BENDING TEST
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1.1. Tujuan
1.1.1. Dapat mengoperasikan mesin uji bending
1.1.2. Mampu menjelaskan macam-macam pengujian lengkung
1.1.3. Dapat membuat grafik tegangan dan regangan.
1.1.4. Dapat menganalisa tegangan dan regangan
1.2 Teori
Secara umum terdapat dua jenis pengujian tekuk (bending) yaitu pengujian tekuk
melintang (transversal bending) dan pengujian tekuk memanjang (longitudinal
bending). Jika kedua jenis pengujian tersebut digunakan pada benda hasil pengelasan,
maka pemotongan area pengelasan harus disesuaikan dengan jenis pengujiannya. Hal
tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil pengelasan secara visual setelah
benda ditekuk.
1.3 Pengujian Tekuk Melintang (Transversal Bending)
Pada pengujian jenis ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
transversal bending dibagi menjadi tiga :
a. Face Bend
Dikatakan face bend jika permukaan las mengalami tegangan tarik dan akar las
mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
b. Root Bend
Dikatakan root bend jika akar las mengalami tegangan tarik dan permukaan las
mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Dikatakan face bend jika permukaan las mengalami tegangan tarik dan akar las
mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Dikatakan root bend jika akar las mengalami tegangan tarik dan permukaan las
mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandril ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, yaitu :
Selain itu juga diatur mengenai jarak antara penumpu dan mandril atau penekan.
Skema serta jarak penentuan pengujian dapat dilihat pada Gambar 9
1.6.1.1 Keretakan pada weld metal atau HAZ maksimal 3 mm diukur dari segala
arah pada permukaan cembung yang telah ditekuk.
1.6.1.2 Retak pada pojok permukaan yang telah ditekuk tidak diperhitungkan.
Kecuali yang disebabkan oleh slag inclusión , lack of fusion , atau cacat
lainnya.
1.6.1.3 Pada pengelasan overlay cladding tidak boleh terdapat retak terbuka
melebihi 1.5 mm dihitung dari segala arah. Pada interface tidak boleh
terdapat retak terbuka melebihi 3 mm.
1.6.1.6 Jumlah cacat terbesar tidak boleh melebihi 10 mm pada cacat yang
ukurannya antara 1 mm sampai 3 mm.
1.6.1.7 Retak pada pojok permukaan maksimal 6 mm, kecuali yang disebabkan
oleh slag inclusión atau cacat fusi yang lainnya maka maksimal dimensi
yang diperbolehkan adalah 3 mm.
BAB II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah sebagai
berikut :
3.1.1 Alat :
1. Spidol
2. Mistar
3. Jangka Sorong
4. Gerinda
3.1.3 Perlengkapan :
1. Kacamata (goggle)
2. Sarung tangan
3. Masker pernapasan
1. Pada benda kerja 1 (FACE BENDING 1) Mengalami discontinuitas jenis crack, dengan
ukuran 9 mm, yang artinya sambungan lasnya REJECT
2. Pada benda kerja 2 (FACE BENDING 2) Mengalami discontinuitas jenis porosity,
dengan ukuran 33,54 mm yang artinya sambungan lasnya REJECT, karena retak pada
pojok tidak di perhitungkan sesusai BKI VOL.6
3. Pada benda kerja 3 (ROOT BENDING 1) Mengalami discontinuitas jenis crack sebesar
3 mm yang artinya sambungan lasnya masih ACC karena retak pada pojok tidak di
perhitungkan sesuai BKI VOL. 6
4. Pada benda kerja 4 (ROOT BENDING 2) Mengalami discontinuitas jenis porosity
sebesar 33,44 mm yang artinya sambungan lasnya masih REJECT, karena retak pada
pojok tidak di perhitungkan sesuai BKI VOL. 6
BAB IV
KESIMPULAN
Pengujian lengkung yang dipakai yaitu face bend dan root bend dengan cara
mengikuti prosedur yang ada seperti alat dan bahan serta cara kerja yang sudah
tersedia kemudian didapatkan hasil uji bending dari pengujian tersebut dengan
menggunakan standart BKI vol. 6