Oleh : Kelompok 8
Kelas : 1A - D3 Teknik Kimia
Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam suatu zat pelarut, maka
akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu tekanan uap zat
pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari keadaan murninya.Besarnya tekanan uap
tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zat terlarut
maka makin besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan tekanan mengakibatkan
adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.
P = X1 Po
X 1 = P / Po
Keterangan:
P: tekanan uap larutan,
Po: tekanan uap pelarut murni, dan
X1: mol fraksi pelarut
ln P/ Po = ln X1 X1 + X2 = 1
ln P / Po = ln ( 1 – X2 ) X1 = 1 - X2
X2 = ( ∆ Hf ∆ Tb)/RTo2 ∆ Tb = (RTo2)/(∆Hf). X2
∆ Tb = (RTo2)/(∆Hf).. ( g2/M2)/(g1/M1)
Keterangan: g1 = berat pelarut, g2: berat zat terlarut, M1: berat molekul pelarut, M2= berat
molekut zat terlarut, ∆Hf: panas peleburan pelarut
∆ Tb = . Kb. (1000.g2)/( M2g1)
Kb: konstanta penurunan titik beku molal (penurunan titik beku jika 1 mol zat terlarut
dilarutkan dalam 1000 gram pelarut), lihat Tabel 1
sehingga M2 = (1000Kb g2)/(∆ Tb g1), dengan Kb: konstanta (tetapan) titik beku.
b. Metode kenaikan titik didih
Penentuan berat molekul zat terlarut berdasarkan metode kenaikan titik didih (∆Td)
penjelasan teoritisnya adalah sama dengan penentuan berat molekul berdasarkan titik beku.
Perbedaannya terletak pada prosesnya yaitu pada titik didih larutan perlu dipanaskan
sampai larutan mendidih dan tihitung besarnya kenaikan titik didihnya. Berikut merupakan
daftar besaran harga Kb dan Kd beberapa pelarut.
Tabel 1. Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) dan Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa
Pelarut
Menentukan berat molekul dengan metoda penentuan massa jenis gas dapat
dilakukan dengan menggunakan alat Victor Meyer. Persamaan yang digunakan adalah
persamaan gas ideal. P V = n R T
P V = m/Mr R T
P Mr = m/V R T
Mr = d/P R T
Keterangan: Mr: massa molekul (berat molekul), d: massa jenis, g/L, P: tekanan
gas, atm, R: tetapan gas, 0,08206 L atm/mol K, T: suhu mutlak, K
Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100oC ditempatkan dalam
labu erlenmeyer tertutup (yang mempunyai lubang kecil pada tutupnya) dan dipanaskan
(diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas/penangas air), maka cairan yang
terdapat dalam erlermeyer tersebut akan menguap. Uap cairan akan mendorong udara (yang
terdapat dalam labu) keluar melalui lubang kecil yang terdapat pada tutup labu. Setelah
semua udara keluar, uap cairan akan keluar sampai keadaan kesetimbangan tercapai, yaitu
tekanan uap cairan dalam labu sama dengan tekanan udara luar. Pada kondisi tersebut, labu
hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume uapnya
sama dengan volume labu dan suhunya sama dengan suhu air dalam penangas.
c. PROSEDUR KERJA
Catat
Tabung 3 + 5 Tabung 4 + 5 Tabung 5 + 1
perubahan
tetes larutan butir kristal mL lar
warna sebagai
KSCN Na2HPO4 NH4OH
hasil akhir
Pengaruh Konsentrasi
Isi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL larutan KSCN lalu beri label 1 sampai 5
Timbang erlenmeyer dan catat volumenya. Lalu hitung volume zat yang
ada didalam
d. DATA PENGAMATAN
Berat sampel (NaCl) : 5 gram
Volume aquades : 100 mL
Titik didih aquades (°C) : 96°C
Titik didih larutan NaCl (°C) : 97,5°C
Berat piknometer kosong (25 mL) : 23 gram
Berat piknometer + aquades : 47,71 gram
Massa zat X : 15 gram
Titik didih larutan X (non-elektrolit): 98,5°C
∆ Tb=m× Kb
massa 1000
∆ Tb= × × Kb
Mr p
15 gram 1000
2,5 ℃= × × 0,87 2
Mr 98,84 gram
15 gram
2,5 ℃= × 10,12× 0,87 2
Mr
15 gram
2,5 ℃= × 8,82464
Mr
132,3696
2,5 ℃=
Mr
132,3696
Mr= =52,95 g/mol
2,5
f. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dengan metode kenaikan titik didih didapatkan nilai Kb sebesar
0,872
g. DAFTAR PUSTAKA