Anda di halaman 1dari 55

MANAJEMEN RISIKO

Disampaikan oleh
Irwan Sitorus
MANAJEMEN RISIKO

Bagaimana
Kenapa

Manajemen
Risiko

Untuk Apa
INTEGRASI MANAJEMEN RISIKO

RISIKO K3L

RISIKO RISIKO
REGULASI MARKET
INTEGRASI
MANAJEMEN
RISIKO
RISIKO RISIKO
KEUANGAN PROYEK

RISIKO
OPERASIONAL
Kenapa perlu
MANAJEMEN RISIKO
• Setiap pemilik perusahaan tentu tidak ingin bisnis yang
dijalankan mengalami masalah. Masalah K3L yang dihadapi
bisa datang dari mana saja seperti Manusia (Pekerja),
Proses Kerja, Mesin/Peralatan & Lingkungan Kerja.
APA ITU MANAJEMEN RISIKO?
• Manajemen risiko adalah upaya untuk meminimalisasi kerugian dan di
perusahaan dalam upaya mencegah kecelakaan kerja.

• Konsep manajemen risiko awalnya dikenal di bidang Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3) pada tahun 1980.

• Manajemen risiko juga disebut sebagai upaya mengelola risiko K3 &


Keamanan secara komprehensif, terencana dan terstruktur serta
sistematis untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan, kecelakaan
yang tidak diinginkan.

Referensi dari berbagai sumber :


• Peraturan Kepala BSN No.115 Tahun 2018 berbasis SNI ISO 31000
• (Irham Fahmi (2010:2); Djojosoedarso (2003:4); Djohanputro (2008,43); Soehatman Ramli, 2010: 39
• Australia/New Zealand Standards (1999);
• ISO 45001:2018; ISO 31000:2018 dan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
Tujuan Manajemen Risiko

• Mencegah dan atau mengurangi risiko yang mungkin /


dapat terjadi dalam aktifitas yang dikerjakan.

• Mencegah munculnya kembali risiko yang pernah terjadi

• Panduan terpenting dalam setiap aktifitas pekerja

• Disisi lain, pelaksanaan manajemen risiko melibatkan


segala cara yang tersedia bagi produktifitas pekerja maupun
keberlangsungan proses organisasi
Referensi dari berbagai sumber :
• Peraturan Kepala BSN No.115 Tahun 2018 berbasis SNI ISO 31000
• (Irham Fahmi (2010:2); Djojosoedarso (2003:4); Djohanputro (2008,43); Soehatman Ramli, 2010: 39
• Australia/New Zealand Standards (1999);
• ISO 45001:2018; ISO 31000:2018 dan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012
Manfaat Manajemen Risiko

• Melindungi pekerja dan bisnis dari kerugian atau kecelakaan kerja

• Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap


kegiatan yang mengandung bahaya

• Meminimalkan biaya kerugian untuk penanggulangan kejadian yang


tidak diinginkan

• Memberikan rasa aman untuk para pemegang saham mengenai


kelangsungan dan keamanan investasinya

• Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi


bagi setiap unsur dalam organisasi

• Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.


Bagaimana Menerapkan Manajemen Risiko

• Identifikasi potensi bahaya & risiko yang merupakan


upaya untuk mengenali, mengetahui, dan memprediksi
adanya bahaya pada suatu sistem, mesin / peralatan,
tempat kerja, proses kerja, dll.

• Penilaian risiko yang merupakan proses penentuan


tingkat risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan
prioritas pengendalian bahaya & risiko yang telah
teridentifikasi.

• Pengendalian bahaya & risiko yang menggunakan 5


hirarki pengendalian
Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
pengurus dan pekerja dalam melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:

• Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja


• Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk
kontraktor, outsourcing, pemasok, pengunjung, dan tamu
• Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
• Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja
Definisi
POTENSI BAHAYA

• ISO 45001 mendefinisikan potensi bahaya sebagai sumber atau situasi


maupun aktifitas yang berpotensi untuk menyebabkan cedera /
kematian (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja, kerusakan
property, lingkungan ataupun kombinasinya. (klausul 3.19)

• SMK3 PP 50/2012 (Lembar Penjelasan: pasal 11 ayat 4): yang


dimaksud dengan “potensi bahaya” adalah kondisi atau keadaan baik
pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja,
sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi
menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja.
POTENSI BAHAYA

Terdiri dari beberapa unsur yaitu:

• Sumber bahaya

• Faktor/Jenis bahaya
Sumber bahaya bisa muncul dari:

Manusia
Mesin / Peralatan
Metode Kerja
Material (bahan)
Lingkungan

4M & 1L (4M 1E)


Contoh potensi bahaya dari sumber yang bisa menyebabkan Insiden

1. Manusia: mengoperasikan alat angkat / angkut, kendaraan, kurang


pengalaman, kurang pengetahuan dan keterampilan, bersenda-
gurau, mengambil jalan pintas, kurang teliti, dll.
2. Mesin/Peralatan: kondisi peralatan tidak standar, menggunakan
peralatan yang tidak sesuai, mesin tidak dilengkapi dengan cover
pelindung, menimbulkan kebisingan, dll.
3. Metode Kerja: tidak bekerja sesuai SOP / JSA, tidak ada
SOP/instruksi kerja, tidak ergonomic, dll
4. Material: bahan kimia (cairan, padat, gas, serbuk, dll)
5. Lingkungan Kerja: Biologi, permukaan jalan kurang baik,
pencemaran udara, kebisingan, getaran, pencahayaan, cuaca panas
/ dingin, dll.
Ada banyak referensi faktor/jenis bahaya yang dapat
dijadikan rujukan ketika melakukan identifikasi bahaya,
diantaranya:

• ILO (International Labour Organization)


• OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
• CCOHS (Canadian Centre for Occupational Health and Safety)
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Biologi


• Faktor bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari jamur, virus,
bakteri yang merupakan penyebab mikron serta serangga, unggas,
binatang buas dan lainnya yang merupakan penyebab makro. Ada juga
bahaya yang disebabkan oleh tumbuh-tumbuhan beracun dan
berbahaya.

• Faktor bahaya ini mengancam tubuh secara langsung maupun


bertahap.
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Kimia


• Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang
berbentuk padat, cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan
turunannya, perstisida, aerosol, dll.

• Bahaya dan risiko dari semua bahan kimia dapat dilihat penjelasannya
di MSDS (material safety data sheet) yang selalu tercantum di semua
kemasan bahan kimia tsb. Risiko dari penggunaan bahan kimia tidak
hanya berdampak pada kesehatan saja, tetapi juga bisa menimbulkan
kecelakaan seperti ledakan, kebakaran, dll.
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Mekanik


• Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-
benda tajam, termasuk benda yang berukuran lebih besar dan berat
yang dapat menimbulkan risiko pada pekerja seperti tersayat, tertusuk,
terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan sebagainya.
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Fisik


• Merupakan bahaya yang berasal dari segala energi yang jumlahnya
lebih besar dari kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih
ini banyak berasal dari alat-alat kerja yang ada disekitar tempat kita
bekerja.

• Contohnya:
▪ kebisingan yang dapat berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi
(seperti speaker, mesin las, bahkan suara knalpot yang sudah
dimodifikasi juga termasuk dalam bahaya fisik), sehingga nantinya
pekerja tersebut berisiko menjadi tuli;
▪ getaran yang dapat berasal dari benda bergetaran tinggi seperti
mesin pembolong jalan, truk-truk besar, dsb, dimana dapat berisiko
kemandulan pada pria, rusaknya jaringan syaraf, bahkan hingga
lumpuh;
▪ energi listrik, radiasi ion dan non-ion, suhu ekstrim, dan sebagainya.
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Ergonomi


• Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain
kerja dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll.

• Contohnya, gerakan repetitif (berulang-ulang) seperti membungkuk-


berdiri-membungkuk, durasi dan frekuensi bekerja melebihi batas,
bekerja dengan postur tubuh yang janggal seperti berputar di area
pinggang, menunduk, pekerjaan yang mebutuhkan menjangkau terlalu
tinggi, mengangkat beban berat, statis duduk dipan komputer dalam
waktu lama, dll
Faktor/Jenis Bahaya K3

Faktor Bahaya Sosiologis dan Psikologis

• Faktor Bahaya psikologis dan sosiologis adalah bahaya yang timbul


akibat terganggunya psikologis dan sosiologis seseorang yang
diakibatkan oleh banyak hal seperti stres, kekerasan, pelecehan,
pengucilan, intimidasi dan emosi negative, beban kerja berlebih secara
kualitatif dan kuantitatif, ketidakjelasan peran, konflik peran, aksi
bullying, kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan dan himpitan
pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak masuk akal, persaingan kerja
tidak sehat, kerjaan yang monoton, jenjang karir tidak bagus, alat bantu
kerja yang tidak memadai, dll
Bahaya K3 terbagi menjadi dua kategori yaitu:

• Bahaya terhadap keselamatan

• Bahaya terhadap kesehatan


• Bahaya terhadap Keselamatan

▪ Bahaya keselamatan merupakan Potensi bahaya yang menimbulkan


risiko langsung pada keselamatan/dapat menyebabkan kecelakaan
kerja meliputi luka bakar, luka sayat, patah tulang, cedera punggung,
cacat atau bahkan kematian.

• Bahaya terhadap Kesehatan

▪ Bahaya kesehatan merupakan Potensi bahaya yang menimbulkan


risiko dampak jangka pendek / panjang pada kesehatan /
menyebabkan sakit akibat kerja misalnya kehilangan pendengaran
karena suara berisik, masalah pernapasan yang disebabkan oleh
paparan zat kimia / debu, dll

Referensi untuk bahaya terhadap kesehatan bisa mengacu ke:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7


TAHUN 2019 TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pengertian (Definisi)
Risiko
• Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas
terjadinya suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana
peristiwa tersebut menyebabkan suatu kerugian baik itu kerugian kecil
yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan bisnis dari suatu perusahaan.

• Risiko (risk) adalah akibat dan juga konsekuensi yang terjadi dari
sebuah proses/kegiatan (potensi bahaya) yang sedang berlangsung.

Referensi dari berbagai sumber :

• ISO Guide 73:2009, Risk management


• ISO 45001:2018;
• ISO 31000:2018;
• Soehatman Ramli, 2010: 64; Tarwaka (2014: 269)
Contoh
Potensi Bahaya – Risiko

Potensi Bahaya Risiko


Kabel arus listrik yang Tersengat orang
tidak terbungkus dan korban bisa pingsan /
pengaman fatality
Potensi Bahaya Risiko
Merokok di dekat BBM Percikan api rokok
mengenai BBM dan
menyebabkan kebakaran
Contoh
Potensi Bahaya – Risiko - Pengendalian

Potensi
Risiko Pengendalian (Control)
Bahaya
Bekerja di Pendengaran Gunakan hirarki
area berkurang / tuli pengendalian:
kebisingan a. Adm: Prosedur, rambu
88 db K3
selama b. APD (Gunakan Ear
efektif 6 jam Plug – Pelindung
pendengaran)
Definisi Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan perkalian antara tingkat


kekerapan/kemungkinan (probability) dan keparahan/konsekuensi
(severity) dari suatu kejadian yang dapat menyebabkan kerugian,
sehingga perlu ditentukan hirarki pengendalian dalam setiap potensi
bahaya dan risiko.

Nilai Risiko = Kemungkinan x Keparahan

Risk = Likelihood x severity

Risk = Probability x impact


Contoh Matriks Penilaian Risiko sesuai
guideline dari referensi
AS/NZS 4360 : Risk Management

AKIBAT/KEPARAHAN
No First Moderate/ Major/ Fatal/Catas
Injuries Aid/Minor Medical Cacat trophic
KEMUNGKINAN

Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
Likely
Besar kemungkinan terjadi M H H E E
Moderate
Dapat terjadi L M H E E
Unlikley
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
Rare
Jarang terjadi L L M H H

Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak


High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Medium : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Contoh
Matriks Penilaian Risiko
lainnya dari hasil
pengembangan setiap
perusahaan

Catatan:

Setiap Perusahaan mempunyai template


dan keterangan yang berbeda pada
Kolom Kemungkingan (Probabilitas) &
Kolom Keparahan (Severity)
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR & REVIEW


ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko
KEMUNGKINAN KEPARAHAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN
BAHAYA & RISIKO
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

1. Persiapan (Penentuan Konteks)


• Penentuan konteks akan memudahkan perusahaan
mengidentifikasi dan melakukan tahapan-tahapan selanjutnya.

• Beberapa penetapan konteks bisa berupa:

➢ Menetapkan Kebijakan tujuan, strategi, ruang lingkup dan


parameter dimana proses manajemen risiko harus dilaksanakan

➢ Pembuatan prosedur/instruksi kerja dari proses bisnis perusahaan

➢ Konteks isu K3L dari setiap proses bisnis secara internal dan
eksternal perusahaan

➢ Menentukan kriteria risiko seperti tingkat kemungkinan dan


keparahan risiko.
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Contoh: Penentuan Tingkat Kemungkinan


Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Contoh: Penentuan Tingkat keparahan


Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Contoh: Penentuan Tingkat Risiko


Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

2. Melakukan Identifikasi potensi bahaya dan risiko

• Identifikasi potensi bahaya & risiko dari setiap langkah kerja yang
bertujuan untuk mengenali dan mengetahui segala kemungkinan
risiko yang akan muncul / pernah ada.
• Beberapa hal yang dilakukan yakni:

➢ Masukkan list aktifitias dari proses pekerjaan, potensi bahaya dan


risiko yang kemungkinan berdampak pada bisnis perusahaan
➢ Membuat skenario proses kemungkinan kejadian berdasarkan
informasi gambaran hasil identifikasi
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

3. Penilaian Risiko (Analisa & Evaluasi)

• Tahapan ini dilakukan untuk menentukan nilai & tingkat suatu risiko
dengan mempertimbangkan kemungkinan (frekuensi aktifitas) dan
tingkat keparahan yang dapat terjadi untuk pengambilan tindakan
pengendalian.
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Penilaian Risiko (Analisa & Evaluasi)


Untuk menentukan tingkat atau level risiko, dapat menggunakan contoh panduan matriks
sesuai standar AS/ NZS 4360:

Keterangan:
Extreme High Risk (E): Sangat berisiko, dibutuhkan tindakan secepatnya
High Risk (H): Risiko tinggi, dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak
Medium Risk (M): Risiko sedang, tanggung jawab manajemen harus spesifik
Low Risk (L): Risiko rendah, ditangani dengan prosedur rutin
Evaluasi Risiko

Tahap evaluasi risiko, bertujuan agar perusahaan dapat menetapkan


keputusan berdasarkan hasil dari penilaian risiko dan menentukan
pengendalian apa saja yang diperlukan & prioritas pengendaliannya
berdasarkan tingkat/level risiko.

Hasil Penilaian Risiko

Apakah risiko bisa diterima? Apakah risiko tidak dapat diterima?


(acceptable risk?) (un-acceptable risk?)
ACCEPTABLE RISK

Nilai atau tingkat/level Risiko yang telah dikurangi ke tingkat yang


dapat ditoleransi/diterima oleh perusahaan dengan
mempertimbangkan kewajiban hukum/peraturan perundangan dan
juga kebijakan K3 di Perusahaan.
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

4. Pengendalian Risiko
• Pengendalian risiko merupakan tahapan paling penting sebagai penentu keseluruhan
manajemen risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi (mencegah / minimalisir) terjadinya risiko.

• Beberapa pilihan pengendalian yaitu :


a. Penurunan Risiko (risk reduction) pada prinsipnya dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Penurunan Kemungkinan/Frekuensi (likelihood/Probabilitas)


2) Penurunan Keparahan/Konsekuensi (Severity)

Untuk menurunkan kemungkinan dapat dilakukan dengan beberapa pengendalian


(control) seperti contoh Pengendalian Eliminasi, Subtitusi & Engineering (rekayasa):

1) Menghilangkan cairan di lantai, menghilangkan bagian yang tajam pada peralatan,


tidak menggunakan mesin yang bising, dll (eliminasi)
2) Memasang cover pada mesin yang bising / dipasang barrier pada area kerja dengan
risiko tinggi (Engineering/rekayasa)
3) Subtitusi: mengganti mesin yang tingkat kebisingan kebisinganannya di bawah NAB,
buat jalur khusus forklift & pejalan kaki, dll
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Pengendalian Risiko
a. Penurunan Risiko (risk reduction)

Untuk menurunkan keparahan dapat menggunakan cara pada umumnya dengan


pengendalian (control) admnistrasi & apd seperti:

1) Dengan mengadakan training, membuat prosedur/instruksi kerja, perlunya SIO


operator, Pengaturan waktu/shift kerja, Inspeksi dan pemeliharaan peralatan,
Monitoring lingkungan kerja secara rutin, toolbox meeting dll (administrasi)
2) Menggunakan ear plug pada area kerja yang bising / menggunakan jaket pada area
kerja yang dingin (APD)

b. Melakukan transfer terhadap risiko (Transferred Risk)

Transfer risiko dengan Mengasuransikan semua pekerja dan property perusahaan dan
pelaksana yang terlibat melalui BPJS/Asuransi lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

Pengendalian Risiko
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
Consider First

•Elimination
Manages the Risk •Substitution
•Engineering

•Administration
Manages the People
•PPE
Consider Last
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
Most ELIMINASI
Effective
If not possible
SUBTITUSI

If not possible

ENGINEERING

If not possible

ADMINISTRASI
If not possible
Least
Effective APD
Contoh Pengendalian Bahaya & Risiko
Eliminasi
Yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.
Contoh:
- Berhenti menggunakan bahan zat kimia beracun
- Meniadakan bagian yang tajam dari peralatan
- Menghilangkan aktifitas forklift dari sebuah area / menghilangkan mesin
yang menimbulkan kebisingan di atas NAB, dll

Subtitusi
Yaitu mengganti dengan peralatan / bahan / proses yang lebih aman
Contoh:
- Mengganti bahan serbuk dengan bentuk pasta
- Mengganti penggunaan bensin dengan solar
- Mengganti proses pengecatan spray dengan cara pencelupan
- Proses menyapu diganti dengan vakum
Contoh Pengendalian Bahaya & Risiko

Engineering (Rekayasa)
Contoh:
- Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)

- Pemasangan ventilasi udara di ruangan


- Pemasangan alat sensor otomatis pada pintu, mesin, dll
- Pemasangan cover pada mesin untuk mengurangi tingkat kebisingan
- Pembuatan jalur khusus pejalan kaki dan jalur lintas alat angkat
angkut
Contoh Pengendalian Bahaya & Risiko

Administrasi
- Pemisahan lokasi kerja

- Pergantian shift kerja


- Pemberlakuan sistim ijin kerja
- Pelatihan karyawan
- Housekeeping ( 5S/5R )
- Pemasangan rambu K3
- Membuat prosedur / instruksi kerja
- SIO (Lisensi) Operator
- Toolbox meeting

Pembatasan akses ke area kerja


Contoh Pengendalian Bahaya & Risiko

APD
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

5. Pemantauan dan Tinjauan ulang

• Pemantauan hasil manajemen risiko dilakukan pada saat pekerjaan


sedang berlangsung untuk mengetahui seberapa efektif hirarki
pengendalian dilakukan dan untuk memantau kemungkinan berbagai
perubahan yang dapat terjadi.

• Berbagai perubahan atau tindakan pengendalian yang kurang efektif,


kemudian akan ditinjau ulang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.

Bentuk pemantauan antara lain:


• program observasi
• program inspeksi
• program audit
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

6. Komunikasi dan Konsultasi

• Komunikasi adalah bagian terpenting dimana semua pihak yang


berkepentingan, mengetahui setiap informasi mengenai menajemen
risiko yang harus diketahui sejak awal (sebelum identifikasi) dan
setelah hasil manajemen risiko diterapkan diantaranya: manajemen,
pekerja, pemasok, kontraktor, dan masyarakat di sekitar perusahaan.

• Terakhir adalah konsultasi. Yakin dan percaya lah bahwa setiap


perusahaan memiliki risikonya masing-masing dan tentu dengan
perlakuan pengendalian yang bisa saja berbeda. Pastikan
perusahaan berkonsultasi dengan ahlinya.

• Dengan mengetahui dan memahami semua risiko yang ada di


lingkungan kerja, maka semua pihak diminta untuk bertindak dengan
hati-hati dan mengutamakan keselamatan dalam aktivitasnya.
Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan
Manajemen Risiko di Perusahaan

• Ingatlah, pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang kebal akan


risiko, akan tetapi perusahaan bisa mengelola risiko tersebut.

• Manajemen risiko akan membantu Perusahaan untuk menemukan


kesempatan atau peluang sebanyak-banyaknya guna menghindari
atau meminimalkan kerugian perusahaan. Manajemen risiko dapat
memberikan manfaat yang optimal jika diterapkan sejak awal
kegiatan.
Identifikasi bahaya dan risiko

Biologi- kemungkinan Radiasi- Cahaya yang ekstrim


kontaminasi bakteri
dalam APD Termal- suhu panas

Gravitasi – logam yang jatuh

Kimia- Asap dan uap

Termal - percikan dan api

Tekanan- selang propane & oksigen


Kimia- propane & oxygen

Elektrik - kabel listrik


Identifikasi bahaya dan risiko

Biologi - hewan beracun

Gerakan - pergerakan excavator


Elektrik - kabel listrik

Gerakan - pergerakan boom

Posisi orang di pijakan


yang tidak stabil Gerakan - pergerakan bucket

Elektrik - kabel bawah tanah

Gravitasi - tanah longsor


Identifikasi bahaya dan risiko

Radiasi - Monitor PC Elektrik – Kabel listrik


Mekanis – Alat pemotong

Gravitasi – Tumpukan Barang

Biologis – Serangga/Bakteri

Gravitasi – Terjatuh

Gravitasi – Rak lemari terbuka


Termal – Alat pemanas

Gravitasi – Tumpukan barang


Safety First = Business First

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai