TANAH&LIMBAH B3
Disampaikan Oleh:
Siti Rohmah
Dalam Diklat Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
September 2011
BIODATA
Nama : Siti Rohmah
Pendidikan : Teknik Lingkungan
Instansi : WIDYAISWARA - KLH
Alamat : Vila Pamulang, DH8/7
Telp. : 0815 138 138 07/
0812 1993 0970
Email : rohmah_h@yahoo.com
Standar Kompetensi
Peserta memahami teknik sampling
limbah B3 sesuai prosedur standar
sehingga data yang dihasilkan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah
dan hukum
Indikator Keberhasilan
“HUKUM”
Parameter Lingkungan, Metode Pengambilan
Contoh dan Pengujian, Peralatan,
Laboratorium sesuai dengan baku mutu dalam
peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup
1. Apa Jenis polutan ( chemical ) ?
2. Dari mana sumber polutan ?
3. Kapan polutan dilepaskan kelingkungan ?
4. Karakteristik polutan ?
5. Fate (proses/perilaku) polutan setelah
berada dilingkungan ?
6. Teknik sampling
7. Siapa yang bertanggung jawab ?
8. Perkiraan biaya (cost) ?
Perencanaan Sampling
a. Tujuan pengambilan contoh uji
b. Disain sampling meliputi
a. Penentuan lokasi (Peta dll)
b. Penentuan titik dan jumlah titik sampling
(GPS)
c. Waktu dan frkuensi pengambilan sampel
d. Homogenitas sampel
e. Pengendalian mutu lapangan
f. Penentuan parameter uji
g. Penentuan metode sampling
h. Biaya pengambilan sampel
Persiapan
Pengambilan contoh uji
• Personil yang kompeten
• Botol sampel, pengawet, label, spidol
• Kotak penyimpan sampel, ice box dll,
• Alat pengambilan contoh uji
• Peralatan penunjang; sepatu boot dll
Pelaksanaan Sampling
• Pengambilan
• Pelabelan
• Pengawetan
• Transportasi
• Penyimpanan
• Dokumentasi contoh
Persyaratan Alat
Dan Wadah (1)
Wadah contoh uji bergantung kepada
kebutuhan dan jenis contoh uji
Bahan dasar wadah harus tidak bereaksi
dengan limbah yang menyebabkan
kontaminasi, tidak mudah pecah atau
bocor akibat reaksi kimia yang terjadi
dalam limbah.
Untuk limbah B-3 dan tanah digunakan
wadah yang terbuat dari plastik (polietilen,
polipropilen, polikarbonat, teflon, polivinil
atau polimetilpentana) atau gelas.
Persyaratan Alat
Dan Wadah (2)
Untuk pengujian parameter organik,
sebaiknya limbah disimpan dalam wadah
etilen propilen terflorinasi.
2-8 2
9 - 27 3
28 - 64 4
65 - 125 5
126 - 216 6
17
Total drum limbah Drum limbah
yang diambil
217 - 343 7
344 - 512 8
513 - 729 9
730 - 1000 10
asiah/2008
1001 - 1331 11 18
Cara pengambilan sama seperti pada wadah atau drum
Pengambilan contoh uji dengan sistem grid 3 atau 2
dimensi
Pada tangki tertentu hanya dapat dilakukan pengambilan
contoh pada bagian sisinya, atau hanya pada
lubang/kran/valve inspeksi dan diambil secara acak melalui
kran inspeksi berdasarkan waktu tertentu.
Bagian tertentu dari limbah dalam tanki dapat terambil,
sehingga dapat mewakili contoh uji limbah yang berada
dalam tanki tsb
Catatan
Bila mobil tanki sebagai wadah maka diperlakukan seperti
halnya wadah tanki. 19
Limbah pada lagoon biasanya
berupa slurry (semi padat) atau
sludge basah
Limbah pada landfill umumnya
padatan
Menbuat peta landfill atau lagoon
kemudian membaginya menjadi 2
dimensi & dinomori, setelah itu
dilakukan pengambilan.
Untuk kolam yang limbahnya cair
atau slurry metode pengambilan
disarankan sama seperti yang
dilakukan pada tanki.
Peralatan yang cocok untuk
pengambilan contoh uji di landfill
dan lagoon adalah auger
20
Grid 3 dimensi untuk pemilihan sel
pengambilan contoh uji
21
Secara grid 3 dimensi dan 2
dimensi
Bila limbah homogen, mudah
dijangkau dan dari satu proses
Bila tidak homogen, diambil
secara vertikal
Beri nomor dan diambil secara
acak
22
• Luas timbunan dan kemudahan akses
merupakan pertimbangan penting
perencanaan strategis sampling.
• Karena sampling yang ideal bila ada
kemudahan untuk menjangkau semua
bagian timbunan limbah
• Pengambilan contoh uji dapat dibagi
menjadi sistem grid tiga dimensi diberi kode
(nomor) dan dipilih secara acak
23
24
Limbah B-3 berupa cairan pada
IPAL diambil pada saluran limbah
sebelum masuk ke IPAL (inlet) dan
saluran yang keluar dari IPAL
(outlet).
METODE
VARIASI
TEKNIK tergantung
Type Sampel
SAMPLING PERALATAN (dist&undist)
Type tanah
26
JENIS TANAH:
Undisturbed soils (sebagai
kontrol)
Mechanically disturbed soils
(tanah tercemar)
27
Sangat penting untuk mendapatkan
karakteristik tanah yang akurat
28
1. Exploratory Sampling
Digunakan untuk asesmen tanah secara
kualitatif untuk mengevaluasi dampak yang
terlihat
Pengambilan di lokasi dengan jenis tanah
disturbance (terganggu/tercemar)
Penentuan titik pengambilan dilakukan secara
penunjukkan langsung (judgemental
sampling)
29
Exploratory Sampling
SITE
Daerah tercemar
Titik sampling
30
Exploratory Sampling lanjutan)
Membutuhkan daerah kontrol minimal 2 titik
sebagai pembanding
Jenis contoh exploratory sampling diantaranya:
Single-industry waste site (komposisi limbah
dan daerah yang tercemar diketahui)
Small waste site (jenis polutan tidak diketahui
tapi daerah tercemar diketahui)
Chemical spills (daerah tercemar diketahui
melalui perubahan warna dan matinya
vegetasi)
31
2. Simple Random Sampling
Metode sampling acak sederhana
memungkinkan kombinasi jumlah
contoh dan titik pengambilan yang
memiliki jenis disturbance atau
gangguan yang sama.
Untuk area <0.5 ha jumlah titik
pengambilan adalah 5 – 10 titik
Untuk area >0.5 ha, jumlah titik
pengambilan aadalah 25 titik
Lebih dari 25 titik, presisi mulai menurun
32
Simple Random Sampling (lanjutan)
Site
33
3. Stratified Random Sampling
Total area dibagi mejadi beberapa strata atau
sub populasi dimana contoh acak diambil di
setiap stara.
Lebih teliti dibanding Random Sampling
dimana dapat menghilangkan variasi
kesalahan dalam pengambilan (sampling
error).
Pembuatan strata dapat berdasarkan
topografi, jenis vegetasi, jenis tanah, perkiraan
konsentrasi polutan atau jenis prosedur clean-
up yang berbeda.
34
Stratified Random Sampling (lanjutan)
Dalam merancang kegiatan sampling dengan
metode stratified random sampling, harus
dipastikan:
Setiap strata tidak boleh overlap
Jumlah titik contoh dan jumlah contoh
setiap strata sama
Lokasi pengambilan contoh secara acak
tergambar dalam perencanaan
35
Stratified Random Sampling (lanjutan)
Stratum 1
Stratum 2
36
Stratified Random Sampling (lanjutan)
4. Systematic Grid Sampling
Suatu disain dimana titik-titik pengambilan terletak pada
jarak yang sama dengan interval tertentu untuk dapat
menjangkau seluruh populasi contoh yang diharapkan dan
memiliki keteraturan untuk setiap titiknya.
Penentuan titik pengambilan lebih mudah dibanding
random sampling.
Untuk pengambilan contoh pada titik yang pertama harus
dilakukan secara acak
Metode ini dapat menggantikan metode random dan
stratified sampling, tetapi metode random dan stratified
sampling tidak dapat mewakili metode systematic or grid
sampling
38
Systematic Grid Sampling (lanjutan)
SITE
39
Systematic or Grid Sampling (lanjutan)
SITE
40
5. Composite sampling
Digunakan apabila hanya nilai rata-rata
dari suatu unsur dalam tanah yang
diinginkan dan dapat mengurangi biaya
analisis.
Sejumlah contoh uji yang diambil dari
setiap populasi dicampurkan menjadi
satu sebagai composite sample.
Polutan yang terkandung diperkirakan
sama dan stabil dalam contoh uji
41
Composite Sampling (lanjutan)
SITE
42
Metode
Metode yang umum dipakai dalam
pengambilan contoh uji tanah di suatu area
adalah dengan cara pengambilan 5 porsi
tanah dalam pola “Z” seperti pada gambar;
Sample Komposit.
Tanah atau contoh uji dari lima titik sampling
digabung menjadi satu diatas lembaran
lauminium foil. Tanah kemudian diaduk sampai
homogen, kemudian ditata menjadi bentuk
lingkaran A seperti pada gambar:
45
Jenis Peralatan
Sampling Limbah B3
46
Galvanized steel sampler Soil pH meter
47
Core sampler
Coring Tube
48
Jenis Alat Sampling B-3
Coliwasa,
untuk limbah cair dan
slurry
Weighted bottle
sampler,
untuk limbah cair
dan slurry
Dipper,
untuk limbah cair,
butiran dan slurry
Trier,
untuk limbah
padat,sludge,
butiran
Jenis Alat Sampling B-3
Thief,
untuk limbah
padat dan
butiran
Auger,
untuk limbah
berbentuk pasir
atau granuler
Eckman grab,
untuk sedimen dan
sludge pada dasar
kolam atau perairan
VOLUME/BERAT SAMPEL
Volume atau berat contoh uji yang diambil
disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
10/12/2011 60
Sekian
Semoga Bermanfaat
Pusdiklat