A. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pengujian Modulus Elastisitas.
2. Untuk mengetahui cara mengolah data hasil pengujian Modulus
Elastisitas beton.
3. Untuk mengetahui besarnya Modulus Elastisitas pada benda uji.
B. Dasar Teori
Modulus elastisitas dapat didefenisikan sebagai perbandingan beban
persatuan luas (tegangan) dengan perubahan elastis persatuan panjang
(regangan). Modulus elastisitas beton berubah-ubah menurut kekuatan.
Modulus elastisitas juga tergantung pada umur beton, sifat-sifat dari
agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dan benda
uji. Modulus elastisitas berdasarkan kombinasi antara modulus secant dan
modulus tangent. Sudut tangent ditarik antara dua titik (titik bawah untuk
meniadakan pengaruh retak awal pada regangan 0,00005 dan titik atas
pada saat tegangan mencapai 40% dari regangan batas).
Modulus elastisitas sangat penting untuk menentukan kekuatan dan
lentutan beton. Dengan menggunakan gambar 1 yang menyajikan suatau
kurva tengangan-tegangan untuk beton, modulus tangen (tangent
modulud), dan modulus sekan (second modulus).
fc
f c 0.15 fc
0.5 fc
cu u
0.002
42
Kemiringan awal yang beragam tergantung pada nilai kuat tekan
beton, dengan demikian nilai modulus elastisitas beton akan beragam pula.
Sesuai dengan teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada tahap
awal menggambarkan nilai modulus elastisitas bahan. Karena krva pada
beton berbentuk lengkung maka nilai regangan tidak berbanding dengan
nilai tegangannya berarti beton tidak sepenuhnya bersifat elastic,
sedangkan nilai modulus elastisitas berubah-ubah sesuai dengan kekuatan
dan tidak dapat ditetapkan melalui kemiringan kurva.
Pengujian ini menggunakan alat Concrete Compression Testing
Machine yang dilengkapi dengan dial pengukur regangan vertikal.
Metode pengujian sesuai standar ASTM C469-87. Nilai modulus
elastisitas beton bervariasi tergantung dari mutu atau kekuatan beton, umur
pengujian beton, sifat-sifat (kekuatan) agregat halus, kasar dan semen,
kecepatan pembebanan, jenis dan dimensi benda uji yang dipakai.
Modulus elastisitas sangat penting untuk menetukan kekuatan dan
lendutan beton.
Dimana :
E = Modulus Elastisitas (MPa)
S1 = Tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = Tegangan 40% dari tegangan hancur ultimate.
2 = Regangan yang menghasilkan S2
43
C. Peralatan dan Bahan
5. Alat Compressometer-Extensometer
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Menentukan berat dan ukuran benda uji.
2. Melakukan pelapisan (capping) permukaan atas benda uji beton
dengan mortal belerang dengan prosedur berikut :
a. Melelehkan belerang dalam pot peleleh sampai suhu kira-kira
130C
b. Menuangkan belerang cair ke dalam cetakan pelapis (capping
plate) yang telah dilapisi gemuk tipis-tipis, kemudian meletakkan
benda uji di atasnya.
c. Mendiamkan sampai mortar belerang cair menjadi keras.
3. Mengatur alat Compressometer-Extensometer pada benda uji silinder.
4. Melakukan setting alat Compressometer-Extensometer pada benda uji
silinder.
44
5. Menempatkan benda uji silinder yang telah dipasangi alat
Compressometer-Extensometer pada mesin uji tekan. Dial
Compressometer dan Extensometer diatur ke angka nol.
6. Menekan benda uji perlahan-lahan, selanjutnya beban, displacemant
longitudinal dicatat setiap penambahan 50 KN sampai mencapai beban
maksimum.
45
0
0,00
50 3
3
0,03
100 33
3
0,07 =300 KN
150 74
4
0,10
200 105
5
0,15
250 154
4
0,27
300 273
3
Sampel 1:
46
P 50
Tegangan = A = 17662,5 = 0,000283 = 2,83 MPa
L 0,007
Regangan = t = 300 = 0,00002
Perhitungan selanjutnya dapat di lihat di tabel 6.4, tabel 6.5 dan tabel 6.6
47
150 84 0,084 8,49 0,0003
200 108 0,108 11,32 0,0004
250 172 0,172 14,15 0,0006
300 407 0,407 16,99 0,0014
S1 = 3,18 1 = 0,00005
S2 = 6,79 2 = 0,0002
S 2S 1 6,793,18
E = 20,00005 = 0,00020,00005 = 24066,67 MPa
Keterangan
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = tegangan 40 % dari tegangan hancur ultimate
= regangan yang menghasilkan S2
2
48
120 53,5 0,053 6,79 0,0002
150 74 0,074 8,49 0,0003
200 105 0,105 11,32 0,0004
250 154 0,154 14,15 0,0005
300 273 0,273 16,99 0,0009
S1 = 3,71 1 = 0,00005
S2 = 6,79 2 = 0,0002
S 2S 1 6,793,71
E= 20,00005 = 0,00020,00005 = 20533,33 MPa
Keterangan
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = tegangan 40 % dari tegangan hancur ultimate
= regangan yang menghasilkan S2
2
49
150 178 0,178 8,49 0,0006
200 309 0,309 11,32 0,001
250 580 0,580 14,15 0,002
S1 = 3,18 1 = 0,00005
S2 = 5,66 2 = 0,0001
S 2S 1 5,663,18
E= 20,00005 = 0,00010,00005 = 49600 MPa
Keterangan
E = modulus elastisitas
S1 = tegangan untuk regangan 0,00005
S2 = tegangan 40 % dari tegangan hancur ultimate
= regangan yang menghasilkan S2
2
50
G. KESIMPULAN
20621,16 Mpa.
H. GAMBAR ALAT
51
Pot peleleh Cetakan pelapis (Capping Plate)
I. DOKUMENTASI
52
Melelehkan belerang Mengoleskan vaseline
dalam pot leleh pada Capping Plate
53
Menempatkan benda uji silinder Merekam dan membaca hasil
pada mesin uji tekan penekanan benda uji
54