Anda di halaman 1dari 23

Distilasi Ekstraktif

1. Distilasi adalah Merupakan proses pemisahan dari komponen yang memiliki titik didih
yang saling berdekatan volalitasnya sama dan dengan adanya penambahan entrainer
yang digunakan untuk mencegah adanya pembentukan azeotrop dengan komponen-
komponen lain dalam campuran tetapi dapat memperbesar perbedaan titik didih
komponennya
2. Perbedaan Distilasi Ekstraktif dan Destilasi Azeotrop
Yang menjadi pertimbangan pd DE yaitu ke volatile an antara kedua komponen nya.
Jika volatile nya dua komponen berbeda jauh maka menggunakan distilasi sederhana.
Tetapi jika ke volatile annya dekat maka diperlukan distilasi khusus yaitu DE/DA
DA: Apabila kedua komponen sblm dipisahkan membentuk azeotrope, dengan
penambahan entrainer untuk meningkatkan ke volatilan dr salah satu komponenya,
yang akan ditambahkan entrainer yg akan menguap, produk nya akan ada di bottom
DE: Tidak membentuk azeotrope tetapi titik didih berdekatan shg ditambah adanya
entrainer untuk membuat titik didihnya berbeda/lebih jauh, yang ditambahkan
entrainer yg menjadi residunya
3. Korelasi Ekstraksi Cair-Cair dengan DE
ECC: ekstraksi pd campuran yg ingin diambil salah satu komponennya menggunakan
pelarut yg lain. Komponen yg ada di camp tsb akan diambil dan berpindah ke pelarut
yg ditambahkan tadi
DE: Pengambilan suatu komponen dr suatu camp tanpa menggunakan pelarut melalui
perb titik didih setelah penambahan entrainer kemudian perbedaan titik didihnya smkn
banyak dan diuapkan.
Korelasinya= sama2 ingin memisahkan suatu komponen dr campuran, sama2
membutuhkan kurva kesetimbangan untuk mengetahui tdk adanya perpindahan massa
4. Jenis Distilasi
- Distilasi Sederhana  Distilasi sederhana adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
jauh.
- Distilasi Azeotrop  Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih
komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut.
- Distilasi Uap  Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air,
dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai
titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi
pengubahan
- Distilasi Vakum  Memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi,
metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya
suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.
5. Tipe distilasi
- Flah Distilation  Metode ini didasarkan pada produksi uap dengan mendidihkan
campuran liquid hingga terpisah dan menkondensasi uap tanpa membiarkan liquid
apapun kembali ke tabung distilasi dan tidak ada reflux.
- Rectification  Metode ini didasarkan pada kembalinya bagian dari kondensat ke
tabung distilasi pada kondisi tertentu yang mana liquida yang kembali ini
dikontakkan dengan uap pada saat menuju ke kondensor.
6. Refluks
teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya kondensat ini ke
dalam sistem asalnya Fungsi refluks : memperbesar L/V di enriching section,
sehingga mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk product quality
yang ditentukan, menghasilkan product quality yang lebih baik dengan
menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap agar panas yang digunakan
efisien, mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada.
7. Refluks minimum  yang jika dikurangi dengan jumlah yang sangat kecil akan
membutuhkan jumlah tahapan yang tak terbatas
8. Relative Volatility
Relative volatility adalah ukuran keefektifan ratio konsentrasi zat A dalam fase uap
terhadap konsentrasi zat A dalam fase liquid dibagi dengan ratio konsentrasi dalam
uap terhadap konsentrasi B dalam fraksi awal.
9. Syarat Pemilihan entrainer (NaCL, CaCl, KI, KCl)
Garam yg dipilih hrs memiliki/ mudah dilarutkan dengan komponen pd campurannya,
selain itu Murah, mudah diperoleh, stabil, tidak korosif, tidak beracun, punya panas
penguapan yang rendah.
10. Kapan distilat keluar kapan harus reflux?
Kapan distilat keluar => Pada saat proses pemisahan sudah setimbang maksud dari
setimbang adalah ketika suhu pada batang dan distilat konstan dimana sudah tidak
terjadi perpindahan komponen lagi
Hrs reflux => pada saat komponen tdk tjd perpindahan massa lagi shguntuk
mempercepat pemisahan dilakukan reflux
11. Kurva kesetimbangan: hbgn antara fraksi mol komp volatile dlam komp cair dgn fraksi
mol komp volatile dlm komp gas
12. Hubungan garam yang digunakan pada DE dengan rumus volatility
apabila volatilitasnya kecil maka dibutuhkan garam yang memiliki titik didih yg tinggi
apabila relative volatility nya semakin besar maka semakin jauh titik didih antara 2
komponen tersebut
13. Mengapa persamaan relative volatility digunakan pada saat kurva tertutup
karena tujuan dari DE sendiri adalah untuk membuka kurva kesetimbangan etanol-air
dengan alasan lain pada DE yaitu memisahkan komponen yang memiliki titik didih
yang berdekatan Nah dari titik-titik yang berdekatan tadi kurva menjadi tertutup
dengan tujuan penambahan entertainer tadi untuk membuka kurva keseimbangan
etanol-air
14. Aplikasi
Pemurnian air untuk menghilangkan pengotor pada air, pada industry minuman
alcohol distilasi dilakukan untuk memekatkan akohol stelah fermentasi, pengolahan
minyak bumi, industry parfum
15. Faktor
- Pengaruh penambahan entrainer pada proses distilasi ekstraktif yaitu untuk
meningkatkan titik didih dari salah satu komponen campuran yang akan
dipisahkan.
- Suhu umpan yang terlalu tinggi akn menengaruhi komposisi distilat
16. Data yang didapat = densitas distilat+bottom, konsentrasi distilat+bottom, suhu
distilat +bottom
17. Data yang dicari = kebutuhan entrainer, densitas distilat, denitas bottom, temperature
rata2 pada destilat dan bottom, tekanan parial ethanol-air (dg tabel 2-5 dan 2-8 buku
perry), konentrasi distilat (tabel 2-112), Relative volatility, dan Yd untuk kurva
kesetimbangan etanol-air. Berikut rumus Relative volatility :
18. Grafik kurva kesetimbangan etanol-air (percobaan)
Leaching
1. Leaching adalah proses pemisahan suatu zat terlarut yg terdapat dalam suatu
padatan dengan mengontakkan padtan tsb dengan pelarut (solvent)
2. Tujuan utama leching untuk merancang alat ekstraksi (dengan cara di scale up)
3. Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat/komponen yang menggunakan bantuan
pelarut yg sesuai
4. Macam2 Proses/Metode ekstraksi
a. Maserasi : proses ekstraksi yang sederhana yaitu dengan cara merendam
(batch) sampel bahan pelarut yg sesuai dan dilakukan bbrp kali pengadukan
dalam keadaan tertutup pd sushu kamar.
b. Perkolasi : proses ekstraksi yg menggunakan pelarut yang selalu baru.
Hingga semua pelarut tertarik dgn sempurna ( counter current: menggunakan
pelarut baru). Serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
percolator. Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuksampel dan
dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah.
c. Soxhlet : proses ekstraksi yg dilakukan berulang ulang, dmn pelarut dan
sampel ditempatkan secara terpisah (counter current: pelarut yg sama yg tlh
dimurnikan). menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa (dapat
digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan
di bawah kondensor.
1. Bedanya ekstraksi di lab OTK dan kimia organik
- kalau di lab kimia organik bukan ekstraksi melainkan mengidentifikasi
minyak nabati dan hewani yang ada pada suatu bahan tersebut Sedangkan di
lab OTK sudah benar-benar jelas akan mengekstraksi Suatu bahan tersebut di
mana hasil ekstrak atau minyak yang terekstrak yang didapatkan semakin
banyak dan murni. Dan kalo di KO untuk dapat minyak terlarutnya kalo di
OTK untuk menentukan jumlah stage
- - alat, kalau di Kimia Organik memakai alat ekstraksi dengan cara pemanasan
atau dipanaskan(sokletasi) kalau di OTK memakai alat magnetic stirrer dan
hasil lebih bagus menggunakan alat yang ada di OTK karena menghasilkan
minyak yang terekstrak lebih banyak
2. Tujuan stage : tempat kontak untuk memperlama waktu kontak
3. Jenis aliran:
Countercurrent ketika ekstraksi dilakukan counter currennt maka cairan yang
dibawah (heksan) akan kontak pada lubang-lubang di mana plate akan
dioperasikan, aliran ini lebih efektif karena terjadi kontak dengan solven baru di
mana semakin ke atas waktu kontak selalu bertemu dengan pelarut baru. cairan
jatuh dari atas ke bawah dan di kontak oleh pelarut dari atas ke bawah dan
sebaliknya
Co-Current antara pelarut dan solven atau bahan yang dilarutkan jalannya searah
atau sejajar (tidak bertemu dengan pelarut baru) shg kontak dgn pelarut baru
hanya pd awal masuk kolom
Cross-Current bertemu dengan pelarut baru cuman mereka membutuhkan jumlah
pelarut yg lbh besar.
4. Membuat Stage Ideal dn Aktual
1. membuat garis kesetimbangan (underflow) dengan mengeplotkan titik xA dan xS
(dapat diporeleh dr lit/percobaan).
2. Kemudian menentukan titik xo, y1, yn+1, dan xn.
3. Pembuatan stage diperlukan titik ∆ yang diperoleh dari perpotongan perpanjangan
garis y1, xo dengan garis yn+1, xn.
1) Xo ditarik ke Yn+1, Y1 tarik Ke 0 (perpotongannya didapatkan ∑1)
Garis yg memotong underflow => X1
2) X1 ditarik ke Yn+!, Y2 ditarik ke 0 (didapatkan ∑2)
Garis yg memotong underflow => X2
3) Dst
4. Stage Aktual didpatkan dr juml stage ideal/efisiensi x 100%
5. Jika dalam skala industry T dinaikkan, yang berubah apa? Dan apa yg terjadi?
Yang terjadi Waktu ekstraksi semakin cepat kelarutan semakin tinggi,
Yang berubah adalah jumlah stage yg berubah bias semakin kecil/semakin
berkurang maka dr itu di industry tdk terlalu bnayak stage
6. Ekstraksi maserasi pakai aliran apa sedangkan di lab memakai alat apa, jika skala
pabrik memakai aliran apa?
pada maserasi tidak menggunakan aliran apapun karena prosesnya batch
di lab menggunakan alat magnetic stirrer yang mana dengan merendam sampel
dengan pelarut kemudian dilakukan pengadukan dan juga pemanasan dengan
magnetic stirrer selama proses berlangsung tidak adanya aliran apapun maka dari
itu prosesnya batch
pada skala pabrik Tergantung dilihat dari kelarutannya tetapi yang lebih efektif
adalah counter current karena akan terjadi kontak dengan solvent baru sehingga
didapatkan hasil ekstrak yang lebih banyak sedangkan cross current bertemu
dengan pelarut baru tetapi setiap stage membutuhkan adanya jumlah pelarut
sehingga jumlah pelarut yang dipakai lebih besar atau lebih banyak.
7. Bagaimana melakukan percobaan menggunakan alat countercurrent sampai
mendapatkan data
1) Lo, Yn+1, Xo, Vn+! sudah diketahui dari literatur
setelah dilakukan percobaan didapatkan data dan densitas, visko, masa
minyak yang terekstrak, vol. camp
2) karena proses counter current maka bahan masuk di kontakkan dengan pelarut
secara bersilangan maka bahan masuk dilewatkan di bagian bawah kolom
ekstraksi dan pelarut masuk pada bagian atas kolom ekstraksi, sehingga
didapatkan data ρ, µ, dan volume lalu pada residu didapatkan data berat
kemiri yang sudah ter ekstrak dari sementara data tersebut diolah menjadi XA
dan XS
8. Mekanisme proses ekstraksi dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke
permukaan solid (adsorpsi), diikuti dengan difusi solven ke dalam solid dan
pelarutan solut oleh solven, kemudian difusi ikatan solut-solven ke permukaan
solid, dan desorpsi campuran solut-solven dari permukaan solid ke dalam badan
pelarut.
9. memilih pelarut adalah sebagai berikut:
a. Selektivitas : Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen lainnya dari bahan yang diekstrak.
b. Kelarutan : Pelarut harus mempunyai kemampuan untuk melarutkan solut
sesempurna mungkin.
10. Data yang didapat : massa bahan, massa minyak terekstrak (Lo-masa bahan),
volume filtrate, densitas fil, massa fil (vol x densitas),visko fil,
viskositas campuran
11. Data yang dihitung : y1=
(
viskositas pelarut
viskositas minyak
viskositas pelarut
)
, A (y1 x massa fil), xn ((massa

minyak terekstrak terbesar – y1 terkecil)/(a+s terbesar), % recovery (minyak


terekstrak/ minyak awal x 100)
12. Semakin lama waktu maka semakin banyak minyak ang terekstrak
13. Aplikasi industry : ada proses industri biologi dan makanan banyak produk
dipisahkan dari struktur alaminya dengan proses leaching.  Sebagai contoh, gula
dihasilkan dari proses leaching dari tebu atau gula bit dengan menggunakan air.
Dalam produksi minyak sayur, pelarut organik seperti heksana, aseton, dan eter
digunakan untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah, kacang kedelai, biji
bunga matahari, biji kapas, dan sebagainya.

.
HETP
1. HETP adalah nilai rasio antara tinggi packing dengan jumlah stage yang didapat.
HETP adalah tinggi bahan isian dalam suatu kolom yang memberikan perubahan
komposisi yang berada dalam kesetimbangan masing2
2. Nilai dr HETP dapat digunakan untuk menentukan efisiensi suatu Menara agar
memberikan sbuah dasar untuk menentukan tinggi dan jenis bahan isian (packing)
yang sebaiknya digunakan sehingga akan memberikan hasil yang max
3. Kolom berpacking digunakan untuk distilasi ktk pemisahan relative mudah dan
diamaeter kolom yg dibutuhkan tdk terlalu besar
4. Distilasi proses pemisahan suatu campuran/ komponen dr campuran liquid
berdasarkan perbedaan titik didih masing2 komponen
5. Jenis distilasi
distilasi sederhana (distilasi u/ memisahkan campuran biner menjadi
komponennya) digunakan ketika komponen memiliki titik didih yg sangat
berbeda/ u/ memisahkan komponen yg mudah menguap dari yg tdk mudah
menguap. Uap memasuki kondensor -> mendingin, dan dikumpulkan,
distilasi kontinyu distilasi berlangsung trs menerus dengan cairan baru
dimaasukkan kedalam proses dan fraksi2 terpisah trs dihilangkan
distilasi batch camp 2 volatil dipanaskan sampai mendidih. Uap akan mengandung
kons yg lbh tinggi dr komp yg lebih mudah menguap shg lbh banyak akan
terkondensasi dan dikeluarkan dr system (meningkatkan titik didihnya)
distilasi fraksinasi (distilasi yang memiliki kolom2 untuk biner atau
multikomponen dan di tiap kolom dipasang kondenser sehingga didapat banyak
komponen tergantung volatilitasnya),
distilasi azeotrop (distilasi biner yang membentuk azeotrop (x=y)(fraksi
cair=fraksi gas) karena beda titik didih kecil shg perlu bahan tambahan entrainer).
6. Jenis kolom distilasi
tray column (plate kolom) kolom distilasi dengan plat sbg tempat kontak liquid
dan gas. Selama proses berlangsung di setiap tray akan terjadi kontak antara fase
cairan dgn fase uap yg dimasukkan dr dasar kolom. Dengan aliran lawan arah
(counter current)
packed column kolom distilasi dgn isian packing sperti raschig rings dan pall rings
sbg tempat kontak liquid dan gas
lebih efektif mana tray atau packed? Lebih efektif tray krn meskipun
bentuknyasama dengan packed kolom tp tdk mempunyai packing. Sebagai
gantinya ada plate2 yang berfungsi memperbesar kontak antar komponen shg bias
dipisahkan menurut rapat jenisnya. Dan juga dipilih jenis tray ini krn bias
menangani laju alir liquid dan gas yg besar, diameter besar , lebih mudah u/
pengambilan produk melalui dr samping. Kalo packed dipilih ktk kolom
diameternya kecil dan laju alir rendah missal pake packed kolom dgn kolom
diameter yg besar/tinggi akan kesulitan mendapatkan distribusi cairannya
7. Rumus : Z=HETP*N (Z=tinggi bahan isian ; N=banyak stage)
8. Aplikasi=pada pemurnian bioetanol fuel grade dari crude ethanol, pada proses
pengolahan minyak bumi menjadi bensin, diesel, aspal dll.
9. Faktor
kondisi umpan (apakah liquid jenuh/vapor jenuh/feed dingin/campuran uap-
liquid/uap lewat jenuh)
kondisi refluks (secarra grafik, refluk mempegaruhi letak garis rectifying baik
minimum/operasi sehingga mempengaruhi banyak stage yang didapat), kondisi
aliran uap (aliran uap yang terlalu kecil tidak dapat menahan liquid pada
plat/packing sehingga liquid akan turun terus sampai ke dasar kolom; aliran uap
terlalu besar akan menahan liquid sehingga tidak sampai ke dasar kolom dan
tertahan di plate/packing, jika plate/packing sudah tdk bisa menahan liquid maka
akan langsung turun ke bawah kolom dan membanjiri kolom (flooding).
10. Data yang didapat:
A. Pada kalibrasi : vol air, vol etanol, mass pikno isi, mass pikno kosong
B. Pada pengamatan : waktu, suhu packed & labu, mass pikno distilat, pass pikno
bottom.
11. Yang dihitung :
A. Pada kalibrasi : densitas etanol-air, fraksi vol etanol, fraksi mol etanol.
B. Pada pengamatan : densitas distilat, densitas bottom
12. Cara pembuatan grafik :
A. Membuat grafik kalibrasi dr nilai fraksi mol etanol Vs densitas etanol air,
dibikin kurva, dpt persamaan, buat nyari xd dan xw
B. Membuat grafik kurva kestimbangan, plot data etanol air dr literatur dan
membuat garis operasi 45⁰
C. Membuat q line sebesar 45⁰ dan meletakkan titik Xw; Xf; Xd dan tarik keatas
hingga memotong garis operasi.( u/ mendapatkan nilai Ymin dan Yop
D. Perpotongan Xd-grs operasi tarik hingga berpotongan dengan titik perpotong-
an q line-kurv kesetimbangan dan perpanjang smpe sumbu Y (Ymin)
E. Menentukan Rmin dan Rop=2*Rmin dan menentukan nilai Yop
F. Perpotongan Yop-q line dihubungan dgn grs Xw dan buat stage.

1 Kurva Kesetimbangan Xa terhadap Ya


0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Ya

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Xa
Heat Exchanger
Dalam proses industri, Heat Exchanger digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pada
pembangkit listrik, penyulingan minyak bumi, dan industri makanan. percobaan Heat
Exchanger yang kemudian dihitung agar dapat merancang alat Heat Exchanger. Perancangan
dilakukan berdasarkan nilai koefisien desain (UD) overall.
Prosedur Percobaan
Memanaskan air dalam tangki penampung air panas sampai
temperatur tertentu

Menentukan densitas air dengan piknometer

Mengisi pipa air dan menghilangkan gelembung-gelembung udara


dari pipa manometer, lalu mengalirkan air melalui bagian dalam pipa
pada laju alir yang diinginkan

Mengalirkan air panas kedalam pipa bagian luar pada tekanan


tertentu

Setelah aliran dan temperatur konstan, melakukan pengamatan


temperatur air panas dan dingin serta volume air panas dan dingin

Mengulangi percobaan dengan variasi laju alir lainnya

Heat Exchanger adalah suatu alat digunakan dalam proses perpindahan panas fluida dengan
fluida yang lain, tanpa terjadi perpindahan massa didalamnya dan dapat digunakan sebagai
pemanas maupun pendingin pd suhu yg berbeda

Prinsip memindahkan panas dari dua fluida pada temperature berbeda dimana transfer panas
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara kontak langsung panas yang
dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak langsung bearti tidak
didinginkan kedua fluida. Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase penghubung
antara kedua fluida.

Macam-Macam/mekanisme Perpindahan Panas


1. konduksi : perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan,
atau proses dimana panas yang mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang
bersuhu rendah melalui suatu medium yang bersinggungan secara langsung.
2. konveksi : perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah, atau
proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan, dan
gerakan mencampur, sehingga panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke
partikel-partikel fluida yang berbatasan.

3. radiasi : perpindahan panas tanpa adanya perantara, atau proses dimana panas mengalir
dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dengan secara tidak langsung
atau melalui pemancaran energi.

Keterangan:
q : perpindahan panas (joule)
A: luas permukaan perpindahan panas (m2)
k: konstanta
: gradien suhu aliran panas
dT : perubahan suhu (K)

h : koefisien perpindahan panas (m2k)

: konstanta Stefan Boltzman ( 5,67.10-8Wm-2k-4)


Jenis Aliran
1. Pararel Flow, merupakan tipe HE dimana fluida panas dan dingin masuk pada ujung
yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan berakhir pada ujung yang sama pula.
2. Counter Flow, merupakan tipe HE yang fluida panas dan dingin masuk pada ujung yang
berlawanan, mengalir secara berlawanan arah dan berakhir pada ujung yang berlawanan
arah pula.
3. Cross Flow, aliran fluida melintang atau tegak lurus.

Klasifikasi Heat Exchanger


1. Aliran Co-Current: fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi penukar panas sisi penukar
dingin yang sama, mengalir dengan arah yang sama dan keluar pada sisi yang sama pula.
2. Aliran Counter- Current: fluida (panas dan dingin) masuk dan keluar pada sisi yang
berlawanan.
3. Crossflow Exchanger
1. Perhitungan pada Heat Exchanger
Q : kalor (joule)
m: massa (lbm)
c:kapasitas panas (Btu/lboF)
∆T : pebedaan temperatur (oF)
2. Perhitungan Log Mean Temperatur Difference (∆TLMTD)

T1, T2 : Temperatur fluida panas yang masuk dan keluar ( oF )


t1,t2 : temperatur fluida dingin yang masuk dan keluar(oF )
Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Bentuknya
1. Shell and Tube: Jenis penukar kalor ini dapat digunakan pada laju aliran fluida yang
relatif besar. Pada penukar kalor ini, salah satu fluida akan mengalir dipipa-pipa
sedangkan fluida yang lainnya dialirkan melalui selongsong.
2. Double Pipe Heat Exchanger: Penukar kalor jenis ini merupakan yang paling sederhana,
biasanya digunakan untuk fluida pada laju aliran yang relatif rendah. Salah satu fluida
terdapat dalam ruang annulus dan fluida yang lainnya didalam pipa. Berdasarkan arah
aliran, penukar kalor pipa ganda dibagi menjadi aliran pararel dan aliran berlawanan
arah.
NB: Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda

Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Fungsinya


1. Cooler: Alat ini berfungsi untk mendinginkan fluida cair, gas, dengan menggunakan
media pendingin cair atau udara
2. Condensor : Alat ini berfungsi untuk mengembunkan uap atau campuran uap. Sebagai
media pendingin biasanya digunakan air
3. Heater: Alat ini berfungsi untuk memanaskan fluida cair atau uap dengan
menggunakan ikatan uap air panas
4. Chiller: Alat ini berfungsi untuk mendinginkan fluida pada temperatur rendah
5. Reboiler: Alat ini digunakan untuk melengkapi panas pendidihan yang diperlukan
untuk distilasi.
6. Air Cooled Exchanger (air cooler): Alat ini dingunakan untuk mendinginkan fluida
pada suatu pipa dengan udara
Faktor- faktor yang mempengaruhi perpindahan panas
1. Tekanan: Semakin besar tekanan maka suhu meningkat sehingga perpindahan panas yang
dihasilkan juga semakin besar.
2. Suhu: Jika suhu stabil maka suatu proses operasi semakin mudah dikendalikan.
3. Faktor pengotor: Semakin besar faktor pengotornya, maka perpindahan panas yang
dihasilkan semakin kecil
Keuntungan dan kerugian HE jenis Double Pipe dan Shell and Tube

1. Shell and Tube Heat Exchanger


Keuntungan menggunakan shell and tube: yaitu mudah mentransfer panas dengan dua
aliran proses, terdapat alat buffle yang digunakan untuk mengalihkan aliran, menopang dan
memperoleh koefesien panas lebih tinggi, serta mampu menahan tekanan yang tinggi.
Kekurangan: meliputi biaya pembuatan, perawatan, dan pemasangan yang mahal

2. Double Pipe Heat Exchanger


Keuntungan Double pipe Heat Exchanger: yaitu dalam aliran pusaran yang kompleks di sisi
cangkang menyebabkan turbulensi maksimum untuk meningkatkan perpindahan panas, saat
turbulensi sisi tabung yang kuat dicapai bahkan pada viskositas tinggi dan kecepatan rendah,
memilii efektivitas dapat ditingkatkan. Kekurangan meliputi: pembukaan yang benar harus
disediakan untuk memasukkan dan melepas lembaran yang belokan aliran di dalam panas
saluran, karena turbulensi di dalam saluran fluida panas, maka kecepatan air panas akan
menjadi lebih banyak, sulitnya dalam mengoperasikan sistem pada laju aliran yang lebih
tinggi.

Keuntungan DPHE=

1. Dapat dioperasikan pada tekanan dan suhu tinggi


2. Mudah untuk memperbaiki dan mendapatkan spare part karena DPHE populer.
3. Penambahan/pengurangan bagian mudah u/ dilakukan karena desain yang fleksibel.
4. Selama perpindahan kalor masih bagus, tidak diperlukan ruang u/ maintenance.

Kekurangan DPHE=

1. Dapat terjadi kebocoran, jika dihubungan dengan unit yang lebih banyak
2. Tube mudah kotor dan susah untuk dibersihkan tanpa pembongkaran total
3. Jika bisa beli dan ada ruang ya mending shell and tube HE daripada DPHE karena
perpindahan panasnya lebih kecil.

Keuntungan STHE=
1. Desain simpel dan mudah untuk dilakukan perawatan
2. Mudah untuk menemukan dan mengisolasi kebocoran
3. Dinding tube bisa dirangkap u/ menurunkan kemungkinan bocornya shell side fluid ke
tube side fluid (or vice versa)
4. Lebih susah untuk kotor

Kekurangan STHE=
14. Membutuhkan lebih banyak ruang u/ membuka dan melepaskan tube
15. Kapasitas pendingin tak bisa ditingkatkan
16. Membutuhkan ruang yang luas.

Data yang didapat: bukaan kran air panas, waktu, suhu air panas, suhu air dingin, mass
pikno isi, mass pikno kosong, vol air panas, vol air dingin.

PERHITUNGAN
Perhitungan untuk bukaan kran air panas 1 dan kran air dingin 2
1. Debit air
Volume air dingin yang ditampung selama 5 detik = 195 ml
V 195 ml
Q = = = =0,00137 ft 3 /sec
t 5 detik
Volume rata-rata air panas yang ditampung selama 5 detik = 1946,667 ml
V 1946,667 ml ml
Q= = = =0,01363 ft 3 /sec
t 5 detik
2. Densitas air
ρ=1,004992 gr /ml
3. Massa air yang masuk HE
lbm
Air panas : ṁ = Q . ρ = 0,00137 x 1,004992 x 7,9366=3105,4238
jam
lbm
Air dingin : ṁ = Q . ρ = 0,01363 x 1,004992 x 7,9366=1555,371
jam
4. Laju perpindahan kalor (Q)
Air panas:
Q=m. C . ∆ T
= 3105,4238 lbm/hr x 1 btu/lbm °F x (116,6-114,8) °F
= 5589,7628 Btu/hr
Air dingin:
Q =m .C . ∆T
lbm btu
¿ 1555,371 x 0,998 ° F x ( 95−91,4 ) ° F
hr lbm
¿ 5588 Btu /hr
( T 1−t 2 ) −(T 2−t 1) ( 116,6−95 )−(114.8−91,4)
∆ LMTD= =
5. T 1−t 2 116,6−95 = 22,488
ln ln
T 2−t 1 114,8−91,4

6. Diameter inner pipa


Do−Di 0,198−0,115
D= = =0,1529 ft
ln Do/Di ln(0,198/0,115)
7. Luas permukaan perpindahan kalor
A = π x D x L=3,14 x 0,1529 x 10=4,8011ft 2
8. Koefisien perpindahan panas pipa dingin
Q 5589,7628
9. UD= = =51,7731Btu/hr ft² f
A . ∆T LMTD 4,8011 x 22,488
Hasil perhitungan UD tidak memenuhi syarat UD standar karena nilai UD 51,7731
Btu/hr ft² f sedangkan pada literatur buku “Process Heat Transfer” Tabel 8 oleh Kern U D
berkisar 250-500 Btu/hr ft² f.
Presipitasi
1. Presipitasi adalah proses pengendapan sebagai hasil dari suatu reaksi. Endapan
yang terbentuk akan terpisah dari fasa liquid di sekelilingnya.
2. reaksi presipitasi dapat diartikan sebagai pembentukan produk yang tak larut
melalui penghilangan sejumlah ion terlarut dari larutan.
3. Salah satu kegunaan presipitasi Pada industry adalah untuk mengurangi kadar
logam berat dalam limbah-limbah pabrik sehingga limbah tersebut dapat
memenuhi peraturan pemerintah. Selain itu, metode presipitasi juga untuk
mengurangi kadar logam berat dalam limbah limbah pabrik digunakan dalam
pengolahan kesadahan air.
4. Kelebihan Presipitasi
a. Mudah pengoperasiannya
b. Konsentrasi keluaran rendah
c. Membutuhkan biaya yang relatif kecil dan bahan-bahan presipitan yang
digunakan juga mudah untuk didapatkan
5. precipitated calcium carbonated (PCC)
PCC merupakan kalsium karbonat yang disintesa dari kapur padam melalui
proses karbonasi terkontrol. Material yang berfungsi sebagai filler yang digunakan
di berbagai industri, seperti kertas, tekstil, karet, cat, ban, bahan adesif, farmasi,
kosmetik, sealant, keramik, pasta gigi, makanan, plastik, deterjen, perekam
magnetik, sistem transport obat-obatan dan sebagainya.
6. ground calcium carbonate (GCC)
GCC adalah batuan kapur yang diekstrasi dari bumi, digiling langsung dan
berada dalam jumlah bervariasi dalam bentuk kalsit, aragonit, vaterit, batu kapur
(limestone), kapur tulis, marmer atau travertine.

7. Perbedaan PCC dan GCC


a. Proses pembuatan GCC (Ground Calcium Carbonate) dengan cara mekanik
atau dengan penumbukan. Proses pembuatan PCC (Precipitated Calcium
Carbonate) dengan cara pengendapan.
b. Harga GCC yang dibuat secara mekanik lebih murah daripada PCC.
c. Semakin halus partikel dan seragamnya ukuran GCC, maka membutuhkan
biaya tambahan yang besar. Sehingga lebih murah PCC.
d. Dalam hal keseragaman ukuran dan ukuran partikel, PCC lebih unggul dari
GCC.
8. Perbedaan presipitasi dan kristalisasi
kedua hal ini memang Mirip tetapi secara kimia kedua peristiwa ini adalah hal
yang sepenuhnya berbeda kristalisasi menghasilkan zat padat dengan struktur
kristal yang bentuknya teratur dan berulang sehingga menghasilkan material yang
indah sedangkan presipitasi atau pengendapan hanya akan menghasilkan material
padat yang bukan berupa kristal
9. Perbedaan sedimentasi dan presipitasi
Sedimentasi= tanpa adanya penambahan larutan basa atau tanpa adanya
penambahan larutan lainnya
Presipitasi= adanya penambahan larutan nahco3 yang digunakan dengan tujuan
untuk bisa mengendapkan larutan tersebut
10. Metode Presipitasi
a. Kaustik : diawali dengan kalsinasi batu kapur hingga terbentuk CaO. Serbuk
CaO selanjutnya dilarutkan dalam air hingga terbentuk Ca(OH)2 yang
kemudian direaksikan dengan Na2CO3 hingga terbentuk CaCO3 (PCC).
b. Hidroksida : Ca(OH)2 dipilih sebagai agen presipitan dalam presipitasi
hidroksida karena biaya yang terjangkau, mudah untuk diperoleh dan sifat
racun lebih rendah. untuk menurunkan kadar logam Cr, Ni, dan Zn dalam
limbah industri elektroplating.
c. Karbonasi : Kapur dikalsinasi dahulu pada suhu 900 derajat Celsius maka akan
terbentuk CaO, CaO jika dilarutkan dalam air membentuk caoh2 => dialiri gas
CO2 => terbentuk endapan pcc
d. Sulfide : metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan merkuri dan
asam organik. Na2S dipilih sebagai agen presipitan dalam presipitasi sulfida
karena memiliki efisiensi tinggi dan kestabilan yang lebih baik.

11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


1. Temperatur : Kebanyakan garam kelarutannya meningkat bila temperaturnya
dinaikkan.
2. Konsentrasi logam: konsentrasi logam berat maka menyebabkan logam
logam tersebut cepat mengendap
3. pH larutan: terjadi pada pembentukan CaCO3 nya, karena harus terjadi pada
kondisi basa, maka dari itu ditambah NaOH biar jadi basa(jika kondisi proses
presipitasi masih asam)
4. Konsentrasi NaHCO3 dan berat bahan : Semakin besar konsentrasi NaHCO3
maka semakin besar yield yang dihasilkan. Pengamatan terhadap ukuran
kristal juga memperlihatkan bahwa penambahan NaHCO3 memperkecil
ukuran kristal. Sedangkan semakin besar berat bahan maka semakin kecil
yield yang dihasilkan.
5. Semakin besar konsentrasi NaHCO3 maka semakin besar yield yang
dihasilkan.
6. semakin tinggi berat bahan awal maka persen yield yang semakin menurun.
12. Fungsi HCl: sbg bahan tambahanuntuk menghasilkan Cacl2
13. Fungsi NaHCO3: sbg bahan pembentukan CaCO3/untuk memperbesar nilai
%yield
14. Fungsi NaOH: untuk merubah Ph nya, krn dipembentukan CaCO3 harus terjadi
dikondisi basa, maka dari itu ditambah NaOH biar jd basa. Pd presipitasi NaOH
tidak ikut bereaksi
15. Apakah bisa menggunakan asam lain selain HCl?
Bias, tapi nanti rx nya beda tid membentuk CaCO3
16. Data yang didapat : konsentrasi, berat awal, berat akhir dan yield (%)
17. Reaksi pd prosedur (karbonasi)
CaO(aq) + 2HCl(aq)  CaCl2(aq) + H2O(aq)
CaCl2(aq) + NaHCO3(aq)  CaCO3(s) + HCl(aq) + NaCl(aq)
18. Rumus yield (berat produk/ berat awal x 100%)
A. Kristalisasi
1. Adalah (1) proses pemurnian dan pengambilan hasil dalam bentuk padat, (2) suatu
pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa homogen.
2. Proses pembentukan kristal :
1. Nukleasi, pembentukan inti kristal yang muncul dari larutan. Ketika sudah
supersaturated, molekul terlarut akan mengumpul dan membentuk cluster.
Cluster akan berkembang karena mengikat cluster yang lain hingga ukuran
tertentu yang disebut critical cluster. Critical cluster yang selalu meningkat
akan menjadi inti kristal. Untuk menjadi inti kristal yang stabil, kluster harus
susah untuk melarut kembali.
2. Pertumbuhan kristal, inti kristal terus berkembang mengikat zat terlarut
disekitar dan membentuk kristal. Pertumbuhan kristal lebih cepat dari saat
nukleasi. Karena mikroskopis, maka susah diamati.
Alat kristalisasi :
A. Swenson walker crystallizer : suatu saluran yang panjng dan berjaket.
Jaket tempat air pendingin (co / counter current). Terdapat pengaduk
didalam crystallizer berbentuk heliks. Feed masuk dari salah satu ujung
dengan suhu tinggi dan keluar di ujung lain suhu relatif rendah.
B. Batch stirred tank with internal cooling coil : jenis batch (tidak ada aliran
yang keluar tiap waktunya). Feed dari atas tangki dan masuk kedalam
u/didinginkan. Media pendingin dengan koil pada dalam tangki shg
efisiensi perpindahan panas cukup tinggi.
C. Sumber : https://www.slideshare.net/liabika/alat-kristalisasi
3. Supersaturasi : kondisi dimana konsentrasi solut melebihi kemampuan solven
u/ melarutkan solut itu shg jadi lewat jenuh dan membentuk kristal.
4. Metode u/ Membangkitkan supersaturasi :
A. Pengubahan suhu : jika suhu turun maka kelarutan pelarut akan turun dan
larutan jenuh dan lewat jenuh akan lebih cepat tercapai dan ada kristal.
B. Penguapan solven : jika pelarut berkurang maka kelarutan akan turun
maka lewat jenuh akan lebih cepat tercapat dan terbentuk kristal.
C. Penambahan komponen ketiga (salting)
5. Sistem kristal: kubus (punya 3 panjang rusuk dan sudut yang sama), tetragonal
(2 panjang rusuk sama, 1 panjang rusuk beda, 3 sudut sama), orthorombik (3
panjang rusuk beda, 3 sudut sama), monoklin (3 panjang rusuk beda, 2 besar
sudut sama, 1 besar sudut beda), triklin (3 panjang rusuk beda, 3 besar sudut
beda), trigonal (2 panjang rusuk sama, 1 panjang rusuk beda, 2 besar sudut
90⁰, 1 besar sudut 120⁰), heksagonal (2 panjang rusuk sama, 1 panjang rusuk
beda, 2 besar sudut 90⁰, 1 besar sudut 120⁰)
6. Aplikasi pada industri, industri garam dapur, industri kaca (membuat kaca
dengan teori kristalisasi), industri gula pasir (membuat kristal glukosa dgn
kristalisasi), industri makanan (produksi kopi tanpa ampas dimana
menggunakan metode kristalisasi shg kristal kafein & gula dpt larut cepat di
air panas).
7. Yield=(massa akhir/massa awal)*100%
8. Faktor=kondisi larutan (jika tidak jenuh-jenuh belum ada kristal, lewat jenuh
ada kristal), viskositas larutan (semakin kental/pekat maka semakin cepat
terbentuk kristal), waktu (makin lama waktu penguapan, makin banyak kristal
yang didapat).
9. Data yang didapat: vol pelarut, mass awal garam, waktu, ketinggian awal,
ketinggian akhir, mass pikno kosong, mass pikno isi, mass kertas
saring+garam, mass kertas saring.
10. Data yang dicari: beda ketinggian, densitas, vol larutan awal, vol larutan akhir,
kecepatan penguapan, mass kristal, yield
11. Grafik : densitas Vs waktu (berbanding lurus), kecepatan penguapan Vs waktu
(berbanding terbalik).
C. VLE
1. Kesetimbangan=suatu kondisi dimana tidak terjadi perubahan baik pada suhu,
tekanan, atau yang lain pada feed ataupun outputnya seiring berjalannya waktu
2. Kesetimbangan uap-cair=jika suatu campuran zat cair berada pada
kesetimbangan dgn campuran uap pada suhu dan tekanan yang sama.
3. Ada 2 hukum yang berpengaruh pada perhitungan VLE yaitu raoult & henry.
4. Hukum raoult=tekanan uap larutan ideal diperngaruhi oleh tekanan uap pelarut
dan fraksi mol zat terlarut pada larutan tersebut.
5. Untuk dapat menggunakan hukum raoult pada VLE, larutan diasumsikan
memiliki fasa uap ideal (yang berarti hanya dapat digunakan u/ tekanan rendah
hingga sedang) dan fasa cair adalah larutan ideal (ia valid jika komponen dari
sistem secara kimiawi mirip.)
6. Raoult=yi*P=xi*Pisat.
7. Hukum henry=untuk segala spesies yang hadir pada konsentrasi rendah dan
sistem pada tekanan rendah hingga sedang.
8. Henry=yi*P=xi*Hi
9. BUBL & DEW point=BUBL point=kondisi dimana pada suhu dan tekanan
tertentu mulai terbentuk gelembung uap. DEW point=kondisi dimana mulai
terbentuk embun pada suhu dan temperatur tertentu.
10. Jenis-jenis=BUBL P (T & x diket. P & y dicari), BUBL T (P & x diket. T & y
dicari), DEW P (T & y diket, P & x dicari), DEW T (P & y diket, T & x
dicari).
11. Fugasitas=besaran dari suatu tekanan ekivalen yang dinyatakan dalam dimensi
tekanan sebagai pengganti tekanan P menurut persamaan gibbs gas ideal.

12. Koefisien akttivitas adalah rasio antara fugasitas dari spesies tertentu dalam
larutan dengan fraksi mol fasa liquid dan fugasitas spesies murni.

13. Azeotrop adalah suatu daerah pada kurva VLE yang mana fraksi vapor=fraksi
cair sehingga jika dilakukan distilasi konsentrasi tidak bisa meningkat.
14. Data yang didapat: fraksi etanol, mass pikno kosong, mass pikno kondensat,
mass pikno residu, mass pikno isi (u/ kurva kalibrasi)
15. Yg dicari : densitas kondensat, densitas residu, kadar etanol pada liquid dan
vapor, P1sat, P2sat, koef. Aktifitas 1, koef. Aktifitas 2, GE/RT, GE/RTx1x2.
E. Biodiesel
1. Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri atas mono-alkil ester dari fatty acid rantai
panjang, yang diperoleh dari minyak tumbuhan atau lemak binatang.
2. Bahan baku biodiesel dpt dibedakan jadi 3, yaitu : - Refined Oil (FFA krng dari
1,5%), Minyak nabati dengan FFA krng dari 4%, minyak nabati dengan FFA tinggi
lebih dri 20 %).
3. Proses yg dilakukan dm biodiesel :
19. dengan kandungan asam lemak bebas tinggi dilakukan dua jenis proses yaitu
esterifikasi dan transesterifikasi
20. sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak rendah dilakukan
proses transesterifikasi.
21. Esterifikasi = proses konveri aam lemak bebas mnjadi metal ester. Proes ini perlu
dilakukan untuk mnurunkan kadar FFA pda bahan baku, karena %FFA harus kurng
dari 1%. Kalau FFA tinggi mnyebabkan reaksi saponifikasi.
22. Transesterifikasi = thp konversi dari trigliserida dan alkohol mnjadi ester dan hasil
samping gliserol.
4. Standr mutu biodiesel
SNI No. 04-7182-2006
No Parameter Nilai
1 Massa Jenis 850-890 kg /m3
2 Viskositas Kinematik 2,3−6 mm2 /s
3 Bilangan Setana Minimal 51
4 Titik nyala Minimal 100°C
5 Bilangan Asam Maksimal 0,8 mg KOH / g
6 Kadar Ester Alkil Minimal 96,5%
7 Bilangan iodium Maksimal 115
5. Transesterifikasi Dengan Katalis Asam dan Basa
pemanfaatan katalis basa untuk bahan dasar biodiesel dengan kandungan FFA (Free
Fatty Acid) yang rendah (dengan batasan antara kurang dari 0,5 % sampai kurang dari
2%). Sedangkan untuk minyak dengan kandungan FFA tinggi lebih baik
menggunakan katalis asam atau enzim
6. Aplikasi Produk Samping Biodiesel
1. Produksi Pangan  . Residu padat tertinggal disebut kue minyak dan jika bungkil
ini selanjutnya diekstraksi dengan pelarut,jenis lain, yang dikenal sebagai tepung
minyak diproduksi
2. Air Biodiesel  asilgliserol, sabun, sisa alkohol, katalis, gliserol bebas, dan
garam
3. Gliserol  emulsifier
4. Aplikasi Metanol  dpt dipisahkan dari gliserol mentah, lalu digunakan kmbali.
7. Data yang di peroleh = pikno isi aquadest, pikno kosong, volume biodiesel, massa
pikno isi biodiesel,
8. Data yg dicari = kadar FFA, densitas biodiesel, kadar biodiesel, vikositas cmpuan,
perhitungan massa biodiesel murni, stoikiometri pmbuatan biodiesel, %konversi,
%yield

Anda mungkin juga menyukai