Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Kimia Fisika

PENENTUAN BERAT MOLEKUL


Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia fisika

Oleh : Kelompok 8
Kelas : 1A - D3 Teknik Kimia

Taufik Fatur Rahman 201411028


Wahyudin R.R 201411029
Yohana Tiosari BR S 201411030
Zidni Zakiyyah Ahmad 201411031

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020/2021
I. TUJUAN PERCOBAAN
 Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metoda
penurunan titik beku atau kenaikan titik didih
 Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda penentuan
massa jenis gas.

II. PRINSIP DASAR TEORI

a. Metoda penurunan titik beku

Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam suatu zat pelarut, maka
akan terjadi penurunan tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu tekanan uap zat
pelarut dalam larutan akan lebih rendah dari keadaan murninya.Besarnya tekanan uap
tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan. Semakin besar penambahan zat terlarut
maka makin besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan tekanan mengakibatkan
adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.

Gambar 1. Penguapan Suatu Cairan

Po: tekanan uap pelarut murni

P: tekanan uap setelah ditambah zat terlarut

Menurut hukum Raoult:

P = X1 Po
X 1 = P / Po
Keterangan:
P: tekanan uap larutan,
Po: tekanan uap pelarut murni, dan
X1: mol fraksi pelarut

ln P/ Po = ln X1 X1 + X2 = 1

ln P / Po = ln ( 1 – X2 ) X1 = 1 - X2

Menurut hukum Clausius Clapeyron:

ln P / Po = - ∆ Hf / R (1/To – 1/T) To : titik beku pelarut


ln P/Po = ( ∆ Hf (T – To))/RTTo T : titik beku larutan,

To dan T hampir sama, T To = To2 , ∆Tb : T - To

Ln P/Po = (∆ Hf ∆Tb)/ RTo 2

Dari kedua persamaan tersebut diatas,


maka: ln (1 – X2) = ( ∆ Hf
∆Tb)/RTo2
untuk larutan encer, ln (1-X2) = - X2

X2 = ( ∆ Hf ∆ Tb)/RTo2  ∆ Tb = (RTo2)/(∆Hf). X2

∆ Tb = (RTo2)/(∆Hf).. ( g2/M2)/(g1/M1)

∆ Tb = (RTo2 M1)/(∆Hf.1000).(1000 g2)/(g1.M2)

Keterangan: g1 = berat pelarut, g2: berat zat terlarut, M1: berat molekul pelarut, M2= berat
molekut zat terlarut, ∆Hf: panas peleburan pelarut
∆ Tb = . Kb. (1000.g2)/( M2g1)

Kb: konstanta penurunan titik beku molal (penurunan titik beku jika 1 mol zat terlarut
dilarutkan dalam 1000 gram pelarut), lihat Tabel 1
sehingga M2 = (1000Kb g2)/(∆ Tb g1), dengan Kb: konstanta (tetapan) titik beku.
b. Metode kenaikan titik didih

Penentuan berat molekul zat terlarut berdasarkan metode kenaikan titik didih (∆Td)
penjelasan teoritisnya adalah sama dengan penentuan berat molekul berdasarkan titik beku.
Perbedaannya terletak pada prosesnya yaitu pada titik didih larutan perlu dipanaskan
sampai larutan mendidih dan tihitung besarnya kenaikan titik didihnya. Berikut merupakan
daftar besaran harga Kb dan Kd beberapa pelarut.
Tabel 1. Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) dan Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa
Pelarut

Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb) Titk beku Kf


Aseton 56,2 1,71 -95,35 2,40
Benzena 80,1 2,53 5,45 5,12
Kamfer 204,0 5,61 179,8 39,7
Karbon tetraklorida 76,5 4,95 -23 29,8
Sikloheksana 80,7 2,79 6,5 20,1
Naftalena 217,7 5,80 80,5 6,94
Fenol 182 3,04 43 7,27
Air 100,0 0,52 0 1,86

c. Metode penentuan massa jenis gas

Menentukan berat molekul dengan metoda penentuan massa jenis gas dapat
dilakukan dengan menggunakan alat Victor Meyer. Persamaan yang digunakan adalah
persamaan gas ideal. P V = n R T
P V = m/Mr R T
P Mr = m/V R T
Mr = d/P R T
Keterangan: Mr: massa molekul (berat molekul), d: massa jenis, g/L, P: tekanan
gas, atm, R: tetapan gas, 0,08206 L atm/mol K, T: suhu mutlak, K
Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100oC ditempatkan dalam
labu erlenmeyer tertutup (yang mempunyai lubang kecil pada tutupnya) dan dipanaskan
(diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas/penangas air), maka cairan yang
terdapat dalam erlermeyer tersebut akan menguap. Uap cairan akan mendorong udara (yang
terdapat dalam labu) keluar melalui lubang kecil yang terdapat pada tutup labu. Setelah
semua udara keluar, uap cairan akan keluar sampai keadaan kesetimbangan tercapai, yaitu
tekanan uap cairan dalam labu sama dengan tekanan udara luar. Pada kondisi tersebut, labu
hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume uapnya
sama dengan volume labu dan suhunya sama dengan suhu air dalam penangas.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Metode Kenaikan titik didih
 gelas kimia 250 mL
 Erlenmeyer 250 mL
 Termometer
 pemanas/hot plate
 statif dan holder
 gelas ukur 50 mL
 kaca arloji
 timbangan
 pengaduk
 aquades
 gula /glukosa
 garam dapur / NaCl

b. Penentuan BM berdasarkan massa jenis zat


 Erlenmeyer
 Statif
 Pemanas/water batch
 Termometer
 Desikator
 Aluminium foil
 Jarum
 Karet gelang
 Aseton
 Air
 Piknometer
 Aquades
 Aseton

IV. KESELAMATAN KERJA


a. Metode Kenaikan titik didih
 Hati- hati dalam melakukan pemanasan, khususnya pada saat
melakukan pengamatan suhu dan mengangkat larutan panas
 Gunakan sarung tangan tahan panas (asbes) atau gunakan serbet
yang rapi saat mengangkat larutan dalam erlenmeyer.
b. Penentuan BM berdasarkan massa jenis zat
 Bahan yang digunakan aseton dan alatnya menggunakan pemanas. Aseton mudah
menguap lakukan dengan hati-hati saat melakukan pemasangan pada water batchmeng
dan saat mengeluarkan dari water batch. Jika panas gunakan sarung tangan yg tahan
panas atau hati hati saat melepaskan klem dari statifnya.
 Pada saat pemanasan dan pengamatan suhu lakukan dgn hati-hati. Jika kena bahan
kimia lakukan pencucian

c. PROSEDUR KERJA

Siapkan 5 Lalu masukkan


Tabung 1 : Tabung 2 + 5
buah tabung larutan ke setiap
Warna standar tetes lar Fe 3+
reaksi tabung reaksi

Catat
Tabung 3 + 5 Tabung 4 + 5 Tabung 5 + 1
perubahan
tetes larutan butir kristal mL lar
warna sebagai
KSCN Na2HPO4 NH4OH
hasil akhir

Pengaruh Konsentrasi

Siapkan 5 tabung reaksi.

Isi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL larutan KSCN lalu beri label 1 sampai 5

larutan berwarna bening


Tabung 1 ditambah 5 ml lar induk FeCl3 (0,2M)
5 mL lar induk dimasukan ke dalam labu takar 25 mL dan tambahkan aquades sampai
tanda batas gojog dan tuangkan ke dalam gelas kimia 50 mL
Ukur 5 mL masukan ke tabung 2 dan ukur lagi 5 mL masukkan ke dalam 25 mL labu
takar + aquades sampai tanda batas. Gojog dan lakukan seperti langkah c.
Ulangi langkah diatas sampai tabung ke 5.
Amati hasilnya

Penentuan berat molekul zat yang mudah menguap (zat X)


Erlenmeyer kosong yang telah ditutup dgn aluminium foil yang diikat
pada mulut erlenmeyer dan lakukan penimbangan catat

Erlenmeyer diisi dengan 5 mL aseton dipasang pada statif diletakkan di


atas pemanas air

Pemanas dihidupkan sampai aseton menguap semua dan catat suhunya


lalu angkat. Erlenmeyer yang masih panas didinginkan dalam desikator

Timbang erlenmeyer dan catat volumenya. Lalu hitung volume zat yang
ada didalam

Erlenmeyer yg berisi aqudes ditimbang dan dicatat beratnya

Penetuan Massa Jenis Air

Piknometer diisi aquades Hitung massa


Piknometer sampai penuh, jenis air
kosong berdaarkan data
ditimbang dibersihkan bagian luar, dan yang telah
timbang catat didapat

d. DATA PENGAMATAN
Berat sampel (NaCl) : 5 gram
Volume aquades : 100 mL
Titik didih aquades (°C) : 96°C
Titik didih larutan NaCl (°C) : 97,5°C
Berat piknometer kosong (25 mL) : 23 gram
Berat piknometer + aquades : 47,71 gram
Massa zat X : 15 gram
Titik didih larutan X (non-elektrolit): 98,5°C

e. PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN


Penentuan Berat Aquades dalam Piknometer
Berat aquades=( Berat piknomter+aquades )−Berat piknometer kosong
Berat aquades=47,71 gram−23 gram
Berat aquad es=24,71 gram
Penentuan Massa Jenis Aquades
Berat aquades
ρaquades =
volume
24,71 gram
ρaquades =
25 mL
ρaquades =0,9884 g/ mL
Penentuan Massa Pelarut (Aquades)
p= ρaquades ×Volume aquades
p=0,9884 g /mL ×100 mL
p=98,84 gram
Penentuan Kb menggunakan larutan NaCl
∆ Tb=Tblarutan −Tb pelarut
∆ Tb=97 , 5 ℃−96 ℃
∆ Tb=1,5 ℃
∆ Tb=m× Kb× i
massa 1000
∆ Tb= × × Kb×(1+ ( n−1 ) α )
Mr p
5 gram 1000
1,5 ℃= × × Kb×(1+ ( 2−1 ) 1)
58,5 g /mol 98,84 gram
1,5 ℃=0 , 86 × Kb ×2
1,5 ℃=1 , 72× Kb
1,5
Kb= =0,87 2
1,72
Penentuan Berat Molekul zat X (Nonelektrolit)
∆ Tb=Tblarutan −Tb pelarut
∆ Tb=98,5 ℃−96 ℃
∆ Tb=2,5 ℃

∆ Tb=m× Kb
massa 1000
∆ Tb= × × Kb
Mr p
15 gram 1000
2,5 ℃= × × 0,87 2
Mr 98,84 gram
15 gram
2,5 ℃= × 10,12× 0,87 2
Mr
15 gram
2,5 ℃= × 8,82464
Mr
132,3696
2,5 ℃=
Mr
132,3696
Mr= =52,95 g/mol
2,5

f. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dengan metode kenaikan titik didih didapatkan nilai Kb sebesar
0,872

g. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai