PENGUJIAN MULUR
1.1. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami prinsip pengujian mulur.
2. Mengetahui dan memahami fenomena yang terjadi pada pengujian
mulur.
3. Mengetahui umur pakai dari suatu material.
4. Mengetahui dan memahami besar laju mulur yang terjadi pada spesimen.
63
Kelompok 12 BAB VI PENGUJIAN MULUR
jelas ada daerah primer, sekunder dan tersier) atau apakah ada perilaku lainnya
diluar kurva mulur ideal. Kemungkinan ini dapat saja terjadi karena bahan yang
sudah digunakan lebih dari 10 tahun biasanya sudah mulai mengalami proses
degradasi penuaan yang disebabkan beberapa hal, antara lain korosi. Diharapkan
dengan melakukan pengujian ini akan dapat diketahui karakteristik mulur bahan
pipa boiler SA213 T12 yang sudah digunakan lebih dari 10 tahun.
Mulur (creep) didefinisikan sebagai regangan (strain) yang bergantung
waktu (time). Mulur terjadi sebagai akibat adanya deformasi lambat dari suatu
material/logam/komponen yang bekerja dengan kondisi beban (load) dan atau
suhu tinggi yang konstan. Mulur dapat terjadi pada berbagai suhu, namun mulur
ideal terjadi pada suhu antara 0,4 sampai 0,6 dari titik lebur materialnya 2) .
Dengan kata lain bila suatu komponen beroperasi dengan beban dan atau suhu
tinggi yang konstan, maka komponen tersebut akan mengalami mulur. Ini
disebabkan komponen tersebut secara bertahap mengalami deformasi plastis.
Apabila batas regangan maksimum terlampaui, komponen akan patah/putus. Ada
2 (dua) macam pengujian sifat mulur yaitu pengujian mulur sampai putus (creep
rupture test), dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan logam terhadap beban
dan atau suhu tinggi yang konstan dengan cara mengetahui sifat mulur logam
(komponen) serta mengetahui mekanisme yang terjadi pada saat logam
(komponen) tersebut putus. Kemudian pengujian mulur (creep test) tidak sampai
putus, dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan logam terhadap beban dan atau
suhu tinggi yang konstan, ditinjau dari laju mulurnya .
Bila suatu logam uji menerima beban pada temperatur tinggi, maka akan
terjadi regangan sesaat secara cepat. Selanjutnya secara perlahan-lahan logam uji
tersebut menunjukkan mulur primer (primary creep) yang terjadi karena laju
regangan (strain rate) menurun yang bergantung waktu. Hal ini berarti selama
berada dalam kondisi mulur primer, laju mulur menurun secara bertahap. Setelah
mulur primer berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, keadaan kedua
(secondary creep) terjadi. Laju mulur pada kondisi ini relatif kecil dan
berlangsung konstan. Keadaan ini dinamakan mulur mantap (steady-state creep).
Akhirnya keadaan ketiga (tertiary creep) terjadi dimana laju mulur bertambah
secara cepat dengan waktu sampai regangan maksimal dan akhirnya benda uji
putus.
Temperatur yang dipergunakan untuk pengujian ini adalah di atas
temperatur equicohesive yaitu temperatur dengan butir dan batas butir mempunyai
kekuatan yang sama. Temperatur ini diperkirakan sama dengan temperatur
homologos yaitu perbandingan temperatur uji dengan temperatur cair dalam skala
Kelvin. Pada umumnya, mulur mempunyai arti teknis yang pentingpada
temperatur homologos yang lebih besar dari 0,5.
Peristiwa mulur terjadi dalam tiga tahap , yaitu primary creep, secondary
creep (steadystate creep) dan tertiary creep. Selama mulur primer (primary
creep) pada tahap pertama, lajuregangan menurun seiring waktu hingga laju
regangan konstan tercapai. Keadaan ini berlangsungdalam periode yang pendek.
Slope dari kurva mulur dinyatakan sebagai laju mulur (creep rate).Setelah mulur
primer, ditahap kedua (mulur kedua-secondary creep) terjadi laju mulur yang
konstan dan ini dikatakan sebagai mulur pada kondisi tunak (steady-state creep).
Karena padasecondary creep laju mulurnya konstan, maka digunakan untuk
menentukan umur komponen.Akhirnya, pada tahap ketiga mulur laju mulur
meningkat dengan cepat dan akhirnya patah.Bentuk kurva mulur sangat
tergantung pada tegangan aplikasi dan temperatur. Semakin tinggitegangan dan
temperatur, laju mulur akan semakin meningkat.[1]
A
A
Analisa
Kesimpulan
Gambar 6.1 Skema proses pengujian mulur
1.3.2. Penjelasan Skema Proses
1. Alat dan bahan uji disiapkam terlebih dahulu.
2. Dimensi diukur menggunakan jangka sorong dan juga penggaris.
3. Bahan uji dipasang ke mesin pengujian mulur setelah terpasang
kuncimesin.
4. Pengujianmulur dilakukan selama 1 bulan atau 4 minggu
hinggaspesimen terputus.
5. Bebansebesar 45 Kg diberikan pada mesin jika suhu sudah
mencapai 500℃.
6. Catat hasil perpanjangan yang ditunjukan dial indikator dalam
tempo 5 menit sekali secara berturut – turut.
7. Analisa setiap perubahannya.
8. Kesimpulan.
1.4.2. Bahan
1. Baja SUS 304 : 2 Buah
1.7. Kesimpulan