Anda di halaman 1dari 9

UJI BENDING

Disusun Oleh :

YUDA AFRIYADI

NIM :20503241008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN (S1) / A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
LLl1.1 Latar Belakang
A. Latar Belakang
Pengujian bending merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang
diletakkan terhadap spesimen dan bahan, baik bahan yang digunakan pada kontraksi atau
komponen yang menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari
bahan yang ditahan diatas dua tumpuan. Alat uji bending sering digunakan untuk
pengujian bahan-bahan produksi seperti baja, besi cord dan lainnya, selain itu alat ini
juga digunakan untuk menguji kekuatan sambungan las, dimana dapat dilihat besarnya
kekuatan lengkung dari sambungan las tersebut.

B. Tujuan
1.Menentukan kekuatan lentur (flexural strength) material.
2.Menentukan modulus elastisitas material.
3.Mengetahui distribusi momen dan tegangan ketika terjadi pembebanan

C. Pengertian
Pengertian Uji tekuk (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Proses pembebanan menggunakan
mandrel atau pendorong yang dimensinya telah ditentukan untuk memaksa bagian tengah
bahan uji atau spesimen tertekuk diantara dua penyangga yang dipisahkan oleh jarak
yang telah ditentukan. Selanjutnya bahan akan mengalami deformasi dengan dua buah
gaya yang berlawanan bekerja pada saat yang bersamaan.

Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrel ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, yaitu :

a) Kekuatan tarik ( Tensile Strength ).


b) Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C pada
material.
c) Tegangan luluh ( Yield Stress ).

Gambar 1 berikut ini memperlihatkan skema pengujian tekuk pada bahan uji.

Setelah menekuk, permukaan spesimen yang berbentuk cembung harus


diperiksa dari kemungkinan adanya retak atau cacat permukaan yang lain.
Apabila spesimen mengalami patah (fracture) setelah ditekuk, maka spesimen
dinyatakan gagal uji (rejected). Namun jika tidak patah maka kriteria
keberterimaan seperti jumlah retak, dimensi retak atau cacat permukaan lain yang
terlihat pada permukaan harus disesuaikan dengan standar yang diacu. Adanya
retak pada sisi ketebalan atau sudut-sudut spesimen tidak dinyatakan sebagai
kegagalan pengujian. Kecuali dimensinya melebihi ukuran yang ditentukan oleh
standar.

Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji tekuk bending dibedakan menjadi


2, yaitu transversal bending dan longitudinal bending. Apabila kedua jenis
pengujian tersebut digunakan pada benda hasil pengelasan, maka pemotongan
area pengelasan harus disesuaikan dengan jenis pengujiannya. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil pengelasan secara visual setelah benda
ditekuk.

D. Contoh contoh Pengujian Bending


a) Pengujian Tekuk Melintang (Transversal Bending)
1. Face Bend (Bending di Permukaan Las)
Dikatakan face bend jika permukaan las mengalami tegangan tarik dan
akar las mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2. Pengamatan dilaksanakan pada permukaan las yang mengalami
tegangan tarik, apakah muncul retak atau tidak. Jika muncul retak
dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau fusion line (garis
perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 2 Skema Pengujian Tekuk Face Bend pada Transversal Bending.


2. Root Bend (Bending di Akar Las)
Root bend adala akar las mengalami tegangan tarik dan permukaan las
mengalami tegangan tekan, seperti yang ditunjukkan Gambar 3
Pengamatan dilakukan di akar las yang mengalami tegangan tarik, lalu
diamati apakah muncul retak atau tidak. Jika muncul retak dimanakah
letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau fusion line (yaitu garis
perbatasan WM dan HAZ)
Gambar 3 Skema Pengujian Tekuk Root Bend pada Transversal Bending.

3. Side Bend (Bending di Sisi Las)


Pengujian ini dilaksanakan apabila ketebalan material yang di las lebih
besar dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah
timbul retak atau tidak, seperti yang di tunjukkan Gambar 4. Jika muncul
retak amati dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau di
fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 4 Skema Pengujian Tekuk Side Bend pada Transversal Bending.

b) Pengujian Tekuk Memanjang (Longitudinal Bending)


1. Face Bend (Bending pada Permukaan Las)
Dikatakan face bend jika permukaan las mengalami tegangan tarik dan
akar las mengalami tegangan tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5. Pengamatan dilakukan di permukaan las yang mengalami tegangan
tarik, diamati apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah
letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau fusion line (garis perbatasan
WM dan HAZ).
Gambar 5 Skema Pengujian Tekuk Face Bend pada Longitudinal Bending.

2. Root Bend (Bending pada Akar Las


Root bend adalah bending yang dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan, seperti yang
ditunjukkan Gambar 6 Pengamatan dilakukan di akar las, amati apakah
muncul retak atau tidak. Jika muncul retak dimanakah letaknya, apakah di
Weld metal, HAZ atau di fusion line (yaitu garis perbatasan WM dan
HAZ).

Gambar 6 Skema Pengujian Tekuk Root Bend pada Longitudinal Bending.

c) three point bending

menggunakan 2 point pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada
bagian atas yang berfungsi sebagai penekan
Keterangan rumus: σf = Tegangan lengkung (kgf/mm2 ) b = lebar benda uji (mm)

P = beban atau Gaya yang terjadi (kgf) L = Jarak point (mm) b = lebar benda uji
(mm)

d = Ketebalan benda uji (mm)

d) four point bending

menggunakan 2 point pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan dan 2 point (penekan) pada
bagian atas yang berfungsi sebagai penekan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Uji Three Point Bending dan Four
E. Prosedur Pengujian Bending

Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandril ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, yaitu :

1. P-No. dari material yang diuji.


2. Elongation dari material yang diuji.
3. Kekuatan luluh ( yield strength) dari material yang diuji.
Berdasarkan standard and code ASME sec. IX, ukuran diameter mandril ditentukan
berdasarkan P-No. dari material yang diuji. Namun jika P-No. material tidak ditemukan
pada referensi di standar tersebut, maka dapat digunakan data elongation material uji
untuk mencari diameter mandril atau penekan.

Berbeda dengan standard and code ASME sec. IX yang menggunkan P-No. dan data
elongation material, pada standar yang lain yaitu AWS D1.1 justru menggunakan data
kekuatan luluh ( yield strength) dari material yang diuji untuk menentukan diameter
mandril atau penekan. Pada Gambar 7 dapat dilihat cara penentuan diameter mandril /
penekan berdasarkan standard and code ASME sec. IX.

Gambar 7 Penentuan diameter mandril – penekan berdasarkan ASME sec. IX.

Gambar 8 Penentuan diameter mandril – penekan berdasarkan AWS D1.1.


Selain itu juga diatur mengenai jarak antara penumpu dan mandril atau penekan. Skema
serta jarak penentuan pengujian dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

G
ambar 9 Penetuan jarak antar penumpu berdasarkan ASME sec. IX

Ga
mbar 10 Penetuan jarak antar penumpu berdasarkan AWS D1.1
F. Kriteria Keberterimaan Pengujian Tekuk (Acceptance Criteria Bending Test).

a. Syarat Keberterimaan Berdasarkan ASME sec. IX.


Untuk dapat lulus dari uji tekuk (bending) berdasarkan standard and code ASME sec.
IX maka hasil pengujian harus memenuhi kriteria berikut ini :

1. Keretakan pada weld metal atau HAZ maksimal 3 mm diukur dari segala arah
pada permukaan cembung yang telah ditekuk.
2. Retak pada pojok permukaan yang telah ditekuk tidak diperhitungkan. Kecuali
yang disebabkan oleh slag inclusión , lack of fusion , atau cacat lainnya.
1. Pada pengelasan overlay cladding tidak boleh terdapat retak terbuka melebihi 1.5
mm dihitung dari segala arah. Pada interface tidak boleh terdapat retak terbuka
melebihi 3 mm.
b. Syarat Keberterimaan Berdasarkan AWS D1.1.
Untuk dapat lulus dari uji tekuk (bending) berdasarkan standard and code AWS D1.1
maka hasil pengujian harus memenuhi kriteria berikut ini :

1. Keretakan maksimal 3 mm diukur dari segala arah pada permukaan cembung yang
telah ditekuk.
2. Jumlah cacat terbesar tidak boleh melebihi 10 mm pada cacat yang ukurannya
antara 1 mm sampai 3 mm.
3. Retak pada pojok permukaan maksimal 6 mm, kecuali yang disebabkan oleh slag
inclusión atau cacat fusi yang lainnya maka maksimal dimensi yang diperbolehkan
adalah 3 mm.

Referensi : https://www.detech.co.id/bending-test/

Anda mungkin juga menyukai