Anda di halaman 1dari 13

RKM 153009 – Praktikum Operasi Teknik Kimia

BAB I

DISC BOWL CENTRIFUGE

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan modul Disc Bowl Centrifuge adalah menetapkan dan


mempraktekan proses pemisahan bahan-bahan kimia dalam industri skala kecil
dengan benar, mengetahui pengaruh kecepatan putar dan waktu centrifuge
terhadap proses pengendapan, serta mengetahui jumlah koagulan terhadap proses
pengendapan.

1.2 Tinjauan Pustaka

Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa.


Komponen-komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan
berdasarkan sifat fisika zat penyusunnya. Salah satu metode yang digunakan
dalam pemisahan campuran adalah sentrifugasi. Centrifugasi adalah suatu alat
yang berfungsi untuk memisahkan campuran cair-cair atau padat cair dengan
menggunakan gaya centrifugal. Suatu suspensi misalnya, pasir dalam air dapat
dipisahkan dengan mendiamkan beberapa lama, dalam hal ini dipengaruhi oleh
gaya berat dan gaya gravitasi, .namun hal ini akan memakan waktu yang lama.
Alat centrifugasi dapat digunakan untuk mempercepat proses pengendapan,
bahkan pada beberapa campuran atau suspensi yang akan mengendap.

Partikel yang densitasnya lebih tinggi daripada pelarut turun


(sedimentasi), dan partikel yang lebih ringan mengapung ke atas. Perbedaan
densitas yang tinggi, membuat partikel bergerak lebih cepat (Universitas
Diponegoro). Jika tidak terdapat perbedaan densitas (kondisi isoponik), partikel
tetap setimbang. Faktor-faktor gravitasi dapat kita perbesar dengan menggunakan
alat centrifugal sehingga partikel-partikel yang berlainan bobot atau berat dapat
dipisahkan. Partikel yang mempunyai bobot paling berat akan mengendap terlebih
dahulu sehingga menempati posisi paling bawah. Demikian juga dengan partikel
yang mempunyai bobot berikutnya, akan menumpuk sesuai dengan ketentuan dari
masing masing bobot partikel. Hal ini karena pada bobot partikel paling besar
akan mengalami gaya centrifugal yang besar pula.

Gambar 1. Disc Bowl Centrifuge

Jenis centrifuge dapat dibagi menjadi tiga:

1. Tubular Bowl Centrifuge ( dengan kecepatan sampai 3000 x g). Alat ini
mempunyai kapasitas 50-500 gal/jam dan kandungan padatannya sedikit.
Alat ini tidak otomatis, artinya dapat dikerjakan secara batch.
2. Dick Bowl Centrifuge ( dengan kecepatan hingga 7000 x g). Alat ini
mempunyai kapasitas sampai 5000 gal/jam dan kandungan padatannya
dalam jumlah sedang . alat ini dapat dioperasikan secara continue.
3. Solid Bowl Centrifuge ( dengan kecepatan paling tinggi sampai 5000 x
g). Alat ini mempunyai kapasitas sampai 50 ton/jam dan kandungan
padatannya dalam jumlah sedang. Alat ini data dioperasikan secara
continue.
1.3 Metodeologi Percobaan

Percobaan ini dilakukan untuk memisahkan campuran larutan baik


liquid-liquid maupun solid-liquid dan menghitung densitas dari berat atau massa
masing-masing keluaran yang didapatkan, apabila densitas diketahui maka larutan
yang berasal dari masing-masing saluran dapat dianalisa, baik heavy liquid output
maupun light liquid output. Sub bab ini akan menguraikan bahan-bahan dan alat
yang digunakan selama praktikum dan diagram prosedur kerja.

1.3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan disc bowl sentrifuge

Alat Bahan
Ball Pipet Campuran air + etanol
Beaker Glass 250 ml Minyak
Beaker Glass 400 ml
Beaker Glass 600 ml
Corong Pemisah
Neraca Analitik
Piknometer
Pipet Ukur 50 ml
Seperangkat alat Centrifuge

1.3.2 Skema Kerja

Menyiapkan peralatan

Membersihkan bowl dari sisa


kotoran (terutama saluran sampel)

Mencuci bagian-bagian sentrifuge


Mengeringkan lalu menyusun
kembali bagian-bagian alat

Corong Pisah Sampel

Meletakkan beaker pada masing-


masing keluaran

Menghidupkan peralatan (kecepatan


yang ditentukan)

Menunggu sampai sentrifuge


terdengar stabil (± 5 menit)

Membuka kran corong pisah

Menunggu sampai aliran berhenti


menetes

Mencatat densitas,volume/berat
keluaran

Mengulangi percobaan dengan


variasi kecepatan

Membersihkan alat selesai


praktikum
1.4 Hasil dan Pembahasan

Percobaan disc bowl centrifuge dilakukan dua kali percobaan dengan


variabel tegangan serta kecepatan putar yang berbeda, selain itu juga dilakukan
proses kalibrasi. Proses kalibrasi ini dilakukan 11 kali percobaan dengan
menggunakan volume etanol-air dengan minyak yang berbeda-beda. Densitas
hasil percobaan kemudian dibandingkan dengan densitas pada kurva kalibrasi.
Didapatkannya nilai densitas dari semua percobaan kalibrasi digunakan untuk
membuat kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi bertujuan untuk menentukan konsentrasi
dari masing-masing larutan dari hasil sentrifugasi.
35
Konsentrasi etanol + air

30
25
20
15 Lar. Etanol + air terhadap
10 densitas

5
0
0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1
Densitas

Gambar 2. Kurva pengaruh konsentrasi etanol-air terhadap densitas

Kurva pengaruh konsentrasi etanol-air menunjukkan, sehingga dari sini


dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi atau semakin besar konsentrasi dari
etanol-air dalam suatu campuran larutan maka nilai atau harga dari densitas juga
semakin tinggi, dan sebaliknya apabila konsentrasi dari minyak yang lebih besar
maka semakin kecil densitasnya.

Percobaan sentrifugasi baik percobaan pertama maupun kedua


menggunakan perbandingan massa antara etanol-air dengan minyak yang sama
yaitu 5:1. Kedua bahan dimasukkan ke dalam blender selama 2 menit. Proses ini
dihasilkan campuran larutan yang bewarna putih dan sedikit berbusa. Hasil
pencampuran larutan dimasukkan ke dalam corong pisah dengan laju alir sebesar
20 ml/menit. Percobaan disc bowl centrifuge ini menggunakan tegangan 185 volt
dan kecepatan putar 7.400 rpm untuk percobaan pertama dan 215 volt serta 10.000
rpm untuk percobaan kedua. Hasil larutan yang keluar pada heavy liquid output
yaitu larutan etanol-air dengan berat 149,11 gram untuk percobaan pertama dan
174,20 gram untuk percobaan kedua, sedangkan pada light liquid output yaitu
minyak dengan berat 14,72 gram pada percobaan pertama dan percobaan kedua
sebesar 23,71 gram. Larutan etanol-air dan minyak hasil sentrifugasi kemudian
dihitung densitasnya menggunakan piknometer. Densitas etanol-air yang
didapatkan sebesar 0,9865 gram/ml untuk percobaan pertama serta 0,9796
gram/ml untuk percobaan kedua, sedangkan densitas minyak untuk percobaan
pertama sebesar 0,8710 gram/ml dan percobaan kedua sebesar 0,8993 gram/ml.
Berat dari masing-masing larutan yang keluar digunakan pula untuk menghitung
%recovery. Percent recovery sendiri menunjukkan besarnya massa atau berat dari
suatu bahan (larutan) yang hilang selama proses berlangsung. Hasil percobaan
pertama untuk larutan etanol-air diperoleh %recovery sebesar 5,93% serta pada
percobaan kedua diperoleh 12,8%, sedangkan untuk minyak diperoleh %recovery
sebesar 52,93% pada percobaan pertama, dan 40,73% pada percobaan kedua. Dari
sini, dapat disimpulkan bahwa berat dari masing-masing bahan antara yang masuk
dengan keluar tidak sama, berat dari bahan yang keluar masing-masing mengalami
penyusutan baik itu pada percobaan pertama maupun percobaan yang kedua.
Berdasarkan hukum kekekalan massa seharusnya antara massa bahan yang masuk
dengan massa bahan yang keluar haruslah sama, sehingga pada kedua percobaan
ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan massa dari bahan tidak sama,
yaitu sebagai berikut :
1. Ketidaksesuaian massa atau berat bahan yang didapatkan disebabkan
karena banyak sisa dari bahan-bahan yang masih menempel di dinding
atau alat-alat yang digunakan. Misalnya, pada saat memindahkan bahan-
bahan yang telah dicampur dengan blender ke dalam beaker glass, tidak
semua dari bahan tersebut masuk ke dalam beaker glass artinya pada
dinding blender baha-bahan masih menempel dan tidak terpindahkan
dengan sempurna, dan masih banyak contoh yang lainnya.
2. Faktor Kimia
a. Terkait dengan sifat polar, semipolar, maupun nonpolar. Kita tahu
bahwa minyak sendiri merupakan bahan organik dengann sifat non
polarnya, namun dibalik sifat non polarnya itu, minyak masih
mempunyai sifat polar walaupun dalam jumlah yang sedikit,
sedangkan air dan etanol ini, keduanya mempunyai sifat yang
sedikit berbeda. Air dengan sifat polarnya, sedangkan etanol
dengan sifat semipolarnya. Oleh karena itu, sisi polar dari air
cenderung akan mengikat sisi polar dari minyak, sedangkan sisi
semipolar dari etanol ini dapat mengikat kedua sisi dari minyak,
karena sifat semipolar sendiri yang mampu mengikat nonpolar
maupun polar. Sehingga, hasil akhir didapatkan massa atau berat
masing-masing bahan yang keluar mengalami penyusutan dari
berat awalnya.
b. Sifat dari etanol yang mudah menguap. Pada saat melakukan
praktikum, misalnya tidak menutup wadah yang berisi air dan
etanol, sehingga tanpa disadari etanol yang mempunyai suhu
penguapan yang cukup dekat dengan suhu ruang akan mudah
mengalami penguapan, dan apabila terjadi penguapan bahkan
selama praktikum berlangsung hal ini akan mempengaruhi berat
akhirnya juga.

Dari percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan variabel laju


alir yang sama dan kecepatan putar yang berbeda, pada heavy liquid output
semakin tinggi kecepatan putar yang diberikan maka %recovery yang dihasilkan
semakin besar sedangkan pada keluaran light liquid output semakin tinggi
kecepatan putar yang diberikan %recovery yang dihasilkan semakin sedikit.

1.5 Kesimpulan
1. Kecepatan putar dan waktu sentrifugasi sangat mempengaruhi hasil dari
recovery. Semakin tinggi kecepatan putar yang diberikan maka %recovery
dari keluaran heavy akan semakin tinggi, sedangkan pada keluaran light
semakin turun atau sedikit.
2. Faktor yang mempengaruhi perbedaan massa larutan yang masuk dengan
larutan yang keluar adalah deviasi alat serta perbedaan polaritas dari masing-
masing larutan.

Daftar Pustaka

Majekodunmi, S. O. (2015). A Review on Centrifugation in the Pharmaceutical


Industry. Department of Pharmaceutics and Pharmaceutical technology, Faculty
of Pharmacy, University of Uyo, Uyo, Nigeria
Appendix

I. Data dan Hasil Pengamatan

Larutan Larutan Berat Berat Densitas


No
etanol+air (ml) Minyak (ml) piknometer (g) larutan (g) (g/ml)
1. 100% 30 0% 0 57,40 24,34 0,98
2. 90% 27 10% 3 57,31 24,25 0,97
3. 80% 24 20% 6 57,30 24,24 0,97
4. 70% 21 30% 9 57,13 24,07 0,97
5. 60% 18 40% 12 56,86 23,80 0,96
6. 50% 15 50% 15 56,65 23,59 0,95
7. 40% 12 60% 18 56,35 23,29 0,94
8. 30% 9 70% 21 56,26 23,20 0,93
9. 20% 6 80% 24 56,12 23,06 0,93
10. 10% 3 90% 27 55,86 22,81 0,92
11. 0% 0 100% 30 55,63 22,63 0,90

Massa (g) Densitas (g/ml)


Hasil
Percobaan I Percobaan II Percobaan I Percobaan II
Heavy
149,11 174, 20 0,9865 0,9796
(etanol+air)
Light
14,72 23,71 0,8710 0,8993
(Minyak)

Berat piknometer kosong (24,898 ml) = 33,06 g

Berat piknometer kosong (10 ml) = 15,32 g

Data massa bahan di dalam piknometer :


Massa larutan pada piknometer
Hasil
Percobaan I Percobaan II
Heavy ( etanol + air) 24,56 g 24,39 g
Light (Minyak) 8,70 g 22, 39 g

Percobaan I Percobaan II
Tegangan 185,2 volt 215 volt
Daya 2,9530 kWh 2,9763 kWh
Kecepatan putar 7400 rpm 10.000 rpm

% recovery
Kecepatan putar
Heavy Light
7.400 rpm 5,93% 52,93%
10.000 rpm 12,8% 40,73%

II. Perhitungan
1. Contoh perhitungan untuk kalibrasi :
Basis 30 ml campuran etanol-air dan minyak
Larutan etanol-air 100% + minyak 0%
100
Volume etanol-air = ×30 ml=30 ml
100
Maka, volume minyak = Basis – volume etanol dan air
= 30 ml – 30 ml
= 0 ml

2. Contoh perhitungan densitas dari salah satu hasil percobaan kalibrasi :


Larutan etanol-air 100% + minyak 0%
V piknomete = 24,898 ml
Berat piknometer kosong = 57,40 gram
Berat piknometer + larutan = 81,74 gram

Berat Larutan = 81,74 gram – 57,40 gram


= 24,34 gram

Massa(m)
Densitas (ρ) =
Volume(V )
24 , 34 gram
=
24,898 ml
= 0,98 gram/ml

3. Menghitung densitas dari hasil sentrifugasi :


Berat heavy liquid = 149,11 gram
(etanol-air) di beaker
Berat etanol+air + piknometer = 57,62 gram
Berat etanol+air = 24,56 gram
Massa(m)
Densitas (ρ) =
Volume(V )
24 , 56 gram
=
24,898 ml
= 0,99 gram/ml

4. Menghitung %recovery :
Berat etanol-air awal = 150 gram
Berat etanol-air akhir = 149,11 gram
Berat masuk−Berat keluar
% Recovery = 100 %
Berat masuk
150−149 , 11
= × 100 %
150
= 5,93%
III. Gambar

a. b.

Gambar 3. Penimbangan etanol-air (a) dan minyak (b) dengan


perbandingan 5:1

Gambar 4. Campuran Gambar 5. Minyak dengan


etanol-air dengan minyak konsentrasi 100% didalam
piknometer
Gambar 6. Memblender
Gambar 7. Mengukur laju
campuran etanol-air dan
alir
minyak (perbandingan 5:1)

Gambar 8. Proses Gambar 9. Penimbangan


sentrifugasi berlangsung hasil akhir etanol-air
menggunakan piknometer

Anda mungkin juga menyukai