I|1
2. Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram ( termasuk Beratt
jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum yang masuk kedalam contoh
aspal dalam waktu lima detik diukur dalam satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan
dinyatakan sebagai nilai penetrasi aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras
aspal tersebut.
2. Minyak Tanah
Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang
tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi
fraksional dari petroleum pada 150 °C dan 275 °C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada
suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya
digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
Sebuah bentuk dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair sebagai
bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, malam).
3. Berat Jenis
Berat jenis suatu zat adalah perbandingan antara Berat zat yang dibandingkan dengan
volume zat pada suhu tertentu (biasanya 250 C). Berat jenis adalah perbandingan Berat zat
terhadap air volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama (Anonim, 1995). Air
digunakan untuk standar zat cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi,
perhitungan Berat jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan
yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan dimurnikan. Pada 40
C, kepadatan air adalah 1 g dalam satu centimeter kubik. Karena USP menetapkan 1 mL
dapat dianggap sebagai equivalen dengan 1 cc. Penentuan Berat jenis dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : ρ= m/V (g⁄mL) Bilangan Berat jenis merupakan
perbandingan dimensi yang mengacu pada Berat jenis air pada suhu 40 C (ρ = 1,000 g / mL).
ρ= (zat padat t° C)/(zat padat 4° C).
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut.
Bentuk persamaannya adalah :
Berat Jenis atau ρ
I|2
Satuan dari berat jenis adalah kg/dm3, gr/cm3atau gr/ml. Berat jenis mempunyai harga
konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak tergantung pada bahan cuplikan atau
sampel.
Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis yaitu
aerometer, piknometer, dan neraca whestpal.
I|3
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Akhirnya piknometer ditimbang pada
timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang kosong, piknometer lalu
diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest sebagai pembanding nantinya dengan sampel
yang lain. Pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk
mengelakkan terjadinya gelembung udara. Akhirnya piknometer yang berisi sampel tadi
ditimbang.
Adapun keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer
adalah mudah dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian
dalam penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan bobot jenis dengan
menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah Temperatur,
dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga
dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah
dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya.
Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu
kamar).
Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya
juga menjadi lebih besar.
Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung
pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta
kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
Berat jenis relatif (spesifik) adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu
tertentu terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula. Berat jenis relatif tidak mempunyai
satuan. Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila sebagai pembanding
adalah air pada suhu 40C. Penentuan berat jenis zat cair dengan areometer Penentuan berat
jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip Archimedes. Setiap benda yang dicelupkan
ke dalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat
cair yang dipindahkan, karena adanya benda tersebut. Areometer berbentuk sebuah silinder
yang berlubang. Agar areometer dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup
dalam cairan), maka areometer diisi dengan butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer
menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup
semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar
I|4
dari atas ke bawah. Penentuan berat jenis dengan piknometer. Berat jenis suatu zat dapat
dihitung yaitu mengukur secara langsung berat zat dalam piknometer (dengan menimbang)
dan volume zat (ditentukan dengan piknometer).
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
1. Mengetahui teori dan rumus yang digunakan dalam praktikum berat jenis zat cair.
2. Mengadakan koreksi terhadap hasil percobaan.
3. Mengetahui cara menimbang zat cair menggunakan neraca torsi.
D. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
1. Memahami sifat – sifat zat ciar.
2. Mengetahui prosedur pengukuran berat jenis zat cair.
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang Digunakan
Termometer
Picnometer
I|5
Kompor
Gelas ukur
I|6
F. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Isi bejana dengan air suling sehingga di perkirakan bagian atas picnometer yang tidak
terendam setinggi 40 cm.
b. Kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga
terendam 10 cm , suhu bak perendam 25˚C ( Ruang AC).
c. Bersihkan , keringkan dan timbanglah picnometer dengan ketelitian 0,01 gram ( A ).
d. Angkat bejana dari bak perendam dan isi picnometer dengan air suling , kemudian
tutup picnometer tanpa di tekan.
e. Letakkan picnometer dalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat , kemudian
kembalikan bejana berisi picnometer kedalam bak perendam dan diamkan selama 20
menit , kemudian angkat picnometer tersebut dan keringkan dengan lap kemudian
timbang dengan ketelitian 0,01 gram ( B).
f. Tuangkan benda uji kedalam picnometer yang telah kering hingga terisi % bagian
picnometer . Biarkan picnometer sampai dingin selama 40 menit , kemudian timbang
dengan ketelitian 0,01 gram ( C ).
g. Isi picnometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan ,
diamkan agar gelembung keluar .
h. Angkat bejana dan bak perendam letakkan picnometer didalamnya dan tekan penutup
hingga rapat.
i. Masukkan dan diamkan bejana dalam bak perendam selama 30 menit kemudian
angkat dan keringkan picnometer dan timbang beratnya ( D ).
I|7
G. TABEL PENGAMATAN PERCOBAAN
JenisZatCair II : Aspal
Minyak Tanah
Sampel I II
BeratPicnometer, (W1) Gram 52,2 gr 51,5 gr
BeratPicnometer + Air, (W2) Gram 111,9 gr 112 gr
BeratPicnometer + Air + Tanah, (W3) Gram 109,3 gr 107,8 gr
BeratZatCair, (Ws) Gram 22,4 gr 22,9 gr
Temperatur ˚C 280 280
FaktorKoreksi, α=ᵧT/ᵧ20 - 0,99267 0,99267
BeratJenis (Gs) 0,88 gr 0,95 gr
BeratJenis rata-rata 0,915 gr
Aspal
Sampel I II
BeratPicnometer, (W1) Gram 52,2 gr 51,5 gr
BeratPicnometer + Air, (W2) Gram 111,9 gr 112
BeratPicnometer + Air + Tanah, (W3) Gram 114,2 gr 115,25 gr
BeratZatCair, (Ws) Gram 33,15 gr 33,85 gr
Temperatur ˚C 290 290
FaktorKoreksi, α=ᵧT/ᵧ20 - 0,99598 0,99598
BeratJenis (Gs) 1,074 gr 1,071 gr
BeratJenis rata-rata 1,0725 gr
I|8
H. PENYELESAIAN PERHITUNGAN
22,4
=
59,9 − 34,7
22,4
=
25,2
= 0,88 gr
I|9
Sampel II
Berat Picnometer ( W1 ) = 51,5 gr
Berat Picnometer + Air ( W2) = 112 gr
Berat Air = (B. Picnometer + Air) – (B. Picnometer )
= 112 – 51,5
= 60,5 gr
Berat Picnometer + Minyak = 71,4 gr
Berat Minyak ( Ws ) = (B. Picno + Minyak) – (B. Picno)
= 71,4– 51,5
= 22,9 gr
Berat Picno + Air + Minyak ( W3 ) = 107,8 gr
Dik : A = 51,5 gr
B = 112 gr
C = 71,4 gr
D = 107,8 gr
Dit :BeratJenis = . . . . . . ?
Penyelesaian =
𝐶−𝐴
BJ =
(𝐵−𝐴)– ( 𝐷−𝐶 )
71,4−51,5
=
( 112 −51,5 )− ( 107,8−71,4 )
22,9
=
60,5 −36,4
22,9
=
24,1
\ = 0,95 gr
𝐵𝐽𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐼+𝐵𝐽𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐼𝐼
BeratJenis Rata-rata =
2
0,88 + 095
=
2
1,83
=
2
= 0,915 gr
I | 10
JenisZat Cair II :Aspal
Sampel I
Berat Picnometer ( W1 ) = 52,2 gr
Berat Picnometer + Air ( W2) = 111,9 gr
Berat Air = (B. Picnometer + Air) – (B. Picnometer )
= 111,9 – 52,2
= 59,7 gr
Berat Picnometer + Aspal = 85,35 gr
Berat Aspal ( Ws ) = (B. Picno + Aspal) – (B. Picno)
= 85,35 – 52,2 = 33,15 gr
Berat Picno + Air + Aspal ( W3 ) = 114,2 gr
Dik : A = 52,2 gr
B = 111,9 gr
C = 85,35 gr
D = 114,2 gr
Dit :BeratJenis = . . . . . . ?
Penyelesaian =
𝐶−𝐴
BJ =
(𝐵−𝐴)– ( 𝐷−𝐶 )
85,35−52,2
=
( 111,9 − 52,2)− ( 114,2−85,35 )
33,15
=
59,7 – 28,85
33,15
=
30,85
= 1,074 gr
Sampel II
I | 11
Berat Picnometer ( W1 ) = 51,5 gr
Berat Picnometer + Air ( W2) = 113 gr
Berat Air = (B. Picnometer + Air) – (B. Picnometer )
= 113 – 51,5
= 61,5 gr
Berat Picnometer + Aspal = 85,35 gr
Berat Minyak ( Ws ) = (B. Picno + Minyak) – (B. Picno)
= 85,35 – 51,5 = 33,85 gr
Berat Picno + Air + Minyak ( W3 ) = 115,25 gr
Dik : A = 51,5 gr
B = 113 gr
C = 85,35 gr
D = 115,25 gr
Dit :BeratJenis = . . . . . . ?
Penyelesaian =
𝐶−𝐴
BJ =
(𝐵−𝐴)– ( 𝐷−𝐶 )
85,35 – 51,5
=
( 113 – 51,5)− ( 115,26 −85,35 )
33,85
=
61,5 – 29,9
33,85
=
31,6
= 1,071 gr
𝐵𝐽𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐼+𝐵𝐽𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐼𝐼
BeratJenis =
2
1,074 + 1,071
=
2
2,145
=
2
= 1,0725 gr
I | 12
DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT JENIS ZAT CAIR
I | 13