Anda di halaman 1dari 12

8

2.5 Kampuh V
Sambungan kampuh V dipergunakan untuk menyambung logam atau plat
dengan ketebalan 6-15 mm. Sambungan ini terdiri dari sambungan kampuh V terbuka
dan sambungan kampuh V tertutup. Sambungan kampuh V terbuka dipergunakan
untuk menyambung plat dengan ketebalan 6-15 mm dengan sudut kampuh antara
600-800, jarak akar 2 mm, tinggi akar 1-2 mm ( Sonawan, 2004).

Gambar 2.3. Kampuh V (Sonawan, 2004)

2.6 Pengujian Tarik


Pengujian Tarik Proses pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui kekuatan
tarik benda uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan untuk
mengetahui apakan kekuatan las mempunyai nilai yang sama, lebih rendah atau lebih
tinggi dari kelompok raw materials.

Pengujian tarik untuk kualitas kekuatan tarik dimaksudkan untuk mengetahui


berapa nilai kekuatannya dan dimanakah letak putusnya suatu sambungan las.
Pembebanan tarik adalah pembebanan yang diberikan pada benda dengan
memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satu ujung benda. Penarikan gaya
terhadap beban akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) bahan
tersebut. Proses terjadinya deformasi pada bahan uji adalah proses pergeseran butiran
kristal logam yang mengakibatkan melemahnya gaya elektromagnetik setiap atom
logam hingga terlepas ikatan tersebut oleh penarikan gaya maksimum.

Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan–pelan


bertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai
perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva teganganregangan.
9

Gambar 2.4. Kurva tegangan-regangan ( Wiryosumarto, 2000)

Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan–pelan


bertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenai
perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva teganganregangan.

Tegangan dapat diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang


mula benda uji

F
σu = A ..(2.1)

Dimana : σu= Tegangan nominal (kg/mm2)

F = Beban maksimal (kg)

A = Luas penampang mula dari penampang batang (mm2)

Regangan (persentase pertambahan panjang) yang diperoleh dengan membagi


perpanjangan panjang ukur (ΔL) dengan panjang ukur mula-mula benda uji;

∆L
Rumus rengangan I ∈= x 100 % ..(2.2)
Lo

L−Lo
Rumus rengangan II ∈= x 100 % ..(2.3)
Lo
10

Dimana: ε = Regangan (%)

L = Panjang akhir (mm)

Lo = Panjang awal (mm)

Pembebanan tarik dilakukan terus-menerus dengan menambahkan beban


sehingga akan mengakibatkan perubahan bentuk pada benda berups pertambahan
panjang dan pengecilan luas permukaan dan akan mengakibatkan kepatahan pada
beban. Persentase pengecilan yang terjadi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:

∆A
Rumus penampang I q= x 100 % ..(2.4)
∆o

Ao−A 1
Rumus penampang II q= x 100 % ..(2.5)
Ao

Dimana: q = Reduksi penampang (%)

Ao = Luas penampang mula (mm2)

A1 = Luas penampang akhir (mm2)

2.7 Material Baja


Baja karbon adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon C dengan sedikit Si,
Mn, P, S dan Cu. Sifat baja karbon sangat kuat tergantung pada kadar karbonnya.
Baja karbon dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu:
1. Baja karbon rendah (low carbon steel) Memiliki kadar karbon lebih kecil dari
0,20%, biasanya dipakai untuk : automobile bodies, pipa, rantai, roda gigi,
kerangka.
2. Baja karbon menengah (medium carbon steel) Memiliki kadar karbon 0,20% -
0,50%, biasa dipakai untuk : connecting roda, crank pins, poros as,
crankshafts, rel, obeng, palu.
11

3. Baja karbon tinggi (high carbon steel) Memiliki kadar karbon 0,50% - 2%,
biasanya dipakai untuk: obeng, gergaji untuk memotong baja, palu pandai
besi, sekrup, ragum.
2.7.1 Plat SS400
Baja SS 400 adalah jenis baja carbon yang mempunyai kadar karbon rendah
yaitu dibawah 0,3 %. Pada bidang perkapalan baja karbon rendah merupakan bahan
utama untuk pembuatan kontruksi kapal, seperti pada kontruksi lambung kapal. baja
karbon rendah sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kapal, jembatan,
rangka dan struktur konstruksi bangunan dan juga mesin (Mathews Yose Pratama,
Untung Budiarto, Wilma, 2019)

Gambar 2.5 Plat SS400


12

2.8 Pengujian Kekerasan


Proses pengujian logam kekerasan logam dapat diartikan sebagai kemampuan
suatu bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Harga kekerasan
bahan tersebut dapat dianalisis dari besarnya pembebanan yang diberikan terhadap
luasan bidang yang menerima pembebanan. Pengujian kekerasan logam ini secara
garis besar ada 3 jenis yaitu cara goresan, penekanan, cara dinamik. Proses pengujian
yang mudah dan cepat dalam memperoleh angka kekerasan yaitu penekanan.
Penentuan kekerasan penekanan ada 3 cara yaitu Brinell, Vickers, dan Rockwell.
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji (speciment) yang
berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji
tersebut. Skala yang umum dipakai dalam pengujian Rockwell adalah :

a. HRa (Untuk material yang sangat keras)


b. HRb (Untuk material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan diameter
1/16 Inchi dan beban uji 100 Kgf.
c. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa Kerucut intan
dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar 150 kgf. (Nugrahen,
2020)

Pada penelitian ini digunakan cara Rockwell dengan rumus yaitu;

HR = E – e ..(2.6)

Dimana HR=nilai kekerasan rockwell

E=konstanta

e=jarak antara kondisi 1 dan kondisi 2 dibagi dengan 0.002


mm
13

Gambar 2.6 mesin Rockwell


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Dimensi Benda Uji


Spesifikasi benda uji yang digunakan dalam eksperimen ini adalah sebagai
berikut:

1. Bahan yang digunakan adalah plat baja karbon rendah SS400

2. Ketebalan plat 10 mm

3. Elektroda yang digunakan adalah jenis E7018 dengan diameter 3,2 mm.

4. Posisi pengelasan dengan menggunaklan posisi bawah tangan.

5. Arus pengelasan yang digunakan adalah 90 A, 110 A,

6. Kampuh yang digunakan jenis kampuh V terbuka, jarak celah plat 2 mm, tinggi
akar 2 mm dan sudut kampuh 70.

7. Bentuk spesimen benda uji mengacu standar ASTM E8/E8M-11 untuk pengujian
tarik.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus tahun 2023. Adapun pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:

1. Proses pengelasan dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas


Malikussaleh.
2. Pembuatan bentuk spesimen benda uji dilakukan di laboratorium Teknik
Mesin Universitas Malikussaleh.

14
15

3. Pengujian tarik, dan kekerasan dilakukan di laboratorium Teknik Mesin


Universitas Malikusaleh.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian

a. Persiapan Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah baja
SS400 dengan ukuran panjang 500 mm, lebar 30 mm, tebal 10 mm. Elektroda
jenis E7018 dengan diameter 3,2 mm.
2. Persiapan Alat-alat

a. Mesin gerinda
b. Mesin frais
c. Peralatan pengelasan
d. Mesin las SMAW DC
e. Penggaris
f. Mesin uji kekerasan
g. Mesin Uji Tarik
h. Pengukur sudut

3.4 Analisis Data


Setelah data diperoleh selanjutnya adalah menganalisa data dengan cara
mengolah data yang sudah terkumpul. Data dari hasil pengujian dimasukkan kedalam
persamaan-persamaan yang ada sehingga diperoleh data yang bersifat kuantitatif,
yaitu data yang berupa angka-angka. Teknik analisa data pengaruh arus pengelasan
terhadap kekuatan tarik las SMAW dengan elektroda E 701
16

3.5 Spesimen uji tarik


Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam suatu
perancangan konstuksi dan proses manu faktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan tarik
suatu bahan di dapat dari hasil uji tarik tensile test yang dilaksanakan berdasarkan
standar pengujian yang telah baku seperti ASTM E8/E8M-11(ASTM E8, 2010)

Gambar 3.1 spesimen uji tarik


17

3.6 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Prosep Pengelasan
SMAW

110 Amper
90 Amper

Hasil Eksperimen

Uji Kekerasan Dan Tarik

Hasil Dan
Pembahasan

Selesai
DAFTAR PUSTAKA

Wiryosumarto, H., 2000, Teknologi Pengelasan Logam, Erlangga, Jakarta.


Callister Jr.,W.D., 2000, ”Fundamentals of Materials Science and Engineering”,
Interactive e Text, John Wiley & Sons, Fifth Edition.
Putri, F. (2010). Analisa Pengaruh Variasi Kuat Arus Dan Jarak Pengelasan Terhadap
Kekuatan Tarik, Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Elektroda 6013.
Jurnal Austent, 2(2), 13–25
ASTM E8. (2010). ASTM E8/E8M standard test methods for tension testing of
metallic materials 1. Annual Book of ASTM Standards 4, i(C), 1–27.
A.Jalil, S., Zulkifli, Z., & Rahayu, T. (2017). Analisa kekuatan impak pada
penyambungan pengelasan smaw material ASSAB 705 dengan variasi arus
pengelasan. Jurnal POLIMESIN, 15(2), 58.
https://doi.org/10.30811/jpl.v15i2.376
Andika Saputra, D., & Fathoni Syam, A. (2022). Pengaruh Kuat Arus Listrik Pada
Pengelasan SMAW Penyambungan Pipa Baja Karbon ASTM 53 Grade B
Terhadap Tensile Stranght The Effect OF Strong Electricity On SMAW
Welding ASTM 53 Grade B Carbon Steel Pipe Connection On Tensile Stanght.
Jurnal Smart Teknologi, 3(5), 2774–1702.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/JST
ASTM E8. (2010). ASTM E8/E8M standard test methods for tension testing of
metallic materials 1. Annual Book of ASTM Standards 4, i(C), 1–27.
https://doi.org/10.1520/E0008
Azis, R. A., Suharno, S., & Saputro, H. (2019). Pengaruh Variasi Diameter Elektroda
E7018 Terhadap Kekuatan Tarik, Kekerasan, dan Struktur Mikro Pengelasan
pada Baja Karbon Rendah Jenis SS400 dengan Metode SMAW. Jurnal Teknik,
17(2), 94–105. https://doi.org/10.37031/jt.v17i2.53
Famoesa, M. A. P., S, P. I., & Pranatal, E. (2020). Pengaruh variasi sudut kampuh v
pada sambungan las fcaw dari material baja ss 400. E-Journal ITATS, 2, 85–93.
Mathews Yose Pratama, Untung Budiarto, Wilma, S. J. (2019). Analisa Perbandingan
Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Baja SS 400
Akibat Pengelasan FCAW (Flux- Cored Arc Welding) dengan Variasi Jenis
Kampuh dan Posisi Pengelasan. Teknik Perkapalan, 7(2), 152–160.
Nugrahen, N. T. (2020). Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell. Fisika
Eksperimental Lanjut(Metode Rockwell), 1–9.

18
19

Nurdin, H., Padang, U. N., Jasman, J., & Padang, U. N. (2018). EFFECT
ELECTRICAL CURRENT TO TENSILE STRENGTH AND HARDNESS OF.
October.
Pattern, D. P., Industry, S., Chinese, E., Based, C., Connection, H. R., & Analysis, S.
N. (2020). ——社会网络分析视角 2 2 2. 1(FKA 173), 1–5.
Putri, F. (2010). Analisa Pengaruh Variasi Kuat Arus Dan Jarak Pengelasan Terhadap
Kekuatan Tarik, Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Elektroda 6013.
Jurnal Austent, 2(2), 13–25.
Rohman, M., Saepuddin, A., & Fardana, M. A. (2020). ST41 Tensile Strength
Analysis of Spiral Groove Welding with Three Current Variations. Jurnal
Pendidikan Teknik Mesin Undiksha, 8(2), 62–68.
https://doi.org/10.23887/jptm.v8i2.27590
Sopiansyah, Yusuf, I., & Sumardi. (2021). Kaji eksperimen pengaruh variasi
elektroda dan kuat arus pengelasan SMAW pipa baja AISI 1026 terhadap nilai
kekerasan dan pengujian magnetic particle. Journal of Welding Technology,
3(2), 47–52.

Anda mungkin juga menyukai