Anda di halaman 1dari 42

PENGUJIAN MUTU BAHAN

agregat dan aspal

JENIS DAN CARA PENGUJIAN


AGREGAT

Standar Pengujian agregat

pengambilan contoh agregat pada timbunan

Tentukan tempat pengambilan contoh agregat pada tempat


penimbunan dan masukkan papan kedalam timbunan diatasnya
dengan tegak.
Buang agregat pada daerah miring dibawah papan hingga
diperoleh tempat yang rata dan datar untuk pengambilan contoh.
Masukkan sekop kedalam bagian yang datar dan pindahkan satu
sekop penuh agregat kedalam ember, lakukan dengan hati-hati.

MEMPEROLEH CONTOH YANG REPSENTATIF


Kuantitas pengambilan contoh agregat hendaknya lebih banyak
daripada jumlah sebenarnya yang dibutuhkan untuk pengujian.
Untuk memperkecil jumlah dan mendapatkan contoh yang mewakili
dalam pengujian, contoh tersebut dibagi dengan menggunakan alat

Pengujian analisa ukuran butir (gradasi)


Tujuan utama pekerjaan analisa ukuran butir agregat
adalah untuk pengontrolan gradasi agar diperoleh
konstruksi campuran yang bermutu tinggi.

Analisa saringan kering


Contoh
dikeringkan
sampai
berat
konstan.
Contoh disaring secara terpisah dengan
menggunakan satu set saringan yang
sesuai.
Berat fraksi agregat yang tertahan pada
setiap saringan dan pan menunjukkan
gradasi dari masing-masing contoh.

Analisa saringan basah (dicuci)

Penimbangan contoh dilakukan setelah pengeringan sampai berat


konstan.

Contoh ditempatkan pada panci dan direndam dalam air.

Contoh dalam panci kemudian diaduk perlahan-lahan dan air pencuci


dituangkan pada saringan halus.

Ulang kegiatan diatas beberapa kali hingga air pencuci jernih.

Agregat tertahan pada saringan disatukan kembali dengan contoh


pada panci dan contoh yang telah dicuci dikeringkan hingga berat
konstan.

Agregat ditimbang dan berat yang hilang merupakan material yang


lebih kecil dari saringan 0,074 mm (No.200).

Contoh yang telah dicuci disaring dengan cara yang sama seperti
analisa saringan kering.

Berat dikonversikan dalam persen, dengan catatan bahwa berat asli


kering sebelum dicuci merupakan berat awal (100%).

Uji berat jenis agregat kasar


Siapkan sekitar 5 kg benda uji tertahan saringan No.4 (4,75 mm) dan
cuci untuk menghilangkan debu atau bahan lain yang melekat pada
permukaan.
Keringkan benda uji dalam oven sampai berat tetap.
Dinginkan benda uji pada temperatur kamar selama 1-3 jam,
kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
Rendam benda uji dalam air selama 24 jam.
Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan hilang.
Timbang benda uji kering-permukaan jenuh (Bj).
Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya di dalam
air (Ba), dan ukur temperatur air untuk penyesuaian perhitungan ke
temperatur standar (25C).

Berat jenis curah = (BK)/(Bj-Ba)


Berat jenis ssd = (Bj)/(Bj-Ba)
Berat jensi semu = (Bk)/(Bj-Ba)
Penyerapan = (Bj Ba)/(Ba) x 100%

Berat jenis agregat halus

Sekitar 1000 gram agregat halus dikeringkan sampai berat tetap.


Benda uji direndam di dalam air selama 24 jam.
Buang air perendam, tebarkan agregat diatas talam, keringkan di
udara dengan cara membalik-balikkan benda uji, lakukan
pengeringan hingga tercapai keadaan kering permukaan jenuh.
Benda uji kering permukaan jenuh sebanyak 500 gram (A)
dimasukkan ke dalam piknometer. Masukkan air suling ke dalam
piknometer, putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung
udara di dalamnya, dapat juga dilakukan dengan merebus
piknometer.
Rendam piknometer dalam air dan ukur temperatur air untuk
penyesuaian perhitungan ke temperatur standar (25C).
Tambahkan air hingga mencapai tanda batas. Timbang piknometer
berisi air dan benda uji (Bt).
Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven sampai berat tetap.
Benda uji ditimbang setelah dingin (Bk).

Perhitungan Berat jenis

Bj bulk = (Bk)/(B+A-Bt)
Bj SSD = (A)/(B+A-Bt)
Bj semu = (Bk)/(B+Bk-Bt)
Penyerapan = (A-Bk) x100%/Ba

B = berat picnometer
Bt = Berat picn + Berat Benda uji + Air
A = Berat contoh SSD = 500 gram

Pemeriksaan keausan dengan mesin abrasi

Pengujian dilaksanakan pada ukuran


agregat kasar atau sedang dengan
variasi gradasi A, B, C atau D .
Agregat ukuran yang benar dimasukkan
kedalam alat (drum) yang diisi bola baja
dengan diameter 46,80 mm. Drum
diputar sebanyak 500 putaran.
Bagian agregat yang hancur lebih kecil
dari ukuran saringan 1,7 mm ditimbang
dan
beratnya
dinyatakan
dalam
persentase terhadap benda uji semula.

Mesin Los Angeles

Pengujian setara pasir (sand equivalent)


Tujuan pengujian setara pasir dilakukan untuk menentukan
perbandingan relatif bagian butiran lunak dan lempung terhadap
bagian agregat yang lolos saringan No.4. Secara garis besar
dilakukan :

Benda uji dimasukkan kedalam takaran yang berisi larutan calcium


chloride, glyserine dan formaldehyde dalam air.
Benda uji dan larutan dikocok dengan cara yang sesuai.
Larutan yang sama secara perlahan-lahan diisikan kedalam tabung
irrigator yang diberi tekanan
Setelah mencapai pengendapaan selama 20 menit, baca dan catat
tinggi suspensi tanah liat (suspensi : sesuatu yang dapat
mengambang dalam cairan)
Sebuah kaki alat yang dibebani, dimasukkan kedalam silinder
pengukur dan dibiarkan berdiri diatas pasir yang mengendap
dibawah suspensi tersebut.
Kemudian dibaca tinggi alas kaki tersebut.
Nilai sand equivalent ialah perbandingan pembacaan tinggi pasir
dengan pembacaan tinggi suspensi tanah liat (dalam %).

Alat Uji
SetaraPasir

Pemeriksaan daya lekat agregat terhadap aspal

Benda uji adalah agregat lolos saringan 9,5 mm (3/8 in.) dan
tertahan saringan 6,3 mm (1/4 in.).
Masukkan 100 gram benda uji kedalam wadah.
Isi aspal sekitar 5,5 gram yang telah dipanaskan pada temperatur
yang sesuai.
Aduk aspal dan benda uji sampai merata selama 2 menit.
Masukkan adukan beserta wadahnya dalam oven pada temperatur
60C selama 2 jam.
Keluarkan adukan beserta wadahnya dari oven dan diaduk kembali
sampai dingin.
Pindahkan adukan kedalam tabung gelas kimia.
Isi dengan air suling sebanyak 400 ml kemudian diamkan pada
temperatur ruang selama 16 sampai 18 jam.
Perkirakan prosentase luas permukaan yang masih terselimuti
aspal.

Angularitas agregat kasar


Angularitas agregat kasar adalah
persentase berat agregat lebih besar dari 4,75 mm (No.4)
dengan satu atau lebih bidang pecah.

Siapkan agregat yang telah dicuci dan kering tertahan saringan


4,75 mm (No.4) kurang-lebih 500 gram.
Pisahkan agregat diatas saringan 4,75 mm dan singkirkan
agregat lolos saringan 4,75 mm, kemudian ditimbang (B).
Seleksi dan timbang agregat pecah yang terdapat pada benda uji
(A).
Angularitas agregat kasar dihitung dengan persamaan :
angularitas = 100% x (A/B)

Dengan :
A = berat agregat yang mempunyai bidang pecah
B = berat total benda uji tertahan saringan 4,75 mm (No.4 )

Angularitas agregat halus


Angularitas agregat halus adalah persen rongga udara yang
terdapat pada agregat padat lepas.

Siapkan benda uji agregat halus, cuci dan keringkan, kemudian


dituangkan melalui corong standar dengan tinggi dan jarak tertentu,
kedalam silinder dengan volume tertentu (V).
Timbang benda uji agregat halus yang mengisi volume silinder (W).
Tentukan Berat Jenis Curah agregat halus (Gsb) yang digunakan
untuk menghitung volume agregat halus (W/Gsb).
Angularitas agregat halus (persen rongga udara) dihitung :

Angularitas = 100%x(V (W/Gsb)/V


Dengan :
V = volume silinder
W = berat benda uji yang mengisi silinder
Gsb = Berat Jenis Curah agregat halus

Pemeriksaan kepipihan agregat

Diameter contoh agregat kasar untuk


pemeriksaan lebih besar dari 6,5 mm.
Kepipihan dinyatakan dalam persentase
berat
contoh
agregat
sebanyak
minimum 200 butir agregat, dimana
besarnya bidang pipih lebih kecil dari
0,6 x ukuran rata-rata lubang yang
sesuai.
Sedangkan
indeks
kelonjongan
merupakan persentase berat contoh
agregat dimana bagian yang panjang
lebih besar dari 1,8 x ukuran rata-rata
lubang pengukur yang sesuai.

Alat Uji Kepipihan

JENIS DAN CARA PENGUJIAN


ASPAL

Jenis dan metode Pengujian aspal keras

Jenis dan metode Pengujian aspal cair (cut back)

Jenis dan metode Pengujian aspal emulsi

Pengambilan contoh bahan bitumen

Untuk pengujian rutin aspal minyak 1 liter, sedangkan untuk aspal


emulsi 4 liter.
Dari penyimpanan dalam bentuk curah 4 liter dan dari drum 1 liter.
Untuk bahan semi padat atau padat :
Dari drum atau blok-blok 1 atau 1,50 kg. Dari bahan yang
dihaluskan atau bentuk tepung dalam karung / kantong 1 1,50 kg.
Ambil contoh dari drum

Uji Titik nyala dengan Cleveland Open Cup

Panaskan contoh aspal + 100 gr 140oC sampai cukup cair.


Isilah cawan Cleaveland sampai garis batas dan hilangkan gelembung
udara Letakkan cawan di atas plat pemanas, atur letak sumber panas
Letakkan nyala penguji, gantungkan termometer diatas dasar cawan. Atur
posisi termometer
Tempatkan penahan angin, nyalakan sumber pemanas, atur hingga
kenaikan temperatur 15 + 1 oC/menit sampai mencapai temperatur 56 oC di
bawah titik nyala perkiraan.
Atur kecepatan pemanasan 5 - 6 oC/menit pada temperatur antara 56 oC
dan 28oC di bawah titik nyala perkiraan. Nyalakan nyala penguji dan atur
diameter nyala penguji
Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam waktu 1 detik, Ulangi setiap kenaikan 2oC sampai terlihat
nyala singkat pada permukaan aspal, baca temperatur pada termometer
dan catat
Lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala di atas permukaan benda uji
yang lebih lama minimal 5 detik , baca dan catat temperatur pada
termometer.

Uji Penetrasi bahan bitumen


Tuang bahan uji ke kap penetrasi,
diamkan 1 - 2 jam pada temperatur
ruang
Rendam dalam bak air 25 oC, selama 1 2 jam
Bersihkan jarum penetrasi dan pasang
Letakkan pemberat 50 gr pada
pemegang jarum sehingga berat total
100 gram
Pindahkan contoh ke dalam bak air kecil
25oC.
Atur jarum hingga bertemu dengan
permukaan benda uji (aspal).
Lepaskan jarum selama 5 + 0,1 detik.
Tekan penunjuk penetrometer dan baca
angka penetrasinya.
Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan
pengujian paling sedikit 3 kali.

Uji Titik lembek

Panaskan aspal + 25 gr hingga cair


Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan yang telah
diolesi talk-gliserol
Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan pada
temperatur ruang selama 30 menit.
Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
Pasang kedua benda uji ,
Masukkan pada bejana gelas berisi air suling
bertemperatur 5 + 1oC
Pasang termometer khusus untuk penentuan titik
lembek
Letakkan bola baja di atas benda uji
Rendam di dalam air pada temperatur 5 oC selama 15
menit
Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur air
5oC/menit,
Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit pertama 5 oC
+ 0,5 /menit
Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh

Daktilitas bahan bitumen


Lapisi cetakan dengan campuran gliserin pasanglah cetakan dakilitas di
atas plat dasar
Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh berlebih.
Dinginkan cetakan pada temperatur ruang selama 30 - 40 menit, ratakan
dengan spatula.
Rendam di dalam bak perendam bertemperatur 25oC selama 30 menit
Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi -sisi cetakan. Pasang benda uji
pada mesin uji dan tarik dengan kecepatan 5 cm per menit sampai benda
uji putus.
Bacalah jarak antara pemegang benda uji pada saat benda uji putus (cm).

Pengujian temp.pencamp dan pemadatan dgn viskometer


Panaskan alat pada temperatur 120oC.
Masukkan benda uji yang telah
dipanaskan pada 120oC kedalam
tabung viskometer
Buka gabus penyumbat tabung dan
lakukan pengujian pada beberapa
temperatur yang berbeda (135o, 150o,
165o, 180o dan 200oC).
Konversikan waktu (detik) yang
diperoleh dengan kekentalan kinematik
(cst).
Buat grafik antara temperatur dan
kekentalan untuk menghasilkan
temperatur pencampuran pada
temperatur 170 30 cst dan temperatur
pemadatan pada 280 30 cst

Pengujian penyulingan aspal cair


Benda uji aspal cair sebanyak
200 gram di suling hingga
temperatur 360C (680F).
Catat distilat yang keluar pada
temperatur tertentu untuk
menentukan jumlah residu yang
tertinggal didalam labu.
Dinginkan residu hingga
temperatur 135C (275F).
Tuangkan residu untuk pengujian
penetrasi dan daktilitas aspal cair
jenis RC dan MC. Untuk residu
aspal cair SC dilakukan
pengujian kekentalan.

Pengujian kadar air


Benda uji pada labu gelas
ditambah larutan pengikat air
(xylol atau campuran xylol dan
toluol). Reflux kondensor
dihubungkan dengan tabung
penerima.
Panaskan labu sehingga air
dalam tabung penerima tidak
bertambah lagi.
Baca jumlah air yang
tertampung dalam tabung
penerima. Kadar air adalah
perbandingan antara volume air
dalam tabung penerima dengan
berat benda uji semula

Pengujian kekentalan aspal emulsi


Pengujian ini digunakan untuk mengklasifikasi
jenis aspal emulsi. Pengujian dilaksanakan pada
temperatur 25oC atau 50C (77 atau 122 F),
tergantung karakteristik kekentalan dari jenis
aspal emulsi seperti pada Tabel.

Pengujian pengendapan aspal emulsi


Benda uji masing-masing sebanyak 500 ml
dimasukkan kedalam 2 gelas kimia.
Gelas ditutup dan disimpan tanpa terganggu
pada temperatur ruang selama 5 hari.
Pindahkan bagian atas dan bagian bawah
benda uji ke dalam gelas kimia yang telah
diketahui beratnya.
Benda uji kemudian dipanaskan hingga air
menguap; residu aspal emulsi kemudian
ditimbang.
Prosen pengendapan merupakan selisih antara
prosen residu bagian bawah dengan prosen
residu bagian atas.

Pengujian stabilitas penyimpanan aspal emulsi


Sebanyak masing-masing 500 ml benda uji
ditempatkan pada 2 gelas kimia dan disimpan
pada temperatur ruang tanpa terganggu selama
24 jam.
Benda uji seberat 50 gram diambil dari bagian
atas dan bawah gelas kimia. Masing-masing
contoh ditempatkan pada gelas kimia yang telah
diketahui beratnya, diaduk dan ditimbang.
Panaskan benda uji hingga air menguap; residu
aspal emulsi kemudian ditimbang. Prosen
stabilitas penyimpanan merupakan selisih
antara prosen residu bagian bawah dengan
prosen residu bagian atas.

Pengujian klasifikasi aspal emulsi


Sebanyak 461 gram pasir Ottawa kering udara
disiapkan didalam wadah.
Benda uji aspal emulsi sebanyak 35 gram
ditambahkan kedalam wadah yang berisi pasir
dan aduk selama 2,50 menit.
Pada akhir dari pengadukan diambil sebagian
campuran tersebut dan ditempatkan pada kertas
serap untuk penilaian pengujian.
Tingkat penyelimutan aspal kationik CRS
merupakan persentase dari luas permukaan
campuran yang tidak terselimuti aspal terhadap
luas permukaan yang diselimuti aspal.

Pengujian pemisahan (demulsibility) aspal emulsi


Tentukan terlebih dahulu persentase residu aspal emulsi
dengan cara penyulingan.
Pada waktu pengujian larutan Calcium Chlorida dan air
diaduk dengan aspal emulsi terus menerus sampai
merata kemudian dituangkan pada saringan untuk
menentukan besarnya aspal yang menggumpal.
Remas dan pecah semua gumpalan dengan pengaduk
kemudian dicuci hingga air yang mengalir bersih.
Selanjutnya benda uji tertahan pada saringan
dikeringkan di dalam oven pada temperatur 163C.
Pemisahan (demulsibility) merupakan perbandingan
antara berat residu pemisahan dengan residu aspal
emulsi dari hasil penyulingan. Pemisahan yang tinggi
menunjukkan jenis aspal emulsi cepat mantap. Untuk
pengujian aspal emulsi kationik sebagai bahan pelarut
adalah larutan sodium dioctyl sulfosuccinate.

Pengujian aspal emulsi SS dengan semen

Benda uji sebanyak 100 ml aspal emulsi


ditambah dengan air suling sehingga residunya
menjadi 55%.
Tambahkan 50 gram semen pada campuran
tersebut dan diaduk, kemudian tambahkan lagi
air dan diaduk kembali.
Tuangkan campuran pada saringan No. 14 (1,40
mm) dan cuci hingga air yang mengalir jernih.
Keringkan campuran dalam oven dan timbang
setelah dingin. Persen emulsi yang rusak adalah
perbandingan residu tertahan dalam saringan
dengan berat benda uji.

Pengujian kelekatan dan daya tahan terhadap air


Benda uji aspal emulsi dicampur dengan
agregat yang telah dilapisi oleh serbuk kapur
(Calcium Carbonate). Sekitar setengah bagian
dari campuran ditempatkan pada kertas resap
untuk mengamati permukaan agregat yang
terselimuti oleh aspal emulsi. Untuk mengetahui
daya tahan terhadap air, sisa campuran
disemprot air dan dicuci hingga air yang
mengalir jernih, kemudian material ditempatkan
pada kertas resap dan amati kelekatannya.

Pengujian muatan listrik aspal emulsi


Pengujian
ini
ditujukan
untuk
menentukan jenis aspal emulsi
kationik atau anionik. Elektroda positif
(anoda)
dan
elektroda
negatif
(katoda) di rendam di dalam benda
uji aspal emulsi dan dihubungkan
dengan ampere meter
Setelah 30 menit atau setelah aliran
listrik turun menjadi 2 miliampere,
perhatikan aspal yang menempel
pada kedua elektroda. Aspal emulsi
kationik, apabila menempel pada
katoda dan emulsi anionik, apabila
menempel pada anoda.

Pengujian analisa saringan


Benda uji sebanyak 1000 gram aspal emulsi
dituangkan kedalam saringan No.20 (850 m).
Untuk aspal emulsi anionik, saringan dan aspal
tertahan pada saringan dicuci dengan larutan
sodium oleat. Untuk aspal emulsi kationik bahan
pencuci adalah air suling.
Setelah pencucian, saringan dan aspal
dikeringkan di dalam oven dan timbang setelah
dingin.
Persen contoh tertahan saringan adalah
perbandingan antara residu dengan benda uji.

Pengujian penyulingan aspal emulsi


Benda uji aspal emulsi sebanyak 200
gram di distilasi hingga temperatur 260C
(500F).
Setelah selesai, timbang labu beserta
residu dalam kondisi panas.
Saring residu dengan saringan No.50 dan
tuangkan residu untuk pengujian
penetrasi, daktilitas dan Berat Jenis.
Persentase residu adalah perbandingan
antara berat residu dengan benda uji.

Anda mungkin juga menyukai