[C ]raf
Kp = [C]ekst
Minggu ke 3 13/3/2012
• Contoh :Ekstraksi Cair-Cair sederhana dilakukan
dalam corong pisah dengan cara sebagai berikut
:sampel dilarutkan dalam salah satu pelarut
(rafinat) , masukkan kedalam corong pisah lalu
kedalam corong pisah tersebut masukan pelarut
lainnya (ekstraktan), segera kocok . Setelah
pengocokan komponen dalam sampel akan
terdistribusi diantara dua fase sampai terjadi
kesetimbangan. Idealnya satu komponen tetap
berada di rafinat dan yang lainnya terekstraksi ke
dalam eksraktan.
• Aplikasi : cukup luas
– 1. yang paling umum digunakan untuk memisah-
kan ion-ion logam (ekstraksi logam logam
sebagai senyawa kompleks) atau campuran
senyawa organik yang komplek
-2. Aplikasi lain yang banyak digunakan adalah
pemurnian produk hasil reaksi dari matrik yang
tidak diinginkan.
Pelaksanaan Ekstraksi cair-cair dapat dlakukan
secara :
1. bertahap (stepwise) dengan corong
pisah.
2. sinambung (continuous) dengan
perkolator jalade atau alat Craig (alat
distribusi lawan arus)
1. ECC bertahap
Contoh 1:
Pada ekstraksi lintas arus 5 langkah/step, hitunglah fraksi yang
terekstrasi pada setiap langkah dan jumlah
fraksi yang terekstraksi pada akhir setiap langkah.Diketahui
Kp=0,1, V raf=10 ml, V ekstr = 9 ml
- langkah 1 : Q1= 1 - ( 0,1x 10/9 + 0,1x10)1
= 1 – (1 / 10 ) =0,9
- langkah 2 : Q2= 1- (0,1x0,1/0.09+0,1x0,1)2
= 1 – (0,001/0,1) =1- 0,01 =0,99
Hasil perhitungan ekstraksi 5 langkah :
Gambar alat 1:
untuk ekstraktan
lebih berat dari air
(rafinat)
Cairan Uap
Reflux ratio :
adalah perbandingan jumlah mol refluks terhadap
jumlah mol destilat
Reflux ratio =
Nr
Nd
Selama proses destilasi jumlah uap meningkat, cairan
kondensasi menurun sampai terjadi kesetimbangan di
dalam kolom proses ini disebut : Rectification.
Rectification tergantung pada luas permukaan kontak uap
dengan cairan.
- Laju uap melalui kolom = Through Put (Tr)
- Jumlah sesungguhnya sampel dalam kolom
( sebagai uap dan refluk) disebut : Hold up
- Hold up harus kurang dari 10 % total volume sampel
- Bila Tr sangat tinggi mencapai hold up artinya uap
langsung keluar kolom tidak efektif
• Peralatan :
L
H= L = panjang kolom
n
n = jumlah plat teoritis
11 Tr s2 D
H = +
48 D Tr
Volatilitas :
adalah perbandingan fraksi mol uap terhadap fraksi mol
cairan.
Misalnya : untuk komponen A
(XA) uap
Volatilitas = (XA) cairan
pA
Volatilitas =
(XA) Cairan
• Volatilitas relatif :
Dengan menggunakan dua persamaan diatas kita dapat
volatilitas relatif untuk campuran biner A dan B sebagai :
Volatilitas relativ = Volatilitas A
Volatilitas B
= (XA)uap. (X=B)cairan pA,(XB)cairan
(XA)cairan. (XB)uap pB(XA)cairan
Jadi :
(XA)uap (XA)cairan
= A lebih mudah menguap
1 –(XA)uap 1 –(XA)cairan
α>1
pAo
= α>1
pBo
Destilasi fraksionasi
n plat
1. Destilasi Azeotrop
Beberapa sistem (biner tidak ideal) pada saat
distilasi fraksional hanya dpt menghasilkan satu
komponen murni saja; sedang sisanya
bercampur dgn titik didih tetap. Titik didih yg
dapat terbentuk disebut: titik didih azeotrop.
Campuran azeotrop : campuran zat cair yg komposisi fase
uapnya=fase cairnya.
uap
38,5
cairan
Persyaratan entrainer :
- titik didih < 30oC dari sampel,
- larut dalam air dan tidak larut dalam
hidrokarbon,
- larut dalam hidrokarbon pada suhu destilasi, -
- murni dan murah,
- tidak bereaksi dengan sampel.
2. Destilasi ekstraktiv
destilasi ekstraktiv mirip dengan destilasi azeotrop .
Entrainer ditambahkan untuk merubah α pada titik
didih campuran. Namun dalam hal ini entrainer yang
ditambahkan yang bersifat non volatil dan tidak
berinteraksi dengan salah satu komponen
campuran.( mirip dengan GLC ). Destilasi ekstraktiv
tidak banyak digunakan di laboratorium.
3. Destilasi vakum
Dengan menurunkan tekanan dibawah tekanan
atmosfer, dapat menurunkan titik didih sampel.