Anda di halaman 1dari 73

1

JSA
Job Safety Analysis

HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control)

SIKA(PTW)
Surat Izin Kerja Aman (Permit to Work)
REFERENSI DEFINISI JSA

ILCI (Internaltional Loss Control Institute) : Proper Job Analysis


Analisis Pekerjaan yang Tepat adalah menggunakan alat untuk menginformasikan bahwa semua
aspek penting dari suatu pekerjaan dan telah dipertimbangkan serta dievaluasi bahayanya.

JACK W Boley : Job Safety Analysis


Suatu metode untuk menganalisis prosedur kerja dan untuk mengembangkan prosedur kerja yang
lebih baik serta aman. Pekerjaan diuraikan menjadi beberapa langkah dan setiap langkah dianalisis
bahayanya.

OSHA :
Job Safety Analisis (JSA) adalah sebuah metode mendeskripsikan bahaya dan risiko dari sebuah pekerjaan
yang dijabarkan secara detail per-step pekerjaan, tetapi di JSA tdk ada perhitungan nilai risiko nya.
DEFINISI UMUM JSA

Job Safety Analisis (JSA) adalah sebuah metode mendeskripsikan


bahaya dan risiko dari sebuah pekerjaan yang dijabarkan secara detail
per-step pekerjaan, tetapi di JSA tdk ada perhitungan nilai risiko nya.
dan
Prosedur serta Izin Kerja yang ada, tidak mencukupi untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya serta risikonya.
Tipe – Tipe Pekerjan yang memerlukan JSA (Kapan JSA dibutuhkan)

A. Familiaritas pekerjaan.
• Pekerjaan tersebut baru pertama kali dilakukan dan belum mempunyai prosedur/instruksi kerja
• Tugas baru dan dilakukan dengan metode – metode baru.
• JSA diisi oleh pekerja / supervisor pelaksana pekerjaan
• JSA pada umumnya diisi menggunakan tulis tangan
• JSA yang telah diisi, disosialisasikan dan dipasang di tempat kerja serta direview dengan cara observasi
• JSA disimpan sebagai arsip oleh departemen pelaksana pekerjaan dan departemen K3

B. Pekerjaan dengan BA (Breathing Apparatus).


• Bekerja pada area yang mengharuskan menggunakan BA.

C. Pekerjaan Pengangkatan (Lifting)


• Aktifitas lifting melebihi 5 ton (tonase ditentukan dari masing2 perusahaan)
• Semua beban dengan bentuk yang tidak simetris.

D. Pekerjaan panas yang dilakukan dan berpindah lokasi


Tipe – Tipe Pekerjan yang memerlukan JSA (Kapan JSA dibutuhkan)

E. Pekerjaan Diketinggian (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)


• Bekerja pada platform sementara dengan ketinggian melebihi 5 meter

F. Pekerjaan Pemasangan / Pembongkaran Perancah (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)


• Didalam vessels / furnace/ spheres/ tanki atau equipment tertutup.
• Disebelah luar equipment atau struktur berbentuk bulat atau bentuk tidak umum lainnya.

G.Bekerja di dalam ruangan terbatas. (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)

H.Chemical cleaning menggunakan bahan-bahan beracun dan korosif. (ditentukan oleh masing-masing
perusahaan)

I. Pekerjaan menyelam (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)

J. Penggalian dengan kedalaman lebih dari 2 meter (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)
DASAR PEMIKIRAN KENAPA DIPERLUKAN JSA

• Setiap kecelakaan yang terjadi ada penyebabnya

• Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali bahaya dan risikonya

• Setiap bahaya dan risiko ada solusinya (pengendalian bahaya dan risiko)

• Karyawan bisa melakukan pekerjaan dengan cara yang salah bila tidak diberi panduan

• JSA membantu karyawan melakukan pekerjaan dengan benar dan aman


PENGISIAN FORMULIR JSA

▪ Tentukan langkah pekerjaan dari awal (persiapan), pada saat (pelaksanaan) dan setelah
selesai pekerjaan
▪ Gunakan kata kerja aktif atau operasional sederhana pada setiap langkah pekerjaan
seperti: memotong, mengganjal, mengelas dsb.
▪ Hindari menggunakan kata-kata yang terlalu umum seperti: mengoperasikan, merawat,
membangun dsb.
MANFAAT JSA
• JSA terbukti telah menjadi salah satu program pencegahan kecelakaan yang efektif.
• Meningkatkan awareness (kesadaran) dan kepedulian di level pengawas dan tim
kerja.
• Bisa menjadi bahan training atau meeting dengan karyawan
• Menjadi pedoman karyawan melakukan pekerjaan dengan benar
• Bisa menjadi acuan pada waktu investigasi jika terjadi insiden
• Membantu dalam penyusunan prosedur untuk pekerjaan baru
• Suatu alat yang efektif untuk pelatihan bagi pekerja baru
Formulir JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Langkah Kegiatan Potensi Bahaya & Risiko Rekomendasi /


Pengendalian bahaya & risiko
MEMPERGUNAKAN JSA

• Buatkan prosedur JSA dan disosialisasikan kepada karyawan


• Berikan pelatihan pengisian JSA kepada pekerja
• Setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus bisa paham
pengelolaan JSA
• Bahas isi JSA sebagai Safety Talk sebelum mengerjakan tugas tersebut
• Lakukan pengamatan terencana terhadap pelaksanaan JSA di lapangan
• Usahakan JSA mudah dibaca, dipahami dan didapat di lokasi kerja
HIRADC
(Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control)

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO &


TINDAKAN PENGENDALIAN
Regulasi terkait & Rererensi
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- SMK3 PP No. 50/2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja
- ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk Persyaratan Klausul 6.1 (semua sub klausul)
- ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan untuk
Persyaratan Klausul 6.1 (semua sub klausul).
- http://www.sans.edu/research/leadership-laboratory/article/risk-
assessment
- http://www.fao.org/docrep/012/i1134e/i1134e03.pdf
KONSEP
HIRADC
(What)

Monitoring &
Pelaksana
Evaluasi
HIRADC
Pelaksanaan
(Who)
TUJUAN HIRADC

MANAJEMEN
Peserta Mampu RISIKO
memahami dan (HIRADC)
menerapkan manajemen Proses Urgensi
Pelaksanaan
risiko HIRADC
HIRADC
(Why)
(How)

Pelaksanaan
HIRADC
(When)

RINI S
• HIRARC
HIRARC adalah metode yang banyak digunakan dalam
melakukan identifikasi bahaya ditempat kerja sesuai
kepanjanganya Hazard Identification, Risk Assessment and
Risk Control. HIRARC adalah metode identifikasi bahaya di
tempat kerja yang dikeluarkan oleh OHSAS sebuah
lembaga yang merupakan konsorsium dari 43 organisasi
yang berasal dari 28 negara, terdiri dari lembaga standar
resmi nasional, lembaga sertifikasi, konsultan, dan institute di
bidang K3

• HIRADC
HIRADC adalah Hazard Identification, Risk Assessment and
Determine of Control. HIRADC adalah metode dalam
melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja yang dipakai
oleh DOSH Malaysia.
Konsep HIRADC (What)

• HIRADC singkatan dari Hazard Identification Risk


Assessment and Determine Control
• Disebut juga sebagai manajemen risiko
• Bagian standar OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 dan
sekarang migrasi ke ISO 45001:2018 klausul 6
• Prinsip-prinsip yang digunakan di tempat kerja untuk
memanajemen keselamatan dan kesehatan pekerja
• Metode untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan
melakukan pengendalian risiko
Pelaksana HIRADC (Who?)

• Perancang & Pelaksana HIRADC adalah karyawan dari


setiap departemen
• Idealnya, HIRADC dirancang oleh level pengawas yang
dibantu oleh petugas K3L (HSE) sebagai penilai (assessor)
• Pada saat pengisian formulir HIRADC, perlu diketahui
terlebih dahulu list aktifitas yang ada di prosedur /
instruksi kerja.
Urgensi & Kenapa perlu HIRADC (Why?)

• Kewajiban di beberapa Negara tertentu dan khusus di


Indonesia mengacu ke SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
• Merupakan standar OHSAS 18001:2007 dan migrasi versi
terbaru yaitu ISO 45001:2018
• Sebagai upaya untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan pekerja
• Pengendalian setiap bahaya & risiko
• Penentuan apakah pengendalian yang dilakukan telah
efektif atau tidak
Pelaksanaan HIRADC (When?)

• Idealnya, HIRADC dirancang sebelum aktifitas di dalam


perusahaan dilaksanakan
• Ketika aktifitas di dalam perusahaan telah berjalan dan
belum mempunyai HIRADC, maka setiap nilai risiko yang ada
perlu dievaluasi apakah risiko dapat diterima atau tidak
Proses Penerapan HIRADC (How?)
Membuat list setiap aktifitas secara
spesifik di departement

Perwakilan pekerja
Komunikasi & Konsultasi
& Pengawas

Identifikasi potensi bahaya & risiko


dari setiap aktifitas yang ada
Monitor &
Evaluasi oleh
Penilaian risiko
Pengawas dept
dan petugas K3
Tentukan pengendalian
bahaya & risiko
Lakukan revisi jika
ada perubahan
Implementasikan
pengendaliannya
Apa yang harus diperhatikan dalam
Penerapan HIRADC ?

• Klasifikasikan setiap aktifitas apakah masuk dalam frekuensi


aktifitas rutin, non rutin & Emergency
• Detailkan rincian pekerjaan (sub aktifitas) dari setiap aktifitas
utama yang telah diklasifikasikan
Penjelasan proses IDENTIFIKASI POTENSI
BAHAYA

• Lakukan identifikasi potensi bahaya dari setiap rincian


pekerjaan (sub aktifitas) yang ada
• Potensi bahaya terdiri dari
- Sumber bahaya
- Faktor / Jenis bahaya
Pengendalian Risiko (Determining Control)
Berdasarkan HIRARKI PENGENDALIAN
Basic Hazard and Risk Management
• Secara konsep, sebetulnya hirarc, hiradc dan jsa itu sama, yaitu ada kolom
penulisan per-step (langkah) pekerjaan kemudian terdapat bahaya dan risiko
nya, tetapi di HIRARC/HIRADC ada kolom perhitungan nilai kemungkinan,
nilai keparahan, dan tingkat risikonya.

• Jadi intinya JSA bertujuan memberikan gambaran bahaya dan risiko per-step
dari suatu pekerjaan, sedangkan HIRARC/HIRADC bertujuan menilai risiko dari
semua pekerjaan yang ada.

• Perlu diketahui bahwa sebenarnya jantung dari pengelolaan K3 adalah


Manajemen Risiko, maka dari itu hal ini (JSA dan HIRADC/HIRARC) menjadi
momok dan hal yang wajib diketahui secara mendalam oleh seorang ahli K3 di
suatu perusahaan, kalau petugas K3 nya saja tidak tahu-menahu bahkan tidak
peduli sama JSA-HIRADC/HIRARC, ya berarti penerapan K3 di perusahaan
tersebut belum baik, karena kembali ke prinsip yang disebutkan, bahwa
jantung dari K3 adalah Manajemen Risiko (identifikasi bahaya dan
pengendalian risiko)
• HIRADC/HIRARC dan JSA perlu dievaluasi dan dibuat
perbaikanya secara berkala dengan maksud siapa tau ada
penilaian yang sudah tidak relevan dengan kondisi pekerjaan
yang paling update, makanya hiradc/hirarc dan jsa perlu ditinjau
dan direvisi untuk perbaikan.

• Untuk penerapan yang lebih bagus lagi, jsa dan hiradc/hirarc


bisa diprint dan dipajang di setiap titik pekerjaan yang relevan,
sehingga pekerja dan karyawan bisa mengetahui apa yang telah
ditulis di form jsa, hiradc/hirarc` tersebut sehingga mereka bisa
tahu dan paham kondisi bahaya yang ada, jadi kecelakaan kerja
pun bisa dicegah sedini mungkin.

• Sesi selanjutnya adalah Workshop pengisian JSA & HIRADC


PRAKTEK PENGISIAN FORMULIR HIRADC
Presented by : Irwan Sitorus
Sasaran Pelatihan

• Personil memahami kapan diperlukan


izin umum (general permit) dan/atau izin
khusus (specialized permit)

• Personil memahami bagaimana sebuah


izin kerja disyahkan dan dikomunikasikan

• Personil harus mengetahui peran dan


tanggung jawabnya didalam Permit to
Work Procedure
Pendahuluan

Izin Kerja (PTW)


• Sistim Izin Kerja (PTW) merupakan sebuah mekanisme
untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan, mengurangi
dan mengendalikan bahaya terkait pekerjaan yang
memiliki potensi dampak buruk terhadap kesehatan,
lingkungan dan keselamatan

• Izin Kerja terdiri dari:


– Izin Kerja Umum (General Permit To Work)
– Izin Khusus (Specialized Permits)

• Jenis-jenis Izin Kerja yang dibutuhkan tergantung pada


potensi bahaya dari aktivitas kerja
Sasaran Permit to Work
• Memberi otorisasi kepada orang-orang tertentu untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu, di lokasi tertentu,
selama jangka waktu tertentu

• Memfasilitasi komunikasi tentang bagaimana proses kerja


dikendalikan dan siapa yang mengendalikan

• Mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan dan mengatur


parameter yang digunakan untuk mengelola pekerjaan
(misalnya, perubahan kondisi entri yang dapat diterima
ruang lingkup atau pekerjaan)

• Merinci kapan pekerjaan harus dihentikan


Ruang Lingkup Izin Kerja termasuk:

• Karyawan Perusahaan, serta kontraktor yang


bekerja di dalam area Perusahaan

• Setiap pekerjaan yang diidentifikasi memiliki


potensi bahaya yang signifikan dalam analisis
bahaya dan harus dikendalikan dengan izin kerja
▪ Apa tujuan dari Izin Kerja?
Sistem Izin Kerja (Permit To Work)

Sebuah sistem tertulis resmi yang digunakan untuk mengendalikan jenis pekerjaan tertentu
yang berpotensi membahayakan.
Persyaratan Izin Kerja:
• Personil yang berwewenang bertanggung jawab dalam peran izin kerja harus terlatih dan kompeten.

• Prosedur PTW secara jelas menunjukkan peran dan tanggung jawab tentang bagaimana sebuah izin
kerja:
– Dipersiapkan
– Disetujui/dikeluarkan
– Dimonitor/diverifikasi
– Ditangani terhadap perubahan kondisi yang terjadi
– Dilengkapi dan ditutup

• Analisis bahaya harus dilakukan ketika merencanakan pekerjaan yang disyaratkan dalam Hazard
Analysis Procedure dan harus mencakup identifikasi terhadap kebutuhan Permit.
Personil yang terkait dengan Izin Kerja (PTW)

Permit User (Pekerja) :


Orang / Tim yang akan melakukan pekerjaan

Permit Watcher (Petugas Siaga) :


Personil yang bertugas sebagai safety representative dalam kondisi darurat

Permit Area Controller (Area Supervisor)


Personil yang memiliki autorisasi sebagai pemilik area

Person Managing Control of Work (Penanggung Jawab Pekerjaan) :


Atasan dari Permit User (Pekerja) sebagai penanggung jawab pekerjaan

Permit Approver (Petugas Penerbit Izin Kerja) :


Personil yang memiliki autorisasi untuk memeriksa kondisi kerja (tim kerja, peralatan & lingkungan
kerja) dalam kondisi siap dan layak untuk melakukan pekerjaan
Persyaratan Izin Kerja

• Jika diperlukan, PTW mungkin memerlukan otorisasi/persetujuan oleh Management


setingkat Manager / Direksi sebagaimana diperlukan seberapa besar potensi bahaya dan
risikonya serta kerugian yang ditimbulkan.

• Job safety analysis (JSA) harus tersedia dan disosialisasikan bersama dengan tim pekerja,
sebelum pekerjaan dimulai
Persyaratan Izin Kerja

• Dokumen Izin Kerja (Permit) harus tersedia di tempat kerja dan disimpan setelah
pekerjaan selesai

• Semua Izin Kerja yang diperlukan harus sepenuhnya dilengkapi dan disetujui oleh semua
penandatangan sebelum Permit User melaksanakan pekerjaan

▪ Person Managing Control of Work bertanggung jawab memastikan:


– Izin Kerja (umum dan khusus) dan/atau ) dan/atau Rencana Kerja dibuat sesuai
dengan rincian Permit to Work Procedure,
– Kondisi Izin/Rencana Kerja dikomunikasikan,
– Pekerjaan dilakukan sesuai dengan kondisi Izin/ Rencana Kerja dan
– Izin/ Rencana Kerja diselesaikan.
Permit User
• Orang / Tim yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
lingkup dan kondisi yang didokumentasikan pada permit
dan mengisi JSA dan Work Plan
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)

Permit Wathcer
• Orang yang memahami pekerjaan yang direncanakan dan
prosedur pemberitahuan kondisi darurat
• Standby selama pekerjaan berlangsung
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Permit Area Controller:

• Memahami pekerjaan yang direncanakan


• Memastikan pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan izin kerja dan dokumen analisis
bahaya.
• Memantau area kerja secara periodik untuk memastikan bahwa area kerjanya selamat
• Memberitahukan Person Managing Control of Work jika terdapat perubahan kondisi yang
dapat mempengaruhi pekerjaan yang sedang berlangsung di daerah tugasnya
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Person Managing Control of Work

• Memahami pekerjaan yang direncanakan, operasi/perawatan dan


prosedur pemberitahuan kondisi darurat
• Memfasilitasi, mereview, dan mendokumentasikan JSA
• Membuat dan/atau membantu dalam penyusunan izin dan rencana
kerja
• Mengkomunikasikan lingkup kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi
izin/rencana kerja kepada tim kerja
▪ Memantau tempat kerja secara reguler untuk memastikan bahwa
area kerja aman dan selamat
▪ Memfasilitasi penutupan kerja (yakni: diskusi lessons learn,
penutupan izin kerja, dll.)
▪ Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Permit Approver

• Memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur


pemberitahuan kondisi darurat
• Meninjau semua jenis permit dan rencana kerja sebelum
diterbitkan
• Meninjau dokumen JSA & Rencana Kerja
• Menerbitkan izin kerja umum dan khusus
• Berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan kerja (seperti
pertemuan operasi harian, dll.)
• Memastikan kondisi peralatan dan lingkungan kerja serta
pekerja dalam kondisi siap dan layak kerja
• Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)
Table Menentukan Kapan Izin/Rencana Kerja Diperlukan
Izin/Rencana Kerja Diharuskan dalam kondisi Contoh (termasuk namun tidak terbatas pada)
berikut
Pekerjaan dengan potensi signifikan untuk cedera, • Pekerjaan yang melibatkan pembobolan garis, peralatan atau
insiden atau loss of containment. bejand (vessel)
• Pekerjaan khusus (misal confined space entry, hot work,
excavation, diving, complex lifts, dll.)
Pekerjaan yang diidentifikasi mempunyai riwayat insiden • Operasi vacuum truck melibatkan cairan yang mudah menguap
dengan potensi bahaya dan risiko medium/high dan /atau mudah terbakar, material mudah meledak
• Pekerjaan memerlukan pelindung jatuh

Transfer pekerjaan dan tanggung jawab dari satu grup ke


grup lain • Transfer pekerjaan antar perusahaan & kontraktor
• Transfer pekerjaan antar departemen
Simultaneous operations (SIMOPs) • Kegiatan operasi dan pemeliharaan yang berlangsung di daerah
yang sama
• Kegiatan konstruksi dan operasi yang berlangsung di daerah yang
sama
• Operasi produksi dan drilling yang berlangsung di daerah yang
sama
Atas permintaan • Area Controller
• Person Managing Control of Work
• Tiap anggota team kerja
Menerbitkan Izin Kerja Umum

General Permit To Work (GPTW)


Persyaratan Izin Kerja Umum
• Dokumentasikan tugas pekerjaan yang akan dilakukan:

– Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan


– Uraian peralatan yang akan dikerjakan
SELALU
– Tanggal, jam dan lokasi kerja
Permit harus dalam bahasa yang
– Durasi izin kerja umum sesuai bagi tim kerja
• 5 hari kerja (disesuaikan dengan kebijakan perusahaan)
• Nomor referensi HIRADC/JSA
– Daftar prosedur operation, maintenance dan/atau drilling &
completion yang diperlukan, jika perlu
– Daftar permit khusus yang diperlukan
– Informasi SIMOP’S
▪ Dokumen lain yang diperlukan sebagai data
pendukung GPTW adalah:

– List Peralatan khusus (crane, alat berat, dll)


atau perkakas yang diperlukan

– Jelaskan kebutuhan pengujian gas (jika ada)

– Jelaskan kegiatan SIMOPs (jika ada)

– Jelaskan jika tambahan personil diperlukan


Izin Kerja Khusus
▪ Mengapa beberapa pekerjaan mengharuskan adanya izin kerja umum dan izin kerja khusus?

▪ Untuk pekerjaan apa saja izin kerja khusus diperlukan?

– Hot work
– Confined space entry
– Working at Height
– Electrical
– Excavation
– Commercial diving
– Isolation of Hazardous Energy
– Lifting
– Cold
– Etc.
Persyaratan Izin Kerja Khusus
• Dokumentasikan pekerjaan khusus yang akan dilakukan.

– Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan


– Uraian peralatan yang akan dikerjakan SELALU
– Tanggal, jam dan lokasi kerja Permit harus dalam bahasa
– Durasi izin kerja yang sesuai bagi tim kerja
• 8 jam tanpa validasi ulang
– Nomor referensi HIRADC/JSA
– Nomor referensi General Permit To Work
kepdirjen_binwasnaker_113_2006_pedoman_teknis_petugas_k3_ruang_terbatas

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.01/MEN/PPK/IV/2012


tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Ruang Terbatas / Confined Space

OSHA 29 CFR 1910.146 Confined Spaces Entry


American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2 1972)
• Sebagai penutup, sistem work permit pada dasarnya adalah
sebuah mandatory di Indonesia sebagaimana tercantjum di dalam
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), elemen 6
tentang keamanan bekerja berdasarkan SMK3 poin 6.1.5 menyatakan
bahwa “terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi” yang
berarti setiap perusahaan harus menerapkan system work permit
system apabila memiliki pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terkait
kegiatan yang ada di perusahaan tersebut.
Tugas 2

• Buatkan 2 contoh JSA dengan aktifitas yang berbeda

• Buatkan 2 contoh pengisian HIRADC dengan aktifitas yang berbeda

• Buatkan 2 contoh pengisian Izin Kerja (PTW)

Tugas dikumpulkan menggunakan file excel dan dikirimkan ke Panitia paling lambat tgl
26 oktober 2021 pukul 10.00 pagi
Safety First = Business First

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai