Anda di halaman 1dari 16

PENGENDALIAN MUTU PRODUK SEMEN MELALUI

PENDEKATAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC)

Danil Saputra1, Ch. Desi Kusmindari2, Renilaili3


Mahasiswa Universitas Bina Darma1, Dosen Universitas Bina Darma2,3
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang
E-mail : daniel.cuik25.ds@gmail.com1 , desi_christofora@binadarma.ac.id2 ,
renilaili@binadarma.ac.id3

Abstrak

PT. Semen Baturaja (Persero) tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi semen di
sumatera selatan. Produk yang diproduksi berupa produk semen OPC dan PCC, Suatu produk
tentunya tidak terlepas dari permasalahan produk tidaksesuai standar kualitas produk. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pengendalian kualitas dan faktor – faktor apa saja
yang menyebabkan ketidaksesuaian kualitas produk yang diproduksi oleh PT. Semen Baturaja,
pengukuran produk tidaksesuai standar berdasarkan lima parameter pengukuran kualitas, yakni
Blaine, Residu 45µm, SO3, FCaO dan LOI, dengan menggunakan metode Statistical Quality
Control, diagram Pareto dan Diagram sebab akibat, diperoleh hasil analisis yakni, parameter Residu
45µm dan Blaine memiliki jumlah ketidaksesuaian yang paling dominan yakni 71,9% dan 23,7%,
yang berarti Penyebab terbesar ketidaksesuaian produk adalah mesin Tube Mill, dimana volume ball
mill <80% yang mengakibatkan proses penggilingan material menjadi tidak optimal.

Kata kunci: Statistical Quality Control, Diagram Pareto, FishBone, Tube Mill

PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk is a company engaged in cement production in South Sumatra.
Products produced in the form of OPC and PCC cement products, a product of course can not be
separated from product problems not in accordance with product quality standards. The purpose of
this study is to determine the quality control efforts and what factors that cause the incompatibility
of product quality produced by PT. Semen Baturaja, measurement of non-standardized products is
based on five quality measurement parameters, namely Blaine, Residue 45µm, SO3, FCaO and LOI,
using Statistical Quality Control methods, Pareto diagrams and causal diagrams, obtained analysis
results, 45µm and Blaine have residual parameters the most dominant number of mismatches is
71.9% and 23.7%, which means the biggest cause of product mismatch is Tube Mill machines,
where the volume of ball mill is <80% which results in the material grinding process not being
optimal.

Key words :

1. PENDAHULUAN Perusahaan yang dapat menghasilkan


kualitas barang atau jasa yang sesuai dengan
Di era globalisasi ini,
tuntutan pelanggan yang dapat
Perkembangan industri yang semakin pesat
memenangkan persaingan haruslah
membuat tingkat persaingan menjadi
memiliki Quality Control terhadap
semakin ketat pula. Perusahaan senantiasa
produknya secara baik..
berebut konsumen dan berusaha menjadikan
Berbagai program pengendalian
produknya semakin diminati. Setiap
kualitas dilakukan oleh perusahaan sehingga
perusahaan sangat memperhatikan tingkat
dapat menghasilkan produk yang baik dan
kualitas produk yang di produksinya.

1 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


sesuai dengan standar kualitas yang perusahaan setiap bulannya tidaklah sama.
ditetapkan, akan tetapi pada kenyataannya Hal tersebut dikarenakan dalam menentukan
masih terdapat produk yang kualitasnya jumlah produk yang akan diproduksi oleh
tidak sesuai standar. Seperti kualitas tidak perusahaan didasarkan pada kondisi proses
sesuai standar, kelolahan bahan baku yang produksi serta order yang diterima dan target
tidak sempurna dan lain sebagainya. perusahaan. Adapun rata - rata produksi per-
Dapat diketahui bahwa sebagian besar bulan semen selama tahun 2017 adalah
produk PT.Semen Baturaja (Persero), Tbk berjumlah 23778 Ton semen yang
adalah berupa semen Portland yang diproduksi, dengan rata-rata Produk Tidak
merupakan semen andalan masyarakat Sesuai Standar sebesar 1091,5 Ton semen
khususnya masyarakat palembang. atau sekitar 4,66% dari total produksi setiap
Berdasarkan data pra-riset yang bulan.
telah didapatkan dari bagian produksi Dengan demikian penulis tertarik untuk
PT.Semen Baturaja yaitu data produksi melakukan penelitian dan dibahas lebih
tahun 2017 yang berupa data jumlah lanjut karena hal tersebut menunjukkan
produksi beserta produk yang tidaksesuai bahwasanya program pengendalian kualitas
standar sebagai berikut: produksi yang diterapkan perusahaan belum
optimal sehingga perlu dilakukan analisa
Tabel 1 upaya pengendalian kualitas terhadap risiko
Data Jumlah Produksi dan
Produk Tidak Sesuai Standar ketidaksesuaian produk yang diterapkan
PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk Pabrik oleh PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk
Palembang Tahun 2017
Jumlah Persentase palembang dan mencari faktor-faktor apa
Bulan Jumlah Produk Produk
Produksi Tidak Yang saja yang menyebabkan ketidaksesuaian
(ton) Standar Tidak kualitas pada produk semen sehingga
(ton) Standar
(%) terjadinya produk tidak sesuai standar serta
Januari 20392,65 906,58 4,45%
mencari solusi perbaikan dengan
Februari 17741,63 887,68 5%
Maret 19536,11 903,21 4,62 % menggunakan alat bantu statistik sehingga
April 21122,55 790,84 3,74 % persentase produk tidak standar dapat
Mei 19322,01 911,25 4,72 %
Juni 21767,17 1605,17 7,37 % ditekan menjadi sekecil mungkin.
Juli 23796,11 1491,98 6,27 %
27160,86 1001,32 3,69 % Berdasarkan permasalahan yang
Agustus
September 31920,69 1847,96 5,79 % dialami oleh PT.Semen Baturaja (Persero)
Oktober 32327,68 1052,39 3,25 %
Tbk palembang guna menekan menjadi
November 28590,44 692,64 2,42 %
Desember 21658,05 1006,92 4,65 % sekecil mungkin produk semen yang tidak
Rata-rata 23778 1091,5 4,66 % sesuai standar, maka penulis tertarik untuk
Sumber : PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk Palembang
melakukan penelitian pada PT.Semen
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa Baturaja (Persero) tbk palembang dengan
jumlah produksi yang dilakukan oleh judul ”Pengendalian Mutu Produk Semen
2 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17
Melalui Pendekatan Statistical Quality 3. Data produk yang tidak sesuai standar
Control (SQC)”. (Studi Kasus Pada yang terdapat dibagian Quality Control
PT.Semen Baturaja (Persero) tbk site meliputi 5 parameter yang terdiri dari
palembang). Blaine, Residu 45 µm, , FCaO, dan
Berdasarkan latar belakang di atas LOI.
maka perumusan masalah ini yaitu
Bagaimana Quality Control PT. Semen Pengertian Quality Control
Baturaja (Persero) Tbk dalam mengurangi Seperti yang telah dikemukakan
risiko produk tidak sesuai standar dan Faktor sebelumnya, menurut pendapat Shigeru
- faktor apa saja yang menyebabkan Mizuno (1994), pengendalian kualitas
ketidaksesuaian kualitas pada produk semen (Quality Control) didefinisikan sebagai
yang di produksi oleh PT.Semen Baturaja keseluruhan cara yang kita gunakan untuk
(Persero), Tbk menentukan dan mencapai standar mutu.
Penegndalian mutu adalah merencanakan dan
Tujuan dari penelitian ini adalah
melaksanakan cara yang paling ekonomis
sebagai berikut:
untuk membuat sebuah barang yang akan
1. Untuk mengetahui Quality Control
bermanfaat dan memuaskan tuntutan
(Pengawasan Kualitas) PT.Semen
konsumen secara maksimal.
Baturaja (Persero), Tbk dalam
mengurangi risiko ketidaksesuaian Teknik Quality Control
produk. Teknik - teknik pengawasan kualitas
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja secara statistik menurut M.N. Nasution
yang menyebabkan ketidaksesuaian (2005), merupakan metode statistik yang
kualitas pada produk semen yang di menerapkan teori probabilitas dalam
produksi oleh PT.Semen Baturaja pengujian atau pemeriksaan sampel pada
(Persero), Tbk. kegiatan pengawasan kualitas suatu produk.
Statistical Quality Control (SQC) juga
Masalah yang dibahas dalam penelitian
disebut Statistik Prosess Control (SPC)
ini dibatasi sebagai berikut:
adalah metode statistik yang memisahkan
1. Objek pembahasan hanya pada produk variasi yang dihasilkan sebab akibat dan
semen yang terdapat dalam silo semen variasi ilmiah untuk mengilangkan sebab
sebagai produk akhir sebelum proses khusus, membangun dan mempertahankan
packing. konsistensi dalam proses serta menampilkan
2. Data Produksi yang terdapat dibagian proses perbaikan.
Quality Control pada PT. Semen
Baturaja (Persero), Tbk periode bulan Implementasi Pengendalian Kualitas
Januari - Februari 2018. dengan Statistical Quality Control

3 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Pengendalian kualitas (Quality Control) mengurangi terjadinya bleending atau
secara statistik mempunyai 7 alat statistik naiknya air ke permukaan , tetapi
sebagai alat bantu untuk mengendalikan menambah kecenderungan beton untuk
kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh menyusut lebih banyak dan
G.Roger Schroeder (2007) dalam bukunya mempermudah terjadinya retak susut.
Manajemen Operasi. Tahap-tahap c) , Parameter sisa ayakan
implementasi peningkatan kualitas dengan semen dengan ayakan 45µm untuk
penggabungan metode Statistical Quality mengetahui keseimbangan kehalusan
Control dengan lima langkah metode DMAIC semen dengan cara mendapatkan sisa
atau define, measure, analyze, improvement, sampel semen yang bertahan diatas
and control: (Dalam Mardiono : 14). ayakan 45 µm
1. Define d) , Parameter untuk menentukan
Define bertujuan untuk kadar kalsium oksida bebas dalam
mengidentifikasikan produk atau proses klinker dan semen.
yang akan diperbaiki dan menentukan e) LOI (Loss On Ignition), persyaratan
sumber-sumber (recources) apa yang hilang pijar dicantumkan dalam standar
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. pada adalah untuk mencegah adanya mineral
tahap ini yang menjadikan parameter – mineral yang dapai diurai dalam
kualitas yang sering terjadi ketidaksesuaian pemijaran, kristal mineral tersebut pada
kualitas dapat didefinisikan penyebabnya. umumnya dapat mengalami
Berdasarkan pada permasalahan yang ada, metamorfosa dalam waktu beberapa
kuat tekan semen dipengaruhi oleh lima tahun, dimana metamorfosa tersebut
parameter pengukur kualitas, yaitu : dapat menimbulkan kerusakan. dalam
a) , kandungan dalam semen uji ini semen dipijarkan didalam tungku
adalah untuk mengatur atau pemanas pada suhu yang telah diatur,
memperbaiki sifat setting time bagian yang hilang diasumsikan untuk
(pengikatan) produk semen, sebagai menunjukan air dan dalam semen.
sumber utama yang sering
2. Measure ( Pengukuran)
digunakan adalah gypsum. parameter ini
Measure bertujuan untuk tingkat
untuk mengetahui dan mengatur setting
kecacatan produk yang mungkin
kadar gypsum didalam semen.
dipengaruhi oleh tingkat repeatibility dan
b) , tingkat kehalusan semen
reproductibility (variansi peralatan dan
mempengaruhi proses hidrasi, semakin
variasi operator) serta untuk mengetahui
halus butiran semen maka proses
kemampuan proses atau kinerja dari proses
hidrasinya semakin cepat, kehalusan
produksi.
butir semen yang tinggi dapat
a. Peta Kendali P
4 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17
Dalam hal menganalisis data, di banyaknya cacat dengan semua
gunakan peta kendali P sebagai alat pengamatan, yaitu setiap produk yang
untuk pengendalian proses secara diklasifikasikan sebagai “diterima” atau
statistik. Penggunaan peta kendali p ini “ditolak”. (dalam khoirul. 2017)
adalah di karenakan pengendalian
Rata - rata Produksi =
kualitas yang dilakukan bersifat atribut,
Rata - rata Kerusakan =
serta data yang diperoleh yang
dijadikan sampel pengamatan tidak Kerusakan Maksimum
tetap dan produk yang mengalami = Rata – rata kerusakan
ketidaksesuaian tersebut harus diproses
Kerusakan Minimum
lebih lanjut.(Ginting.2007:) = Rata – rata
1) Menghitung persentase Kerusakaan kerusakan
P= x 100

1) Menghitung garis pusat atau Central


2) Menghitung rata-rata ketidaksesuaian Line (CL) dengan menggunakan rumus :
produk ( atau garis atau Central Line

(CL)
2) Menghitung batas kendali atas atau
=
Upper Control Line (UCL) Untuk
3) Menghitung batas kendali atas atau menghitung batas kendali atas atau
Upper Control Line (UCL) UCL dilakukan dengan rumus :
̅p : rata-rata ketidaksesuaian produk
%
UCL =
3) Menghitung batas kendali bawah atau
4) Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Line (LCL) Untuk
Lower Control Line (LCL) menghitung batas kendali bawah atau
p : rata-rata ketidak sesuaian produk LCL dilakukan dengan rumus :

LCL =
4) Menghitung persentase kerusakan
Dengan rumus : P =
b. Diagram Kontrol Cacat C 100% Inspection
Diagram Kontrol cacat C 100%
inspection merupakan Pengendali proporsi 3. Analisis (Analyze)
kesalahan yang digunakan untuk Merupakan upaya memahami
mengetahui apakah cacat produk yang mengapa terjadi penyimpangan dan mencari
dihasilkan masih dalam batas yang alasan - alasan yang mengakibatknya.
disyaratkan. Perbandingan antara Dengan Menggunakan rumus persentase

5 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


kerusakan dan diagram pareto untuk Data-data yang diambil dipergunakan
mengetahui ketidaksesuaian yang paling sebagai penunjang penyusunan penelitian ini.
dominan dan menggunakan diagram sebab Dalam proses pengumpulan data maka perlu
akibat yang merupakan suatu pendekatan diketahui jenis data dan metode yang digunakan.
terstruktur yang memungkinkan dilakukan Jenis data dan metode yang digunakan adalah
suatu analisis lebih terperinci dalam sebagai berikut :
menemjukan penyebab-penyebab suatu
masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan 1. Data Primer
yang terjadi. (syukron.2013 : 68) a. Wawancara
Mendapatkan data atau
4. Perbaikan (Improvement)
informasi dengan tanya jawab secara
Dalam perbaikan proses, improve
langsung pada orang yang mengetahui
yang dilakukan seperti mengembangkan ide
tentang objek yang diteliti. Dalam hal
untuk meniadakan akar masalah,
ini adalah dengan kepala bagian
mangadakan pengujian dan mengukur hasil.
produksi dan karyawan PT. Semen
Dalam proses Improve menggunakan
Baturaja Pabrik Palembang yaitu data
Metode Kaizen.(dalam Chandra. 2017)
mengenai jenis - jenis produk yang
tidak sesuai standar dan penyebabnya
5. Pengendalian (Control)
beserta proses produksinya.
Merupakan tahap operasional
b. Observasi
terakhir dalam upaya peningkatan kualitas.
Pengamatan secara langsung
Peta control merupakan alat untuk
ditempat penelitian yaitu di PT.
mengawasi kualitas sehingga penentuan
Semen Baturaja Pabrik Palembang
keputusan saat terjadi produk yang
dengan mengamati sistem kerja
menyimpang dapat dilakukan dengan
pegawai yang ada, mengamati proses
mudah. Peta kendali ditentukan juga untuk
produksi dari awal sampai akhir.
membuat batas - batas dimana hasil
digunakan untuk memperoleh data
produksi menyimpang dari mutu yang
primer yaitu data produksi dan data
diinginkan.(dalam Heru.2016: 25)
produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi produk PT.Semen Baturaja
2. METODOLOGI PENELITIAN Pabrik Palembang selama bulan
Januari - Februari periode 2018.
Sub bab ini terdiri atas metode pengumpulan
2. Data Sekunder
data dan metode pengolahan data.
Pengumpulan data dengan
mengambil data produki selama bulan
Metode Pengumpulan data
Januari - Februari periode 2018 dan
secara tidak langsung dengan
6 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17
penelusuran jurnal - jurnal, buku-buku Jumlah Jumlah Produk
Produksi Tidak Standar
literature dan data dari dokumen - Sampel (Ton) (Ton)
2 817,89 41,87
dokumen yang ada di PT. Semen 3 366,1 0
4 573,04 23,00
Baturaja Pabrik Palembang. Data yang 5 805,15 46,43
dimaksud adalah data yang ada kaitannya 6 357,74 48,84
7 867,88 57,98
dengan variable - variabel pada 8 922,4 43,77
9 1158,54 0
penelitian. 10 393,61 0
11 1028,6 47,83
12 407,4 0
13 1142,93 49,85
Metode Pengolahan Data 14 61,09 0
15 766,16 47,65
Untuk melakukan pengolahan data yang 16 946,73 0
diperoleh dari setiap data primer dan sekunder 17 385,22 0
18 645,35 0
diperlukan beberapa analisa untuk 19 394,48 0
20 461,75 46,00
membandingkan permasalahan yang akan 21 260,4 0
22 854,89 0
dihadapi dengan teori - teori yang digunakan 23 389,7 0
24 280,82 0
untuk pembahasan. Dalam penelitian ini 25 392,93 0
26 429,38 47,09
pengolahan data dilakukan degan pendekatan 27 423,8 49,84
Statistical Quality Control dengan DMAIC. 28 360,72 45,83
29 636,31 48,61
Adapun langkah - langkah didalam pengolah 30 351,71 48,00
31 703,19 48,73
data dengan metode tersebut: 32 383,42 0
33 657,63 46,85
a. Definisi (define) 34 382,4 0
35 458,19 47,47
b. Mengukur (measure) 36 345,83 0
37 807,98 0
c. Analisa (analyze) . 38 474,81 0
d. Perbaikan (improvement) 39 402,19 44,96
40 951,02 0
e. Pengendalian (control) 41 375,57 50,21
42 314,44 0
43 575,27 0
44 367,05 0
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 734,33 41,00
46 858,07 42,16
Data yang diambil pada penelitian yaitu 47 1025,35 0
48 635,23 44,64
jumlah produksi, jumlah produk tidaksesuai 49 478,48 0
50 368,65 0
standar kualitas dan persentase produk 51 702,62 0
tidaksesuai standar kualitas PT Semen Baturaja Total 29148,1 1058,61
Persentase Produk Tidak Standar (%) 3,63
(Persero) tbk, pada bulan Januari dan Februari Sumber : Data produk semen tahun 2018
2018.
Dari Tabel Rekap data produk semen
periode januari - februari 2018 dilakukan
Tabel 2 Rekap data produk semen periode
januari - februari 2018 perhitungan dan diperoleh hasil perhitungan peta
Jumlah Jumlah Produk
Produksi Tidak Standar kendali P yang dapat dilihat pada gambar
Sampel (Ton) (Ton)
berikut:
1 263,66 0

7 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Sampel P CL UCL LCL
Tabel 3. Hasil perhitungan peta kendali P
Sampel P CL UCL LCL 28 0,127051 0,036 0,059 0,013
29 0,076394 0,036 0,059 0,013
1 0 0,036 0,059 0,013
30 0,136476 0,036 0,059 0,013
2 0,051193 0,036 0,059 0,013
31 0,069298 0,036 0,059 0,013
3 0 0,036 0,059 0,013
32 0 0,036 0,059 0,013
4 0,040137 0,036 0,059 0,013
33 0,071241 0,036 0,059 0,013
5 0,057666 0,036 0,059 0,013
34 0 0,036 0,059 0,013
6 0,136524 0,036 0,059 0,013
35 0,103603 0,036 0,059 0,013
7 0,066806 0,036 0,059 0,013
36 0 0,036 0,059 0,013
8 0,047452 0,036 0,059 0,013
37 0 0,036 0,059 0,013
9 0 0,036 0,059 0,013
38 0 0,036 0,059 0,013
10 0 0,036 0,059 0,013
39 0,111788 0,036 0,059 0,013
11 0,0465 0,036 0,059 0,013
40 0 0,036 0,059 0,013
12 0 0,036 0,059 0,013
41 0,13369 0,036 0,059 0,013
13 0,043616 0,036 0,059 0,013
42 0 0,036 0,059 0,013
14 0 0,036 0,059 0,013
43 0 0,036 0,059 0,013
15 0,062193 0,036 0,059 0,013
44 0 0,036 0,059 0,013
16 0 0,036 0,059 0,013
45 0,055833 0,036 0,059 0,013
17 0 0,036 0,059 0,013
46 0,049134 0,036 0,059 0,013
18 0 0,036 0,059 0,013
47 0 0,036 0,059 0,013
19 0 0,036 0,059 0,013
48 0,070274 0,036 0,059 0,013
20 0,099621 0,036 0,059 0,013
49 0 0,036 0,059 0,013
21 0 0,036 0,059 0,013
50 0 0,036 0,059 0,013
22 0 0,036 0,059 0,013
51 0 0,036 0,059 0,013
23 0 0,036 0,059 0,013
Jumlah 1,883763
24 0 0,036 0,059 0,013
Rata2 0,036937
25 0 0,036 0,059 0,013 Sumber : perhitungan berdasarkan tabel 2
26 0,10967 0,036 0,059 0,013
27 0,117603 0,036 0,059 0,013

0,16

0,14

0,12

0,1 Std
CL
0,08
UCL
0,06
LCL
0,04 P
0,02

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51

Gambar 1. Peta kendali P bulan Januari – Februari 2018

8 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Sampel P CL UCL LCL
Berdasarkan peta kendali P diatas maka
9 0 0,036 0,06 0,012
dapat dilihat bahwasanya data jumlah
10 0 0,036 0,06 0,012
ketidaksesuaian kualitas hasil produksi 11 0,048768 0,036 0,06 0,012

perusahaan ada yang melebihi batas kendali, ini 12 0 0,036 0,06 0,012
13 0,045605 0,036 0,06 0,012
dibuktikan dengan tiap adanya titik yang
14 0 0,036 0,06 0,012
melebihi batas kendali atas atau UCL dan 15 0,066318 0,036 0,06 0,012
melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan 16 0 0,036 0,06 0,012

oleh perusahaan yaitu sebesar 8% atau 0,08 17 0 0,036 0,06 0,012


18 0 0,036 0,06 0,012
dalam peta kendali tersebut terdapat 9 (sembilan)
19 0 0,036 0,06 0,012
titik yang melebihi batas kendali statistik yang 20 0,110643 0,036 0,06 0,012
ditetapkan yaitu sampel 6 = 0,136, sampel 20 = 21 0 0,036 0,06 0,012
22 0 0,036 0,06 0,012
0,099, sampel 26 = 0,109, sampel 27 = 0,117,
23 0 0,036 0,06 0,012
sampel 28 = 0,127, sampel 30 = 0,136, sampel
24 0 0,036 0,06 0,012
35 = 0,103, sampel 39 = 0,112, dan sampel 41 = 25 0 0,036 0,06 0,012

0,134. 26 0,123179 0,036 0,06 0,012


27 0,133276 0,036 0,06 0,012
Berdasarkan uraian diatas maka dapat
28 0,145543 0,036 0,06 0,012
disimpulkan bahwasanya pengendalian PT.
29 0,082712 0,036 0,06 0,012
Semen Baturaja (Persero) tbk sudah diluar 30 0,158046 0,036 0,06 0,012

kendali statistik yang artinya didalam 31 0,074458 0,036 0,06 0,012


32 0 0,036 0,06 0,012
pengendalian kualitas perusahaan masih terdapat
33 0,076705 0,036 0,06 0,012
penyimpangan. 34 0 0,036 0,06 0,012
Setelah diperoleh hasil peta kendali P dari tabel 35 0,115578 0,036 0,06 0,012

rekap data produk semen periode januari - 36 0 0,036 0,06 0,012


37 0 0,036 0,06 0,012
februari 2018 maka selanjutnya dapat dibuat 38 0 0,036 0,06 0,012
peta kendali Control cacat C 100% inspection 39 0,125857 0,036 0,06 0,012

yang dapat dilihat pada gambar berikut : 40 0 0,036 0,06 0,012


41 0,154321 0,036 0,06 0,012
42 0 0,036 0,06 0,012
Tabel 4. Hasil perhitungan peta kendali
Control cacat C 100% inspection 43 0 0,036 0,06 0,012
Sampel P CL UCL LCL 44 0 0,036 0,06 0,012
45 0,059135 0,036 0,06 0,012
1 0 0,036 0,06 0,012
46 0,051672 0,036 0,06 0,012
2 0,053955 0,036 0,06 0,012
47 0 0,036 0,06 0,012
3 0 0,036 0,06 0,012
48 0,075585 0,036 0,06 0,012
4 0,041815 0,036 0,06 0,012
49 0 0,036 0,06 0,012
5 0,061195 0,036 0,06 0,012
50 0 0,036 0,06 0,012
6 0,158109 0,036 0,06 0,012
51 0 0,036 0,06 0,012
7 0,071589 0,036 0,06 0,012
Jumlah 2,083882
8 0,049816 0,036 0,06 0,012
Rata2 0,041

9 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Sumber : perhitungan berdasarkan tabel 2 perbaikan lebih lanjut untuk memenuhi standar
ketidaksesuaian yang telah ditetapkan.
0.2
Persentase ketidaksesuaian
0.15 Std
Jumlah jenis ketidaksesuaian dapat
CL dilakukan perhitungan untuk menetahui
0.1 persentase dominan pada parameter kuat tekan
UCL
semen, kuat tekan semen dipengaruhi oleh lima
0.05 LCL parameter pengukur kualitas, berikut merupakan
P hasil rekapan laporan ketidaksesuaian produk
0 yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:
1 6 111621263136414651
Tabel 5 ketidaksesuaian pada parameter kuat tekan
Gambar 2 Peta kendali Control Cacat C 100%
Inspection PARAMETER JUMLAH
KETIDAKSESUAIAN
Berdasarkan data tabel perhitungan diatas (Ton)
maka dapat dilihat hasilnya sebagaimana dalam 0
gambar diagram control cacat C 100%
Inspection diatas, pengendalian kualitas PT. Blaine 250,96
Residu 45µm 760,8
Semen Baturaja (Persero) tbk selama periode
0
januari – februari 2018 sudah baik, hal ini
ditunjukan dengan adanya 24 titik yang melebihi LOI 46,85
garis bawah (LCL) yaitu sampel 1, 3, 9, 10, 12, Total 1058,61
14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 32, 34, 36, Sumber : pengolahan data perusahaan
37, 38, 40, 42, 43, 44 yang bernilai 0 yang bearti
perusahaan telah mampu mengurangi Setelah kita peroleh data rekapan
ketidaksesuain kualitas produk hingga melebihi ketidaksesuaian produk maka dapat dilakukan
standar yang telah ditetapkan secara statistik. perhitungan untuk menetahui persentase
Namun demikian perusahaan masih harus ketidaksesuaian yang paling dominan dengan
meningkatkan quality control nya sebab, menggunakan rumus diagram pareto berikut :
berdasarkan pada gambar diatas terdapat 10 titik
yang melebihi batas toleransi jumlah % Kerusakan = x 100%
ketidaksesuaian kualitas hasil produksi yang
telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sampel 6
= 0,158, sampel 20 = 0,111, sampel 26 = 0,123, = x 100 = 0 %
sampel 27 = 0,133, sampel 28 = 0,145, sampel Blaine = x 100 = 23,7 %
29 = 0,082, sampel 30 = 0,158, sampel 35 =
0,116, sampel 39 = 0,126, dan sampel 41 = Residu 45 µm = x 100 = 71,9 %
0,154, artinya hal tersebut menyatakan bahwa FCaO = x 100 = 0 %
pengendalian kualitas PT. Semen Baturaja
(Persero) tbk masih memerlukan adanya LOI = x 100 = 4,4 %

Dari hasil perhitungan diatas, maka selanjutnya dapat dibuat diagram persentase ketidaksesuaian yang
paling dominan pada 5 parameter pengukur kualitas produk semen yang dapat dilihat pada gambar
berikut:

10 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


KETIDAKSESUAIAN KUALITAS
Ton %
760,8

250,96

46,85 71,9
4,4 0 0 23,7 0 0

LOI SOɜ Blaine FCaO Residu 45µm

Sumber : Pengolahan Data Perusahaan


Gambar 3. Diagram Pareto

Berdasarkan hasil pengolahan data pada


diagram diatas dapat diketahui total produk yang 2. Lingkungan
tidaksesuai sebesar 1058,61 ton dari total Suasana yang tercipta dalam lingkup
produksi keseluruhan 29148,1 ton per bulan perusahaan khususnya pada bagian
januari – februari 2018, persentase kerusakan produksi saat memproses produksi
yang sering terjadi atau yang paling dominan berlangsung.
terdapat pada parameter residu 45 dengan nilai 3. Mesin
71,9 % selanjutnya parameter Blaine dengan Mesin – mesin dan berbagai peralatan
nilai 23,7% selanjutnya parameter dengan nilai yang digunakan dalam proses produksi.
4,4% dan selanjutnya parameter dan FCaO 4. Metode
dengan nilai 0%. Instruksi kerja yang harus diikuti dalam
proses produksi.
Diagram sebab akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk Berdasarkan empat golongan diatas yang
memperlihatkan hubungan antara permasalahan dijadikan sebagai pemicu ketidaksesuaian
yang dihadapi dengan kemungkinan kualitas hasil produksi maka perlu untuk
penyebabnya serta faktor – faktor yang dilakukan proses lanjutan. Hal penting yang
mempengaruhi dan menjadi penyebab harus dilakukan dan ditelusuri dalam hal ini
ketidaksesuaian kualitas produk semen PT. adalah mencari penyebab timbulnya kerusakan
Semen Baturaja site palembang. Penelurusan tersebut, sebagai alat bantu untuk mencari
terhadap masalah yang terjadi dilakukan dengan penyebab timbulnya kerusakan tersebut,
observasi langsung kelepangan dan tanya jawab digunakan diagram sebab akibat atau yang
dengan bapak Ramlan selaku kepala bagian disebut Fishbone Chart. Adapun penggunaan
produksi. diagram sebab akibat yaitu untuk menelusuri
Mengidentifikasi permasalahan yang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
terkait dengan penyebab ketidaksesuaian kualitas ketidaksesuaian kualitas. Berdasarkan hasil
hasil produksi semen secara umum dapat wawancara dengan bapak Ramlan selaku kepala
digolongkan sebagai berikut : bagian produksi perseroan sebagaimana dalam
1. Manusia gambar berikut:
Para pekerja yang melakukan pekerjaan
yang terlibat dalam kegiatan proses
produksi.

11 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Sumber : hasil wawancara Ka. Bagian Produksi pabrik PPG

Gambar 4 Diagram Fishbone

Gambar 4 menjelaskan bahwa ada Improvement dan control


empat aspek yang perlu diperbaiki demi Dengan menggunakan Metode Kaizen
mengurangi ketidaksesuaian kualitas produk Setelah mengetahui faktor-faktor yang
semen, yakni aspek manusia, mesin, metode menyebabkan ketidaksesuaian kualitas hasil
kerja dan lingkungan. Masing – masing dari produksi semen portland yang terjadi di PT.
aspek tersebut memiliki sub aspek yang perlu Semen Baturaja, maka langkah selanjutnya
diperbaiki untuk meningkatkan kualitas adalah menyusun suatu rekomendasi atau
produksi. usulan tindakan perbaikan secara umum dengan
menggunakan 5W+1H (What, why, Where,
When,Who, How), dalam upaya mengurangi
tingkat kerusakan produk sebagai berikut :

12 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


Tabel 4. Usualan Tindakan Untuk Faktor Penyebab Tidaksesuaian Kualitas

Sumber : Pengolahan data langsung

13 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


b. Residu 45µm dan Blaine saling
Rekomendasi berhubungan karena sama – sama
Berdasarkan analisis data PT Semen fokus pada kehalusan semen, jadi alat
Baturaja (Persero) tbk site Palembang pada Unit feeling degree juga dibutuhkan untuk
Penggilingan pabrik Palembang (PPG) pada mengatasi ketidaksesuaian residu 45
penelitian ini data yang dianalisis yaitu jumlah µm, akan tetapi ketidaksesuaian residu
produk yang tidaksesuai standar kualitas pada bisa terjadi akibat ketidakseimbangan
semen dengan 5 parameter pengukuran penyebab perubahan setting point pada weigher
ketidaksesuaian yaitu Blaine, Residu 45 µm, feeder dan setting speed sparator yang
, FCaO, dan LOI. dilakukan oleh operator, menurut
informasi dari kepala bagian produksi
1. Blaine ini terjadi akibat operator terlalu
Hasil analisis diketahui bahwa masih mengejar target produksi jadi terlalu
banyak kualitas Blaine yang tidaksesuai banyak melakukan perubahan setting
standar perusahaan yang telah ditetapkan point yang menyebabkan
yang berada ditingkat ke 2 parameter yg ketidakseimbangan, jika itu terjadi
sering terjadi ketidaksesuain kualitas. berkesinambungan tidak hanya
Rekomendasi yang mungkin dapat mengejar target produksi tapi juga
mengurangi hal tersebut dapat dilakukan mempertimbangkan kualitas.
dengan cara:
a. Operator harus kompeten dan menguasai 3.
pekerjaannya dalam menentukan setting Hasil analisis diketahui bahwa tidak ada
point yang tepat. ketidaksesuaian kualitas pada parameter
b. Ketidaksesuaian pada Blaine bearti Nilai artinya tidak ada penyimpangan dalam
kehalusan yang bermasalah, jika terjadi
masalah pada kehalusan berarti proses parameter ini, Akan tetapi tidak memungkiri
penggilingan didalam tube mill tidak jika akan terjadi penyimpangan dikemudian
optimal ini disebabkan oleh produk tidak hari, maka dari itu kualitas nya harus selalu
tergilling dengan sempurna, dikarenakan dijaga agar stabil dan tidak terjadi
semakin sering tube mill beroperasi penyimpangan kualitas.
maka ball mill akan mengalami aus atau
terkikis yang menyebabkan volume ball 4. FCaO
mill kurang dari 80%, maka dari itu Hasil analisis diketahui bahwa tidak ada
sangat dibutuhkan alat feeling degree ketidaksesuaian kualitas pada parameter
untuk dapat memantau volume ball mill FCaO artinya tidak ada penyimpangan
didalam tube mill yg akan membantu dalam parameter ini, Akan tetapi tidak
operator dalam memonitor dan memungkiri jika akan terjadi penyimpangan
mengatasi jika volume ball mill kurang dikemudian hari, maka dari itu kualitas nya
dari 80%. harus selalu dijaga agar stabil dan tidak
terjadi penyimpangan kualitas.
2. Residu 45 µm
Hasil analisis diketahui bahwa masih 5. LOI
banyak Residu 45µm yang tidaksesuai Hasil analisis diketahui bahwa masih ada
standar perusahaan yang telah ditetapkan. kualitas LOI yang tidaksesuai standar
Rekomendasi yang mungkin dapat perusahaan yang telah ditetapkan.
mengurangi hal tersebut dapat dilakukan Rekomendasi yang mungkin dapat
dengan cara: mengurangi hal tersebut dapat dilakukan
a. Operator harus kompeten dan dengan cara:
menguasai pekerjaannya dalam
menentukan setting point yang tepat.

14 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17


a. Ketidaksesuaian kualitas pada parameter
LOI menyebab ketidakseimbangan kadar Perusahaan perlu menerapkan metode
air atau dalam semen ini biasanya statistical quality control (SQC) untuk
disebabkan setting point material mengetahui jenis ketidaksesuaian yang sering
batukapur yang tidak standar dan bisa terjadi dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga
juga diakibatkan material terputus dari perusahaan dapat melakukan perbaikan untuk
alir feeding dikarenakan tersumbat pada mengurangi ketidaksesuaian kualitas produk.
outlet BIN (penyimpanan sementara). Rekomendasi yang diberikan untuk
b. Saat proses operasi berlangsung, mengurangi ketidaksesuaian kualitas berupa
operator harus sering memonitor pelatihan khusus pada operator produksi agar
keadaan weigher feeder untuk operator dapat bekerja sesuai dengan prosedur,
memastikan material tetap lancar dan mensosialisaikan diagram sebab akibat guna
selalu memastikan sensor reader pada menghindari tindakan operator melakukan
weigher feeder tetap bersih. tindakan yang menyebabkan cacat dan
menyediakan alat feeling degree guna untuk
mempermudah operator memonitoring volume
1V. KESIMPULAN DAN SARAN ball mill didalam tube mill system.

Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
Hasil persentase ketidaksesuaian
menunjukan bahwa parameter ketidaksesuaian Chandra Bhakti, Riyan. 2017. Pengendalian
yang paling dominan terdapat pada parameter kualitas Proses Kemasan IN BAGS
residu 45 sebesar 71,9 %, parameter Blaine Menggunakan Six Sigma Dan
sebesar 23,7%, parameter LOI sebesar 4,4% dan Seventools. Universitas Bina Darma.
parameter dan FCaO sebesar 0% dari total Palembang
G.Roger Schroeder, Manajemen Operasi, Jilid 2,
ketidaksesuaian, Ketidaksesuaian produk Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
mencapai 1058,61 ton atau 3.63% dari total Ginting, Rosnani. 2017. Sistem Produksi.
produksi, yang berarti perusahaan telah mampu Yogyakarta: Graha Ilmu
mengurangi ketidaksesuaian kualitas melebihi Heru Setawan, Analisis Kualitas Guna
standar toleransi yang telah ditetapkan Mengurangi Tindkat Kerusakan
perusahaan sebesar 8%, Pengolahan data pada P- Keramik Menggunakan Statistical
Chart dan C-Chart dihasilkan peta kendali yang Quality Control, Jurnal Universitas
tidak stabil, yang artinya masih adanya Bina Darma Palembang, Diakses 15
penyimpangan dalam pengendalian kualitas Desember 2016.
produk semen di PT. Semen Baturaja (Persero) Khoirul Hadi, M. 2017. Analisis Quality Control
tbk site Palembang. Terhadap Risiko Kerusakan Produk,
Faktor penyebab produk tidaksesuai Universitas Islam Negeri. Lampung
standar kualitas dapat diketahui pada faktor Mardiono. 2015. Analisis Pengendalian Kualitas
mesin tube mill dikarenakan ketidaksesuaian Dengan Pendekatan Six Sigma Dan
yang paling dominan hanya pada parameter yang Seventools. Universitas Bina Darma
mengukur tingkat kehalusan semen (parameter Palembang
residu 45µm dan blaine) yang disebabkan oleh Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, Edisi
mesin penggiling tube mill tidak optimal dalam kedua, Ghalia Indonesia, 2005.
beroperasi dan juga faktor manusia (operator) Shigeru Mizuno, Pengendalian Mutu
kurang monitoring dan tidak teliti dalam Perusahaan Secara Menyeluruh, Seri
mengatur setting point pada wigher feeder yang Manajemen No 151, Pustaka Binaman
menyebabkan kerusakan komposisi produk Pressindo, Jakarta, 1994.
semen. Syukron, Amir dan Muhamad Kholil. 2013. Six
Sigma Quality For Business
Improvement. Yogyakarta : Graha Ilmu

Lampiran
Saran
15 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17
1. Central Control Room 126 Ton = 148 Drum
Comp 1
Berisi Grinding Media :
Diameter Berat Banyak
(mm) (Ton) (drum)
90 18 23
80 12 14
70 8 9
60 5 6
Total 43 52
2. Mesin Tube Mill
Comp 2
Berisi Grinding Media :
Diameter Berat Banyak
(mm) (Ton) (drum)
60 8 10
50 5 6
40 6 7
30 15 17
25 21 25
20 28 31
Total 83 96

3. Weigher Feeder

4. Partikel Material

5. Volume Ball Mill 100%

16 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol. 15 No.1,April 2018 1-17

Anda mungkin juga menyukai