MODUL 4
PERIODE I (2020/2021)
Kelompok VII
Dila Syahda Adiratna7*, Faisal Aziz7, Rafid Shadiq Marwan7, Rifat Santana7,
Muhammad Avila Siddiq Ardian7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkerasan lentur terdiri atas agregat sebagai material utama dan aspal
sebagai bahan pengikat. Menurut Wright dan Dixton (2004) mengatakan
desain yang tepat dari perkerasan lentur membutuhkan pemahaman
menyeluruh tentang karakteristik material dimana perkerasan harus disusun
dan didirikan secara sistematis. Salah satunya dengan melakukan pengujian
indeks kepipihan dan kelonjongan aggregate. Pengujian ini akan berpengaruh
pada daya tahan dan kelekatan aspal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana menentukan indeks kelonjongan dan kepipihan agregat?
b. Bagaimana aggregate dikategorikan lonjong maupun pipih?
c. Apa pengaruh indeks kelonjongan dan kepipihan suatu agregat terhadap
aspal
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, dapat ditentukan tujuan dari pengujian berikut:
a. Menentukan indeks kelonjongan dan kepipihan agregat
b. Menentukan aggregate dikategorikan lonjong maupun pipih
c. Menentukan pengaruh indeks kelonjongan dan kepipihan suatu agregat
terhadap aspal.
1.4 Teori Dasar
Aggregat adalah bahan keras yang apabila dipadatkan sehingga akan
membentuk struktur pokok bangunan jalan dengan atau tanpa penambahan
bahan pengikat (Sukirman,1999). Aggregat kasar adalah aggregate yang
ukurannya lebih besar dari 2.00 mm (ayakan No.10) dan harus terdiri atas
butiran-butiran atau pecahan-pecahan batu,kerikil atau slag yang keras dan
awet (SNI 03-6388-2000). Untuk mendapatkan aggregat yang memenuhi
spesifikasi dilakukan beberapa pengujian salah satunya yaitu pengujian indeks
kepipihan dan kelonjongan aggregate. Menurut RSNI T 01-2005 mengatakan
aggregate berbentuk lonjong adalah butiran aggregat yang memiliki rasio
panjang terhadap lebar lebih besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.
Sedangkan aggregate berbentuk pipih adalah butiran aggregat yang mempunya
rasio lebar terhadap tebal lebih besar dari nilai yang ditentukan dalam
spesifikasi.