Ruang Lingkup
1.1. Metode pengujian ini mencakup penentuan lentur kekuatan beton dengan
menggunakan balok sederhana dengan tiga titik beban.
1.2. Nilai-nilai yang dinyatakan dalam satuan inci-pound yang dianggap sebagai standar.
SI setara dengan unit inch-pound, telah sesuai dengan yang diperlukan untuk
aplikasi praktis.
1.3. Standar ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi semua masalah keamanan, jika ada,
terkait dengan penggunaannya. Ini adalah tanggung jawab pengguna standar ini
untuk menetapkan sesuai praktek keselamatan dan kesehatan dan menentukan
penerapan keterbatasan peraturan sebelum digunakan.
Catatan 1: Alat ini dapat digunakan terbalik. Jika mesin uji menerima beban melalui batang
bulat berbentuk, pusat disediakan satu blok beban pivot pada batang.
5. Pengujian
Metode pengujian C 42 atau praktek C 31 atau C 192 berlaku untuk benda uji balok
dan prisma dan harus memiliki rentang uji dalam 2% menjadi tiga kali kedalaman
sebagai diuji. Sisi benda uji harus di sudut kanan dengan bagian atas dan
bawah. Semua permukaan harus halus dan bebas dari bekas luka, lekukan, lubang,
atau tanda identifikasi tertulis.
5.2. Teknisi yg melakukan uji lentur harus disertifikasi sebagai ACI Teknisi-Grade II, atau
dengan program uji setara tertulis dan kinerja.
Catatan: Laboratorium pengujian yang melakukan metode uji ini dapat dievaluasi
sesuai dengan Praktek C 1077.
6. Prosedur
6.1. Uji kelenturan pada sampel moist-cured harus dilakukan sesegera mugnkin setelah
mengeluarkannya dari cetakan. Permukaan yang mengering pada sampel dihasilkan
dalam penurunan ukuran daya lentur.
6.2. Saat menggunakan sampel yang telah dicetak, balikkan sampel uji ke samping
menghadap seperti posisinya seperti dicetak dan pusatkan pada balok pedukung. Saat
menggunakan sampel yang digergaji, posisikan sampel sehingga tension face
bersesuaian dengan atas atau bawah sampel sambil dipotong dari material induk.
Pusatkan sistem beban sehubungan dengan gaya yang dipergunakan Bawa Load-
applying block menyentuh permukaan sampel di titik ketiga dan gunakan sebuah
beban antara 3 dan 6% dari estimasi beban maksimum. Gunakan 0.004 in. (0.10 mm)
dan 0.015 in. (0.38 mm) leaf-type (Tipe daun) feeler gages (Pengukur sentuhan?),
tentukan apakah jarak antara sampel dan the load-applying block atau Balok
pendukung lebih besar atau kurang dari setiap gages (Pengukur?) yang panjangnya 1
in. (25 mm) atau lebih. Grind (Gilas? Tumbuk?), tutupi, atau gunakan pelumas pada
permukaan sampel yang runtuh untuk menghilangkan jarak lebih dari 0.004 in. (0.10
mm) dengan lebar Leather shims yang seragam (seukuran) 14 in. (6.4 mm) pada
ketebalannya, 1 sampai 2 in . (25 to 50 mm) lebarnya, dan harus sepanjang lebar dari
sampel. Jarak 0.015 in. (0.38 mm) bisa dihilangkan haya dengan pemotongan atau
gerinda. mengrinda permukaan pada sisi harus diminimalisir karena potongan
kemungkinan mengubah ciri fisik dari sampel. pemotongan harus dilakukan sesuai
dengan bagian yang dapat digunakan pada latihan C 617.
6.3. Muat sampel secara terus menerus dan tanpa guncangan. beban harus diberikan pada
ukuran yang konstan sampai pada Titik hancur. Aplikasikan beban pada ukuran yang
terus menerus bertambah. Serat terbesar menekan antara 125 and 175 psi/min (0.86
dan 1.21 MPa/min) hingga pecah. Ukuran beban dihitung menggunakan rumus
berikut:
R = 5 Sbd2/L
dimana:
R = Tingkat pemuatan, lb/min (MN/min),
S = Tekanan serat terbesar, psi/min (MPa/min),
b = Rata rata lebar sampel, in. (mm),
d = Rata-rata tinggi sampel, in. (mm), and
L = Panjang bentang, in (mm).
8. Perhitungan
8.1. Jika fraktur permukaan ketegangan terdapat pada permukaan dalam sepertiga tengah
bentang, maka menghitung modulus rupture sebagai berikut:
R 5 PL / bd 2 (2)
di mana:
R = Modulus putus (Psi atau Mpa)
P = Maksimum ketetapan beban ditunjukkan oleh mesin uji (lbf atau N)
L= Panjang dalam bentang (mm)
B = Lebar rata-rata dalam spesimen (mm pada fraktur)
d = Rata-rata kedalaman spesimen (mm saat putus)
NOTE 2 - Berat balok tidak termasuk dalam perhitungan di atas.
8.2. Jika fraktur ketegangan terjadi pada permukaan luar dari sepertiga tengah dari
panjang bentang dengan tidak lebih dari 5% dari panjang bentang, menghitung
modulus putus sebagai berikut:
R 5 3 P a / bd 2 (3)
di mana:
a = jarak rata-rata antara garis fraktur/putus dan penyokong terdekat diukur pada
tegangan permukaan dalam balok (mm)
NOTE 3 - Berat balok tidak termasuk dalam perhitungan di atas.
8.3. Jika fraktur terjadi pada tegangan permukaan luar dari sepertiga tengah dari panjang
bentang lebih dari 5% dari panjang bentang, hasil tes tidak diperlukan.
9. Laporan
9.1 Melaporkan informasi:
9.1.1 Nomor Identifikasi,
9.1.2 Lebar rata-rata terdekat 0,05 inchi (1 mm),
9.1.3 Kedalaman rata-rata terdekat 0,05 inchi (1 mm),
9.1.4 Bentang dalam inci (milimeter),
9.1.5 beban maksimum dalam pound-force (Newton),
9.1.6 Modulus putus dihitung terdekat 5 psi (0,05 MPa),
9.1.7 kondisi kelembaban spesimen pada saat tes,
9.1.8 Jika spesimen tertutup tanah
9.1.9 Menggergaji atau dibentuk pada spesimen, dan
9.1.10 Umur spesimen.