Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

DESTILASI BERTINGKAT 1

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Jimmi Copriyadi, M.Si
Dr. Lenny Anwar, M.Si

Disusun Oleh :
Shavira Lazuba (2005126600)

LABORATORIUM PRODI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
Percobaan 1: Destilasi Bertingkat

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Mengenal cara memurnikan 2 macam zat cair atau lebih dimana perbedaan titik didih zat cair
tersebut tidak begitu besar
1.2 Landasan Teori
Untuk memurnikan suatu zat cair dari campuran atau pengotornya dipergunakan cara
destilasi. Dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih yang terendah menguap lebih
dahulu, kemudian bila didinginkan akan mengembun.
Destilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan atau memunirkan dua macam zat cair
atau lebih, dimana perbedaan titik didih zat cair tersebut tidak begitu besar. Selama satu
macam zat menguap, titik didihnya tetap (berubah trayek kecil). Bila zat cair pertama telah
habis menguap temperature naik sampai zat kedua habis. Demikian seterusnya, sehingga
masing-masing zat cair dapat ditampung atau dipisahkan . labuyang dipakai di sini adalah
vigreux (leher panjang dengan penghalang-penghalang), maksudnya supaya yang menguap
terus adalah zat cair yang telah mencapai titik didihnya, sedangkan uap zat cair yang lain
belum mencapai titik didihnya akan mengembun kembali dan turun masuk lagi kedalam labu
destilasi. Destilasi bertingkat ini tidak bisa dilakukan untuk campuran azeotropik.
1.3 Alat dan Bahan
a) Alat yang digunakan
 Labu Leher Panjang (vigreux)
 Statif
 Kaki tiga dan kasa
 Pembakar Bunsen
 Pendingin leibig dan selang plastik
 Erlenmeyer
 Termometer
b) Bahan yang digunakan
 Bensin
1.4 Prosedur Kerja
1. Masukkan zat kedalam labu
2. Panaskan, perhatikan larutan dalam labu dan amati temperatur
3. Tampung zat cair yang keluar dari pendingin
4. Amati temperatur kalau temperatur naik, diganti labu penampung
5. Periksa kemurnian zat yang pertama dan kedua
DIAGRAM ALIR

Masukkan benzena 12,5 mL kedalam labu bundar

Siapkan alat mantel pemanas dan


3 pasangan statif

Rangkailah pasangan klem di statif pertama pada mantel pemanas


Siapkan labu didih yang sesuai, karena menggunakan mantel pemanas
digunakan labu dengan alas bulat

100 mL Metanol

Masukkan 100 mL Metanol kedalam gelas ukur

Masukan larutan tadi kedalam labu didih dengan menggunakan corong, dengan memperhatikan
permukaan cairan tidak boleh melebihi setengah lingakaran mantel pemanas.

Pasang juga klem kedua dipasang pada klem pertama


dengan kuat dan benar

Kemudian sepasang klem kedua dipasang diatas pasangan klem kedua

Pasanglah kolom fraksinasi pada klem kedua tadi.

Periksa kembali apakah klem pertama kokoh terpasang pada statif dan klem kedua kokoh tersangga
pada klem pertama dan kolom fraksinasi kokoh tecengkram pada klem kedua

Pasang konektor-t diatas kolom fraksinasi

Kemudian siapakan juga kondensor Leibig

Pada statif kedua pasanglah pasangan klem ketiga yang berada disamping statif
pertama, dengan posisi yang agak rendah dibawah konektor-t

Kemudian kolom dari sirkulator dihubungkan dengan kondensor dari arah bawah (inline) sedangkan selang dari
atas (outline) kondensor kemudian diarahkan kembali keair (sirkulator), barulah air sirkulator dialirkan

Perhatikan jika rangkaian selang benar, maka air akan mengisi penuh kondensor

Masukkan dengan hati-hati bagian asa kondensor yang telah terangkai baik dengan sirkulator
dipasang disamping lengang konektor-t dengan berada ditengah klem
Tahan kondensor dengan satu tangan, sedangkan 1 tangan lainnya
mengatur posisi klem pada statif dan klem pencengkram

Setelah rangkaian kokoh dan stabil, konektor lain dipasang diujung kondiser leibeg untuk
mengalirkan destilat kedalam labu penampung

Pasanglah Klem Kek Untuk menahan konektor tersebut

Letakkan labu penampung destilat tepat berada dibawah konektor

Letakkan termometer dibagian atas konektor-t, dengan memperhatikan bola


termometer harus berada sedikit diatas pertigaan konektor-t

Pastikan kembali suhu termometer yang menunjukakn titik didih tidak


terhalangi oleh sumbat

Pastikan tidak ada selang atau kabel yang bersentuhan dengan permukaan panas

Pastikan tidak ada selang atau kabel yang bersentuhan dengan permukaan panas

Tekan tombl on pada mantel pemanas dan atur suhunya

Amatilah setiap perubahan yang terjadi


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Destilasi Bertingkat merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan memanaskan atau
menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya zat cair dengan bantuan
kondensor. pada percobaan kali ini memurnikan bensin dengan menggunakan metode destilasi
bertingkat azeotrop terner. Azeotrop adalah campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan.
Pada proses destilasi ini digunakan batu didih yang berfungsi untuk meratakan panas
sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat
didih. Pori-pori dalam batu didih akan memnbantu penangkapan udara pada larutan dan
melepaskannya ke permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan
menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa
menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan
mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih,
maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa
menyebabkan ledakan atau kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum
cairan itu mulai dipanaskan
Pada destilasi ini alat dihubungkan dengan alat pengedalian proses suhu (TI) atau
temperature Indicate, adapun fungsi dari alat ini adalah untuk memberikan informasi suhu yang
ada pada alat destilasi, sehingga dapat dikontrol.
Pada proses destilasi azeotrop terner campuran tersebut ditambah dengan zat lain atau
dilakukan distilasi dengan tekanan tinggi.proses penguapan pada distilasi azeotrop terner juga
terjadi dalam waktu yang lama karena embun yang pertama menetes pada tabung reaksi terjadi
ketika suhu larutan 65°C dan larutan tersebut merupakan metanol murni karena zat tersebut
menguap dan mengembun pada suhu metanol yaitu 64,7°C berdasarkan literatur, ketika volume
pada tabung reaksi mencapai 5 mL, maka akan diganti tabung reaksi dengan yang baru embun
yang pertama menetes pada tabung 2 terjadi ketika suhu 70°C. Tabung ini berisi benzena murni
karena mendekati titik didih benzena yaitu 80,1°C ketika tabung 2 telah terisi 4 mL benzena tabung
reaksi diganti dengan yang baru pada suhu 83°C embun menetes ketika telah terisi 5 ml tabung
diganti dengan yang baru lagi ketika suhunya mencapai 99°C dan terisi embun sebanyak 3 ml
sehingga sisa larutan terdapat pada labu destilasi adalah 8 mL.
Pada tabung 1 (metanol) dan tabung 2 (Benzena) tidak terdapat dua fasa,karena larutan
tersebut murni dan tidak tercampur dengan larutan lain tabung 3 dan 4 berisi air karena larutan
campuran yang digunakan hanya metanol benzena dan air.
Pada sisa larutan yang terdapat pada labu destilasi mengandung campuran air metanol dan
benzena yang masih tercampur. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa molekul yang berada
pada fase uap di atas zat cair dapat memasuki fasa cair kembali sehingga menjadi bagian dari pasar
yang terkondensasi apabila mendekati permukaan zat cair tersebut.

2.2 Pertanyaan dan Jawaban


1. Jelaskan zat cair apa saja yang terdapat dalam campuran!
Jawab : Benzena, Metanol dan Air
2. Mengapa terhadap campuran azeotropik tidak bisa dilakukan pemurnian bertingkat? Jelaskan!
Jawab :
Campuran azeotrop pasang senyawa telah didokumentasikan. Banyak azeotropes dari tiga
atau lebih senyawa yang juga dikenal. mereka adalah campuran biner memiliki komposisi
yang sama dalam fase cair dan uap dan mendidih pada suhu konstan. Dalam kasus seperti itu
tidak mungkin untuk memisahkan komponen dengan distilasi fraksional. Ada dua jenis
azeotropes disebut azeotrop didih minimum dan azeotrop didih maksimum. Solusi yang
menunjukkan deviasi positif yang lebih besar dari Raoult bentuk hukum minimum azeotrop
didih pada komposisi tertentu. Misalnya campuran etanol - air (diperoleh dengan fermentasi
gula) pada distilasi fraksional memberikan larutan yang mengandung sekitar 95 % volume
etanol. Setelah komposisi ini telah dicapai, cairan dan uap memiliki komposisi yang sama dan
tidak ada pemisahan lebih lanjut terjadi . Solusi yang menunjukkan penyimpangan negatif
yang besar dari Raoult bentuk hukum maksimum azeotrop didih pada komposisi tertentu .
Asam nitrat dan air adalah contoh dari kelas ini azeotrop . Azeotrop ini memiliki komposisi
kira-kira, asam nitrat 68 % dan 32 % air dengan massa, dengan titik didih 393,5 K.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan :

 Pada destilasi bertingkat azeotropner teknis, zat cair dapat dimurnikan dengan cara
menguapkan larutan campuran yang telah ditambahkan zat cair lain dan
mengembunkannya menjadi larutan

Anda mungkin juga menyukai