Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL 1
TEKNIK KIMIA

KELOMPOK 18

MODUL:
TANGKI BERPENGADUK

NAMA :
1. Anggun Theresia Manurung_119280011
2. Dimas Yoga Harjanto_119280104
3. Fhinnesya Osyama Ladynia_119280050

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021

1
DAFTAR IS I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 3
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 3
1.2 Tujuan …………………………………………………………………. 3
1.3 Sasaran ……………………………………………………………........ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………... 4
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM………………………………………….. 5
3.1 Deskripsi……………………………………………………………….. 5
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………. 5
3.3 Variabel Percobaan…………………………………………………….. 6
3.4 Diagram Alir…………………………………………………………… 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………... 8
4.1 Data Tangki Berpengaduk……………………………………………... 8
4.2 Pembahasan Tangki Berpengaduk……………………………………... 8
BAB V PENUTUP……………………………………………………………........ 10
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 10
5.2 Saran………………………………………………………………........ 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 11
LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 12
• Data Mentah………………………………………………………………... 13
• Perhitungan ………………………………………………………………... 15
• Data Pendukung……………………………………………………………. 18
• Lembar Kendali Keselamatan Kerja………………………………………. 22
• Hasil Pretest………………………………………………………………... 33

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu teknik proses sangat erat berhubungan dengan dunia industri. Teknik Kimia
merupakan jurusan yang mempelajari ilmu teknik proses. Salah satu proses yang paling
umum digunakan di dunia industri adalah proses pengadukan. Pengadukan dilakukan
untuk mencampurkan 2 bahan atau zat yang berbeda hingga tercampur sempurna/merata.
Proses ini dilakukan pada bahan yang berfasa cair. Pengadukan dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu dengan baffle atau tanpa baffle. Dua cara tersebut dapat mempengaruhi
proses pengadukan. Variasi kecepatan pengadukan juga akan berpengaruh terhadap hasil
pengadukan. Selain itu, alat pengadukan umumnya bertenaga listrik sehingga perlu
mengetahui berapa besar daya yang diperlukan untuk melakukan kecepatan pengadukan
tertentu.
Factor-faktor yang memengaruhi proses pengadukan dan pencampuran, antara
lain : konfigurasi tangki, jenis dan geometri pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan
putaran pengaduk, dan sifat-sifat fisik fluida yang diaduk, jenis dan geometri pengaduk
erat kaitannya denganpola aliran pengadukan yang terjadi. Pencampuran dalam tangki
terjadi karena adanya gerak rotasi dan pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini
memotong fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang gerak ke seluruh
system fluida tersebut. Pemilihan jenis dan geometri pengadukan biasanya berdasarkan
sifat fisik fluida, terutama viskositas. Dalam melakukan proses ini diperlukan juga
penerapan ilmu statisitika untuk mengolah data yang didapatkan karena data akan dicatat
dalam tabel.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari proses pencampuran dalam fluida yang diselenggarakan didalam
system tangka berpengaduk
2. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengerahui efektivitas pencampuran
1.3 Sasaran
1. Menurunkan korelasi waktu pencampuran dengan kecepatan putaran melalui analisis
bilangan tak berdimensi.
2. Menurunkan korelasi waktu pencampuran dengan kecepatan putaran dan waktu
melalui analisis bilangan tak berdimensi
3. Melaksanakan observasi visual pola aliran dan memberikan analisis terhadap pola
aliran yang terjadi
4. Menentukan kondisi optimum pencampuran

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengadukan atau pencampuran dilakukan dengan transfer kalor dan juga massa
antara satu aliran atau lebih. Dalam proses industri modern hampir selalu dilakukan suatu
proses pencampuran. Dalam industri kimia, teknik ini sangat penting untuk reaksi kimia
dapat terjadi, tetapi perlu diperhatikan agar zat terlarut dan campuran perlu disiapkan
sedemikian rupa sehingga reagen dapat bercampur dengan baik pada saat reaksi
(Ullmann, 2005).
Pengadukan dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk meminimalisir
ketidakseragaman kondisi pada suatu zat. Beberapa zat yang dilakukan pengadukan atau
pencampuran dapat mencapai deaglomerasi, dispersi, ekstrusi, heat transfer, dan beberapa
tujuan proses lainnya (Perry, Robert H; Maloney, James O; Green, Don W;, 2008).
Sementara, menurut Fellows (1988), mixer merupakan suatu proses pencampuran
beberapa bahan dengan bahan lainnya sehingga menghasilkan keseragaman bentuk baik
dalam fasa cair-padat, padat-padat, ataupun cair-gas. Komponen dengan jumlah lebih
sedikit disebut fasa disperse dan komponen dengan jumlah lebih banyak disebut fasa
kontinu.
Terdapat beberapa jenis pengaduk/agitator, seperti agitator jenis baling-baling
(propeller), agitator jenis turbin, dan agitator jenis dayung (paddle). Pada propeller ,
digunakan dalam pengadukan yang membutuhkan kecepatan tinggi, dan fluida yang
memiliki tingkat kekentalan rendah dengan arah aliran axial. Pada agitator turbin dapat
digunakan untuk fluida dengan tingkat kekentalan rendah dengan arah aliran radial dan
tangensial. Dan agitator berjenis paddle merupakan agitator dengan jumlah pemakaian
terbanyak dalam dunia industri, dengan arah aliran radial dan tangensial. Tangki
berpengaduk dengan tipe-tipe pengaduk tersebut biasanya digunakan untuk peleburan
solid di dalam liquid. Fungsi utama dari pengaduk adalah untuk memasok pelarut yang
tidak habis menjadi partikel sementara pelarut tersebut tinggal cukup lama di tangki untuk
proses difusi selesai (Perry, Robert H; Maloney, James O; Green, Don W;, 2008).

Gambar 2.1. Jenis-jenis Pengaduk

4
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Deskripsi
Dalam praktikum kali ini, kita akan melakukan dua percobaan, yaitu percobaan
pendahuluan dan percobaan utama. Percobaan pendahuluan merupakan pengukuran sifat
fisik cairan dalam tangki berpengaduk untuk mengukur densitas menggunakan
piknometer dan mengukur viskositas cairan menggunakan viskometer ostwald.
Kemudian percobaan utama yaitu mixing time, yang merupakan pengamatan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai keseragaman komponen fluida dalam tangki. Untuk
mencapai keseragaman bisa juga diamati dari kehomogenan warna fluida. Setelah
mengukur mixing time, percobaan dilanjutkan dengan pengamatan pola aliran dalam
tangki.
3.2 Alat Dan Bahan
Dalam percobaan ini ada beberapa alat dan juga bahan yang akan digunakan, yaitu
meliputi:
3.2.1 Alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum ini adalah:
1. Set alat tangki berpengaduk
2. Stopwatch
3. Viskometer
4. Piknometer
5. Gelas ukur
6. Voltmeter
7. Multimeter sebagai amperemeter
8. Pipet
9. Impeller
3. 2. 2 Bahan yang dibutuhkan untuk praktikum ini adalah:
1. Air keran
2. Aqua DM
3. Butiran padat yang tidak larut dalam air
4. Pewarna

5
3.3 Variabel Percobaan
Variabel yang dilakukan pada percobaan kali ini, sebagai berikut:
1. Kecepatan putaran pengaduk
2. Jenis dan ukuran pengaduk
3. Posisi impeller
4. Penggunaan baffle atau tidak
5. Ketinggian impeller
6. Jenis fluida

3.4 Diagram Alir


3.4.1 Percobaan Pendahuluan

Mulai

Ukur temperatur fluida


dengan termometer

Penentuan densitas fluida Penentuan viskositas fluida


dengan piknometer dengan viscometer Ostwald

Selesai

3.4.2 Percobaan Utama

Mulai

Siapkan alat dan bahan

Pasang impeller pada sumbu pengaduk kemudian dipasang


pada motor pengaduk. Lalu dialiri listrik dan nyalakan

6
Atur kecepatan pengaduk

Lihat arus dan tegangan awal

Masukkan air keran serta pewarna kedalam tangki

Catat waktu yang dibutuhkan hingga homogen

Lihat arus dan tegangan akhir

Masukkan butiran padat pada tangki


untuk melihat pola aliran

Gambar atau rekam pola aliran yang terjadi

Ulangi percobaan untuk variasi lainnya

Selesai

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Tangki Berpengaduk


4.1.1 Turbine tanpa Baffle
RPM µ Ρ RE Fr
100 11,7 gr/ml.s 1,889 gr/ml 1.614,52 10,2 rpm.s2
rpm.cm/s
200 8,19 gr/ml.s 1,889 gr/ml 4.612,94 40,8 rpm.s2
rpm.cm/s
300 13,53gr/ml.s 1,885 gr/ml 4.179,6 rpm.cm/s 91,83
rpm.s2

4.1.2 Turbine Baffle


RPM µ ρ RE
100 21,29 gr/ml.s 1,889 gr/ml 887,27 rpm.cm/s
200 8,29 gr/ml.s 1,889 gr/ml 4.557,05 rpm.cm/s
300 6,67 gr/ml.s 1,885 gr/ml 8.478,26 rpm.cm/s

4.2 Pembahasan Tangki Berpengaduk


4.2.1 N Berbanding NRe
Nilai N dengan nilai NRe yang tidak menggunakan baffle dominan tidak
beraturan,dikarenakan ada yang peningkatan dan juga yang penurunan nilai., semakin
besar kecepatan putaran turbin, maka akan semakin keci nilai dari NRe. Namun beda hal
dengan nilai N terhadap NRe menggunakan baffle, karena N berbanding lurus dengan
nilai NRe, semakin cepat putaran dari turbin maka nilai NRe juga semakin tinggi. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan kurang berhati-hati dalam praktikum, sehingga pengadukan
tidak merata dan ada yang naik juga turun, Jika menggunakan baffle akan ada sekat yang
menahan senyawa-senyawa dalam pengadukan tersebut, sehingga hasil grafik dalam
pengadukan yang menggunakan baffle akan lebih baik daripada hasil grafik pengadukan
yang tidak menggunakan baffle. Maka faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah baffle
itu sendiri dan juga berapa banyak pengadukan yang kita lakukan dalam dua menit.

N, NRe (Non) N, NRe (baffle)


5000 10000

4000 8000
6000
3000
4000
2000
2000
1000 0
0 100 200 300 400 0 50 100 150 200 250 300 350

8
4.2.2 NRe Berbanding μ (Viskositas)

Nilai NRe berbanding nilai μ untuk tangki berpengaduk tanpa baffle memiliki
nilai yang cukup tidak beraturan dan naik turun,. Namun untuk tangki menggunakan
baffle nilai NRe berbanding terbalik dengan nilai μ, semakin tinngi nilai dari NRe
maka semakin kecil nilai μ. Dikarenakan pengadukan yang cukup singkat yaitu dua
menit, maka viskositas seharusnya semakin mengecil dan grafik yang dihasilkan
memang lah menurun, namun berbeda jika tidak menggunakan baffle. Baffle sendiri
sebagai pembatas akan membuat senyawa tersebut murni tercampur tanpa ada nya
factor lain, dan jika baffle tidak digunakan, kemungkinan senyawa akan tercampur
dan nilai visko bisa bertambah dengan factor lain seperti udara dan yang lainnya

NRe, Visco (Non) NRe, Visco (baffle)


14 25
13 20
12
15
11
10
10
9 5
8 0
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 2000 4000 6000 8000 10000

4.2.3 NRe Berbanding ρ (Densitas)


Nilai dari NRe yang berbanding dengan ρ baik itu baffle ataupun non
baffle memiliki grafik yang tidak beraturan dan naik turun. Hal ini disebabkan
kurangnya akurat hasil penelitian di laboratorium. Sehingga mungkin saja densitas
yang diukur tidak begitu akurat. Hal itu menyebabkan hasil pengukuran dan hasil
grafik nya tidak beraturan, namun perbedaan dari penggunaan baffle dan non baffle
itu sendiri adalah densitas nya sendiri. Sehingga garif nya memiliki perbedaan sedikit
dan tidak terlalu signifikan dengan garfik baffle yang lebih mengarah berbanding
lurus dengan menurun.

NRe, Densitas (Non) NRe, Densitas (baffle)


2 1.89
2 1.889
2 1.888
2 1.887
2 1.886
2 1.885
2 1.884
0 1000 2000 3000 4000 5000 0 2000 4000 6000 8000 10000

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum Tangki Berpengaduk kali ini ialah:
1. Nilai N dan NRe yang berbanding lurus dan meningkat jika menggunakan
baffle, namun tidak beraturan (naik-turun) jika tidak menggunakan baffle
2. Nilai NRe dan μ yang berbanding lurus dan menurun jika menggunakan
baffle, namun tidak beraturan (turun-naik) jika tidak menggunakan baffle
3. Nilai NRe dan ρ dalam penggunaan baffle ataupun tidak menggunakan baffle
sama sama tidak beraturan, namun grafik yang menggunakan baffle itu sedikit
menurun
5.2 Saran
1. Mempersiapkan diri untuk mempelajari modul sebelum responsi dan Praktikum
2. Lebih berhati hati dan teliti dalam mengukur data saat Praktikum
3. Mempersiapkan secara teknis alat alat yang akan digunakan dalam Praktikum

10
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Perry, Robert H; Maloney, James O; Green, Don W;. (2008). Perry's Chemical
Engineers' Handbook. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Ullman. (2005). Ullman's Chemical Engineering and Plant Design. Weinheim:
WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.

11
LAMPIRAN

A.1 Penentuan Densitas dan Viskositas Air Keran


Table 1. Data penentuan densitas dan viskositas air keran
I II
Temperatur aqua dm(C) - -
Massa piknometer kosong (g) 2,03 2,03
Massa piknometer+ aqua dm - -
(g)
Massa piknometer+air keran 4,45 4,45
(g)
Wakru retensi aqua dm(s) - -
Wakru retensi air keran (s) 120 120

A.2 Konfigurasi Alat


Table 2 Dimensi Tangka Berpengaduk
Karakteristik Nilai
Diameter 10 cm
Tinggi tangki 14,5 cm
Jumlah baffle 4
Lebar baffle 1 cm
Tebal baffle 0,5 cm
Panjang baffle 11,8 cm

Table 3 Data Karakteristik Impeller


Jenis Turbin
Diameter 5 cm
Jumlah Daun 6 cm
Lebar Daun 1,3 cm
Panjang Daun 2 cm
Tebal Daun 0,2 cm

A.3 Percobaan Utama


RPM Baffle Non Baffle
Vo (Volt) Io (mA) Vo (Volt) Io (mA) Waktu (s)
100 4,5 0,12 4,5 0,12 120
200 7,7 0,13 7,7 0,12 120
300 10,3 0,14 10 0,12 120

12
• Data Mentah
D= 10 cm
H= 6 cm
L/Dt= 14,5 cm
E/c= 3 cm

Massa kopi= 24g


Suhu fluida = 25oC
Piknometer kosong = 2,03 g
Air ( sebagai cairan pembanding)
Piknometer+air = 4,45 g
viscometer+air = 8,75 sekon

Turbin baffle
Kopi 1 Piknometere+kopi = 45,2g
Viscometer+kopi = 11,27sekon
Kopi 2 Piknometere+kopi = 45,2g
Viscometer+kopi = 4,39sekon
Kopi 3 Piknometere+kopi = 45,1g
Viscometer+kopi = 3,54sekon

Turbin tanpa baffle


Kopi 1 Piknometere+kopi = 45,2g
Viscometer+kopi = 6,20sekon
Kopi 2 Piknometere+kopi = 45,2g
Viscometer+kopi = 4,34sekon
Kopi 3 Piknometere+kopi = 45,1g
Viscometer+kopi = 7,18sekon

13
Turbin baffle
Kecepatan = 100rpm
Arus=0,12 A
Tegangan = 4,5V

Kecepatan = 200rpm
Arus=0,13 A
Tegangan = 7,7V

Kecepatan = 300rpm
Arus=0,14 A
Tegangan = 10,3V

Turbin tanpa baffle


Kecepatan = 100rpm
Arus=0,12 A
Tegangan = 4,5V

Kecepatan = 200rpm
Arus=0,12 A
Tegangan = 7,5V

Kecepatan = 300rpm
Arus=0,12 A
Tegangan = 10V

14
• Perhitungan
(massa piknometer kosong+air keran)−(massa piknometer kosong)
ρair keran=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑣𝑖𝑠𝑐𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
4,45 g−2,03 g
= = 0,0968 g/ml
25 𝑚𝑙

µ air keran = pt*air keran


= 0,0968*8,75
= 0,847 g/ml.s

ρ larutan kopi pengaduk turbine, menggunakan baffle


(massa piknometer kosong+air keran)−(massa piknometer kosong)
ρ kopi =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑣𝑖𝑠𝑐𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

pada 100 rpm


(45,2 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,889 gr/ml
25 𝑚𝑙

Pada 200 rpm


(45,2 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,889 gr/ml
25 𝑚𝑙

Pada 300 rpm


(45,1 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,885 gr/ml
25 𝑚𝑙

ρ larutan kopi tanpa baffle


(massa piknometer kosong+air keran)−(massa piknometer kosong)
ρ kopi =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑣𝑖𝑠𝑐𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

pada 100rpm
(45,2 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,889 gr/ml
25 𝑚𝑙

pada 200rpm
(45,2 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,889 gr/ml
25 𝑚𝑙

pada 300rpm
(45,1 g) + (2,03 g)
ρ kopi = = 1,885 gr/ml
25 𝑚𝑙

15
Viskositas Turbin, baffle = 1,885gr/ml.7,18s
Kopi 1(100)rpm = 13,53 gr/ml.s
µ = ρkopi1 * tkopi1
= 1,889gr/ml *11,27s
= 21,29 gr/ml.s Perhitungan NRE buffle
Kopi 2(200)rpm 𝜌𝐷2 𝑁
Re =
𝜇
µ = ρkopi2 * tkopi2
g
1,889 ∗100cm^2∗100rpm
= 1,889gr/ml * 4,39s ml
Re1 = 𝑔𝑟
21,29
𝑚𝑙.𝑠
= 8,29 gr/ml.s
= 887,27 rpm.cm2/s
Kopi 3(300)rpm
g
1,889 ∗100cm^2∗200rpm
µ = ρkopi3 * tkopi3 Re2 = ml
𝑔𝑟
8,29
𝑚𝑙.𝑠
= 1,885gr/ml *3,54s
= 4.557,05 rpm.cm2/s
= 6,67 gr/ml.s
1,8895∗100cm^2∗300rpm
Re3 = 𝑔𝑟
6,67
𝑚𝑙.𝑠
Viskositas Turbin, non baffle
= 8.478,26 rpm.cm2/s
Kopi 1(100)rpm
µ = ρkopi1 * tkopi1
Perhitungan NRE, non buffle
= 1,889gr/ml * 6,2
𝜌𝐷2 𝑁
Re =
= 11,7 gr/ml.s 𝜇
g
Kopi 2(200)rpm 1,889 ∗100cm^2∗100rpm
ml
Re1 = 𝑔𝑟
11,7
µ = ρkopi2 * tkopi2 𝑚𝑙.𝑠

= 1,889gr/ml.4,34s = 1.614,52 rpm.cm2/s

= 8,19 gr/ml.s
g
1,889 ∗100cm^2∗200rpm
ml
Re2 = 𝑔𝑟
8,19
Kopi 3(300)rpm 𝑚𝑙.𝑠

µ = ρkopi3 * tkopi3 = 4.612,94 rpm.cm2/s

16
g
1,885 ∗100cm^2∗300rpm
ml
Re3 = 𝑔𝑟
13,53
𝑚𝑙.𝑠

= 4.179,6 rpm.cm/s

Perhitungan fraude tanpa baffle


𝑁2 𝐷
Fr =
𝑔
100^2∗0,01
Fr1=
9,8

= 10,2 rpm.s2
200^2∗0,01
Fr2=
9,8

= 40,8 rpm.s2
300^2∗0,01
Fr3=
9,8

= 91,83 rpm.

17
• Data Pendukung

18
19
TEKNIK Assessment oleh: Kelompok 18
KIMIA - Anggun Theresia Manurung_119280011
- Dimas Yoga Harjanto_119280104
- Fhinnesya Osyama Ladynia_119280050
Risk
Assessment Lokasi: INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Form
Tanggal: 24 Februari 2021

Dokumen: 1 lembar

Judul Praktikum : TANGKI BERPENGADUK

Deskripsi Kegiatan
Penelitian/laboratorium Utilitas : ✓ Air ✓ Listrik N2 Suhu: o
C Tekanan:


Identifikasi Bahaya – Peralatan yang digunakan & Rancangan Percobaan
- Beberapa alat yang digunakan pada praktikum kali ini ada yang berbahan kaca, sehingga licin
dan mudah pecah. Maka dari itu kita harus berhati-hati agar tidak terjatuh dan pecah juga
melukai praktikan.

Identifikasi Bahaya - Material


Flammable

Oxidizing
corrosive

harmful

Irritant

Bahan yang digunakan reaktan/ produk Lainnya


Toxic

Air Keran 0 0 0 0 0 0 Reactivity= 0

Aqua DM 0 0 0 0 0 0 Reactivity= 0

Bubuk Kopi 0 ✓ 0 ✓ - 0 Reactivity= 0

Kontrol untuk mengurangi resiko


Flammability Toxicity Body Reactivity Choric Health
contact
Volume: • Menggunakan • safety • Dry • Kewaspadaan laboran
• Tidak ada sumber fumehood. goggles atmosphere
api • Monitoring harus
• Menggunakan • Face • Inert dilakukan
• Menggunakan ruang asam shield atmosphere
fumehood • Cegah apabila hamil

20
• Ada tanda bahaya • Gloves • Blast
• Suhu reaksi dijaga Shield • Cegah apabila terjadi
pada oC • Menggunakan alat • Safety alergi
bantu pernapasan apron
• Inert atmosphere
• Eye
• Static discharge wash
protection
• Safety
Shower

Potensi Bahaya, Konsekuensi dan Alat pengaman


Potensi Bahaya Konsekuensi Safeguard Action
Bahan terkena mata Dapat menyebabkan Menggunakan goggles Cuci mata dengan air

(larutan kopi) mata pedih dan gatal. bersih hingga larutan

kopi tidak ada lagi di

dalam mata

Alat terkena tangan Menyebabkan luka Menggunakan alat Selalu berhati-hati

(turbin agitator) pada tangan, atau praktikum dengan benar

pembengkakan, ataupun

terkilir

21
Lembar Kendali Keselamatan Kerja
No Bahan Sifat Bahan Tindakan Penanggulangan
1 Aqua DM Tidak berbahaya -
2 Air Keran Tidak berbahaya -
3 Pewarna Berbahaya jika terkena mata Memakai safety goggle

Kecelakaan yang mungkin terjadi Penanggulangan


Pewarna tidak sengaja terciprat ke mata Mencuci mata dengan air bersih

Perlengkapan Keselamatan Kerja


1. Jas laboratorium
2. Sarung tangan
3. Safety goggles
4. Masker

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai