Oleh:
1. Alzena Araminta A. 1831410060
2. Gita Dewi M. 1831410129
3. Ilham Nugraha 1831410150
4. Inmel Istikhomah 1831410027
5. M.Hafidz M.A. 1831410142
6. Riza Aprelia P. 1831410020
KELAS : 2D
2. Dasar Teori
a. Alat
Corong Pisah
Buret
Beaker Glass
Gelas ukur
Pipet
Statif
Corong
Erlenmeyer
b. Bahan
Toluene
Asam asetat
NaOH 0,1 N
Aquades
Indikator PP
Ekstraks y1 + y 2 x 1+ x2
y rata−rata = x rata−rata= y
2 2 Kd=
i ke- x
(mL) (mL)
1 15,1 0,3 50,333
2 9,95 0,2 49,75
3 3,45 0,2 17,25
6. Pembahasan
Pada ekstraksi cair-cair digunakan variabel asam asetat 5 mL, 3 mL dan 1 mL.
ekstraksi dimulai dengan pencampuran 50 mL TCE dan 5 mL asam asetat di corong
pisah dengan dikocok. campuran tersebut ditambahkan asam akuades 50 mL. kocok hingga
membentuk 2 layer, rafinat dan ekstrak. lapisan atas merupakan rafinat dan lapisan bawah
ekstrak. Keluarkan cairan ekstrak dan rafinat kemudian masing-masing ambil 10 mL untuk
dititrasi dengan NaOH. Lakukan titrasi 2 kali
Variabel ke-1 digunakan asam asetat 5 mL. titrasi NaOH pada rafinat didapat hasil
pertama 0,4 mL dan kedua sebesar 0,2 mL. Titrasi NaOH pada ekstrak didapat hasil pertama
dengan volume NaOH 15,2 mL dan titrasi kedua 15 mL. didapat koefisien distribusi (K)
berdasarkan hasil pembagian volume NaOH yang digunakan untuk titrasi pada ekstrak dan
rafinat dengan nilai (K) sebesar 50,333.
Variabel ke-2 digunakan asam asetat 3 mL. titrasi NaOH pada rafinat didapat hasil
pertama 0,2 mL dan kedua sebanyak 0,2 mL. titrasi NaOH pada ekstrak didapat hasil
pertama 9,8 mL dan kedua sebanyak 10,1 mL. didapat koefisien distribusi (K) berdasarkan
hasil pembagian volume NaOH yang digunakan untuk titrasi pada ekstrak dan rafinat dengan
nilai (K) sebesar 49,75.
Variabel ke-3 digunakan asam asetat 1 mL.titrasi NaOH pada rafinat didapat hasil
pertama 0,2 mL dan kedua sebanyak 0,2 mL.titrasi NaOH pada ekstrak didapat hasil pertama
3,4 mL dan kedua sebanyak 3,5 mL. didapat koefisien distribusi (K) berdasarkan hasil
pembagian volume NaOH yang digunakan untuk titrasi pada ekstrak dan rafinat dengan nilai
(K) sebesar 17,25.
Berdasarkan data, dari ketiga variabel, variabel ke-1 memiliki harga koefisien
terbesar dari 2 variabel lainnya. dikarenakan asam asetat yang terdapat di ekstrak memilik
volume yang lebih banyak dibanding pada variabel ke-2 dan3
Ekstraksi pada variabel ke-1 merupakan ekstraksi dengan hasil terbaik
7. Kesimpulan
1. Koefisien distribusi (K) diperlukan untuk menentukan ekstraksi mana yang lebih
bagus dari ketiga variabel
2. Semakin besar nilai koefisien distribusi (K), semakin bagus hasil ekstraksi
3. Volume asam asetat yang digunakan, mempengaruhi harga koefisien distribusi
(K)
4. Variabel ke-1 yaitu asam asetat 5 mL memiliki harga koefisien terbesar dari ketiga
variabel
8. Daftar Pustaka
1. Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia 2 Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Malang 2020
2. Geankoplis, C.J., 2003, Transport Processes and Separation Process Principles
(Includes Unit Operations), 4nd ed.,