- Periksa Motor Bearing Condition
A
- Periksa Rope Guide
- Periksa Wire Rope
- Periksa Rope Guide
- Periksa Rope Drum And Drum Housing
C
- Periksa Gear Box Hoist
- Periksa Oil Lubrication
- Periksa Bottom Block & Rope Sheve Condition B
- Periksa Fixing Bolt (Tighten If Needed)
B. HOIST TROLLEY INSPECTION
Electrical Part Inspection
- Periksa Motor Current Supply A
- Periksa Carbon Brush And Contactor B
- Periksa Cable Condition And Connection
- Periksa Tahanan Gulungan Motor C
- Periksa Terminal Condition
- Periksa Limit Switch
- Periksa Feston track
A
- Periksa Flat cable
- Periksa cable Trolley
Mechanical Inspection
- Periksa Motor Equipment Condition A
- Periksa Brake Equipment
- Periksa Motor Bearing Condition
- Periksa Oil Lubrication B
- Periksa Wheel Condition C
- Periksa stooper Condition
C
- Periksa Fixing Bolt (Tighten If Needed)
Dibuat oleh, Diterima oleh, Diketahui oleh,
TANGGAL :
Definisi
Manajemen Resiko K3 adalah suatu upaya mengelola resiko untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu bentuk sistem
yang baik, sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan
hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada.
Pendekatan manajemen risiko yang terstruktur dapat meningkatkan
perbaikan berkelanjutan.
Dalam menerapkan Manajemen Resiko K3, ada beberapa
tahapan/langkah yang perlu dilakukan, Hal ini bertujuan agar proses
Manajemen Resiko K3 dapat berjalan dengan tepat dan sesuai.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan Manajemen Risiko
K3 adalah :
1.KEBIJAKAN K3
2.ORGANISASI
K3
3.PERENCANAAN K3 ;
IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN
PENGENDALIAN.
PEMENUHAN PER-UU &
PERSYARATAN LAINNYA.
SASARAN DAN PROGRAM K3.
4.PENGENDALIAN OPERASIONAL
K3
7. PENINGKATAN
BERKELANJUTAN
Permen PU No. 05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J tentang Tugas
tanggung jawab penyedia jasa,