Anda di halaman 1dari 4

Talitha Adella Assegaf dan RR Widya Arista WS/Zalza Lola Rinanda/Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan : Kenaikan Titik Didih

Talitha Adella Assegaf, RR Widya Arista WS, dan Zalza Lola Rinanda

Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

ABSTRACT

Colligative nature of the solution is the nature of the solution that does not depend on the type of solute but only depends on the
concentration of solute particles. The aim of this experiment is to calculate the value and constant boiling point for water and also the
molecular weight of substances. The principle of this experiment is based on Roult's Law which states that the decrease in the freezing point
of a solution is proportional to the concentration of the solution expressed by the molarity method.

Keywords: Colligative

1. Pendahuluan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku
dan tekanan osmosis. (Emalia Rosita, 2013)

Penurunan tekanan uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan pelarut murni.
Penurunan titik beku larutan mendeskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut murni akan mengalami penurunan jika ditambahkan zat terlarut
didalamnya. Sebagai contoh air murni membeku pada suhu 0˚ C, akan tetapi jika dilarutkan kedalam gula maka titik bekunya akan menjadi
dibawah 0˚. Kenaikan titik didih adalah fenomena titik didih suatu larutan akan lebih tinggi daripada pelarut murninya. Hal ini terjadi ketika
zat terlarut yang tidak mudah menguap, seperti garam ditambahkan ke pelarut murni, seperti air. Tekanan osmosis merupakan sifat koligatif,
yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. (Emalia Rosita, 2013)

2. Alat, Bahan dan Metode Eksperimen


2.1 Alat dan Bahan

Dalam percobaan ini, alat-alat yang dibutuhkan adalah 400 ml Beaker glass sebagai media percobaan menampung aquadest, Hot
plate untuk memanaskan bahan-bahan, Thermometer untuk mengetahui suhu, sendok untuk mengambil NaCl, Neraca untuk mengukur
massa dan menimbang piknometer, Pengaduk kaca untuk mengaduk larutan Nacl, dan Gelas aloji untuk wadah mengambil padatan NaCl
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah NaCl sebagai zat yang akan dilarutkan dan Aquadest sebagai
pelarutnya dan dua garam sample lainnya yang tidak diketahui berat molekulnya.

2.2 Metode Eksperimen

Tujuan praktikum ini adalah untuk menghitung nilai konstanta titik didih untuk air dan untuk menggunakan sifat koligatif untuk
menentukan berat molekul suatu zat. Dalam percobaan ini, langkah awal adalah menghitung massa NaCl yang diperlukan untuk membuat
200 ml larutan dengan rentang variabel 0,5; 1,0; dan 0,25 molal. Setelah massa NaCl ditemukan, lalu mengambil padatan NaCl dengan gelas
arloji sesuai tiap variabel molal. Lalu, memasukkan aquadest sebanyak 200 ml ke dalam beaker glass 400 ml dan kemudian memenaskan
nya hingga mendidih. Suhu saat aquadest mendidih dicatat. Lalu, menambahkan sampel pertama untuk molalitas 1 ke dalam beaker glass
dan mengaduk hingga larut. Pastikan tidak ada NaCL yang berada di dinding beaker glass. Suhu saat larutan 0,5 molal mendidih dicatat.
Kemudian, sampel kedua ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk hingga larut. Larutan tersebut dipanaskan hingga mendidih. Suhu saat
larutan 1 molal mendidih dicatat. Sampel ketiga kemudian ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk hingga larut. Larutan tersebut
dipanaskan hingga mendidih. Suhu saat larutan 0,25 molal mendidih dicatat. Buatlah grafik Tb (sumbu Y) vs. m (sumbu X) dan
menghitung kemiringan, intersep dan persamaan dari grafik yang didapatkan.
Talitha Adella Assegaf dan RR Widya Arista WS/Zalza Lola Rinanda/Sifat Koligatif Larutan

Pada percobaan kedua, langkah pertama yang dilakukan adalah memanaskan 200 ml aquadest didalam glass beaker 400 ml
sehingga mendidih menggunakan hot plate. Suhu saat aquadest mendidih dicatat. Kemudian, menambahkan sampel garam A sebanyak
5,0225 gram ke dalam beaker dan mengaduknya hingga larut dan mencatat suhu ketika larutan mendidih. Mengulangi percobaan untuk
garam B sebanyak 4,9964. Terakhir, hitung berat molekul dari tiap garam A dan B dengan (𝑖𝐴 = 2 dan 𝑖𝐵 = 1).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil Eksperimen

Dari eksperimen yang telah dilakukan, didapatkan hasil data dan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Praktikum Sifat Koligatif Larutan Percobaan Pertama dengan NaCl

Larutan Molalitas (M) Tb awal (oC) Tb akhir (oC) Δtb i


Aquadest 70 70 0 2
NaCl 70 86 16 2

NaCl 90 96 6 2
NaCl 0,25 96 100 4 2

Tabel 2. Hasil Praktikum Sifat Koligatif Larutan Percobaan Kedua dengan Sampel

Larutan Massa sampel Tb awal Tb akhir ΔTb i Mr sampel


o
( C) (g/mol)
A. 5.0225 62 70 8 3 2 18,834375
B. 4,9964 56 62 6 3 0 12,491

3.2 Pembahasan

Percobaan pertama bertujuan untuk menentukan titik didih konstan air dengan penambahan zat terlarut yaitu NaCl. Langkah
pertama yang dilakukan adalah untuk menentukan massa NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan dengan molalitas 0,5 m ; 1 m ; dan
0,5 m. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus molalitas yang dapat dituliskan sebagai berikut di persaman 1:

𝑔 1000
𝑚= × (1)
𝑀𝑟 𝑝

Dimana m adalah molalitas larutan, g adalah gram zat yang terlarut, Mr adalah massa molar zat terlarut, dan p adalah massa zat
pelarut. Setelah melakukan perhitungan dengan rumus diatas, maka massa NaCl yang diperlukan untuk percobaan ini adalah 11,7 gr dimana
setiap penambahan satu sampel NaCl 11,7 gr akan membuat molalitas larutan naik 1.

Kemudian, panaskan 200 ml aquadest dalam sebuah beaker glass 400 ml menggunakan hot plate. Pemanasan ini dilakukan
hingga aquadest mendidih. Saat percobaan ini dilakukan, aquadest tersebut mendidih saat suhu menyampai 70℃. Setelah aquadest
mendidih, sampel pertama NaCl, ditambahkan ke dalam beaker glass. Kemudian, larutan dibiarkan diatas hot plate hingga larutan mendidih.
Suhu saat larutan 0,5 molal mendidih pada suhu 86℃. Kemudian, sampel kedua NaCl kedua ditambahkan ke dalam beaker glass dan
dipanaskan hingga mendidih lagi. Suhu saat larutan 1 molal mendidih pada suhu 96℃. Kemudian, menambahkan sampel ketiga NaCl ke
dalam beaker glass dan dibiarkan hingga larutan mendidih. Suhu saat larutan 0,25 molal mendidih pada 100℃.

Langkah selanjutnya, yaitu menghitung ∆𝑇𝑏 dengan menggunakan persamaan 2:

∆𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 − 𝑇°𝑏 (2)


Talitha Adella Assegaf dan RR Widya Arista WS/Zalza Lola Rinanda/Sifat Koligatif Larutan

dimana 𝑇°𝑏 adalah titik didih aquadest murni dan 𝑇𝑏 adalah titik didih larutan saat sudah ditambahkan dengan sampel NaCl. Maka,
didapatkan hasil ∆𝑇𝑏 untuk variabel larutan 0,5 m ; 1 m ; 0,25 m yang masing-masing 16℃, 6℃ dan 4℃. Kemudian, dari hasil ∆𝑇𝑏 yang
diperoleh, 𝐾𝑏 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3:

∆𝑇𝑏 = 𝐾𝑏 . 𝑚 (3)

setelah perhitungan dilakukan dapat rata-rata titik didih konstan air (𝐾𝑏 ) yaitu 3° C/m. Berdasarkan literatur, nilai dari Kb asli aquadest
adalah 0,52o C/m jadi terdapat kesalahan dalam eksperimen. (Geankoplis,1997). Galat ini dapat terjadi disebabkan karena kurang teliti saat
mengamati suhu pada termometer, jadi terjadi kesalahan pada proses perhitungan. Selain itu, dalam perhitungan diasumsikan bahwa nilai i
dari NaCl adalah 2 yang juga diasumsikan konstan dengan setiap perubahan nilai molalitas. Asumsi ini berdasarkan anggapan bahwa larutan
NaCl cukup encer untuk dapat terioinisasi secara sempurna. Karena asumsi tersebut, maka terdapat kesalahan pada proses perhitungan.
(Setyawan, 2013)
Selanjutnya, percobaan kedua bertujuan untuk menentukan massa molecular dari 2 garam yang sudah di siapkan oleh asisten
yang hanya di ketahui i nya saja. Langkah awal yang dilakukan yaitu memanaskan aquadest 200 ml pada beaker glass 400 ml hingga
mendidih. Saat larutan tersebut mendidih, suhu nya dicatat. Kemudian, menambahkan sampel garam A sebesar 5,022 ke dalam beaker glass.
Larutan dibiarkan hingga mendidih. Suhu saat larutan mendidih dicatat. Kemudian, perlakuan yang sama juga di lakukan untuk sampel
garam B sebesar 4,9964. Setelah melakukan percobaan didapatkan 𝑇𝑏 untuk garam A yaitu 8℃. Dengan menggunakan persamaan dibawah
ini dapat ditemukan persamaan untuk mendapatkan berat molekul dari kedua sampel garam dengan menggunakan persaman 4:

𝐾𝑏 ×𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎×1000×𝑖
𝑀𝑟 = (4)
∆𝑇𝑏 ×𝑀𝑝

Dengan menggunakan persamaan diatas, berat molekul dapat ditemukan berat molekul garam A yaitu 18,834375 g/mol dimana i
bernilai 2. Sementara, berat molekul untuk garam B yaitu 12,491 g/mol dimana i bernilai 0.

4. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Nilai konstan titik didih air adalah 3,0 oC/m dan berat molekul garam A dengan massa 5.0225 gram adalah 18,834375
gram/mol, sedangkan berat molekul garam B dengan massa 4,9964 gram adalah 12,491 gram/mol.

Daftar Pustaka

Geankoplis, C. J. 1997. Transphort Processess and Separation Process Principles. Boston : Allyn and Bacon
Setyawan, Heru. 2013. Kimia FIsika. Surabaya : ITS Press.

Appendiks

Perhitungan massa NaCl


𝑔𝑟∗1000
2a. m= Vp= 200ml
𝑀𝑟∗𝑉𝑝

Untuk NaCl 0.5m Untuk NaCl 1m Untuk NaCl 0.25m


𝒈𝒓∗𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈𝒓∗𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈𝒓∗𝟏𝟎𝟎𝟎
0.5= 1= 0.25=
𝟓𝟖.𝟓∗𝟐𝟎𝟎 𝟓𝟖.𝟓∗𝟐𝟎𝟎 𝟓𝟖.𝟓∗𝟐𝟎𝟎

= 5.85g = 11.7g = 2.925g

Gambar 1. Hasil Data Percobaan Sifat Koligatif Larutan


Talitha Adella Assegaf dan RR Widya Arista WS/Zalza Lola Rinanda/Sifat Koligatif Larutan

Hasil Data Percobaan Sifat Koligatif Larutan


18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Y= 3x-1
R2 = 0,3237
y = 2,6667x
Dari grafik, nilai slope = 3
Nilai intercept = 2.6667
Persamaannya adalah y= 3x-1
Jadi slope= kb=3

Perhitungan Mr
Δtb = kb m i
Δtb
m=
𝑘𝑏𝑖
gr∗1000 Δtb
=
𝑀𝑟∗𝑉𝑝 𝑘𝑏𝑖
gr∗1000∗kb∗i
Mr =
Δtb𝑉𝑝

Untuk A Untuk B
5.0225∗1000∗3∗2 4,9964∗1000∗3
Mr = Mr =
8∗200 6∗200

=18,834375 = 12,491

Anda mungkin juga menyukai