1. Ruang lingkup
1.1 Metode ini menentukan sifat lentur potongan panel atau panel struktural yang
berukuran sampai dengan (122 X 244) cm2. Panel struktural yang digunakan meliputi kayu
lapis, papan lapis, papan serat teratur, venir komposit dan lapisan kayu. Metode pengujian ini
meliputi :
Metode A - Uji lentur beban satu titik
Metode B - Uji lentur beban dua titik
Metode C - Uji momen murni
Pemilihan metode ditentukan oleh tujuan pengujian, tipe bahan dan peralatan yang tersedia.
Seluruh metode dapat dipakai pada bahan yang mempunyai sifat kekuatan dan kekakuan
relatip sama. Hanya metode C yang digunakan untuk uji bahan yang diperkirakan
mempunyai kekuatan dan kekakuan panel yang bervariasi disebabkan oleh perbedaan berat
jenis, mata kayu, lubang mata kayu, daerah penyimpangan arah serat kayu, serangan jamur
atau variasi pertumbuhan lebar. Metode B dapat digunakan untuk mengevaluasi ciri-ciri
tertentu seperti celah inti dan sambungan venir dalam panel kayu lapis dimana pengaruhnya
cepat terproyeksi pada seluruh panel. Metode C umumnya dipilih jika ukuran bahan uji sesuai
dengan yang diijinkan. Momen yang diterapkan pada benda uji sampai hancur dengan
metode uji A atau B di mana lendutan yang besar terjadi, boleh lebih besar dari pada momen
nominal. Pendekatan koreksi perkiraan dapat dilakukan.
1
Pd M-18-2000-03
Ukuran benda uji dan bentangan minimum tertentu mudah disesuaikan. Metode ini dipilih
jika peralatan tersedia.
1.5 Semua metode dapat digunakan untuk menentukan modulus elastisitas dengan
ketelitian cukup. Modulus runtuh atau hancur yang ditentukan dengan metode A atau B
dapat dipengaruhi oleh kesalahan dan kadang-kadang melebihi 20 % bergantung pada
panjang bentang, pembebanan dan lendutan pada saat hancur kecuali momen dihitung dengan
ketelitian seperti ditunjukkan pada lampiran A atau dibuat koreksi lain. Kesalahan-kesalahan
ini tidak terdapat pada metode C.
1.6 Jika perbandingan hasil uji kelompok benda uji diinginkan, pelaksanaan yang baik
adalah menggunakan metode uji yang sama untuk semua benda uji, sehingga menghilangkan
kemungkinan perbedaan yang berhubungan dengan metode uji.
1.7 Standar ini tidak menjamin terhadap seluruh permasalahan keselamatan, yang
dihubungkan dengan penggunaannya. Hal ini menjadi tanggung jawab pemakai standar ini
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan yang tepat secara praktis dan menentukan batasan
peraturan sebelum digunakan.
2. Acuan
- ASTM D 2395 Test Methods for Specific Gravity of Wood and Wood-Base Materials
- ASTM D 4442 Test Methods for Direct Moisture Content Measurement of Wood-
Base Material
3. Pengertian
- Uji lentur beban satu titik adalah uji lentur satu titik beban di tengah bentang.
- Uji lentur beban dua titik adalah uji lentur dua titik beban yang diletakan pada jarak
¼ bentang dari tumpuan reaksi.
- Uji momen murni adalah uji lentur tanpa pengaruh gaya geser.
- Venir adalah lembaran kayu tipis yang diperoleh dengan cara kupasan (rotary
cutting) atau irisan (slicing).
- Dial gage adalah alat untuk mengukur lendutan dengan cara manual.
- Tranduser adalah alat untuk mengukur lendutan dengan cara elektrik.
4. Penggunaan
4.1 Standar ini menjelaskan tentang sifat lentur, terutama kekuatan dan kekakuan panel
struktural. Sifat-sifat ini sangat penting dalam penggunaan panel struktural pada konstruksi
lantai, pelapis dinding, lantai atap, cetakan beton atau berbagai
struktur rangka ruang, pengemasan dan bahan-bahan untuk kontainer, peti kayu, palet atau
komponen struktur seperti lapisan luar panel yang tegang.
4.2 Untuk mengontrol dan menentukan variabel lain yang mempengaruhi sifat-sifat
lentur, maka kadar kelembaban dan waktu keruntuhan harus ditentukan. Bahan uji
disarankan untuk dikondisikan pada tekanan atmosfir tertentu untuk mengendalikan kadar
kelembaban dan menentukan berat jenis. Perbandingan hasil uji kayu lapis, komposit venir,
dan kayu pejal yang dilaminasi atau konstruksi kayu lapis lainnya akan sangat membantu jika
ketebalan lapisan masing-masing diukur untuk mendapatkan perhitungan sifat- sifat
penampang.
2
Pd M-18-2000-03
5. Kadar kelembaban
5.1 Contoh uji panel struktural yang akan diuji pada kadar kelembaban spesifik atau
kelembaban relatif harus dikondisikan mendekati massa tetap dalam kontrol atmosfir
sebelum pengujian. Disarankan kelembaban relatif adalah (65 + 5) % pada temperatur
(20 + 3) 0C untuk panel struktural yang digunakan pada kondisi kering.
6.2.1 Pengukuran
Ukur ketebalan benda uji pada tengah bentang di dua titik dekat pada setiap ujung dan catat
rata-ratanya. Ketelitian pengukuran adalah 0,02 mm atau 0,3 %. Ukur lebar pada tengah
bentang dengan ketelitian ukuran 0,3 %.
6.2.1.1 Jika diperlukan membuat kesimpulan hasil uji kayu lapis, komposit venir dan ukuran
tebal laminasi tiap lapisan dengan ketelitian pengukuran mendekati 0,02 mm di tengah
bentang pada tiap sisi, iambil rata-ratanya.
Catatan 3: Penetapan rasio antara panjang bentang dengan ketebalan, dibutuhkan untuk mendapatkan
perbandingan yang teliti dari nilai uji bahan yang mempunyai ketebalan berbeda. Panjang bentang
didasarkan pada ketebalan nominal bahan dan hal ini tidak dimaksudkan panjang bentang harus
diubah untuk variasi ketebalan yang kecil.
2
N = zL / 6d
4
Pd M-18-2000-03
dengan :
6.6.1 Ukur dan catat waktu yang dibutuhkan mulai dari awal pembebanan sampai dengan
pembebanan maksimum dengan ketelitian ½ menit.
Gambar 1
Detail peralatan uji lentur statis
5
Pd M-18-2000-03
6.8 Perhitungan
6.8.1 Menghitung kekakuan lentur benda uji sebagai berikut:
EI = ( L3/ 48 ) ( P/∆ )
dengan :
6.8.1.1 Momen inersia yang digunakan dalam perhitungan pada butir 6.8.1 dapat dihitung
dengan beberapa cara tergantung dari persyaratan pengamatan. Dapat juga didasarkan pada
seluruh penampang melintang, hanya momen inersia lapisan yang sejajar panjang bentang,
atau termasuk seluruh lapisan diukur sesuai dengan modulus elastisitas dalam arah tegangan
lentur. Metode yang digunakan dinyatakan dengan jelas pada laporan.
6.8.2 Menghitung momen maksimum (SbI / C) menurut persamaan sebagai berikut:
fcI / C = PL/4
dengan:
6
Pd M-18-2000-03
Keterangan :
1. Rel
2. Tumpuan kecil cam penerus
3. Tumpuan pelat penuntun sentering
4. Tumpuan pelat
5. Benda Uji
6. Pegas penjepit penahan benda uji pada tumpuan pelat
7. Tumpuan bola berdiameter besar untuk pembengkokan benda uji
8. Tumpuan reaksi didukung oleh rel pengatur jarak bentang
Gambar 2
Tumpuan reaksi untuk benda uji lentur kecil
7
Pd M-18-2000-03
Lendutan pada tengah bentang sehubungan dengan dua titik beban diukur dengan “dial gage”
atau transduser yang memberikan deformasi lentur murni dan tidak dipengaruhi oleh
deformasi geser.
Gambar 3
Penyetelan tumpuan dan metode dari penahanan “dial gage” untuk pengamatan
lendutan bahan yang tipis pada uji lentur statis
8
Pd M-18-2000-03
Gambar 4.
Tumpuan rol dengan “dial gage” untuk mengukur lendutan di
sumbu netral pada uji lentur statis
7.4 Tumpuan
Ketentuan tumpuan reaksi dapat di lihat pada butir 6.4 dan 6.4.1. Keterangan lain dibahas
dalam butir 6.4.2 dan 6.4.3.
7.5 Pembebanan
Terapkan beban yang sama pada benda uji yang sama jauhnya dari tumpuan yang
mempunyai permukaan silinder dengan jari-jari kurva paling sedikit 1 ½ kali tebal benda uji
yang memungkinkan benda uji bersinggungan. Sumbu permukaan tumpuan tetap sejajar dan
paling sedikit satu tumpuan tersebut bebas berputar atau dibebani melalui rol untuk mencegah
timbulnya gaya gesek pada permukaan benda uji. Konstruksi kepala penggerak untuk
pembebanan dapat dilihat pada gambar 5 dan 6. Letakkan poros di tengah dua beban dekat
sumbu netral benda uji.
7.5.1 Jarak titik beban cukup untuk menetapkan lendutan yang diukur. Jarak tersebut paling
sedikit 24 kali tebal benda uji disyaratkan untuk benda uji dengan arah serat sejajar bentang
atau 12 kali tebal benda uji untuk arah serat tegak lurus bentang.
7.5.2 Jumlah pengukuran terhadap dua beban dengan ketelitian paling sedikit 1 % dari nilai
yang ditunjukkan atau 0,4 % pada skala penuh, pilih yang lebih besar.
N = ( za/3d ) ( 3L - 4a )
9
Pd M-18-2000-03
dengan :
N adalah tingkat kecepatan, mm/menit
z adalah unit regangan serat, mm/mm menit = 0,0015
a adalah jarak dari tumpuan kebeban terdekat, mm
d adalah tebal balok, mm
L adalah panjang bentang, mm
7.6.1 Mengukur waktu dari awal pembebanan sampai beban maksimum dan catat, dengan
pembulatan ½ menit.
7.7 Pengukuran lendutan
Ukur lendutan di tengah bentang dengan memperhatikan garis antara dua titik yang berjarak
sama dari tengah bentang dan di dua titik beban dengan ketelitian paling sedikit 1½ % dari
lendutan total jika diuji hanya untuk kekakuan, atau 1½ % dari lendutan mendekati batas
proporsional. Ketiga titik diletakan pada sumbu longitudinal benda uji. Peralatan yang
sesuai dari tranduser tipe ini ditunjukkan pada gambar 5 dan 6. Sebuah dial gage dapat
mengganti tranduser untuk pembacaan secara manual. Tahapan pembacaan masing-masing
gage paling sedikit 12 dianjurkan 15 atau lebih, pembacaan beban lendutan dilakukan di
bawah batas proporsional atau yang mendekati untuk menentukan kekakuan benda uji.
7.8 Perhitungan
7.8.1 Hitung kekakuan lentur benda uji sebagai berikut:
E I = [ ( L - L1 ) L22/32 ] ( P’/ ∆ )
dengan :
L1 adalah panjang bentang antara titik beban, mm
L2 adalah panjang bentang antara titik pengukuran lendutan, mm
P’/ ∆ adalah kemiringan diplot dari kurva beban lendutan di mana lendutan diukur di
tengah bentang sampai akhir bentang dalam mm dan notasi lain diberikan dalam
7.8.1.
Keterangan pemakaian pada 7.8.2
Gambar 5
Peralatan Pada Pembebanan Dua-Titik dan Pengukuran Lendutan ( Metode B )
10
Pd M-18-2000-03
Keterangan :
1. Tumpuan bola besar untuk dudukan pembengkokan benda
2. Sekrup pengatur dan pelat pendukung rumah tranduser
3. Tumpuan pelat
4. Tumpuan rol kecil pelat ijin jungkit dan rol pendukung melendtnva benda uji
5. Batang tarik diangker pada kepala penggerak
6. Tumpuan penuntun untuk merapatkan posisi batang dan pembebanan
7. Sengkang untuk pembawa beban pada poros tumpuan
8. Poros tumpuan untuk menyamakan dua beban yang dipakai dengan rol
9. Beban titik rol bebas
10. Pelat pengikat batang tranduser untuk pelindung gege lendutan dari jungkit lateral
Gambar 6
Uji Dua-Titik Beban ( Metode B )
11
Pd M-18-2000-03
Keterangan :
1. Pendukung tali
2. Dial gage
Gambar 7.
Dial gage digunakan untuk mengukur lendutan midordinate pada
pengujian momen lentur ( Metode C )
12
Pd M-18-2000-03
8.3.1 Ukur atau catat momen yang dipakai pada salah satu atau kedua portal pembebanan,
salah satu menunjukkan atau dalam batas hubungan nilai momen, untuk ketelitian + 2 %
nilai yang ditunjukkan atau 0,8 % dari pembacaan skala penuh di bawah 40 % nilai skala
penuh (catatan 5). Gaya gesek cenderung menahan gerak sumbu portal pembebanan
selama uji mungkin juga menyebabkan kesalahan yang signifikan. Bila panel dengan lebar
120 cm diuji, gaya horizontal dipakai pada satu portal pembebanan itu disyaratkan untuk
menghasilkan gerak pada kedua portal tanpa panel di dalam mesin tidak melebihi 2,3 kg. Di
mana kabel dan sistem “pulley” yang dipakai, kabel yang digunakan tetap dengan
kemungkinan ukuran terkecil dengan beban, dan secara relatip “pulley” besar akan
membantu mengurangi gaya gesek.
Catatan 5 : Batasan ini tidak mengikat untuk peralatan konvensional dalam permintaan ijin fabrikasi
laboratorium dan berpengalaman dalam desain mesin momen presisi. Perhatikan kontrol
penyelidikan mungkin menghendaki spesifikasi atau konstruksi peralatan yang lebih presisi.
R = (2 z / 3d) (3 D - 4 S)
dengan:
8.4.1 Mengukur waktu dari awal pembebanan sampai dengan beban maksimum dan catat,
dengan pembulatan ½ menit.
13
Pd M-18-2000-03
8.6 Perhitungan
8.6.1 Menghitung kekakuan panel (EI), tergantung metode pada pengukuran
kelengkungan, dari data uji yang sesuai dengan persamaan berikut:
Keterangan :
1. Pasak
2. Gage Rotasi
3. Batang Referensi
4. Pasak
5. Portal Pembebanan
Gambar 8.
Alat putaran sudut dan portal pembebanan pada uji lentur murni
EI = MR
dengan:
Menghitung jari-jari kelengkungan yang dibahas pada butir, 8.5.3 sebagai berikut:
R = ( L2/8∆ ) + (∆/2 )
dengan :
E I = ML / ( θ1 + θ2 )
dengan:
EI adalah kekakuan lentur panel, N. mm2 (lihat 6.8.1)
M adalah momen maksimum, N.mm (lihat 6.8.1.1)
L adalah jarak antara titik gage, mm
θ1 + θ2 adalah total putaran sudut antara titik pengukuran
10. Pelaporan
10.1 Setiap benda uji akan diuraikan seperti ukuran, jenis, konstruksi dan tipe bahan
perekat yang digunakan, dan petunjuk penting lapisan, laminasi, strand atau wafer dengan
panjang benda uji.
16
Pd M-18-2000-03
10.2 Data untuk masing-masing benda uji tersendiri dan termasuk data rata-rata:
10.2.1 Ketebalan
10.2.2 Spesifik gravitasi
10.2.3 Kadar kelembaban
10.2.4 Waktu terjadi kerusakan
10.2.5 Kekakuan lentur
10.2.6 Momen maksimum
10.2.7 Diagram beban-lendutan
10.2.8 Uraian kerusakan
10.3 Hal ini mungkin juga diinginkan untuk memasukkan data tambahan yang mungkin
mempengaruhi hasil seperti modulus elastisitas, modulus patah, modulus penampang, momen
inersia, ketebalan masing-masing lapisan atau laminasi, beban maksimum atau momen dan
tanda dari pabrik sehubungan dengan tingkat mutu panel atau gagasan yang mempengaruhi
hasil uji.
10.4 Metode perhitungan momen inersia dan modulus penampang akan lebih jelas
ditetapkan. Uraian metode uji termasuk peralatan yang digunakan untuk pemakaian beban
atau momen pada panel, pemakaian titik-titiknya, pengukuran deformasi peralatan, dan
geometri dari deformasi diukur.
11. Ketelitian
11.1 Ketelitian metode ini tidak ditentukan, tetapi pernyataan presisi data yang tersedia
akan dimasukkan.
17
Pd M-18-2000-03
Lampiran A
( Informasi Tambahan )
A.1 Persamaan dari perhitungan momen lentur diberikan dalam gambar A.1 untuk uji
titik pusat dan gambar A.2 untuk uji dua titik. Kesalahan terjadi karena penggunaan momen
nominal sebagai momen murni untuk menghitung modulus patah ( persamaan dalam
standar ini menggunakan momen nominal ) tergantung pada geometri benda uji dan
kegagalan pada pembebanan.
A.2 Dalam hal uji dua titik, ukuran sudut tangens tambahan dan lendutan selama uji
untuk perhitungan yang diijinkan dari kelipatan momen murni selama uji berlangsung dan
pengurangan data oleh besarnya permintaan. Pendekatan yang mengurangi kesalahan,
kemungkinan batas yang diterima pada banyak tujuan untuk koreksi pemakaian momen
nominal yang berbeda dengan lendutan tengah bentang.
Tumpuan pelat
Roll bebas berputar
Gambar A.1
Perhitungan Momen Pengujian Beban Titik Pusat
M = ( PL/4 ) + [( ∆ - A ) ( P/ 2 )] tan α
dengan:
Bila lendutan diukur relatif pada dua titik di atas sumbu netral panel
M = ( PL / 4 ) + ( P∆ / 2 ) tan α - ( Pa / 2 )] sin α
dengan:
∆ adalah lendutan relatip tengah bentang ke titik di atas sumbu netral dari panel reaksi,
pemberian notasi lain.
Gambar A.2
Perhitungan momen beban uji dua titik
dengan:
M = [P(L - L1) /4 ] + (P∆/ 2) tan α - [(P/ 2) (∆ - ∆1) (P/ 2)] tan β - (Pa/2) (sin α+sin β)
dengan:
∆ adalah lendutan relatip tengah bentang ke titik di atas sumbu netral dari panel reaksi
∆1 adalah lendutan relatip titik beban di atas sumbu netral panel reaksi, dan notasi lain
19
Pd M-18-2000-03
Lampiran B
Daftar Nama dan Lembaga
1. Pemrakarsa :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permukiman, Badan Litbang Permukiman
dan Pengembangan Wilayah
2. Penyusun :
20
Pd M-18-2000-03
21
Pd M-18-2000-03
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ……………………………………………………………………………... i
2 Acuan …………………………………………………………………………. 2
3 Pengertian …………………………………………………………………….. 2
4 Penggunaan …………………………………………………………………… 2
10 Pelaporan ……………………………………………………………………… 16
11 Ketelitian ……………………………………………………………………… 17
i
Pd M-18-2000-03
ii