2. LANDASAN TEORI
Ekstraksi adalah salah satu memisahkan larutan dua komponen dengan menambahkan
komponen ketiga (solvent) yang larut dengan solute tetapi tidak larut dengan pelarut (diluent).
Dengan penambahan solvent ini sebagian solute akan berpindah dari fasa diluent ke fasa
solvent (disebut ekstraksi) dan sebagian lagi tetap tinggal di dalam fasa diluent (disebut rafinat).
Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan
setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari larutan yang ada.
Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses ekstraksi dapat ditentukan
dengan mengukur jarak sistem dari kondisi setimbang.
Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain:
a. Komponen larutan sensitive terhadap pemanasan jika digunakan distilasi meskipun pada
kondisi vakum
b. Titik didih komponen – komponen dalam campuran berdekatan
c. Kemudahan menguap (volatility) komponen – komponen hampir sama.
Koefisien distribusi
Pada percobaan inimenentukan koefisien distribusi untuk sistem tri khloro etilena –
asam propionate – air, dan menunjukkan ketergantungannya terhadap konsentrasi. Pada
campuran ketiga zat ini dianggap bahwa fasa berada pada kesetimbangan.Pada konsentrasi
rendah , koefisien distrbusi tergantung pada konsentrasi , sehingga Y = K. X
Y = konsentrasi solute dalam fasa ekstrak
X = konsentrasi solute dalam fasa rafinat
K = koefisien distrbusi
Neraca Massa
Efisiensi Ekstraksi
∆𝑋1 − ∆𝑋2
𝐿𝑜𝑔 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔 =
∆𝑋
ln 1⁄∆𝑋
1
3. PERCOBAAN
3.1. Susunan alat dan bahan yang digunakan
Susunan alat ditunjukkan pada gambar berikut
1
2
3
4
5
Percobaan 2
4. KESELAMATAN KERJA
1. Ventilasi udara memadai
2. Penggunaan masker penutup hidung mencegah uap TCE terhirup
3. Tinggi air pada bak selalu berada di atas pipa air masuk ke rotameter
4. Tangki organic tidak boleh kosong (jika kosong akan menyebabkan pompa zat organic
cepat aus dan akhirnya rusak
5. Bersihkan packing dalam kolom setelah selesai percobaan
Percobaan 2.
Lakukan perhitungan dan masukkan hasil pada table berikut
Titer NaOH As.prop. yg As. Prop. Yg Koefisien
Laju alir
No diekstrak dari diekstrak dr Transfer
air/organik
Rafinat Ekstrak fasa organik fasa air massa
1
2
3
4
PUSTAKA
1 Manual alat ekstraksi cair- cair
2 Waren L. Mc. Cabe,1985, Unit Opertion of Chemical Engineering, Mc. Graw-Hill Book
Inc.
3 Robert E. Treybal, 1981, Massa Transfer Operation, Mc. Graw –Hill Book Company.
2. Landasan Teori
Operasi distilasi pada percobaan ini dilakukan untuk memisahkan campuran biner air
dan ethanol. Proses pemisahan secara distilasi dipengaruhi oleh :
▪ Sifat dari campuran
▪ Karakteristik kolom
- Jenis kolom (plate, packed, dll)
- Panjang kolom
▪ Sifat dari campuran
▪ Besaran-besaran lainnya (laju uap naik, laju cairan turun/ reflux, luas permukaan kontak
antara fasa gas dan cair, dan effisiensi perpindahan massa)
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran zat cair dalam keadaan setimbang dengan uapnya, maka fasa uapnya akan lebih
banyak mengandung komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan faksi cairanya akan
mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Apabila uap tersebut kemudian
dikondensasikan, maka akan didapatkan cairan yang berbeda komposisinya dari cairan yang
pertama. Cairan yang didapatkan dari kondensasi tersebut mengandung lebih banyak
komponen yang lebih mudah menguap (volatile) dibandingkan dengan cairan yang tidak
teruapkan.
Bila cairan yang berasal dari kondensasi diuapkan lagi sebagian, maka akan didapatkan
uap dengan komponen volatile yang lebih tinggi.
Keberhasilan suatu operasi distilasi tergantung pada keadaan setimbang yang terjadi
antara fasa uap dan fasa cair dari suatu campuran biner yang terdiri dari komponen volatile dan
non-volatile.
108
106
104
102
100
98
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
x1, y1
3. PERCOBAAN
3.1. Susunan Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Seperangkat alat destilasi dan unit g. Gelas kimia
pengendali h. Erlenmeyer 250 ml
b. Refraktometer i. Bola isap
c. Jam pencatat waktu (stop watch) j. Pipet ukur 5 ml
d. Gelas ukur 50 ml k. Aquadest
e. Botol semprot dan tissue l. Ethanol
f. Pipet tetes 2 buah
Kolom isian
(fraksionasi
)
Analisa sampel
1. Mengeluarkan seluruh residu yang terdapat pada labu destilasi fraksinasi dengan cara
menghisap keluar residu tersebut
Batas gelap
dan terang
Batas gelap
dan terang Lensa bagian bawah
Lensa bagian atas
Gambar penglihatan Refraktometer
10 0 1
0 10 0
A. Tabel Pengamatan
15 20 2 √ √
5. Pengolahan Data
1 Buat grafik kurva kalibrasi
2 Buat grafik data pengamatan menggunakan persamaan Rayleigh
𝑊𝑜 𝑋 1
𝑙𝑛 = ∫𝑋 𝑤𝑜 (𝑋 𝑑𝑋𝑤
𝑊 𝑤𝑎 𝐷 −𝑋𝑤 )
1
(X D − X w )
Xw
Xwa Xwo
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi, “Distilasi”, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung
2. DASAR TEORI
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang banyak digunakan untuk transportasi fluida,
baik cair, gas, maupun campuran cair dan gas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sistem
perpipaan yang lengkap terdiri atas:
1. Pipa Lurus
2. Sambungan-Sambungan Pipa (fitting)
3. Katup (valve)
Aliran laminer atau turbulen tergantung dari nilai bilangan Reynolds. Selain itu, proses
aliran fluida bisa terjadi dalam kondisi steady dan unsteady. Kondisi Steady tercapai jika semua
variable aliran tidak merupakan fungsi waktu ( d..../dt = 0).
𝐏𝟏 𝐯𝟏𝟐 𝐏𝟐 𝐯𝟐𝟐
+ + 𝐳𝟏 = + + 𝐳𝟐 + 𝐡𝐋 m (SI) (3)
𝛒𝐠 𝟐𝐠 𝛒𝐠 𝟐𝐠
𝐏𝟏 𝐯𝟏𝟐 𝐏𝟐 𝐯𝟐𝟐
+ + 𝐳𝟏 = + + 𝐳𝟐 + 𝐡𝐋 ft (British) (4)
𝛒𝐠/𝐠𝐜 𝟐𝐠/𝐠𝐜 𝛒𝐠/𝐠𝐜 𝟐𝐠/𝐠𝐜
Jenis-jenis friksi pada sistem perpipaan bisa terjadi dalam friksi di pipa lurus dan friksi di
sambungan pipa (fitting) dan valve. Kerugian yang terjadi di dalam aliran fluida berupa
penurunan energi dalam bentuk Kerugian head (Head Loss) yang bisa diukur atau diketahui dari
Pressure Drop. Faktor yang mempengaruhi kerugian di dalam aliran fluida:
• Kecepatan aliran
• Luas penampang saluran
• Faktor friksi (gesekan)
• Viskositas
• Densitas fluida
Nilai faktor gesekan Fanning untuk pipa-pipa tertentu dapat dicari dengan menggunakan
diagram Moody dengan terlebih dahulu menghitung bilangan Reynolds. Pipa yang digunakan
diasumsikan menggunakan smooth pipe
Sedangkan besar pebnurunan energi (head loss) karena penurunan tekanan tersebut bisa
dihitung dengan rumus:
𝐯𝟐
𝐡 = 𝐊(𝟐) ( J/kg ) (SI) ( 16 )
𝐯𝟐
𝐡 = 𝐊 (𝟐𝐠𝐜) ( ft lbf/lbm ) (British ( 17 )
𝟐 (−𝚫𝐏)
𝐐 = 𝐀𝟏 𝐀𝟐 √ ( 19 )
𝛒 (𝐀𝟐𝟏 −𝐀𝟐𝟐 )
Tabel 1. Number of Velocit Head (K) dan Panjang Ekivalen (Le/D) untuk aliran
Turbulen Sambungan Pipa
Jenis Sambungan dan Katup K Le/D
Elbow, 45o 0,35 17
Elbow, 90 o 0,75 35
Tee 1,00 50
Return Bend 1,50 75
Coupling 0,04 2
Union 0,04 2
Gate Valve
Wide Open 0,17 9
Half Open 4,50 225
Globe Valve
Wide Open 6,00 300
Half Open 9,50 475
Angle Valve, Wide Open 2,00 100
Check Valve
Ball 70,00 3500
Swing 2,00 100
Water Meter 7,00 350
Sumber: R. H. Perry and C. H. Chilton, Chemical Engineer’s, 5th ed. New York:
McGraw-Hill Book Company, 1973, With Permission.
Pada sistem aliran fluida yang ditunjukkan pada Gambar 6, ada beberapa titik
pengukuran yang diambil berdasarkan jenis hambatan pada masing – masing rejim. Untuk
mengelompokkan manometer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 2 Tata Letak Titik Pengukuran Nilai Friksi pada Masing- Masing Hambatan
Jenis Upstream Downstream Manometer
B. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Gate valve (titik 3 &4) sama
dengan prosedur kerja A
C. Menentukan Perbedaan Tekanan (-ΔP) dan Laju Alir (Qa) Pipa Belok (Elbow 90o, titik
4&5) dan sama dengan prosedur kerja A
Tabel 5. Perbedaan tekanan (-ΔP) , Fanning fraction (f), Bilangan Reynold (NRe), Pipa
Lurus
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph h
𝐐𝐚 =
Katup 𝐭 NRe
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) ( J/kg )
1
2
3
4
5
Elbow 900
Manometer tabung-U terbalik dengan cairan minyak
Diameter dalam pipa , D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3
Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas minyak = ρM = 850 kg/m3
𝝅 𝑫𝟐 𝐐𝐚 𝐐
𝐀= 𝐯= 𝐯 𝟐 = ( 𝐚 )𝟐 m
𝟒 𝐀 𝐀
𝟐(−𝚫𝐏) 𝐃𝐯𝛒
𝐊= 𝐍𝐑𝐞 =
𝛒𝒗𝟐 µ
Gate Valve
Gate Valve Bukaan 1/2
Diameter dalam pipa Gate Valve, D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3
Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = 850 kg/m3
Gate Valve Bukaan Penuh
Diameter dalam pipa Gate Valve, D1 = D2 = Di = 28 mm = 0,028 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = 850 kg/m3
Buat Perhitungan dan Tabel yang sama dengan Jenis Hambatan Elbow 900
B. Rejim Turbulen
Buat Perhitungan dan Tabel yang sama dengan rejim Laminer namun ditambahkan jenis
hambatan Plat Orifice dan Venturimeter
Plat Orifice
Diameter dalam pipa , D1 = Di = 28 mm = 0,028 m
Diameter dalam pipa Plat Orifice, Do = 22 mm = 0,022 m
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = ρM = 850 kg/m3
Dimana: Q = kapasitas/debit/laju alir teoritis
Nilai Q dan Koefisien Orifice (Co) dapat diperoleh dengan persamaan (19) dan (20)
𝐀 𝐯𝟐 𝐯𝟐
𝐡𝐜 = 𝟎, 𝟓𝟓(𝟏 − 𝐀𝟐 )𝟐 𝟐 𝟐𝛂 = 𝐊 𝐜 𝟐 𝟐𝛂 ( J/kg )
𝟏
Venturimeter
Diameter dalam pipa , D1 = Di = 34 mm = 0,028 m
Diameter dalam pipa Tabung Venturi, DV = 20 mm = 0,02 m
Diameter dalam rata-rata = D2= (28 + 20)/2 = 24 mm = 0,024 mm
Densitas Air = ρ = 1.000 kg/m3 Viskositas Air = µ = 1 cp =10-3 Pa s
Densitas Minyak = ρM = 850 kg/m3
Nilai Q dan Koefisien Venturi (Cv) menggunakan pers (21)
𝐀 𝐯𝟐 𝐯𝟐
𝐡𝐜 = 𝟎, 𝟓𝟓(𝟏 − 𝐀𝟐 )𝟐 𝟐 𝟐𝛂 = 𝐊 𝐜 𝟐 𝟐𝛂 ( J/kg )
𝟏
Tabel 8. Perbedaan tekanan (-ΔP), Fanning fraction (f), Bilangan Reynold , NRe,
Koefisien Venturi, Cv, Number of Velocity Head, K dan head loss fricyion, hc
Venturimeter
Bukaan 𝐕 (-ΔP) fcalc fgraph 𝐯𝟐𝟐 hc
𝐐𝐚 =
Katup 𝐭 NRe Cv 𝐐𝐚 𝟐 K
Ke (m3/s)x10-3 ( Pa ) =[ ] ( J/kg )
𝐀𝟐
( m2/s2 )
1
2
3
4
5
Buat grafik untuk semua alat ukur dan sambungan pipa, termasuk pipa lurus, hubungan:
• Kapasitas ( Qa ) vs Head Loss friction ( h )
DAFTAR PUSTAKA
1. Batchelor, G.K., An Introduction to Fluid Dynamics. Cambridge University Press.
ISBN 0-521-66396-2. 1967
2. Clancy, L.J., Aerodynamics. Pitman Publishing, London. ISBN 0-273-01120-0.1975
3. Lamb, H., Hydrodynamics, 6th ed., Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-
45868-9. Originally published in 1879; the 6th extended edition appeared first in 1993.
4. Landau, L.D.; Lifshitz, E.M., Fluid Mechanics. Course of Theoretical Physics (2nd ed.).
Pergamon Press. ISBN 0-7506-2767-0, 1984.
5. Chanson, H., Applied Hydrodynamics: An Introduction to Ideal and Real Fluid Flows.
CRC Press, Taylor & Francis Group. ISBN 978-0-415-49271-3, 2009.
6. Geankoplis, C. J. Transport Process and Unit Operation. 3th ed.University of Minesota.
7. P T R Prentice-Hall, Inc. A Simon & Schuster Company Englewood Cliffs. New Jerse
y 07632, 1993
KNIFE
washing zone
(zona pencucian)
dead zone
(zona mati)
formation zone
ARAH PUTARAN (zona
pembentukan)
Dalam aplikasi secara industrial, rotary drum filter cocok digunakan untuk proses yang
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Suspensi (atau slurry) dengan padatan yang tidak cenderung mengendap dengan cepat
dan berada dalam suspensi seragam jika diaduk dengan baik.
2. Cake yang tidak memerlukan waktu pengeringan lama
3. Cake yang dengan sekali tahap pencucian akan bersih dari kotoran atau menghasilkan
recovery filtrat yang maksimal.
4. Filtrat yang tidak memerlukan pemisahan tajam antara filtrat induk dan filtrat hasil
pencucian
5. Filtrat yang diizinkan mengandung sedikit padatan halus. Padatan ini mungkin lolos
menembus medium filter pada detik-detik pertama dari pembentukan cake. Dalam
beberapa pengoperasian rotary drum filter, biasanya filtrat dapat mengandung sampai
5000 ppm padatan tak terlarut.
Karakter rotary drum filter didasarkan persamaan karakteristik yang dapat
menggambarkan perilaku rotary drum filter, yaitu :
1/ 2
V 2. f .(−P)
Flow rate = = (Geankoplis, 1993, hal. 814) [1]
A.t C t C .. .c S
Dimana :
V : volume filtrat yang tertampung di bak penampung
A : luas penampang filtrasi (filter area)
tC : waktu siklus total (total cycle time)
f : fraksi bagian yang tercelup dalam slurry
Flow rate biasa dilambangkan Φ, merupakan laju alir linier filtrat yang dipindahkan ke
tangki penampung. Perpindahan massa filtrat ini hanya berlangsung di bagian drum yang
tercelup ke dalam suspensi.
Tahanan perpindahan dianggap hanya dari cake, sedangkan dari medium diabaikan
karena dalam operasi filtrasi kontinyu biasanya memiliki harga yang relatif kecil. Dalam
praktikum ini telah dipilih jenis umpan serta bahan medium yang cocok untuk kondisi tersebut.
Manipulasi persamaan karakteristik terhadap persamaan karakteristik rotary drum filter yang
semula :
1/ 2
V 2. f .(−P)
Φ= = [3]
A.t C t C .. .c S
disusun ulang menjadi :
1 2. f .(−P) 1
Φ2 = . . [4]
.c S
tC
Penyusunan ulang dapat dilanjutkan, sehingga menjadi :
1
= . tC [5]
2
Z
Dengan demikian harga α dapat diperoleh dengan cara mengalurkan 12 terhadap tc, dengan
sebelumnya mengetahui harga kelompok bilangan Z, dimana :
2. f .(− P )
Z = . . [6]
.c S
Harga flowrate (Φ) seharusnya merupakan harga volum filtrat yang tertampung setiap satu
putaran drum per satuan luas medium filter. Oleh karena operasi alat ini secara kontinyu dan
TANGKI
UMPAN
DRUM
TANGKI
FILTRAT
PISAU
POMPA UMPAN
AIR VAKUM
ES SEPARATOR PENAMPUNG
POMPA DRAIN CAKE
PRODUK
4. LEMBAR DATA
a. Kondisi alat
(1) Keliling Drum (K) : ________m
(4) Panjang busur drum yang tercelup ke dalam slurry (K’) : ________m
(8) 1 cm tinggi filtrat (Hfiltrat) setara dengan volume filtrat (V) ________m3
d. Karakter filtrat
RUN 1 2 3 4 5
μ (Pa.s)
ρ (kg/m3)
e. Penentuan cs
RUN 1 2 3 4 5
cx
cs
5. KESELAMATAN KERJA
a. Kelengkapan alat pelindung diri
(1) Jas lab
(2) Sarung tangan karet
b. SOP terkait penyimpangan prosedur yang berbahaya
(1) Jangan menyemtuh drum ketika sedang berputar
Untuk mendukung pengolahan data, lampirkan proses sampai menjadi hasil yang siap
disajikan dalam lampiran. Lampiran pertama berisi tentang data pengamatan, dan pada
prinsipnya merupakan salinan (copy) dari seluruh informasi di lembar data. Lampiran
kedua menampilkan perhitungan antara; dalam lampiran ini sebaiknya ditampilkan :
DAFTAR PUSTAKA
1. Geankoplis, C. J. (1993), Transport Proccesses and Unit Operations, Prentice-Hall
International Inc., New Jersey, edisi ke-3, cetakan ke-9, halaman 800-814
2. Montgomery, J.M. (1985), Water Treatment Principles and Design, John Wiley ang
Sons, New York, edisi ke-1, cetakan ke-10, halaman 546-548
3. Perry, R.H. & Green, D.W (1998), Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, McGraw-
Hill, New York, edisi ke-7, cetakan ke-1, halaman 18-96 s.d. 18-98
4. Drum Filters-Engineering Aspects in Solid Liquid Separation. http://www. solidliquid-
separation.com/vacuumfilters/drum/drum.htm
1.2. Tujuan
1. Melakukan proses filtrasi pada tekanan tetap dengan variasi tekanan berbeda-beda
2. Menghitung koefisien tahanan cake dan tahanan medium filter pada tekanan tetap
dengan variasi tekanan yang berbeda
3. Menganalisa pengaruh tekanan terhadap kualitas hasil filtrasi
2. LANDASAN TEORI
Prinsip filtrasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
slurry
Cake (ampas)
P
medium filter
filtrat
Pada awalnya suspensi mengalir melalui medium filter, filtrat yang dihasilkan
mempunyai laju alir besar tetapi kualitas filtrat tidak begitu jernih. Seiring dengan
Laju
Waktu
Agar suspensi bisa mengalir melalui medium filter maka dibutuhkan perbedaan
tekanan yang signifikan. Ada dua cara yang dapat dilakukan: pertama suspensi dipompa
(tekanan fluida sebelum medium filter lebih tinggi) atau cara kedua ruang filtratnya
divakumkan sehingga suspensi tertarik menuju ruang filtrat melalui medium filter. Alat Filter
Testing Unit adalah peralatan filtrasi yang menggunakan metode kedua. Metode ini mirip
penyaringan dengan corong buchner yang dihubungkan dengan waterjet untuk pemvakuman.
Suspensi (slurry)
cake (ampas)
medium filter
ke pompa vakum
filtrat
Pada percobaan penyaringan dengan metoda vakum akan dihitung harga tahanan cake
dan tahanan medium filter dari variasi tekanan yang berbeda.
t/V
slope = Kp/2
intercept = B
V
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis peralatan dan kondisi
operasi adalah:
(1) Sifat fluida terutama viskositas, densitas dan sifat korosinya
(2) Keadaan dari partikel padat, ukuran dan bentuk, distribusi ukuran partikel dan
karakteristik
(3) konsentrasi partikel padat di suspensi
(4) Jumlah dari seluruh bahan yang akan diproses dan nilainya
(5) Bagian yang akan digunakan (padat, cair, keduanya)
(6) Perlu tidaknya mencuci padatan yang telah tersaring
(7) Kontaminasi yang berpengaruh besar pada produk jika terjadi kontak antara bahan dan
peralatan
(8) Ada tidaknya perlakuan lain sebelum proses filtrasi yang akan membantu proses filtrasi
tersebut
3. PERCOBAAN
3.1. Susunan Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat:
(1) Seperangkat alat filter testing unit
(2) Kertas saring
(3) Pompa vakum
(4) Katrol
(5) Jangka sorong
(6) Stopwatch
(7) Ember plastik
(8) Kertas timbang
(9) Neraca teknis
Bahan:
6 liter larutan suspensi dengan konsentrasi tepung tapioka atau CaCO3 3 % untuk satu run
percobaan, jumlah suspensi yang disediakan bergantung jumlah percobaan yang akan
dilakukan.
katrol
medium filter
filtrat
pembuangan
pompa peristaltik
4. KESELAMATAN KERJA
(1) Mahasiswa harus segera membersikan larutan kapur dari peralatan setelah selesai
praktikum karena larutan kapur dapat mengotori peralatan terutama pompa. Lapisan
kapur yang terbentuk mengakibatkan kemacetan pompa. Selain itu, mahasiswa harus
membersihkan lantai dimana larutan kapur tumpah.
5. PENGOLAHAN DATA
5.1. Perhitungan (Gunakan satuan SI)
e. Tentukan harga Kp dan B untuk masing-masing tekanan dengan menggunakan grafik
t/V terhadap V.
f. Hitung harga tahanan cake () untuk masing-masing tekanan.
g. Hitung nilai tahanan medium filter (Rm) untuk masing-masing tekanan.
h. Hitung harga o dan s dengan menggunakan grafik log terhadap log (- ΔP)
i. Hitung harga Rmo dan n dengan menggunakan grafik log Rm terhadap log (- ΔP)
DAFTAR PUSTAKA
1. Geankoplis, Christie.J, 1983, “Transport Process and Unit Operation”, Ally and
Bacon,Inc, United State of America
2. Rousseau Ronald W, 1987, “Handbook of Separation Process Technology”, John Willey
& Son, Inc, Canada
2. LANDASAN TEORI
Gaya sentifugal adalah gaya yang terjadi akibat adanya putaran, arah gayanya adalah
dari titik pusat putaran keluar menuju jari-jari luar. Pemisahan menggaunakan gaya ini pada
penerapannya biasanya dikenakan pada pemisahan fasa padat dengan fasa cair yang tercampur.
Pemisahan menggunakan gaya ini dilakukan apabila perbedaan densitas antara kedua fasa tidak
terlalu besar, bisa dalam bentuk campuran suspensi, sehingga pemisahan dengan grafitasi sukar
dilakukan.
Pemisahan antara dua fasa cair yang membentuk emulsi juga dapat dilakukan dengan
cara pemberian gaya sentrifugal. Gaya ini berfungsi ganda, yaitu sebagai perusak sistem emulsi
dan memisahkan kedua fasa cairnya. Peralatan sentrifugasi untuk memisahkan dua fasa cair
dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tubular centifuge dan disk bowl centrifuge.
Kedua tipe peralatan sentrifugal secara skematis dapat dilihat pada gambar 1. dan 2. dibawah.
Fc = m.ac
ac = r 2
Fc = m.r. 2
Fc Dimana :
Fc' =
m
Fc = Gaya sentrifugal, (Newton)
= r. 2
Fc' = Gaya sentrifugal tiap satuan massa,
N (Newton/Kg)
= 2
60 = Kecepatan sudut, (Rad)
900
Fc
Fc' =
m
= r 2
2N 2
= r.
900
3. PERCOBAAN
3.1. Susunan Alat dan Bahan yang Dipergunakan
ρ
N(rpm) ρ light ρ heavy V light V heavy
umpan
DAFTAR PUSTAKA
Warren, L., Cabe, Mc., Smith, J.C., Harriot, P., 198 “ Unit Operation of Chemical
Engineering”, 4 rd, pp Mc. Graw-Hill, Book Commpany, USA.
Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa “, Diktat Kuliah, hal 3-5,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Team Lab Satuan Opersi, 2004,”Sentrifugasi”, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri
Bandung, Bandung.
2. LANDASAN TEORI
Alat yang digunakan dalam absorpsi gas pada percobaan ini adalah menara isian (packed
column). Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang dilengkapi
dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan
distributornya pada bagian atas, sedangkan pengeluaran gas dan zat cair masing-masing di atas
dan dibawah, serta suatu massa bentuknya zat padat tak aktif (inert) di atas penyangganya.
Bentukan ini disebut menara isian tower (tower packing). Penyangga mempunyai fraksi ruang
terbuka yang cukup besar untuk mencegah terjadinya kebanjiran (flooding) pada dinding
penyangga.
Zat cair yang masuk bisa berupa pelarut murni atau larutan encer zat terlarut di dalam
pelarut disebut cairan lemah (weak liquor), didistribusikan di atas isian (packing) melalui
distributor, sehingga cairan membasahi permukaan isian secara seragam.
y ialah fraksi mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan di setiap titik dalam
kolom, /adalah fraksi mol ruah "bulk", A adalah luas penampang kolom, H adalah tinggi isian
dan a adalah luas spesifik isian/satuan volume isian.
Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat disederhanakan :
N logPi/Po
Jadi, Kog = --------- X ----------
aA.H (Pi-Po)
Jika M adalah konsentrasi penitran, Vs adalah volume sampel yang digunakan untuk titrasi,
maka penentuan jumlah CO2 bebas (Cco2) pada suatu tangki dengan volume (Vt volume penitran)
adalah :
3. PERCOBAAN
3.1. Alat dan bahan praktikum
Seperangkat alat absorpsi
Volume Tangki
Waktu (menit) Kecepatan (mol/dt)
(liter)
15
25
35
45
55
65
Waktu (Cco2t) dari (Cco2o) dari Aliran inlet Aliran inlet Kecepatan
(menit) tangki tangki dari CO2 terlarut CO2 terlarut Absorpsi
(M=Mol/l) outlet cairan dlm tangki di outlet (mol/dt)
(M=Mol/l) = F l xCco2 t F l x Cco2O =F1.( Cco2t- Cco2o)
15
25 .
35
DAFTAR PUSTAKA
− Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi", Due Like, Jurusan Teknik Kimia
POLBAN
− Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi" Jurusan Teknik Kimia POLBAN, 2003
− Mc CABE and Werren I Smith Julian C & Hariott., Unit Operations of Chemical
Engineering, 3rd, New York
− Mc. Growhill Book Co Fourth Edition 1993
− Robert H Perry "Chemical Engineering Handbook" Mc Grow-hill Fourth Edition, USA
1998
Ball milling adalah metode yang digunakan untuk memecah padatan menjadi ukuran
yang lebih kecil atau menjadi serbuk. Ball mill adalah salah satu jenis penggiling dengan bagian
utama sebuah silinder. Metode ini biasanya digunakan dalam menggiling (atau mencampur)
bahan seperti bijih logam, bahan kimia, bahan baku keramik dan cat. Silinder berputar
mengelilingi sumbu horizontal. Silinder diisi dengan media penggiling (grinding ball) dan
bahan yang akan digiling. Bahan yang dapat digunakan sebagai media penggiling adalah bola
keramik, kerikil dan bola stainless steel. Ball mill berukuran besar hingga sedang diputar secara
mekanis pada porosnya, tetapi pada ball mill yang berukuran kecil (seperti di laboratorium)
silinder diputar menggunakan dua poros penggerak (dengan katrol dan sabuk digunakan untuk
memfasilitasi gerakan berputar).
Ada beberapa jenis peralatan penggilingan yang digunakan dan dapat dikategorikan
menurut metode utama yang digunakan. Apapun metode utama yang diterapkan, tingkat
pengecilan ukuran selalu dikaitkan dengan waktu penggilingan. Dikenal metode pemotongan,
metode tumbukan, metode kompresi dan metode gesekan. Ball mill menggunakan gabungan
metode tumbukan dan gesekan.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan pengecilan ukuran garam kasar menggunakan ball
mill kemudian distribusi ukuran partikelnya dapat diketahui dengan mengguna-kan saringan
(ayakan/sieving).
Pengalaman menunjukkan bahwa bola (grinding ball) berukuran kecil efektif untuk
menggiling partikel umpan berukuran kecil/halus, sedangkan bola (grinding ball) besar
dibutuhkan untuk menangani partikel besar. Selain itu, bijih yang lebih keras dan lebih kasar
membutuhkan energi benturan tinggi dan media (grinding ball) besar. Umpan berukuran
sangat halus memerlukan luas permukaan kontak antar umpan dan grinding ball yang besar
dan ini dapat dilakukan dengan grinding ball berukuran kecil (Napier-Munn et al., 1996).
Penggilingan pada ball mil terutama disebabkan oleh tumbukan (impact) dan gesekan
(attrition).
Diameter rata-rata partikel antar ayakan berdasarkan ayakan Tyler, misal partikel yang
lolos melalui ayakan 150 mesh tetapi tertahan pada 200 mesh dilambangkan dengan partikel –
150/+200 mesh. Berikut tabel diameter partikel rata-rata berdasarkan ayakan Tyler.
3. Percobaan
Peralatan:
• Mesin penggilingan bola (ball mill)
• Bola baja (grinding ball) dengan dua ukuran berbeda
• Timbangan
• Ayakan (sieving)
DAFTAR PUSTAKA
1. M. E. Aulton. (1988) Pharmaceutics – The Science Of Dosage Form Design. 2nd Edition. Churchill Livingstone, UK.
Pg. 166-172
2. Robert E. Schilling, Union Process Inc. (n.d.) Citing Websites. Choose The Right Grinding Mill. Retrieved date. 21st
December 2013. From http://www.unionprocess.com/tech_papers/ChooseTheRightGrindingMill.pdf
3. Citing Websites. Rod Mills, How Do They Work? (1994-2012) Retrieved date. 21st December 2013.
From http://www.mine-engineer.com/mining/rodmill.htm
4. Citing Websites. Ball Mills. (2013) Retrieved date. 21st December 2013.
From http://www.unitednuclear.com/index.php?main_page=index&cPath=25_35
5. A. Sahoo* and G. K. Roy. (2008) Citing Websites. Correlations for the Grindability of the Ball Mill As a Measure of
Its Performance. From http://dspace.nitrkl.ac.in/dspace/bitstream/2080/879/1/correlations1.p