KAJIAN TEORETIS
A. Konsep Teoretis
1. Model Pembelajaran
tujuan belajar.18
17
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014, h. 45-46.
18
Ibid., h. 46.
10
11
tercapai.19
a. Pengertian
19
Miterianifa, Strategi Pembelajaran Kimia, Pekanbaru: Pustaka Mulya, 2013, h. 73.
20
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta:
Prenada Media Group, 2010, h. 21.
12
memecahkan masalah.21
21
Ngalimun, loc. cit.
22
Ibid., h. 90.
13
23
M. Taufik Amir, op. cit., h. 22.
14
tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu
menyimpulkan.
24
M. Taufik Amir, loc. cit.
25
Ngalimun, op. cit., h. 89-90.
15
dipenuhi agar terbangun situasi kelas yang efektif dalam PBL, yaitu
sebagai berikut :
sosialisasi.
26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2009, h. 212.
16
secara personal.27s
(PBL), siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang ada secara nyata
27
Ibid., h. 148-149.
28
Warsono Dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013,
h. 151.
17
bertentangan.
terbuka.
artefak tersebut.
29
Agus Suprijono, op. cit., h. 74-76
19
langkah.
fenomenanya.
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki,
pembelajaran.
kelompok.30
30
Taufik Amir, op. cit., h. 24-26.
22
bagi siswa.
pembelajaran siswa.
kehidupan nyata.
disukai siswa.
(real world).
teman sekelasnya.
31
Agnes Ikawati, Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Ketercapaian Kompetensi Siswa Kelas Xi Mia 4 Sma 1 Kudus, Semarang: Jurnal
Universitas Negeri Semarang, 2015, h. 18-19.
32
Warsono dan Hariyanto, op.cit., h. 152.
24
lain :
pemecahan masalah.
guru.34
a. Pengertian
dan perbuatan secara efisisen dan efektif untuk mencapai suatu hasil
33
Agnes Ikawati, op. cit., h. 19.
34
Warsono dan Hariyanto, loc. cit.
25
35
LA Rosiana Hadiana, Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa, Jakarta: Jurnal Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011, h. 7.
36
Ibid., h. 7.
37
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi aksara, 2015, h. 144.
26
proses.38
Bruner terungkap bahwa anak dapat berpikir secara tingkat tinggi bila
38
Astri Kurniawati, Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas XI Semester
II MAN Tempel Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pembelajaran Kimia Dengan Model Learning
Cycle 5E, Yogyakarta: Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, 2015, h. 15.
39
Ibid., h. 16.
27
memecahkan masalah.40
proses suatu saat dapat dikembangkan secara terpisah, saat yang lain
keterampilan proses.41
40
Ibid., h. 16-17.
41
Ibid., hlm 17
28
1) Keterampilan Mengamati
42
Shinta Dewi, Keterampilan Proses Sains, Bandung: CV. Regina, 2009, h. 114.
43
Ibid., h. 115.
29
pengamatan awal.45
dan tepat.46
2) Keterampilan mengklasifikasi
44
Astri Kurniawati, op. cit., h. 18.
45
Shinta Dewi, loc.cit.
46
Astri Kurniawati, loc.cit.
30
3) Keterampilan Memprediksi
47
Ibid., h. 19.
48
Trianto, op. cit., h. 145.
49
Astri Kurniawati, op. cit., h. 20.
31
4) Keterampilan Menyimpulkan
5) Keterampilan Mengkomunikasikan
50
Miterianifa, op. cit., h. 40.
51
Shinta Dewi, op.cit., h. 122.
52
Astri Kurniawati, op.cit., h. 19.
32
53
Trianto, loc. cit.
54
Astri Kurniawati, op. cit., h. 22-23.
33
Keterampilan Indikator
Proses Sains
Mengajukan 1. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa.
pertanyaan 2. Bertanya untuk meminta penjelasan.
3. Mengajukan pertanyaan yang
berlatarbelakang.
Merencanakan 1. Menentukan alat, bahan dan sumber yang
percobaan akan digunakan.
2. Menentukan variabel/faktor penentu.
3. Menentukan apa yang akan diukur, diamati
dan dicatat.
4. Menentukan apa yang akan dilaksanakan
berupa langkah kerja.
Menggunakan 1. Memakai alat/bahan.
alat/bahan 2. Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan.
3. Mengetahui bagaimana menggunkan
alat/bahan.
Menerapkan 1. Menerapkan konsep yang telah dipelajari
konsep dalam situasi baru.
2. Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
Berkomunikasi 1. Mengubah bentuk penyajian.
2. Memeriksa/menggambarkan data empiris
hasil percobaan atau pengamatan dengan
grafik, tabel atau diagram.
3. Menyusun dan meyampaikan laporan secara
sistematis.
4. Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian.
5. Membaca grafik, tabel atau diagram.
6. Mendiskusikan hasil kegiatan, suatu
masalah.
a. Kelarutan
homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
tidak larut. Untuk membuat larutan jenuh NaCl dalam air pada
jenuh NaCl pada 25oC mengandung 36,5 gram NaCl per 100
55
Charles W. Kenam, Donald C. Klienfelter dan jesse H. wood, Ilmu Kimia Untuk
Universitas, Jakatra: Erlangga, 1984, h. 372.
56
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2, Bandung: Yrama Widya, 2012, h. 18-19.
35
cara yang sama seperti molekul air. Karena gerak acak ini,
yang lain.
adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak
larut.
NaCl pada 25oC yang mengandung NaCl kurang dari 36, 5 gram
36
disebut larutan tak jenuh. Suatu larutan tak jenuh kalah pekat
dapat membentuk larutan lewat jenuh dalam air. Pada suhu 20oC,
kelarutan natrium asetat mencapai jenuh pada 46,5 gram per 100
57
Charles W. Kenam, Donald C. Klienfelter dan jesse H. wood, op. cit., h. 378.
58
Yayan Sunarya, op. cit., h. 19.
37
a) Sifat pelarut
b) Pengaruh suhu
59
Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press, 2010, h. 68.
60
Yayan Sunarya, op. cit., h. 15.
38
c) Pengaruh tekanan
banyak gas itu melarut. Bobot suatu gas yang melarut dalam
61
Charles W. Kenam, Donald C. Klienfelter dan jesse H. wood, op. cit., h. 378.
62
Ibid., h. 3.
39
Dua mol Ag+ dan satu mol ion CrO42- muncul dalam larutan
[Ag+]= 2s [CrO42-]= s
konsentrasi tersebut.
s = kelarutan molar = ⁄ 63
63
Ralph H. petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat Jilid 2,
Jakarta: Erlangga 1985, h. 333.
40
Le Chatelier.
dalam air.
padatannya.
41
air murni.64
lemah, maka ion oksalat merupakan basa yang lebih kuat daripada
di tambahkan.
dalam larutan asam (pH rendah) dari pada dalam air murni. Pada
umumnya garam yang berasal dari asam lemah lebih larut dalam
suasana asam.65
64
Yayan Sunarya, op. cit., hlm 137
65
Ibid., hlm 175
42
4) Reaksi Pengendapan
Dalam hal ini Q adalah hasil kali [Ag+] [Cl-] yang di dasarkan pada
konsentrasi-konsentrasi awal.
pengendapan.
bahwa ilmu kimia itu terbentuk dan berkembang akibat diterapkannya suatu
66
Ralph H. petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2,
Jakarta: Erlangga 1985, h. 337.
67
Miterianifa, op. cit., h. 39.
68
Trianto, op. cit., h. 144.
44
kehidupan dan memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dengan
69
Shinta, Dewi, op. cit., h. 114.
70
M. Taufik Amir, op. cit., h. 51.
45
proses sains siswa. Ini terlihat dari ketuntasan belajar klasikal diperoleh
proses sains siswa pada kelompok eksperimen adalah 0,71 dan kelompok
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi laju reaksi. Hasil uji-
sains siswa yang lebih baik terhadap siswa yang mendapat pembelajaran
71
TE Yuniar dan AT widodo, op. cit., h. 1.
72
Aan Hanafiah, op. cit., h. 72.
46
3. Penelitian Ratna, Tri dan Sri Retno hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Proses belajar yang ditinjau dari aktivitas siswa (visual, oral, writing,
adalah 81; 83; dan 79, dan 3) Hasil belajar siswa pada ranah
peneliti lakukan adalah subjek dan meteri, subjek dalam penelitian ini
penelitian ini adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Sedangkan
proses sains.
73
Ratna, Tri dan Sri Retno, Penerapan Model Pembelajaran PBL pada Pembelajaran
Hukum-hukum Dasar Kimia di Tinjau dari aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA
Negeri Surakarta, Surakarta: Jurnal Universitas Sebelas Maret Vol 57, 2014, h. 66
47
D. Konsep Operasional
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan
2. Tahap Persiapan
a. Tahap persiapan
purposive sampling.
3. Tahap Pelaksanaan
sebagai berikut:
a. Kegiatan Inti
1) Mengamati
kehidupan.
2) Menanya.
3) Mengumpulkan Data
diberikan.
49
yang sesuai.
4) Mengasosiasikan
kegiatan praktikum
5) Mengkomunikasikan
b. Penutup
sebagai berikut:
a. Kegiatan Inti
1) Mengamati
yang diberikan.
2) Menanya
3) Mengumpulkan Data
diajarkan.
4) Mengasosiasikan
5) Mengkomunikasikan
b. Penutup
4. Tahap Evaluasi
lakukan adalah memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol setelah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ksp kimia selesai
di ajarkan.
E. Hipotesis
74
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.
290.