Anda di halaman 1dari 33

SAMPLING TANAH

Abdul Slamet Barokah ( 140603150003 )


Fitrianisa Pebriani Catur Ananda
( 140603150006)
Diene Noor Haerani ( 140603150009 )
Ajeng Dewi ( 140603150013)
Silmina Prastriyati Sari ( 140603150016 )
Fitri Aulia Rachman ( 140603160018 )
Muhammad Raikhan Nurafianto
( 140603150022 )
Muhamad Abidin ( 140603150025 )
TANAH
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan
yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang
berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan,
selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah
yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN

Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di laboratorium


dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif lebih
banyak.
Kelemahan penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium, antara lain dapat
terjadi penyimpangan data akibat pengambilan contoh tanah yang tidak tepat,
metode, waktu pengambilan maupun jarak tempuh pengiriman contoh tanah
ke laboratorium yang terlalu lama/jauh, sehingga menyebabkan kerusakan
contoh tanah.
SIFAT FISIK TANAH YANG DAPAT
DITETAPKAN
Berat volume (BV)
Berat jenis partikel (PD = particle density)
Tekstur tanah
Permeabilitas tanah
Stabilitas agregat tanah
Distribusi ukuran pori tanah termasuk ruang pori total (RPT), pori
drainase, pori air tersedia
Kadar air tanah
Kadar air tanah optimum untuk pengolahan
Plastisitas tanah, pengembangan atau pengerutan tanah (COLE =
coefficient of linier extensibility)
Ketahanan geser tanah.
TUJUAN

Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah


dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik
pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat
fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau
jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah.
PRINSIP

1. Penetapan di laboratorium dibandingkan metode lapangan


Di laboratorium, semua fasilitas pendukung seperti, listrik, gas, dan air
tersedia, serta suhu mudah dikontrol. Perlengkapan baku, seperti
timbangan, dan oven lebih siap daripada di lapangan. Selain itu dapat
menghemat waktu bekerja.
PRINSIP

2. Kesalahan, keragaman, dan ketepatan


Para peneliti dihadapkan dengan data yang diperoleh dari hasil
penelitiannya, apakah terjadi penyimpangan atau seberapa besar
ketepatan analisisnya, dan bagaimana keragaman datanya.
PRINSIP

3. Keragaman tanah di lapangan


Sifat-sifat tanah bervariasi menurut tempat dan waktu, yang dapat
disebabkan oleh hasil akhir dari proses yang terjadi secara internal atau
alami dan pengaruh dari luar, misalnya intervensi manusia. Proses yang
sifatnya internal berkaitan dengan faktor-faktor geologi, hidrologi, dan
biologi yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah. Pengaruh luar
terhadap sifat-sifat fisik tanah seperti pengolahan tanah dan jenis
penggunaan lahan dapat diuraikan menurut ruang dan waktu.
PENGARUH RUANG DAN WAKTU
TERHADAP SIFAT-SIFAT FISIK TANAH:
SP = f(x, y, z, t)

dimana:
SP adalah sifat fisik tanah apa saja, misalnya kelembapan tanah, suhu, berat
isi tanah. Simbol f diartikan sebagai fungsi dari; x, y, z adalah koordinat
Cartesian; dan t adalah waktu. Hal ini menunjukkan, bahwa pengukuran satu
sifat fisik tanah di lapangan harus mempertimbangkan waktu dan posisi
pengambilan contoh tanah, atau pengukuran sifat fisik tanah tertentu.
Perbedaan nilai pengukuran yang disebabkan oleh faktor x, y, dan z disebut
sebagai variasi menurut ruang (spatial variability), sedangkan perbedaan nilai
pengukuran akibat pengaruh faktor t disebut sebagai variasi menurut waktu
(temporal variability).
4HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENGAMBILAN CONTOH TANAH ATAU
PENGUKURAN SIFAT FISIK TANAH TERTENTU
DI LAPANGAN:
1. Waktu pengambilan contoh tanah (t)
2. Kedalaman pengambilan contoh atau pengukuran (z)
3. Posisi di antara barisan tanaman (x)
4. Posisi di dalam barisan tanaman (y).
PRINSIP
4. Contoh tanah pewakil
Perlu dicari volume dan jumlah
contoh tanah yang tidak kecil,
tetapi juga tidak terlalu besar
namun dapat menggambarkan
kondisi sifat fisik tanah
sebenarnya di lapangan. Konsep
keterwakilan contoh tanah
tersebut disebut representative
elementary volume. Pada kondisi
REV seperti ini, setiap
penambahan volume dan jumlah
contoh tanah tidak akan
merubah secara nyata nilai
pengamatan atau cenderung
konstan.
METODE PENGAMBILAN CONTOH TANAH
UTUH DAN CONTOH TANAH TERGANGGU
PERALATAN

Jenis Contoh Jenis Alat


Tanah
Contoh tanah utuh Tabung logam
(undisturbed soil kuningan atau
sample) tembaga (ring
sample),
sekop/cangkul,
pisau tajam tipis
Contoh tanah Cangkul, kotak
dengan agregat contoh
utuh (undisturbed
soil aggregate)
Contoh tanah Cangkul dan atau
terganggu bor tanah, kantong
METODE PENGAMBILAN CONTOH TANAH
UTUH DAN CONTOH TANAH TERGANGGU
CONTOH TANAH UTUH
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan
tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya
hampir menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan
untuk penetapan angka berat volume (berat isi, bulk density).
Untuk memperoleh contoh tanah yang baik dan tanah di dalam tabung tetap
seperti keadaan lapangan (tidak terganggu), maka perbandingan antara luas
permukaan tabung logam bagian luar (tebal tabung) dan luas permukaan tabung
bagian dalam tidak lebih dari 0,1. Perbandingan luas permukaan tabung bagian
dalam dan tabung bagian luar dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana:
Dl adalah diameter tabung bagian luar
Dd adalah tabung bagian dalam
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH

1. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.


2. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan
tanah dengan pisau.
3. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan
menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat
bagian masuk ke dalam tanah.
4. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.
5. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.
6. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar
tanah di bawah tabung ikut terangkat
7. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan
permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris
dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.
8. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan
lokasi pengambilan contoh tanah.
PENGANGKUTAN CONTOH TANAH

1. Contoh tanah dalam tabung tertutup plastik disusun di dalam peti (kotak)
yang terbuat dari kayu atau karton dengan tumpukan maksimum empat
buah tabung contoh
2. Di bagian dasar peti dan di atas contoh tanah diberi pelindung dari gabus
atau bahan lain untuk mengurangi getaran selama pengangkutan.
3. Contoh dalam peti dikirim ke laboratorium menggunakan angkutan darat,
laut, atau udara. Untuk pengiriman melalui pos atau jasa pengiriman lain
sebaiknya digunakan peti dari kayu.
CONTOH TANAH AGREGAT UTUH

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami
yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi
analisis indeks kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil menggunakan
cangkul pada kedalaman 0-20 cm.
CONTOH TANAH TERGANGGU

Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa


(disturbed soil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan
menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu
sebanyak 1-2 kg. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan
analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis,
batas kerut, dan lain-lain.
STATISTIK PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
Perkiraan ketelitian

dimana: x adalah rata-rata nilai


pengukuran yang merupakan penduga
untuk . Nilai s2 adalah perkiraan tidak
bias, sehingga jika dibuat perkiraan dari
sejumlah contoh yang bebas
(independent), maka rata-rata hitung
dari nilai s2 yang diperoleh akan
mendekati nilai keragaman sebenarnya
KERAGAMAN SIFAT-SIFAT FISIK
TANAH
Keragaman Sifat-sifat tanah
Terendah (koefisien keragaman < 15 %) Warna tanah (hue dan value), pH tanah,
Ketebalan horizon A, Kandungan debu
total, Batas plastisitas
Sedang (koefisien keragaman 15-35 %) Kandungan pasir total, Kandungan liat
total, Kapasitas tukar kation, Kejenuhan
basa, Struktur tanah (grade dan class),
Batas cair, Kedalaman dengan pH
minimum, Ekivalen kalsium karbonat
Tertinggi (koefisien keragaman > 35 %) Horizon B2, Warna tanah (chroma),
Kedalaman karatan, Kedalaman
pencucian (karbonat) Na, Ca, Mg, dan K
dapat tukar, Kandungan liat halus,
Kandungan bahan organik Indeks
plastisitas , Kandungan garam terlarut,
Konduktivitas hidrolik, Kandungan air
tanah
PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Dalam hal perencanaan pengambilan contoh tanah, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Maksud pengambilan contoh: sasaran wilayah, sasaran waktu, sasaran peubah, sasaran
parameter;
2. Kendala-kendala: finansial, logistik, dan operasional;
3. Cara pengambilan contoh: bentuk contoh dan tujuan pengambilan contoh;
4. Cara-cara penetapan: pengukuran lapangan dan/atau analisis laboratorium;
5. Rancangan pengambilan contoh: ukuran sampel dan bagaimana lokasi sampel dipilih;
6. Titik pengambilan contoh terpilih;
7. Membuat susunan pencatatan data dan pekerjaan lapangan;
8. Metode analisis statistik;
9. Dugaan biaya operasional dan ketepatan hasil.
SUMBER KESALAHAN

Kesalahan dalam pengambilan contoh tanah meliputi tiga katagori umum,


yaitu:
1. Kesalahan pengambilan contoh
Kesalahan pengambilan contoh adalah kesalahan yang timbul karena
contoh tanah diambil terlalu sedikit dibandingkan dengan luas areal atau
populasinya. Hal ini disebabkan oleh variasi antara unit-unit populasi
dalam suatu populasi. Kesalahan ini dapat dihilangkan hanya dengan
memasukkan seluruh populasi sebagai contoh.
2. Kesalahan seleksi
Kesalahan seleksi timbul dari sesuatu kecenderungan untuk memilih
beberapa unit-unit dari populasi dengan peluang lebih besar atau lebih
kecil dari yang seharusnya, misalnya kecenderungan untuk menghindari
tempat berbatuan, atau mengambil contoh berlebihan pada batas antara
dua jenis tanah di lapangan.
3. Kesalahan penetapan
Kesalahan penetapan adalah kesalahan yang disebabkan oleh kegagalan
dalam melakukan penetapan untuk menghasilkan nilai yang benar,
termasuk kesalahan dalam pengacakan serta adanya bias, yang biasanya
disebabkan karena contoh tidak independen (saling mempengaruhi).
BEBERAPA METODE STATISTIK
DALAM PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
1. Pengambilan contoh acak
sederhana/simple random sampling
(SRS)
. Aturan pengacakan. Tidak ada
batasan dalam menentukan jumlah
contoh tanah yang dipilih. Semua
titik pengambilan contoh memiliki
peluang yang sama dan saling
bebas satu sama lainnya.
BEBERAPA METODE STATISTIK
DALAM PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
Penarikan kesimpulan secara statistik

dengan n = jumlah contoh, yi nilai contoh ke-i.

Pengambilan contoh tanah dengan metode SRS


lebih sederhana, mudah dan cepat serta data
yang diperoleh akan dapat mencerminkan
keadaan tanah yang sebenarnya, jika contoh
tanah diambil pada lahan bertopografi datar
dengan jenis tanah sama, yang diperkirakan
sifat-sfat fisik tanahnya homogen, atau
perbedaannya tidak nyata.
b. Penarikan kesimpulan secara
BEBERAPA METODE STATISTIK statistik.
DALAM PENGAMBILAN CONTOH Nilai tengah, spatial cumulative
distribution function (SCDF) dari
TANAH suatu area diperkirakan dengan
rumus:
2. Pengambilan contoh secara
terstrata/stratified sampling
(StS)
a. Aturan pengacakan
Dalam pengambilan contoh Dengan:
terstrata, area dibagi ke dalam sub- L = jumlah strata,
area, disebut strata, masing- Ah = luas strata h;
masingnya diperlakukan seperti A =contoh
total area;
dalam SRS dengan jumlah contoh Pengambilan tanah dengan metode StS
ditentukan sebelum pengambilan lebih tepaty dilakukan
= rata-rata contoh
pada arealnilai stratum
survei h.
secara
contoh. Teknik pemilihan. sekuen bergerak dari dataran tinggi sampai
Perhitungan SRS digunakan untuk dataran rendah/pantai yang diperkirakan sifat
masing-masing stratum secara tanahnya berbeda berdasar perubahan ketinggian.
terpisah. Dengan pengambilan contoh terstrata
berdasarkan ketinggian tempat, maka hasil
analisis tanah yang diperoleh diharapkan dapat
BEBERAPA METODE STATISTIK
DALAM PENGAMBILAN CONTOH b. Penarikan kesimpulan secara
TANAH statistik.

3. Pengambilan contoh secara


kelompok/cluster sampling
(CS)
a. Aturan pengacakan Dengan:
Dalam cluster sampling, tentukan n = jumlah dari kelompok,
set-set terpilih, yang diacu y i = rata-rata contoh kelompok dari
Pengelompokan secara spasial ini mengurangi
sebagai kelompok-kelompok. i terpilih
perjalanan antara satu titik dengan titik lain di
lapangan, dan mengurangi waktu yang diperlukan
untuk pengambilan contoh. Pengambilan contoh
tanah dengan metode CS lebih tepat dilakukan
pada areal datar sampai berombak dengan jenis
tanah bervariasi. Pengelompokan didasarkan pada
kesamaan jenis tanah, dan lain-lain. Pengambilan
contoh pada areal tersebut dengan cara ini
diprediksi dapat memperoleh hasil analisis dan
BEBERAPA METODE STATISTIK
DALAM PENGAMBILAN CONTOH b. Penarikan kesimpulan secara
TANAH statistik.

4. Pengambilan contoh secara


sistematik/systematic sampling (SyS)
a. Aturan pengacakan
Sebagaimana dengan cluster sampling, Dengan:
pada systematic sampling, pemilihan
mj adalah jumlah titik grid dalam
pengacakan dilakukan dengan membatasi Keuntungan.
set dari titik. Perbedaan dengan CS domain j.
Jumlah kluster harus dibatasi, namun sedapat
adalah hanya satu kluster yang dipilih. mungkin mencakup keseluruhan areal. Ini
Dalam hal ini SyS merupakan kasus
dicapai dengan kluster dalam bentuk regular
khusus dari CS. Catatan: istilah kluster
sebagaimana digunakan disini tidak
grid, segi empat, triangular atau hexagonal.
mengacu kepada kedekatan geografis, Secara statistik, ketelitian dapat
tetapi kenyataannya dikarenakan satu dimaksimumkan melalui penentuan grid. SyS
titik dari satu kluster, maka semua titik mempunyai keuntungan yang sama dengan CS.
yang lainnya masing-masing merupakan Dengan pengaturan grid akan mengurangi
kluster juga. waktu untuk menuju titik di lapangan, tetapi
perlu diperhatikan skala yang tepat, kemudahan
BEBERAPA METODE STATISTIK
DALAM PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
5. Pengambilan contoh tanah dengan cara komposit/composite sampling
Pengambilan contoh tanah komposit adalah teknik pengambilan contoh
tanah pada beberapa titik pengambilan, kemudian contoh-contoh
tersebut disatukan dan dicampur/diaduk sampai merata, kemudian di
analisis. Dengan contoh tanah komposit yang dianalisis, maka jumlah
contoh tanah sangat berkurang. Teknik ini sering digunakan dalam
pengambilan contoh tanah, karena sangat menguntungkan dalam
mengurangi biaya analisis. Sejumlah literatur banyak membahas ini, baik
secara teori maupun praktek, tetapi cara penetapan yang baik dan
metode yang dapat diterapkan dalam pengambilan contoh tanah ini tidak
cukup tersedia.
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai