PENDAHULUAN
I.1
Tujuan Percobaan
1. Menentukan Berat Molekul suatu zat padat yang larut dalam suatu
pelarut tertentu dengan mengukur penurunan titik beku (Tb).
2. Menentukan faktor vant hoff (i) dari suatu larutan elektrolit tertentu
dengan mengukur penurunan titik beku.
I.2
Tinjauan Pustaka
I.2.1
I.2.2
uap padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.
Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat
terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut.
Titik beku suatu cairan akan akan berubah jika tekanan uap berubah,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika
cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan
berkurang). (Aprillia, 2012)
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku
larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku
pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0C, dengan adanya zat terlarut maka
titik beku larutan tidak akan sam dengan 0C, melainkan akan menjadi lebih
rendah dibawah 0C. Itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak
murni, maka titik bekunya akan berubah. (Taufik, 2012)
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga
jarak antar partikel menjadi lebih dekat antara yang satu dengan yang lain dan
akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekulmolekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak
antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih
rendah dibanding titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (Tf). (Pratiwi, 2013)
Besarnya penurunan titik beku larutan bergantung pada konsentrasi zat
terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titik bekunya dan
perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik
beku juga bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.
BAB II
METODE PERCOBAAN
II. 1
Bahan
1.
2.
3.
4.
Gula Pasir
Urea
NaCl
KCl
Menuangkan setengah
dari larutan sukrosa
kedalam tabung dalam
(kaca) yang dilengkapi
thermometer
Membuat larutan
sukrosa dengan
konsentrasi 1 molal
Menyiapkan termos
dengan memasukkan es
batu serta garam kasar ke
dalam tabung bagian luar
Saat larutan sukrosa
mulai membeku catat
suhunya
Menimbang NaCl
sebanyak 0,2973 gram
Menimbang aquades
sebanyak 10 gram dan
diletakkan dalam beaker
glass
Menimbang KCl
sebanyak 0,4006 gram
Menuangkan setengah
dari larutan KCl
kedalam tabung dalam
(kaca) yang dilengkapi
thermometer
Menyiapkan termos
dengan memasukkan es
batu serta garam kasar ke
dalam tabung bagian luar
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan
III.1 Penentuan berat molekul
Tabel hasil percobaan
Tf
Nama Zat
Gula
Urea
2C
2C
Massa terlarut
Massa pelarut
3,5459 gram
0,6132 gram
10 gram
10 gram
Kf
-1,86
-1,86
gramterlarut x 1000
Kf
BM x massa pelarut
3, 5459 x 1000
X (1,86)
BM x 10
329,7678342
x 100
342
= 3,57 %
III.1.2 Menentukan berat molekul urea
Tf =
gramterlarut x 1000
Kf
BM x massa pelarut
2=
0,6132 x 1000
x(1,86)
BM x 10
BM
% Kesalahan
= 57,0276 gr/mol
=
BM percobaanBM teori
x 100
BM teori
57,027660
x 100
60
= 4,954 %
Nama zat
NaCl
KCl
3C
3C
Massa terlarut
Massa pelarut
0,2973 gram
0,4006 gram
10 gram
10 gram
Kf
gramterlarut x 1000
x Kf x i
BM x massa pelarut
0,2973 x 1000
x (1,86 ) x i
58,5 x 10
i=3,1737
III.2.2 Menentukan faktor vant hoff dar KCl
Tf =
gramterlarut x 1000
x Kfx i
BM x massa pelarut
3 =
0,4006 x 1000
x (1,86) x i
74,56 x 10
i=3,0019
III.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan pelarut yaitu aquadest, zat terlarut
non elektrolit berupa (NH2)CO (urea) 1,022 molal dan gula 1,036 molal. Dan
larutan elektrolit berupa NaCl 0,508 molal dan KCl 0,537 molal yang masing
masing dilarutkan ke dalam aquadest sebesar 10 gram. Setelah itu,
mempersiapkan alat yang berupa termometer, tabung dan termos yang telah berisi
es batu dan garam krosok. Penambahan garam krosok pada es batu berfungsi
menghambat mencairnya es batu yang dikarenakan penurunan suhu titik beku
pada es batu. Selanjutnya memasukkan larutan urea ke dalam tabung kaca dan
diputar putar di dalam termos yang berisikan es batu, dan mengamati sampai
larutan urea tepat membeku, yaitu pada suhu -2C. Suhu tersebut hampir sama
8
pada saat melakukan perhitungan penurunan titik beku yaitu sebesar -1.9C.
Selanjutnya memasukkan larutan gula kedalam tabung kaca dan melakukan hal
yang sama pada percobaan sebelumnya, larutan gula tepat membeku pada suhu
-2C. Suhu tersebut hampir sama pada saat melakukan perhitungan penurunan
titik beku yaitu sebesar -1.927C.
Kedua larutan pada percobaan diatas merupakan larutan non elektrolit,
selanjutnya dilakukan percobaan yang sama dengan menggunakan larutan
elektrolit yang berupa NaCl dan KCl untuk menghitung faktor Vant Hoff (i).
Larutan NaCl tepat membeku pada suhu -3C, setelah itu melakukan perhitungan
baru penentuan faktor Vant Hoff dengan rumus
Tf =molalitas x Kf x i
diperoleh faktor Vant Hoff sebesar 3,175. Hal ini tentu berbeda pada perhitungan
secara teoritis yakni sebesar i = 1,465 dan membeku pada suhu -1.4C.
Selanjutnya melakukan percobaan dengan larutan KCl dan diperoleh data bahwa
KCl tepat membeku pada suhu -3C dan melakukan perhitungan faktor Vant Hoff
diperoleh sebesar i = 3. Hal ini tentu berbeda pada perhitungan secara teoritis
yakni sebesar i = 1,45 dan membeku pada suhu -1.45C.
Perbedaan hasil perhitungan secara teoritis dengan perhitungan secara
praktikum ini disebabkan oleh beberapa hal seperti tingkat keenceran larutan,
termometer yang kurang akurat, kurang cermat dalam membaca termometer,
kurang cermat dalam memulai pengukuran suhu dan kurangnya penambahan
garam pada es batu.
Dari percobaan diatas diketahui bahwa penurunan titik beku larutan
elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan larutan non-elektrolit, hal ini
dikarenakan zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah partikelnya
lebih banyak dibandingkan dengan non-elektrolit.Besarnya penurunan titik beku
sebanding dengan konsentrasi molal (m), jadi apabila konsentrasinya besar, maka
harga penurunan titik bekunya besar juga.
BAB IV
KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan :
1. Penurunan titik beku larutan ( Tf
larutan.
2. Penurunan titik beku larutan elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan
larutan non-elektrolit.
3. Titik beku larutan elektrolit :
a) NaCl : -3C dengan molalitas = 0,508 molal dan i = 3.175
b) KCl
b) Urea
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
1. Pembuatan larutan
1.1 Pembuatan larutan sukrosa
11
1 molal
Massa
Massa maksimum
= 3, 42 gram
= 3,42 + (3,42 x 10%)
= 3,762 gram
= 3,42 (3,42 x 10%)
= 3,078 gram
Massa minimum
Cara pembuatan :
1. Menimbang sukrosa sebanyak 3,5459 gram
2. Masukkan sukrosa yang telah ditimbang ke dalam beaker glass, dan
larutkan dengan aquades sebanyak 10 ml.
3. Larutkan hingga homogen.
1.2 Pembuatan larutan urea
Diketahui konsentrasi larutan urea sebanyak 1 molal dilarutkan
menggunakan aquades 10 ml.
Molal
=1
BM urea
= 60 gr/mol
Volume pelarut
= 10 ml
massa x 1000
molal
= BM urea x volume pelarut
massa x 1000
60 x 10
1 molal
Massa
Massa maksimum
= 0,6 gram
= 0,6 + (0,6 x 10%)
= 0,66 gram
= 0,6 (0,6 x 10%)
= 0,54 gram
Massa minimum
Cara pembuatan :
1. Menimbang urea sebanyak 0,6132 gram
2. Masukkan urea yang telah ditimbang ke dalam beaker glass, dan
larutkan dengan aquades sebanyak 10 ml.
3. Larutkan hingga homogen.
a. Pembuatan larutan NaCl
Diketahui konsentrasi larutan NaCl sebanyak 0,5 molal dilarutkan
menggunakan aquades 10 ml.
Molal
= 0,5
12
BM sukrosa
Volume pelarut
molalitas
= 60 gr/mol
= 10 ml
massa x 1000
= BM NaCl x volume pelarut
0,5 molal
Massa
Massa maksimum
= 0,2925 gram
= 0,2925 + (0,2925 x 10%)
= 0,3218 gram
= 0,2925 (0,2925 x 10%)
= 0,2634 gram
Massa minimum
massa x 1000
58,5 x 10
Cara pembuatan :
Menimbang NaCl sebanyak 0,2973 gram
4. Masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam beaker glass, dan
larutkan dengan aquades sebanyak 10 ml.
5. Larutkan hingga homogen.
b. Pembuatan larutan KCl
Diketahui konsentrasi larutan KCl sebanyak 0,5 molal dilarutkan
menggunakan aquades 10 ml.
Molal
= 0,5
BM KCl
= 74,5 gr/mol
Volume pelarut
= 10 ml
massa x 1000
molalitas
= BM KCl x volume pelarut
massa x 1000
74,5 x 10
0,5 molal
Massa
Massa maksimum
= 0,3725 gram
= 0,3725 + (0,3725 x 10%)
= 0,4098 gram
= 0,3725 (0,3725 x 10%)
= 0,3352 gram
Massa minimum
Cara pembuatan :
1. Menimbang KCl sebanyak 0,4006 gram
2. Masukkan KCl yang telah ditimbang ke dalam beaker glass, dan
larutkan dengan aquades sebanyak 10 ml.
3. Larutkan hingga homogen.
2. Perhitungan faktof van.t hoff secara teoritis
a. Perhitungan faktor vant hoff NaCl
NaCl
M=
13
0,2973 gram
x 100
58,5 gram/mol
= 0,508 M
Faktor vant hoff (i) = v (1-(0,375) x Z1 x Z2)
1
2
= 0,508
Faktor vant hoff (i) = 2 x (1 - 0,375 x 1 x
0,508 )
= 1,465
b. Perhitungan faktor vant hoff KCl
K + + Cl-
KCl
M=
= 0,537 M
Faktor vant hoff (i) = v (1-(0,375) x Z1 x Z2)
=
1
2
= 0,537
Faktor vant hoff (i) = 2 x (1 - 0,375 x 1 x
0,537 )
= 1,45
14
3. Gambar
15
16