Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN RESIKO

Proses Manajemen Resiko Pekerjaan Pembersihan Eksterior Gedung 4 Lantai


Menggunakan Gondola ( Sistem Perangkat Kebersihan Bangunan )

DISUSUN OLEH

NAMA

: MARKUS PUTRA JAYA SILALAHI

KELAS

: MANAJEMEN KONSTRUKSI 7B

NIM

: 1205141026

M. KULIAH

: MANAJEMEN RESIKO

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM PENDIDIKAN D-IV


PROGRAM STUDY MANAJEMEN KONSTRUKSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN

1. Ruang Lingkup :
Jika mengacu pada standart Working at height Procedure, metode yang umum adalah Rope
Access dan system BMU ( Building Maintenance Units ) atau di Indonesia disebut Gondola.
Jika mengacu pada fungsi Maintenance gedung, maka yang dimaksud dengan BMU
atau Gondola adalah alat atau sistem yang di instal di atas atap gedung, berfungsi
untuk mengantarkan pekerja Cleaning

Service atau Teknisi Gedung yang

akan

melakukan pekerjaan di sisi luar gedung dalam posisi Vertikal, Menuju kesemua arah
atau lokasi dimana mereka harus membersihkan kaca,dinding gedung atau perbaikan
lampu, dinding dan kaca atau konstruksi lainnya yang berada di sisi luar gedung. Seiring
dengan perkembangan zaman, banyak berdiri gedung gedung pencakar langit di kota-kota
besar di seluruh dunia, yang mana gedung-gedung tersebut setidaknya memiliki lebih dari 6
lantai yaitu lebih dari 30 meter. Contohnya seperti di Jakarta. Sebagai ibukota Negara, Jakarta
memiliki puluhan gedung-gedung bertingkat dengan berbagai kegunaan yakni gedung
perkantoran, hotel, apartment, mall, rumah sakit, gedung kampus dan masih banyak lagi.
Gedung dengan ketinggian yang melebihi 30 meter atau setidaknya lebih dari 6 lantai
membutuhkan perawatan agar eksterior gedung tersebut tetap terlihat bersih. Maka dari itu
jasa cleaning service dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut dan pekerjaan ini
mengharuskan pekerja cleaning service bekerja diluar gedung menggunakan Gondola.
Pekerjaan dimulai dari lantai paling atas menuju ke lantai dasar.
Gondola Special Application
- Curved Rail
- Single Rail
- Hinging Arms
- Track Chain
- Collapsable Cradle
- Special Design Gondola
- Parapet Mounted

2. Identifikasi Resiko :
a. Apa yang dapat terjadi
Tingkat resiko pekerjaan Pembersihan Eksterior Gedung 4 Lantai Menggunakan
Gondola cukup tinggi. Kasus korban tewas akibat jatuhnya gondola cukup sering terjadi, data
Asosiasi Ahli Keselamatan Kerja Bangunan Tinggi (A2K2BT) menunjukkan tingkat
kecelakaan kerja di ketinggian di Indonesia merupakan terbanyak nomor dua setelah
Tiongkok. Tercatat lima kecelakaan per hari.
Berikut daftar-daftar resiko yang dapat terjadi :
1. Pekerja terjatuh dari gondola
2. Terkena pecahan kaca jendela yang tiba tiba pecah
3. Pingsan atau kelelahan
4. Pekerja phobia ( takut akan ketinggian )
b. Bagaimana dan mengapa itu terjadi
Faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab ataupun yang dapat mempengaruhi
timbulnya resiko adalah :
1. Pekerja yang kelelahan karena pekerjaan yang berulang-ulang
2. Ruang gerak pekerja kurang karena ukuran gondola yang sempit
3. Stress karena bekerja di tempat yang tinggi
4. Berdiri dalam waktu yang lama
5. Bising, debu yang terjatuh dari dinding , polusi, panas, kelaparan, serta factor cuaca
yang tidak mendukung seperti hujan ataupun angina kencang.
6. Kaki tertimpa peralatan kebersihan yang terjatuh dari dinding maupun kaca yang
sedang dibersihkan

3. Menganalisis tipe resiko


Sebelum melakukan analisis terhadap resiko pekerjaan, semua resiko harus dibuat kedalam
tingkatan resiko agar dapat dikelompokan dalam tingkatan apa kecelakaan tersebut.
Dampak :

-Sangat Rendah (SR)


-Rendah (R)
-Cukup (C)
-Tinggi (T)

Setelah selesai dibuat tingkat suatu kecelakaan proyek berdasarkan huruf, maka selanjutnya
adalah mengelompokkan tingkat suatu kecelakaan/ dampak yang terjadi didalam pekerjaan
proyek tersebut.
Variabel Resiko

Sangat

Renda

Rendah

1. Pekerja terjatuh dari gondola


2. Terkena pecahan kaca jendela yang tiba tiba pecah
3. Pingsan atau kelelahan
4. Pekerja phobia ( takut akan ketinggian )

Cukup

Tinggi

4. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko adalah membandingkan tingkat resiko yang telah dihitung pada tahapan
analisis resiko dengan kriteria standart yang digunakan. Hasil evaluasi resiko diantaranya
adalah:
a. Resiko yang ada itu sangatlah penting karena ketika kita sudah mengetahui resiko yang
akan terjadi maka kita sudah bisa membuat pengendalian di catatan-catatan kecil.

b. Kerugian yang mungkin terjadi akibat resiko tersebut adalah dalam parameter biaya
dimana pemilik gedung tersebut akan mengalami kerugian karena membiayai biaya rumah
sakit ataupun tanggungan sampai pulih kembali dan juga parameter bagi lingkungan.

5. Pengendalian Resiko
Alternatif-alternatif pengendalian yang dapat dilakukan adalah
1. Meminimalkan Prioritas Bahaya
-Mematuhi SOP (Standart Operation Procedure) dan memahami panduan teknis
bekerja sesuai dengan standart
Contoh SOP Gondola :

Pemeriksaan Alat
-Memeriksa semua bagian gondola secara visual, dan mencatat dalam daftar atau checklist.
-Memeriksa kondisi kompresor secara visual
-Memeriksa wire sling, penyangga gondola, dan manila rope

Pemasangan Alat
-Menentukan posisi penyangga utama pada struktur dan melakukan pemeriksaan
kekuatan struktur terhadap beban gondola.
-Memasang kabel penyangga gondola (wire sling dia.18mm) struktur yang telah
ditentukan, misalnya pada handrail di atas atap tangki secara melingkar. Pastikan
struktur tersebut mampu menahan beban gondola beserta beban yang diangkut.
-Menghubungkan kabel penyangga gondola (wire sling dia. 18mm) yang lain dari handrail di
atas atap tangki ke penyangga gondola. Penyangga gondola ini akan dipasang di tepi atap
tangki
-Memasang kabel utama (wire sling 8mm) ke penyangga gondola dan mesin gondola
-Memasang kabel keselamatan (wire sling 8mm) ke penyangga gondola dan safety box
gondola

-Memasang selang angin 3/4 dari kompresor ke mesin gondola. Pastikan panjang
selang angin mencukupi serta bebas dari himpitan beban lain, tertekuk, dan tertarik.
-Memeriksa kembali semua bagian-bagian gondola yang telah terpasang sebelum
dioperasikan

Inspeksi Alat
-Inspeksi alat-alat gondola dilakukan oleh pihak yang berwenang.
-Inspeksi beban aman (safety load) dilakukan oleh pihak yang berwenang disesuaikan
dengan kapasitas yang dijinkan
-Hanya gondola yang telah lulus inspeksi yang boleh dipergunakan.

Pengoperasian Gondola
-Menyalakan kompresor untuk memperoleh tekanan udara yang dibutuhkan untuk suplai
udara gondola
-Memeriksa suplai udara pada mesin gondola dengan menekan tuas udara masingmasing mesin gondola pada posisi gondola bergerak turun
-Operator atau pemakai gondola wajib memakai full body hardness yang dihubungkan
dengan manila rope dan/atau tali keselamatan dengan benar, sebelum mengoperasikan
gondola

Menaikkan gondola :
-Kunci udara masing-masing mesin gondola diposisikan naik secara bersamaan
-Tuas udara ditekan secara bersamaan sampai gondola bergerak naik

Menurunkan gondola
-Kunci udara masing-masing mesin gondola diposisikan turun secara bersamaan
-Tuas udara ditekan secara bersamaan sampai gondola bergerak turun
-Pada

kondisi

gondola

macet

atau

mesin

kompressor

mati,

yang

mengakibatkan suplai udara bertekanan terganggu atau tidak ada sehingga gondola
tidak dapat dioperasikan, maka operator atau pemakai gondola dapat mengoperasikan

mesin gondola secara manual dengan menggunakan engkol yang telah disiapkan untuk tiap
mesin gondola
-Pengoperasian mesin gondola secara manual dengan cara memutar engkol
tersebut

sesuai

dengan

kebutuhan

untuk

turun

maupun

naik

secara bersamaan

sesuai dengan arah tujuan


-Setelah pemakaian gondola selesai, maka gondola harus ditempatkan di atas tanah, pada
tempat yang telah ditentukan dengan kondisi mesin gondola telah dimatikan atau tidak
ada udara bertekanan dalam mesin gondola tersebut.

Pemeliharaan Gondola
Setelah pemakaian gondola

selesai, periksa kembali kelengkapan

dan keandalan

gondola. Bersihkan mesin-mesin gondola, wire sling, bracket gondola dari kotoran
akibat pekerjaan blasting, cleaning atau painting sehingga gondola akan siap dipakai
kembali pada waktu berikutnya.
-Periksa kembali mesin-mesin gondola secara periodik (disarankan secara mingguan).
Ganti spare part yang dirasa sudah aus atau telah rusak
-Periksa wire sling secara periodik (disarankan secara mingguan). Buat catatan
pemeriksaan terhadap kondisi wire sling, pastikan wire sling dalam kondisi prima untuk
menahan beban yang telah ditentukan
-Pemeriksaan manila rope atau tali keselamatan harus dilakukan setiap hari sebelum
mengoperasikan gondola

Pembongkaran Gondola
Setelah pekerjaan yang menggunakan gondola selesai, maka gondola akan dibongkar
dengan hati-hati dan kemudian dikemas dengan baik.
-Menetapkan standarisasi Gondola
-Menggunakan alat pengaman standar K3 yang telah ditetapkan
-Menggunakan tali pengaman tubuh

2. Mengurangi Probabilitas
-Sling safety gondola : harus diperhatikan kerapuhannya, jangan digunakan
tanpa mengecek terlebih dahulu
-Blogstop : Periksa apakah gondola layak dipakai atau tidak dengan cara
memirinngkan gondola pada ketinggian 2 meter. Jika terkunci berarti blogstop berfungsi
dengan baik demikian sebaliknya.
-Beban atas : jika beban diatas gondola melebihi beban yang disyaratkan,
gondola putus, sling sebelah gondola pun miring maka arm yang satu cukup menahan
gondola dengan satu sling penyanggah.
-Safety Area
Jika kita sedang bekerja diatas gondola lebih aman dan terjaga, maka batasi
lalulalang orang atau kendaraan lain tepat dibawah kita. Jika hal tersebut tidak dapat
dilakukan maka pastikan orang yang berjalann dibawahnya dalam keadaan aman.

Anda mungkin juga menyukai