oleh :
Chagita Salisa Nabilla 211411005
Chyti Meilani Nurhalimah 211411006
Dava Maulana Malik 211411007
Devina Maharani 211411008
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair pada kolom
berpacking
2. Menghitung koefisien distribusi
3. Menghitung neraca massa proses ekstraksi pada pada beberapa laju alir
4. Mengetahui kondisi operasi yang sesuai untuk ekstraksi cair – cair tertentu
BAB II
LANDASAN TEORI
Ekstraksi adalah salah satu memisahkan larutan dua komponen dengan menambahkan
komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi tidak larut dengan pelarut
(diluent). Dengan penambahan solvent ini sebagian solute akan berpindah dari fasa diluent ke
fasa solvent (disebut ekstraksi) dan sebagian lagi tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut
rafinat).
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang
ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat
ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang.
a. Komponen larutan sensitive terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun pada
kondisi vakum
b. Titik didih komponen – komponen dalam campuran berdekatan
c. Kemudahan menguap (volatility) komponen – komponen hampir sama.
Koefisien distribusi
Pada percobaan ini menentukan koefisien distribusi untuk sistem tri khloro etilena –
asam propionate – air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada
campuran ketiga zat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan.Pada konsentrasi
rendah , koefisien distrbusi tergantung pada konsentrasi , sehingga Y = K. X
K = koefisien distrbusi
Pada percobaan ini mendemonstrasikan bagaimana kelakuan neraca massa pada kolom
ekstraksi dan mengukur koefisien perpindahan massa dan variasinya terhadap laju alir dengan
fasa air sebagai media kontinu.
Simbol dan rumus- rumus yang digunakan dalam perhitungan ditunjukkan sebagai berikut
Untuk sistem tri khloro etilena – air – asam propionate,
Neraca Massa
= Vo (X1 – X2)
= Vw (Y1 – 0)
Efisiensi Ekstraksi
∆ X 1−∆ X 2
Log rata-rata dorong =
¿ ∆ X 1 /∆ X 2
Gambar Unit Alat Ekstraksi Cair dan Unit Distilasi (untuk recovery solven /kotak
dengan batas garis putus-putus)
Selain alat utama di atas diperlukan alat pendukung yang lain yaitu:
a. Dosimat
b. Potensiograf c.
c. Corong pemisah 250 ml, 2 buah
d. Galas ukur 250 ml, 2 buah
e. Batang pengaduk
Bahan yang digunakan antara lain:
a. NaOH 0,5 M
b. Asam propionate, p.a (pure analysis)
c. Tri cloro etilen (TCE)
d. Air (solvent)
e. Tisu
3.2. Prosedur Percobaan
Di dalam modul percobaan ekstraksi cair – cair ini dilakukan 2 percobaan
yaitu menentukan koefisien distribusi dan perhitungan neraca massa dalam kolom
berpacking pada beberapa laju alir.
Percobaan 2. Neraca massa dan koefisien perpindahan massa dengan fasa air
sebagai media kontinu.
Isi tangki fasa organic dengan 2 liter TCE, tambah 20 ml
asam propionat. Aduk hingga homogen
Isi tangki air 15 liter, jalankan pompa air dan isi kolom
pada laju alir tinggi (valve rotameter dibuka penuh)
DATA PENGAMATAN
2.4
2
1.6
1.2
0.8
0.4
0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Persen Bukaan
PERCOBAAN 1
Hitung asam propionate dalam fasa air, Y dan asam propionate dalam fasa organic, X.
dengan konsep asam basa
Koefisien
As.prop. yg Titer As. Prop. As.prop. dlm
Distribusi (
No ditambahkan NaOH, dlm fasa air, fasa organic
Y
(ml) ml Y (TCE), X )
X
1 1 4,4 2,2 3,844 0,57
2 3 7 1,16 6,844 0,17
3 5 18 1,8 17,844 0,10
Kurva Koefisien Distribusi
2.5
2.2
2
1.8
f(x) = − 0.00515337423312884 x + 1.76901202453988
1.5 R² = 0.00524325866742737
1.16
1
0.5
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Perhitungan percobaan 2
Kurva Kalibrasi
Bukaan
Waktu
No pompa Laju alir (L/menit)
(s)
stroke (%)
1 20 60 1,33
2 30 60 2,5
3 40 60 3,33
4 50 60 4
5 60 60 4,83
As. Prop.
As.prop. yg Koefisien
Titer NaOH Yg
Laju alir diekstrak dari Transfer
No diekstrak
air/organik fasa organik, massa
dr fasa air
Rafinat Ekstrak TCE (X) (L/menit)
(Y)
1 0,2 2,1 0,1 0,105 0,005 2,48 x 10−4
2 0,2 0,2 0,3 0,01 0,015 5,62 x 10−3
3 0,2 0,5 0,3 0,025 0,015 7,3 x 10−4
4 0,2 0,6 0,4 0,03 0,02 7,4 x 10−4
5 0,2 0,6 0,5 0,03 0,025 1,3 x 10−3
0.025
0.02
f(x) = − 0.144144144144144 x + 0.0217657657657658
R² = 0.524160524160524
0.015
0.01
0.005
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
2. Run 2
Laju alir air/organic = 200 mL/menit = 0,2 L/menit
3. Run 3
Laju alir air/organic = 200 mL/menit = 0,2 L/menit
4. Run 4
Laju alir air/organic = 200 mL/menit = 0,2 L/menit
5. Run 5
Laju alir air/organic = 200 mL/menit = 0,2 L/menit