PREDIKSI
PASANG SURUT
Pelabuhan Benete
9016477 N; 471924.7 E
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
2022
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
A. Pasang Perbani pada saat bulan ¼ terakhir B. Pasang Purnama pada saat bulan baru C. Pasang Purnama pada saat bulan purnama
Hasil pengamatan kedudukan (level) permukaan laut dari waktu ke waktu T(t) oleh suatu peralatan pasang surut adalah merupakan perpaduan dari pasang
surut dan kedudukan surge akibat variasi atmosfer, arus, dan variasi lokal terhadap permukaan laut rata-rata (Zo). Persamaan ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pengamatan sepanjang 18.6 tahun merupakan periode lengkap untuk memperhitungkan satu siklus metonik (metonic cycle) dari pasang surut. Periode
pengamatan ideal tanpa henti selama 18.6 tahun akan memungkinkan dapat memperhitungkan berbagai efek dari gerakan astronomis dari Bumi, Bulan, dan
Matahari pada orbit masing-masing yang sifatnya berupa siklus yang teratur.
Model persamaan yang dipakai dalam penebitan kalender prediksi pasang surut Pelabuhan Benete ini adalah persamaan dengan pendekatan gelombang
harmonik dengan solusi berupa konstituen harmonik. Hasil pengamatan dengan 15 hari akan cukup mendapatkan konstituen harmonik utama akan tetapi
disarankan diperlukan sebulan pengamatan untuk mendapatkan periode satu siklus perputaran Bulan pada orbitnya mengelilingi Bumi. Selanjutnya pengamatan
setahun diperlukan untuk mendapatkan satu siklus efek perputaran Bulan bersama Bumi mengelilingi Matahari pada orbitnya. Pengamatan 18.6 tahun diperlukan
untuk memperhitungkan efek gerakan Bumi pada porosnya dalam mengelilingi Matahari. Efek ini disebut dengan presisi dan nutasi, memiliki periode satu siklus
penuh sepanjang 18.6 tahun. Berhubung hampir tidak mungkin mendapatkan rekaman data tanpa ganguan selama 18.6 tahun maka untuk pendekatan praktis, hasil
pengamatan sepanjang satu tahun sudah dapat dipakai untuk memprediksi pasang surut sepanjang 20 tahun ke depan dengan memperhitungkan bukan hanya
komponen astronomis tetapi juga variasi lokal seperti shallow water effects. Contoh konstituen harmonik utama adalah seperti terlihat pada Tabel 1.
Tinggi permukaan pasang surut laut dinyatakan relatif terhadap permukaan acuan yang stabil seperti biasanya permukaan laut rata-rata atau muka surutan
terendah. Permukaan acuan ini sifatnya maya sehingga harus direalisasikan dalam bentuk pengikatan pada bangunan fisik berupa pilar yaitu Bench Mark Pasang
Surut atau Tide Gauge Bench Mark (TGBM). Konstruksi TGBM harus stabil dan dapat terpelihara dari gangguan dan perubahan konstruksi di sekitar pelabuhan dalam
periode panjang. Namun demikian, dalam sejarah pengamatan pasang surut, ada terdapat variasi pendefinisian datum yang ditetapkan suatu negara atau otoritas
pelabuhan menurut keperluan pemakaian. Permukaan laut rata-rata atau Mean Sea Level (MSL) adalah datum pasang surut yang dipakai sebagai acuan bagi tinggi
topografis di darat.
International Hydrographic Organisation (IHO) menetapkan Low Astronomic Tide (LAT) sebagai Chart Datum standar berlaku untuk seluruh dunia dan sudah
banyak dipakai dalam berbagai kegiatan seperti pemetaan batimetri, navigasi, dan oseanografi. LAT mempunyai kepraktisan dan lebih aman untuk navigasi. Nilai
LAT ditentukan dari angka terendah sepanjang 18.6 tahun pengamatan dari hasil pengamatan minimal setahun penuh. Kebalikan dari LAT adalah Highest
Astronomical Tide (HAT) yaitu permukaan laut tertinggi yang dapat diramalkan terjadi di bawah pengaruh keadaan meteorologis rata-rata dan kombinasi keadaan
astronomi. Permukaan ini tidak akan dicapai pada setiap tahun tetapi sekali dalam periode prediksi yang diinginkan oleh analis untuk diketahui.
Dalam pengolahan data Pelabuhan Benete, data yang digunakan adalah hasil pengukuran sepanjang tahun 2005. Hasil analisis menunjukkan bahwa data hasil
pengamatan 2005 ini adalah yang paling lengkap dari seri pengamatan yang ada dan data inilah yang selanjutnya digunakan menghitung LAT dan HAT periode tahun
2004-2022 seperti Tabel 3. Awal perhitungan dibuat mundur setahun dari data pengamatan yaitu 2004 dan kemudian ditambahkan 18.6 tahun ke depan menjadi
2022.
Datum Tinggi (m) Waktu Kejadian
Tabel 2. LAT dan HAT Pelabuhan Benete selama 18.6
LAT 0.130 19 April 2007 jam 17.34
tahun ke depan terhitung mulai 2004.
HAT 3.500 19 April 2007 jam 10.53
Hasil prediksi yang terdapat pada Kalender Pasang Surut Pelabuhan Benete dibuat mengacu pada Chart Datum yang diakui oleh internasional ini sehingga
perlu diperhatikan bahwa untuk membandingkan nilai prediksi dengan nilai pasang surut sebenarnya dari hasil pengukuran harus diperkirakan perbedaan acuan.
Untuk keperluan praktis maka bacaan langsung hasil pengukuran alat pasang surut yang akan diperoleh sepanjang tahun 2022 harus dikurangi dengan 0.130 meter
agar mengacu pada LAT.
Khusus untuk Indian Ocean, telah lama dipakai Chart Datum spesifik yaitu Indian Ocean Spring Low Water (ISLW). Berdasarkan hasil pengamatan pasang
surut pada Pelabuhan Benete diperoleh ISLW yaitu:
Dapat terlihat adanya perbedaan LAT dan ISLW, artinya keputusan memilih chart datum yang mana untuk dipakai tergantung pada keperluan pengguna. LAT
memiliki keuntungan karena tinggi permukaan yang diinginkan dibuat mengacu pada kedudukan terendah sehingga relatif lebih aman untuk navigasi dan pelabuhan.
Sebaliknya, ISLW biasanya lebih disukai pemakaiannya oleh pengguna di Indian Ocean karena pendefinisian datum-nya ditetapkan lebih spesifik pada karakteristik
Indian Ocean.
Hasil prediksi pasang surut dan chart datum ini spesifik untuk satu tidal regime yang luasnya tergantung pada kesamaan topografi dasar laut, bentuk pantai,
dan karakteristik laut. Satu tidal regime kawasan perairan yang berpantai landai dan terbuka seperti di Pantai Utara Jawa cenderung memiliki pola pasang surut yang
relatif sama pada perairan di sekitar radius 50 km. Namun pada perairan yang berada pada selat sempit seperti Selat Bintuni di Papua akan menyebabkan pola
pasang surut setiap radius sekitar 10 km cenderung akan berbeda-beda. Selanjutnya, berapa luas tidal regime di sekitar Pelabuhan Benete? Masih perlu penelitian
lebih lanjut, namun untuk lebih aman, Kalender Prediksi Pelabuhan Benete Tahun 2022 ini sebaiknya dipakai di sekitar perairan laut yang berada pada radius 20 km
dari stasiun pasang surut pelabuhan tersebut.