Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT KOLIGATIF

LARUTAN

Disusun Oleh:
Kelompok 1 Kelas XII MIPA 1:

1. Alexandrina Immanuela Sahar (02)


2. Durrotus Sai’dah (08)
3. Faris Syah Farros (10)
4. Mayrella Vania Putri Nirmala (17)
5. Radhitya Rizky Pratama (28)
6. Salma Anindya Siswanto (30)

SMA NEGERI 1 JEPARA TP. 2022/2023

Jl. C.S Tubun No. 1 Jepara


I. Judul Praktikum
Pengaruh Zat terlarut Terhadap Titik Didih dan Titik Beku Larutan.
II. Tujuan
a. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan.
b. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih larutan.

III. Landasan Teori

Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif. Kata koligatif berasal
dari kata Latin colligare yang berarti berkumpul bersama. Maka dari itu, sifat ini
bergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada
sifat dan keadaan partikel.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.

Jadi, semakin banyak zat terlarut, maka sifat koligatif akan semakin besar. Sifat
koligatif merupakan sifat yang hanya memandang “kuantitas”, bukan “kualitas.
Sifat larutan seperti rasa, warna, dan kekentalan (viskositas) merupakan sifat-sifat
yang bergantung pada jenis zat terlarut.

Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit
dan sifat koligatif larutan nonelektrolit. Selain itu, larutan yang memiliki sifat
koligatif harus memenuhi dua asumsi, yaitu:

1. Zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi


pada uapnya.
2. Zat terlarut tidak larut dalam pelarut padat.

Terdapat 4 macam sifat koligatif larutan, yaitu:


1. Penurunan tekanan uap (∆P)
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
4. Tekanan osmotik (π)

• Penurunan Tekanan Uap (∆P)


Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan
adanya tekanan uap zat cair. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah
menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair
tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel-partikel
zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair.
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak
di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan
laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
• Persamaan Penurunan Tekanan Uap (∆P) Dapat ditulis:
ΔP = P0 - P
P0 > P
Dimana: P0 = tekanan uap zat cair murni; P = tekanan uap larutan
Pada tahun 1878, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Prancis
melakukan percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia
menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut
dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Kesimpulan ini dikenal dengan
Hukum Raoult dan dirumuskan dengan:
P = P0 Xp
ΔP0 = P0 Xt
Dimana: P = tekanan uap jenuh larutan, P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni, Xp
= fraksi mol zat pelarut, Xt = fraksi mol zat terlarut.

• Kenaikan Titik Didih (ΔTb)


Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada
suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair.
Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata
titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi
peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan
partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik
didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan dengan “ΔTb”. Persamaannya dapat ditulis:
ΔTb = kb × m
ΔTb = kb × (gram ÷ Mr) × (1000/P)
ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut
Dimana: ΔTb = kenaikan titik didih (oC); kb = tetapan kenaikan titik didih molal
(oC kg/mol); m = molalitas larutan (mol/kg); Mr = massa molekul relatif; P =
jumlah massa zat (kg).
• Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan
lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai
berikut:

ΔTf = kf × m

ΔTf = kf × (gram ÷ Mr) × (1000/P)

ΔTf = Tf larutan – Tf pelarut

Dimana: ΔTf = penurunan titik beku (oC); kf = tetapan perubahan titik beku (oC
kg/mol); m = molalitas larutan (mol/kg); Mr = massa molekul relatif; P = jumlah
massa zat (kg).

• Tekanan Osmotik (Π)


Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi
desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan.
Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui molekul-molekul
pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut.
Menurut Van't Hoff, tekanan osmotik larutan dirumuskan:
Π=M×R×T
Dimana: Π = tekanan osmotic; M = molaritas larutan; R = tetapan gas (0,082); T
= suhu mutlak.

• Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai
yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit.
Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan
dalam faktor Van't Hoff. Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit selalu
dikalikan dengan faktor Van't Hoff:
i = 1 + (n - 1) α
Dimana: i = faktor Van't Hoff; n = jumlah koefisien kation; α= derajat ionisasi
• Penurunan Tekanan Uap Jenuh: ΔP = P0 × Xterlarut × i
• Kenaikan Titik Didih: ΔTb = kb × m × i
• Penurunan Titik Beku: ΔTf = kf × m × i
• Tekanan Osmotik: Π = M × R × T × i
IV. Alat dan Bahan
1. Titik didih

Alat Bahan
Gelas kimia Air aquades
Tabung reaksi NaCl 1 M
Serbet NaCl 2 M
Kasa pembakar Urea 1 M
Pembakar spirtus Urea 2 M
Kaki 3

2. Titik beku

Alat Bahan
5 Gelas kimia Garam kasar
2 Tabung reaksi Es batu
Serbet Air aquades
Termometer NaCl 1 M
NaCl 2 M
Urea 1 M
Urea 2 M

V. Cara Kerja
1. Titik didih
- Menyiapkan alat dan bahan.
- Mengisi masing-masing gelas kimia dengan Aquades, NaCl (1 m),
NaCl (2 m), Urea (1 m) dan Urea (2 m) masing-masing 20 ml.
- Panaskan masing-masing gelas dengan api.
- Tunggu hingga mendidih.
- Ukur suhu akhir / titik didih larutan yang ditunjukkan pada
skala thermometer.
- Catat suhu akhir yang ditunjuk skala thermometer.
2. Titik beku
- Buat campuran pendingin yang terdiri atas campuran es batu dan garam
dapur kasar di dalam bejana kimia plastik (lihat gambar).
- Masukkan 5 mL akuades ke dalam tabung reaksi.
- Masukkan ke dalam 4 tabung reaksi yang terpisah masing-masing 5 mL
larutan NaCl 1 m, NaCl 2 m, urea 1 m, dan urea 2 m.
- Masukkan kelima tabung reaksi tersebut ke dalam campuran pendingin.
Biarkan sampai membeku (ditandai dengan air yang keruh).
- Jika sudah terjadi pembekuan, angkat tabung reaksi dari campuran
pendingin, kemudian aduk-aduk sampai sebagian mencair.
- Ukur suhunya dan masukkan dalam tabel pengamatan.

VI. Tabel Pengamatan


1. Titik Didih

No. Larutan Titik Didih ΔTb Titik Kedidihan


1. NaCl 1 m 91° C 1° C 91° C
2. NaCl 2 m 93,5° C 3,5° C 93° C
3. Urea 1 m 94° C 4° C 94° C
4. Urea 2 m 95° C 5° C 95° C

2. Titik Beku

No. Larutan Titik Beku Penurunan Titik Beku


1. NaCl 1 m -3,5° C 3,5° C
2. NaCl 2 m -6,5° C 6,5° C
3. Urea 1 m -1,5° C 1,5° C
4. Urea 2 m -3° C 3° C

VII. Pembahasan
1. Titik Didih

Dalam percobaan kali ini kami akan menguji beberapa jenis larutan
antara lain NaCl 1 m, NaCl 2 m, Urea 1 m, dan Urea 2 m. Larutan tersebut
kami uji satu persatu untuk menentukan ΔTb dari masing-masing larutan
tersebut. Kami memanaskan larutan-larutan tersebut hingga muncul buih-
buih atau gelembung pada larutan. Kami kemudian mengukur suhu dari
setiap larutan, dan mendapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel
tersebut. Hasil yang kami dapatkan mendekati teori penghitungan ΔTb
pada larutan yaitu sebagai berikut:

• NaCl 1 m
ΔTb = Tb° larutan -

Tb° ΔTb = 91°-90°

ΔTb = 1°

Jika menggunakan teori ΔTb:

ΔTb = Kb. m. I

ΔTb = 0,52×1×2

ΔTb = 1,04° (Mendekati Hasil)

• NaCl 2 m

ΔTb = Tb° larutan -

Tb° ΔTb = 93,5° - 90°

ΔTb = 3,5°
Jika menggunakan teori ΔTb:

ΔTb = Kb. m. I

ΔTb = 0,52×2×2

ΔTb = 2,8° (Mendekati Hasil)

• Urea 1 m
ΔTb = Tb° larutan -
Tb° ΔTb = 94° - 90°
ΔTb = 4°
Jika menggunakan teori ΔTb:

ΔTb = Kb. M (Non

elektrolit) ΔTb = 0,52×1

ΔTb = 0,52° (Mendekati hasil)

• Urea 2 M
ΔTb = Tb° larutan -
Tb° ΔTb = 95° - 90°
ΔTb = 5°
Jika menggunakan teori ΔTb:

ΔTb = Kb. M (Non elektrolit)

ΔTb = 0,52×2

ΔTb = 1,04° (Mendekati hasil)

Dapat terlihat bahwa hasil yang didapat dari percobaan memiliki


kemiripan dengan teori ΔTb. Dapat terlihat semakin besar molal suatu
larutan maka titik didih nya juga semakin tinggi. Kenaikan titik didih
bergantung pada kemolalan larutan. Semakin besar kemolalan, semakin
besar juga kenaikan titik didih.
2. Titik Beku

Keadaan dimana suhu pada p tertentu terjadi perubahan wujud dari cair ke
bentuk padat inilah yang disebut dengan titik beku. Penurunan titik beku
larutan tergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya pada konsentrasi
partikel dalam larutan. Oleh karena itu penurunan titik beku tergolong sifat
koligatif.

Pada percobaan pertama menentukan penurunan titik beku pelarut dalm


NaCl. Pada saat butiran es batu dicampur dengan 10 sendok garam dapur
maka es mulai mencair hal ini dikarenakan garam mempunyai sifat
menurunkan titik leleh dari es batu. Kemudian pada larutan campuran ini
dimasukkan tabung reaksi yang berisi sejumlah larutan yang berbeda jenis
dan konsentrasi. Hal ini untuk membedakan penurunan titik bekunya.
Yang pertama larutan NaCl dengan 2 konsentrasi bebeda dan titik beku
NaCl 1m adalah -3,5°C dan titik beku NaCl 2m adalah -6,5°C. Titik beku
ini bebeda karena adanya perbedaan kobsentrasi dari kedua larutan ini, hal
ini juga terjadi pada dua larutan urea yang memiliki konsentrasi yang
berbeda titik beku untuk urea 1m adalah -1,5°C urea 2m adalah -3°C.
Dan untuk aquadest adalah 0° karena titik beku air menurut teori adalah
nol derajat celcius. Untuk peredaan titik dari ketiga larutan dipengaruhi
oleh jenis zat yang tergolong zat elektrolit dan yang non elektrolit.

•ΔTf NaCl 1 m

ΔTf = kf x m x i
= 1,86 x 1 x 2

= 3,72 °C

Tf = 0-3,5 °C

= -3,5 °C

• ΔTf NaCl 2 m

ΔTf = kf x m x i

= 1,86 x 2 x 2

= 7,44 °C

Tf = 0-6,5 °C

= -6,5 °C

• ΔTf Urea 1 m

ΔTf = kf x m

= 1,86 x 1

= 1,86 °C

Tf = 0-1,5 °C

= -1,5 °C

• ΔTf Urea 2 m

ΔTf = kf x m

= 1,86 x 2

= 3,72 °C

Tf = 0-3 °C

= -3 °C
VIII. Jawaban pertanyaan
1. Titik Didih
a. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik didih larutan?

Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi
pula titik didih larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka
energi yang digunakan juga semakin besar maka waktu yang diperlukan
juga akan semakin kecil.

b. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik didih larutan?

Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi
pula titik didih larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka
energi yang digunakan juga semakin besar maka waktu yang diperlukan
juga akan semakin kecil.

c. Perhatikan dan bandingkan titik didih larutan NaCl 1 m dan larutan urea 1
m serta larutan NaCl 2 m dengan larutan urea 2 m. Mengapa terjadi
perbedaan? Jelaskan.

Terjadi perbedaan antara larutan NaCl dan Urea dikarenakan NaCl adalah
larutan elektrolit dan Urea adalah larutan Non elektrolit. Larutan elektrolit
dapat mengalami ionisasi sehingga jumlah partikel zat terlarut lebih
banyak dibandingkan jumlah partikel zat terlarut pada larutan non-
elektrolit.

d. Buat simpulan mengenai apa yang berpengaruh terhadap titik didih (sifat
koligatif) larutan.
Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi
(molalitas) dan harga Kb. Semakin tinggi konsentrasi, kenaikan titik didih
larutan semakin tinggi. Semakin tinggi harga Kb, kenaikan titik didih
laruta semakin tinggi.
2. Titik Beku
a. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan?

Titik beku larutan merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan, yaitu
sifat larutan yang bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam larutan
bukan bergantung pada jenis zat terlarut. Jadi, hubungan antara
konsentrasi larutan (jumlah partikel) dengan penurunan titik beku larutan
adalah berbanding lurus. Artinya, semakin besar konsentrasi larutan
(jumlah partikel), maka semakin besar pula penurunan titik beku dari
larutan tersebut dan mengakibatkan titik beku larutan semakin rendah. Hal
ini dapat dijelaskan berdasarkan rumus perhitungan penurunan titik beku
larutan yang melibatkan molalitas.

b. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan?

Dapat dikatakan bahwa, larutan akan membeku pada temperatur yang

lebih rendah. Jadi, penambahan zat terlarut akan menyebabkan titik beku

larutan semakin rendah. Apabila ke dalam sebuah zat pelarut

ditambahkan zat terlarut, maka akan terjadi proses penurunan tekanan uap

jenuh larutan.

c. Perhatikan dan bandingkan titik beku larutan NaCl 1 m dan larutan urea 1
m serta larutan NaCl 2 m dengan larutan urea 2 m. Mengapa terjadi
perbedaan? Jelaskan.

Larutan NaCl (-3,5°C) merupakan larutan elektrolit dan larutan urea


(-1,5°C) merupakan larutan non elektrolit tetapi memiliki
konsentrasi
molalitas yang sama yaitu 1 molal. Dan larutan NaCl (-6,5°C) merupakan
larutan elektrolit dan larutan urea (-3°C) merupakan larutan non elektrolit
tetapi memiliki konsentrasi molalitas yang sama yaitu 2 molal. Perbedaan
titik beku kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang
berbeda. Larutan elektrolit (NaCl) akan mengion atau terurai menjadi ion-
ion, sehingga jumlahnya partikel lebih banyak, tetapi larutan nonelektrolit
(urea) tidak mengion, sehingga jumlah partikelnya tidak akan berubah,
setelah dilarutkan. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat
larutan elektrolit lebih sukar membeku sehingga membutuhkan suhu yang
lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat titik beku
larutan elektrolit lebih rendah.

d. Buat simpulan mengenai apa yang berpengaruh terhadap titik beku (sifat
koligatif) larutan.

Jadi, kesimpulannya adalah titik beku larutan merupakan sifat koligatif


dan di pengaruhi oleh jumlah partikel dan konsentrasi. Perbedaan titik
beku antara larutan elektrolit (NaCl) dan non elektrolit (urea). Perbedaan
kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang berbeda. Larutan
elektrolit akan mengion atau terurai menjadi ion-ion, sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak, tetapi larutan non elektrolit tidak akan
mengion, sehingga jumlah partikelnya tidak akan berubah. Setelah
dilarutkan/ jumlahnya lebih sedikit. Jumlah partikel yang lebih banyak ,
akan membuat larutan elektrolit lebih sukar membeku sehingga
membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah
yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah. Semakin besar
konsentrasi konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin
rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku
larutan akan semakin tinggi.
Lampiran
Titik Didih

Titik Beku

Anda mungkin juga menyukai