Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PENGUJIAN TARIK

2.1. Tujuan
1. Menentukan kekuatan tarik suatu spesimen degan uji tarik.
2. Menentukan kekuatan luluh (yield strength) suatu spesimen.
3. Menentukan modulus elastisitas.
4. Menganalisa perubahan panjang(elongation).
5. Mengetahui penggunaan mesin UTM.

2.2. Teori Dasar


Untuk mengetahui sifat logam maupun non logam salah satu pengujian yang
digunakan adalah uji tarik. Prinsip dari pengujian ini adalah dengan memberikan
beban gaya yang berlawanan arah pada kedua ujung specimen bahan material
yang diuji, sehingga kekuatan dari bahan yang diuji dapat diketahui. spesimen
penelitian ini menggunakan dua macam spesimen uji tarik yang sesuai dengan
standar internasional yaitu ASTM E 8 dan ASTM E 8M ini sesuai dengan standar
Amerika jika di Jepang menggunakan standar JIS 2241, dari pengujian model ini
dapat diketahui modulus elastisitas, regangan, reduksi dan tegangan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model penampang spesimen
kotak dan model penampang spesimen bulat dengan luasan penampang yang sama
dilihat dari kekuatan tarik masing-masing spesimen. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode eksperimen perbandingan, yaitu suatu cara untuk
membandingkan antara dua indikator spesimen yang berbeda model penampang
dengan luasan penampang yang sama, untuk mengetahui kekuatan tarik masing-
masing spesimen.
Uji tarik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan
suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang berlawanan arah
[1]. Untuk rekayasa teknik dan desain produk, data kekuatan material yang
didapatkan dari hasil pengujian tarik sangat penting , pengujian tarik banyak
dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan
sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan, dengan pengujian tarik dapat

8
Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

diukur daya tahan suatu material terhadap gaya statis yang diterima secara
berlahan – lahan [2]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
model penampang spesimen kotak dan model penampang spesimen bulat dengan
luasan penampang yang sama dilihat dari kekuatan tarik masing-masing spesimen.
Salah satu dari pengujian mekanik yang sangat sederhana, mendasar/fundamental,
tidak mahal dan telah di standarisasi di seluruh dunia seperti di Jepang JIS 2241
dan di Amerika ASTM E 8 dan ASTM E 8M adalah pengujian tarik (tensile test)
juga sering disebut sebagai tension test, dari pengujian ini dapat mengetahui
kekuatan mulur, perpanjangan,reduksi, dan modulus elastisitas dari suatu material.
Umumnya uji mekanik material yang dilakukan bertujuan untuk mengukur
kekutan tarik (tensile strength) dari suatu bahan dan didaerah plastis [3]
Gambar 2.1 Spesimen ASTM E8 dan ASTM E8M
Spesimen pengujian tarik dimensi penampang kotak dan dimensi
penampang bulat ditunjukkan pada gambar 1 di atas. Pengujian tarik dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material besi cor kelabu FC-30 dengan
speciment dimensi penampang kotak dan dimensi penampang bulat sebagai model
spesimen uji dalam penelitian ini. Pengujian tarik pada umumnya menghasilkan

parameter kekuatan tarik (ultimate strength) maupun luluh (yield strength).


Keuletan bahan biasanya disajikan dalam bentuk persentase perpanjangan dan
kontraksi/ reduksi penampang (reduction of area). Ini adalah kurva standar ketika
melakukan eksperimen uji tarik dimana perbandingan tegangan (σ) dan regangan
(ε) selalu tetap, kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti
ini disingkat kurva SS (SS curve). Persamaan hubungan antara tegangan dan
regangan dapat dirumuskan sebagai berikut [4],[5].

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 9


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

Pengujian tarik merupakan salah satu pengujian material yang paling


banyak dilakukan di dunia industri. Karena pengujian ini terbilang yang
paling mudah dan banyak data yang bias diambil dari pengujian ini.
Diantaranya yang bisa didapat dari pengujian tarik ini adalah
Kekuatan tarik (Ultimate Tensile Strenght), Kekuatan mulur (Yield Strenght
or Yield Point), Elongasi (Elongation), Elastisitas (Elasticity) dan Pengurangan
luas penampang (Reduction of Area). Seiring dengan berkembangnya teknologi,
maka pada saat ini mesin uji tarik dilengkapi dengan perangkat-perangkat
elektronik untuk memudahkan dalam menganalisa data yang diperoleh. Load
Cell merupakan salah satu perangkat elektronik yang digunakan sebagai
perangkat tambahan pada mesin uji tarik. Load Cell menggunakan sistem
perangkat pengolahan data. Karena bagaimanapun juga faktor manusia sangat
dominan untuk memperoleh hasil dari pengujian ini. Tujuan dari penelitian ini
adalah menentukan dan menganalisa tegangan maksimum material pada suatu
spesimen benda uji berupa gaya tarik, tegangan, tegangan, dan kurva uji tarik
dari hasil pengujian tarik pada spesimen baja. Batasan dari penelitian ini yaitu
Pengujian dilakukan pada spesimen Baja ST-37 dan analisis hasil pengujian
yang didapat dengan menggunakan alat ukur Load Cell.
Salah satuhal yang bisa menyebabkan kegagalan pada elemen sebuah
konstruksi mesin adalah beban yang bekerja pada elemen mesin besarnya
melebihi kekuatan material. Kekuatan merupakan sifat yang dimiliki oleh
setiap material. Kekuatan pada material dibagi menjadi dua bagian yaitu
kekuatan tarik dan kekuatan mulur. Kekuatan material bias diperoleh dari
sebuah pengujian yang dikenal dengan nama uji tarik. Dari pengujian itu selain
diperoleh specimen kerja yang putus karena proses penarikan, juga dihasilkan
sebuah kurva uji tarik. Kurva ini merupakan gambaran dari proses

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 10


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

pembebanan pada specimen kerja mulai dari awal penarikan hingga specimen
kerja itu putus.
gambar 2.2 Mesin uji tarik
E = σε (1)
Dimana:
E = Modulus Elastisitas (N/mm2 )atau (MPa)
σ = Tegangan Tarik (N/mm2)atau (MPa)
ε = Regangan (%)
Untuk hasil uji tarik pada material uji yang tidak memiliki daerah linier
dan landing yang jelas, tegangan luluh didefinisikan sebagai tegangan yang
memiliki regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini bisa disebut sebagai
offset – strain. Hubungan sifat – sifat material yang diperoleh dari pengujian tarik
dapat dirumuskan sebagai berikut [4],[5]:
σu = Fu/A 0 (2)
Dimana:
σu = Tegangan tarik (N/mm2 ) atau (MPa)
Fu = Gaya tarik maksimum (N)
Ao = Luas penampang awal spesimen (mm2 )
Hubungan persamaan regangan (persentase pertambahan panjang) yang diperoleh
dengan membagi perpanjangan panjang ukur (ΔL) dengan panjangukuran awal
spesimen dirumuskan sebagai berikut [4],[5]:
ε = ∆l /l 0 × 100% = l- l 0 /l 0 ×100% (3)
Dimana:
ε = Regangan (%)
L = Panjang akhir setelah patah (mm)
Lo = Panjang awal spesimen (mm)
Gaya beban tarik yang diberikan secara terus-menerus dengan
menambahkan beban, sehingga akan mengakibatkan perubahan bentuk pada
penampang benda berupa pertambahan panjang dan pengecilan luas permukaan
dan berakibat patahnya material uji. Persamaan persentase pengecilan yang terjadi
dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut [4],[5]:

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 11


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

A 0 - A1
Ra = ∆A / A0 ×100% = × 100% (4)
A0
Dimana:
Ra = Reduksi Penampang (%)
Ao = Luas penampang awal spesimen (mm2 )
A1 = Luas penampang akhir setelah patah (mm2)
Sebelum patah material uji saat dilakukan uji tarik akan mengalami
tegangan elastis sampai mencapai titik luluh hingga mengalami perpatahan,
hubungan tegangan elastis ini dapat rumuskan sebagai berikut [4],[5]:
σy = Fy /A0 (5)
Dimana:
σy = Tegangan elastis (N/ mm2 ) atau (MPa)
Fe = Gaya batas elastis (N)
Ao = Luas penampang awal spesimen (mm2 )
Karbon dan silikon merupakan isi kandungan dari besi cor kelabu yang
bervariasi antara 2,5 dan 4,0 wt% dan 1,0 dan 3,0 wt%, pada masing-masing
unsur. Sebagian besar dari besi cor ini, adalah grafit yang berbentuk serpih, yang
biasanya dikelilingi oleh matrik ferit atau perlit. Struktur mikro dari besi abu-abu
serta mempunyai temperatur cor ± 1350ºC, penyusutan yang terjadi berkisar
sebesar 0,6 – 1,3 % [4],[6]. Besi cor kelabu terdiri dari paduan besi dan karbon
dengan laju pendinginan medium (dengan matrik berupa perlit) dan pendinginan
lambat (dengan matrik berupa ferit), skematis struktur mikro akibat perlakuan
panas[4],[6].

2.3. Tata Cara Praktikum


2.3.1. Skema Proses
Siapkan alat uji dan bahan uji.

Ukur dimensi dari bahan uji.

Pasang kertas milimeter blok.

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 12


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

Jepit bahan uji pada mesin UTM.

Kalibrasi load indikator

Tahan jepit bawah pada saat pengujian.

Nyalakan mesin.

Tunggu hingga spesimen terputus.

Amati perubahan yang terjadi pada spesimen.

Tunggu hingga spesimen terputus.

Matikan mesin uji.

Lihat hasil patahan.

Ambil kertas milimeter blok.

Ukur kembali spesimen.

Catat perubahan pada lembar kerja.

Analisa

Kesimpulan

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 13


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

Gambar 2.3 Skema proses uji tarik

2.3.2. Penjelasan Skema Proses


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Spesimen diukur menggunakan jangka sorong.
3. Kertas milimeter dipasangkan pada printer recording.
4. Spesimen dijepitkan pada upper crosshead.
5. Load indikator dikalibrasi terlebih dahulu.
6. Mesin uji dinyalakan UTM.
7. Perubahan yang terjadi pada spesimen diamati saat proses uji tarik.
8. Proses ditunggu hingga spesimen putus.
9. Mesin dimatikan saat proses perpatahan telah terjadi.
10.Setelah spesimen diambil, hasil patahan spesimen dilihat secara
visual.
11.Kertas militer diambil dari printer recording.
12.Ukur kembali spesimen menggunakan jangka sorong.
13.Perubahan yang terjadi pada spesimen dicatat dalam lembar kerja.
14.Setelah spesimen dilihat, hasil patahan dianalisa dari segi apapun.
15.Kesimpulan dapat diambil setelah praktikum selesai dilaksankan.

2.4. Alat dan Bahan


2.4.1. Alat
1. Mesin UTM (Universal Testing Machine) : 1 Set
2. Jangka Sorong : 1 Buah
3. Penggaris : 2 Buah
2.4.2. Bahan
1. Spesimen Baja tulang polos 24 (BJTP 24) : 1 Buah
2. Kertas biru milimeter blok : 1 Lembar
3. Tipe x : 1 Buah

2.5. Pengumpuan dan Pengolahan Data

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 14


Kelompok 12 BAB II PENGUJIAN TARIK

2.6. Analisa dan Pembahasan

2.7. Kesimpulan

LABORATORIUM LOGAM TA. 2020 – 2021 15

Anda mungkin juga menyukai