Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


MODUL 3

PERIODE I (2021/2022)

Kelompok XI
Nama Mahasiswa/NIM : Muhamad Irfan Rizqilah/
104119042

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2022
PERHITUNGAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN
Muhamad Irfan Rizqilah11,Mochammad Azzam Ar Rosyid11, Markus
Pandiangan11, Jovovich11, Bintang Rahman11
11
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas
Pertamina
*Corresponding author : irfanrizkillah12@gmail.com

Abstrak : Perkerasan jalan raya merupakan sebuah konstruksi yang mendukung proses
perkembangan jaringan raya, dalam perkerasan jalan raya terdapat bahan penyusun yang saling
diperlukan, yaitu aspal dan agregat. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian terhadap
agregat yang diberi tumbukan (Impact) untuk dapat mengetahui seberapa kuat agregat dapat
menahan daya tekan. Proses pengujian ini disebut sebagai Aggregate Impact value (AIV), yaitu
perbandingan hasil dari agregat yang telah hancur karena tumbukan dengan berat agregat awal.
Dalam pengujian ini diberikan 2 sampel yang harus diujikan, dimana dari masing-masing sampel
tersebut diperoleh hasil sebesar 6,8% pada sampel 1 dan 10,54% pada sampel 2. Berdasarkan British
Standard kedua hasil AIV yang diperoleh termasuk kedalam kondisi normal, sebab batas maksimum
nilai AIV adalah ≥30%, dan jika nilai AIV >30% makan dikatakan tidak normal dan agregat tersebut
tidak bisa digunakan untuk bahan campuran perkerasan jalan karena tidak mampu menahan beban
tekan dan hancur yang cukup besar.
Kata kunci : Agregat, Aspal, Aggregate Impact Value (AIV), British Standard

Abstract : Highway pavement is a construction that supports the process of


developing the highway network, in highway pavements there are mutually
necessary constituent materials, namely asphalt and aggregate. In this practicum,
we will test the impacted aggregate to find out how strong the aggregate can
withstand compressive strength. This testing process is known as the Aggregate
Impact value (AIV), which is the comparison of the results of the aggregate that has
been destroyed by the collision with the initial weight of the aggregate. In this test,
2 samples are given to be tested, where from each of these samples the results
obtained are 6.8% in sample 1 and 10.54% in sample 2. Based on the British
Standard the two AIV results obtained are included in normal conditions, because
the maximum limit of the AIV value is 30%, and if the AIV value is >30% then it is
said to be abnormal and the aggregate cannot be used for road pavement mixtures
because it is unable to withstand large compressive and crushing loads.
Keyword : Aggregate, Asphalt, Aggregate Impact Value (AIV), British
Standard
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan jalan raya adalah prasarana sebuah transportasi darat yang
memiliki peranan penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan dalam pendistribusian barang maupun jasa (Hendarsin,
2000). Perkembangan sistem transportasi darat di Indonesia saat ini sedang
dalam kondisi yang sangat baik, dapat dilihat bagaimana pembangunan
jalan raya yang semakin luas dan hampir di semua daerah sedang gencar-
gencarnya melakukan pembangunan jalan raya.
Untuk mendukung bahan campuran aspal, maka sebuah agregat
harus memiliki daya tahan terhadap adanya perubahan tekanan atau
penurunan mutu yang diakibatkan oleh adanya proses mekanis maupun
kimiawi. Sebuah agregat dapat mengalami kehancuran yang disebabkan
oleh proses mekanis, sehingga pada praktikum kali ini memfokuskan untuk
melakukan penguji cobaan agregat terhadap kehancuran yang terjadi oleh
adanya tumbukan. Penguji cobaan ini sering disebut dengan istilah
Aggregate Impact Value (AIV) yang mana uji coba yang dilakukan untuk
mengetahui besaran nilai tumbukan (Impact) yang dihasilkan, sehingga
akan didaptkan mutu kualitas dari agregat yang digunakan.
Aggregate Impact Value (AIV) adalah besaran hasil perbandingan
dari sebuah agregat yang diujikan. Nilai ini didapat dari membandingkan
berat agregat yang telah dilakukan pengujian tumbukan (Impact) dengan
berat agregat awal. Berdasarkan British Standard nilai AIV yang
diperolehkan maksimal adalah ≥30%. Namun, jika hasil yang diperoleh
melebihi dari batas maksimal yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan
nilai AIV tidak normal yang mana agregat tersebut menujukan kehancuran
yang cukup besar sehingga agregat tidak terlalu kuat dalam menahan beban
tekan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, didapatkan rumusan
masalah berupa berapa besaran nilai Aggregate Impact Value (AIV) yang
akan didapat ?

1.3 Tujuan Penelitian


Pada praktikum modul III yang berjudul “Perhitungan Agregat
Kasar” ini memiliki tujuan agar praktikan dapat mengetahui berapa besaran
nilai dari agregat impact value (AIV).

1.4 Teori Dasar


Dalam pengujian kuat agregat terhadap beban yang diterima,
terlebih pada beban lalu lintas dengan memberikan simulasi beban terhadap
suatu benda uji atau sampel agregat yang mana pengujian ini biasanya
menggunakan beban tumbukan (Impact). Konsep dari pengujian ini adalah
memberikan tumbukan pada benda uji dengan alat yang Bernama Aggregate
impact machine yang akan memberikan tumbukan sebanyak 15 kali
tumbukan dengan rentan waktu tidak lebih dari 1 detik. Sehingga akan
dihasilkan agregat yang telah hancur dan kemudian dilakukan penimbangan
terhadap benda uji lalu dibandingkan dengan berat awal benda uji.
Perbandingan nilai yang didapat tersebut merupakan besaran nilai dari
Aggregate impact value (AIV).
Aggregate impact value (AIV) yang digunakan sebagai
pengklasifikasian agregat ini juga memiliki beberapa klasifikasi yang
berdasarkan pada besaran AIV yang diperoleh. Berikut merupakan
pembagian klasifikasinya (CementConcrete. 2019) :
Aggregate impact value (AIV) klasifikasi
< 10% Sangat kuat
10-20% Kuat
20-30% Cukup baik
>35% Lemah

Untuk praktikum percobaan uji tumbuk agregat atau Aggregate


Impact Value (AIV) didasari oleh British Standard, BS 812, bagian 3, tahun
1975.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum modul III yang berjudul “Perhitungan Agregat
Terhadap Tumbukan”, dapat diketahui bahwa alat yang digunakan antara
lain : Aggregat Impact Machine, Cylindrial Steel cup, palu baja, alat
pengunci palu, saringan dengan diameter 14.0 mm, 10.0 mm, 2.36 mm,
dan timbangan, oven. Sedangkan untuk bahan yang digunakan antara
lain, Agregat yang lolos saringan 14.0 mm, dan yang tertahan di saringan
10.0 mm, dan air.

2.2 Cara Kerja

Untuk praktikum modul III yang berjudul “Perhitungan Agregat


Terhadap Tumbukan”, sampel diambil sekitar setengah dari sampel yang
disediakan, lalu di timbang sebagai A gr. sampel di masukan ke dalam
cup (Cylindrial Steel Cup) dengan diratakan agar tidak melebihi tinggi
cup (50 mm) dan agak ditekan dengan dengan jari. Kemudian sampel tadi
di letakan di mesin Impact Aggregate dengan kondisi mesin berada pada
permukaan yang datar. Lalu ketinggian dari palu penumbuk diatur
ketinggiannya 380±5 mm. Pengunci palu dilepaskan dan dibiarkan jatuh
dengan sendirinya ke sampel tadi sebanyak 15 kali dengan rentan tidak
lebih dari 1 detik. Selanjutnya sampel yang telah ditumbuk disaring
dengan saringan 2.36 mm selama 1 menit dan di timbang beratnya yang
lolos dengan diberi tanda sebagai B dan yang tertahan diberi tanda
sebagai C gr. Dipastikan juga bahwa berat agregat tidak ada yang hilang,
jika sampel awal beratnya berbeda dengan sampel yang telah dilakukan
tumbukan, maka perlu dilakukan pengujian ulang. Dilakukan prosedur
dari awal untuk sisa sampel yang dimiliki.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 3.1 Data Pengamatan
Berat (gram)
Item Pengujian simbol
sampel 1 sampel 2
berat sampel A 500 500
berat sampel setelah penekanan dan lewat
B 34 52,7
saringan 2.36 mm
berat sampel setelah penekanan dan tertahan
C 460 440
saringan 2.36 mm
Aggregate impact value (%) B/A 6,8 10,54
rata-rata AIV (%) 8,67

3.2 Pembahasan
Pada praktikum modul III kali ini dilakukan pengujian pada 2 sampel
yang tersedia dan menggunakan British Standard sebagai acuan nilai
AIV yang diperoleh. Pada ke 2 sampel yang diberikan masing-masing
sampel diperoleh berat awal sama-sama 500 gram sebagai A, lalu setelah
dilakukan pengujian didapatkan sampel yang tertumbuk dan terlewat
pada saringan ukuran 2.36 mm sebesar 34 gram pada sampel 1 dan 52,7
gram pada sampel 2 sebagai B. kemudiana hasil tersebut dibagi dengan
berat sampel awal dan dikali dengan 100. Maka dari pengujian ini
diperoleh nilai Aggregate Impact Value (AIV) sebesar 6.8 % pada sampel
1 dan 20,54 % pada sampel 2 dan diperoleh juga rata-rata (AIV) sebesar
8,67 %. Berdasarkan British Standard yang dijadikan acuan, maka nilai
AIV yang didapat pada kedua sampel tersebut bisa dikategorikan normal,
sebab hasil AIV yang diperoleh <30% yang mana batas maksimum yang
diperbolehkan adalah ≥30%. Jika melihat dari hasil yang didapat dan di
masukan ke dalam pengklasifikasian yang ada, maka kedua sampel
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai sangat kuat untuk lapisan
permukaan jalan raya.
BAB IV
SIMPULAN

Pada praktikum modul III kali ini diperoleh nilai aggregate


impact value (AIV) pada masing-masing sampel uji yaitu sebesar 6.8 %
pada sampel 1 dan 10,54 % pada sampel 2 dan diperoleh juga rata-rata
(AIV) sebesar 8,67 %. Jika dilihat pada British Standard niali AIV
dikatakan tidak normal jika memiliki nilai AIV ≥30%, tetapi pada
pengujian ini diperoleh nilai AIV <30% maka dapat diartikan jika AIV
pada agregat tersebut adalah normal.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. British Standar 812. (1975).


2. koordinator. (2018). Modul Praktikum Rekayasa Jalan. Jakarta:
Universitas Pertamina.
3. Rastono. (2018). Aggregate impact test. Diambil
kembali dari https://bmtdigital.co.id/index.php/alat-
laboratorium/aggregate- test/aggregate-test-1/aggregate-
impact-test

Anda mungkin juga menyukai